• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat Penimbunan Berikat

N/A
N/A
TONY R. YOISANGAJI

Academic year: 2025

Membagikan " Tempat Penimbunan Berikat"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Materi 9

Teknis Kepabeanan Cukai

Prodi DIV Manajemen Keuangan Negara

(2)

Prosedur Fasilitas

Kepabeanan

(3)

Tempat Penimbunan

Berikat

(4)

Tempat Penimbunan Berikat

bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan

tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu

dengan mendapatkan penangguhan Bea

Masuk

Gudang Berikat

Kawasan Berikat

Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

Toko Bebas Bea Tempat Lelang Berikat Kawasan Daur Ulang Berikat

Pusat Logistik Berikat

4

(5)

Pengusaha dan Penyelenggara

Pengusaha

• menimbun barang impor dan/atau barang asal TLDDP sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai

Penyelenggara

• menyediakan dan mengelola kawasan untuk kegiatan pengusahaan TPB

PT A

PT A PT B

Penyelenggara (TPB)

Pengusaha (TPB)

Pengusaha yang merangkap Penyelenggara (contoh: PDKB) Pengusahaan olehentitas yang samadengan Penyelenggara

Contoh : Dalam 1 penyelenggaraan KB dapat dilakukan 1 atau lebih pengusahaan KB

(6)

Barang di TPB

Luar Daerah Pabean TPB Lainnya

TLDDP KEK Kawasan

Bebas Kawasan

ekonomi lain 6

Luar Daerah Pabean TPB Lainnya

TLDDP KEK Kawasan

Bebas Kawasan ekonomi lain Tempat

Penimbunan Berikat

(7)

Fasilitas

Penangguhan BM, Pembebasan Cukai Tidak Dipungut PDRI

Melunasi BM, Cukai, PDRI

Pembebasan Cukai, tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM

Melunasi PPN atau PPN dan PPnBM TPB

Impor

DN

DN

DN

Pemasukan Pengeluaran

(8)

Perizinan TPB

8

Permohonan Portal INSW KPPBC

Presentasi KWBC Bisnis Keputusan

Penelitian Dokumen Pemeriksaan Lokasi Max 3 Hari →BAP

Undangan Presentasi max 3 hari sejak BAP

(9)

Dokumen Kepabeanan

9 TPB LAIN

TLDDP

KAW BEBAS

TLDDP TPB LAIN

LDP LDP

KITE

BC 2.3

BC 1.6 BC 3.0

BC 2.7

BC 2.6.2 BC 4.0

BC 2.7

BC 2.5 BC 2.6.1 BC 2.8 BC 4.1

PP FTZ-02 + PP FTZ-02 + BC 2.5

-BC 2.5/BC 4.1

(10)

Perlakuan Lartas

Ketentuan pembatasan impor belum berlaku pada saat pemasukan barang dari LDP

Ketentuan larangan tetap berlaku

Ketentuan pembatasan, berlaku pada pengeluaran bahan baku atau bahan penolong yang tidak diolah, yang pada saat pemasukannya belum dipenuhi ketentuannya

10

In Out TLDDP

LDP

(11)

Nilai Pabean di Kawasan Berikat

(12)

Tarif dan Nilai Pabean di PLB

12

Nilai Pabean berdasarkan nilai transaksi pada saat pengeluaran barang dari PLB ke TLDDP.

Klasifikasiyang berlaku atas barang pada saat pengeluaran dari PLB ke TLDDP

Pembebanan yang berlaku pada saat pemberitahuan pabean impor didaftarkan

PLB

Tarif pada saat Pemberitahuan Pabean Impor didaftarkan;

Nilai impor yang berlaku pada saat barang impor dikeluarkan dari PLB

berdasarkan ketentuan cukai yang berlaku

PLB

dihitung berdasarkanpersentasekandungan barang impor yang terkandung pada barang campuran dimaksud

untuk barang asal TLDDP yang terkandung pada barang campuran yang dikeluarkan kembali ke TLDDP

5% x harga jualbila tarif (MFN)waste/scrap5% atau lebih;

atau

Tarif x harga jualbila tarif (MFN)waste/scrapkurang dari 5%.

tujuan barang

TLDDP

Barang asal

LDP

tujuan barang

TLDDP

Barang asal

LDP

Barang asal

TLDDP

Bea Masuk PDRI Cukai

Bea Masuk dan PDRI PPN, PPnBM

BM

Dihitung berdasarkan harga jual PDRI

Pengeluaran Waste Tanpa Kegiatan Sederhana

Ada Kegiatan Sederhana

(13)

Nilai Pabean

13

PLB

X A

Y Z

B C

INVOICE X- PLB

INVOICE PLB-A

BARANG TITIPAN

BARANG KONSINYASI

: NILAI PABEAN BARANG MILIK PLB

INVOICE Y-B

BARANG MILIK B

BARANG MILIK Z

INVOICE Z-C

LDP BC 1.6 BC 2.8 TLDDP

(14)

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor

14

(15)

KITE

KITE

KITE

Pembebasan KITE

Pengembalian KITE IKM

(16)

KITE Pembebasan

16

Pembebasan Bea Masuk serta PPN

atau PPN dan PPnBM yang

terutang tdk

dipungut Olah, Rakit,

Pasang atas Impor /

Pemasukan Barang dan Bahan

Ekspor Hasil Produksi

(17)

KITE Pengembalian

Pengembalian Bea Masuk yang telah

dibayar

Olah, Rakit, Pasang atas Impor /

Pemasukan Barang dan Bahan

Ekspor Hasil Produksi

(18)

KITE IKM

Industri Kecil

• investasi max 1M

• Kekayaan bersih 50 juta s.d 500 Juta

• Penjualan Tahunan 300jt s.d 2,5 M

Industri Menengah

• Investasi 1-15M

• Kekayaan Bersih 500jt s.d 10M

• Penjualan tahunan 2,5 s.d 50M

18

Pembebasan Bea Masuk serta PPN

atau PPN dan PPnBM yang

terutang

Olah, Rakit, Pasang atas Impor /

Pemasukan Barang, Bahan, Mesin & barang

contoh

Ekspor/Peny erahan Hasil

Produksi IKM

(19)

Objek Fasilitas KITE

(20)

Kegiatan perusahaan KITE

20

(21)

Perizinan KITE

Permohonan Portal INSW KPPBC

Presentasi KWBC Bisnis Keputusan

Penelitian Dokumen Pemeriksaan Lokasi Max 3 Hari →BAP

Undangan Presentasi max 3 hari sejak BAP

(22)

Perizinan KITE IKM

22

Permohonan Portal INSW KPPBC

Presentasi Bisnis Keputusan

Penelitian Dokumen Pemeriksaan Lokasi Max 3 Hari →BAP

(23)

Pemasukan Pengeluaran Barang

LDP GB KB PLB TPPB

Kawasan Bebas Kawasan Ekonomi

Perusahaan KITE

LDP

KITE lain

(penggabungan)

PLB

(24)

Periode Fasilitas

Periode yang diberikan untuk melaksanakan realisasi ekspor sejak tanggal pemberitahuan pabean pemasukan

Maksimal 12 bulan

24

PIB Olah Rakit

Pasang Ekspor

LHPRE BCLKT

Pencairan Jaminan/Pe ngembalian

(25)

Kawasan Ekonomi

Khusus

(26)

Kawasan Ekonomi Khusus

kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu

26

(27)

Fasilitas di KEK

Fasilitas Fiskal

Fasilitas Lalu lintas barang

Fasilitas Tenaga Kerja

Fasilitas Imigrasi

Fasilitas Pertanahan

Fasilitas Perizinan

(28)

Fasilitas Kepabeanan di KEK PPh

PPN atau PPN dan

PPnBM BM dan

PDRI Cukai

28

(29)

Fasilitas kepabeanan

Penangguhan BM dan PDRI Pembebasan Cukai

Menyelengarakan IT Inventory

Mengajukan ke

KPPBC

(30)

Pemasukan dan Pengeluaran

LDP

KEK Lain TLDDP

30

LDP

KEK Lain TPB

FTZ TLDDP TPB KEK

FTZ

PPKEK PPKEK

PPFTZ BC 2.7

(31)

Kawasan Bebas

(32)

Kawasan Bebas

Kawasan bebas adalah kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean

sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai

Kawasan bebas berada dibawah pengawasan DJBC

32

(33)

Pemasukan Barang

MELALUI PELABUHAN ATAU BANDARA YANG DITUNJUK

HANYA DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA YANG MENDAPAT IZIN DARI BADAN

PENGUSAHAAN KAWASAN

DILAKUKAN PENELITIAN DOKUMEN OLEH DJBC

(34)

Pemberitahuan Pabean

34

Kawasan Bebas

Kawasan Bebas

TPB, KEK

TLDDP

LDP

PPFTZ-02 PPFTZ-01

PPFTZ-02 PPFTZ-01

PPFTZ-03

(35)

Pemasukan barang

Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari LDP diberikan:

pembebasan bea masuk,

pembebasan PPN,

tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 dan/atau

pembebasan cukai.

Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari TLDDP melalui

pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk tidak dipungut PPN

(36)

Pengeluaran Barang

Barang asal LDP yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke TLDDP wajib :

dilunasi bea masuk, PPN, dan/atau

Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Barang asal Kawasan Bebas dan TLDDP yang akan

dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke TLDDP, wajib dilunasi PPN

36

(37)

Fasilitas FTA

(38)

Fasilitas FTA

Bea cukai memberikan tarif preferensi yaitu tarif bea masuk berdasarkan perjanjian atau

kesepakatan internasional

Contoh:

○ ASEAN FTA

○ ASEAN China FTA

○ ASEAN Korea FTA

○ IC CEPA

○ IJEPA, dsb 38

(39)

Syarat Tarif Preferensi

Barang harus memenuhi kriteria origin yg dibuktikan dengan Surat keterangan Asal (SKA) atau Certificate of origin (CoO) yang telah ditandatangani oleh pejabat yg berwenang di negara asal mitra FTA;

Importir wajib mencantumkan nomor preferensi SKA dan kode fasilitas skema FTA pada PIB

Apabila beban tarif preferensi lebih tinggi dari beban tarif general (MFN), maka skema fasilitas Tarif Preferensi tidak diperlukan lagi, tarif yang digunakan tetap Tarif General;

Memenuhi Elemen utama pemenuhan Rule of Origin yang menjadi fokus penelitian oleh pejabat BC adalah : Kriteria asal barang,

Kriteria Pengiriman dan Kriteria Prosedural

(40)

Kriteria Asal Barang

Barang seluruhnya diperoleh di satu negara anggota (Wholly Obtain)

Barang tidak seluruhnya diperoleh di satu negara anggota (Not Wholly Obtain)

○ Regional Value Content dalam %

○ Change in Tariff classification

○ Barang yang diatur dalam perjanjian perdagangan

40

(41)

Penjelasan RVC

Metode Build Up

Metode Build Down

VALUE = (RVC)

Originating Material Cost

Labour Cost

Overhead

Cost Profit

Others

+ + Cost

+ +

X 100%

FOB

VALUE = (RVC)

FOB

X 100%

FOB

Non Originating Material

(42)

Penjelasan Change in Tariff

barang yang proses produksinya menggunakan Bahan Non-Originating dan seluruh Bahan Non- Originating tersebut mengalami perubahan

klasifikasi barang

Change in Tariff Classification (CTC) meliputi

○ Change in Chapter (CC),

○ Change inTariff Heading (CTH) dan

○ Change in Tariff Sub-Heading (CTSH);

42

(43)

Kriteria Pengiriman

Barang impor dikirim langsung dari Negara

Anggota yang menerbitkan SKA ke dalam Daerah Pabean.

Barang impor dikirim melalui wilayah Negara Anggota

Barang impor dikirim tidak melalui wilayah selain Negara Anggota

(44)

Kriteria Prosedural

Prosedur yang harus diikuti sesuai ROO, misalnya:

○ Prosedur penerbitan COO

○ Form COO yang telah ditetapkan

○ Tanggal penerbitan

○ Penandatangan COO

○ Prosedur jika COO rusak, hilang, salah

○ Self certification dalam COO

44

(45)

Kewenangan Bea Cukai

Penelitian atas kesesuaian COO dengan PIB atau hasil pemeriksaan fisik, yang hasilnya memberikan tarif preferensi atau tarif MFN

Melakukan verifikasi berupa retroactive check ataupun on-site verification atas keaslian dan kebenaran COO

(46)

Thanks!

Any questions?

46

Referensi

Dokumen terkait

Uji coba PDE Pemberitahuan Impor Barang Untuk Ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat (BC 2.3) dilaksanakan di beberapa Kantor Pabean yang telah mempunyai jaringan PDE Kepabeanan

Gudang Berikat adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran, pengepakan,

Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean. 9) Pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai. 10) Pelaksanaan urusan pemusnahan dan penukaran pita cukai. 11) Pemeriksaan Pengusaha

32 Tahun 2009 Tentang Tempat Penimbunan Berikat, definisi PLB adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang digunakan untuk menimbun barang asal luar daerah pabean

maupun pemanfaatan Barang Kena Pajak yang berasal dari Luar Pabean Indonesia serta perolehan dalam negeri BKP atau JKP oleh pengusaha di Pulau Bintan dan Karimun yang melakukan

(5) Pengusaha TPS di pelabuhan tempat pembongkaran dapat melakukan pemindahan lokasi penimbunan ke TPS lain dalam 1 (satu) Kawasan Pabean terhadap barang impor

(3) Dalam hal telah dilakukan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Gudang Berikat, Pengusaha Gudang Berikat, dan/atau PDGB, dalam waktu paling lama 30

1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 yang akan melakukan Penimbunan Limbah B3 pada fasilitas penimbusan akhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (3) wajib melakukan