PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN BERIKAT
PULAU BATAM, KAWASAN BERIKAT LAINNYA, TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN, DAN PENGEMBANGAN PROYEK PULAU BINTAN DAN PULAU KARIMUN
KAWASAN BERIKAT PULAU BATAM
KAWASAN BERIKAT LAINNYA
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PULAU BATAM,
BINTAN DAN KARIMUN)
PENGEMBANGAN PROYEK PULAU BINTAN DAN PULAU
KARIMUN
(1) (2) (3) (4)
Tidak Dipungut PPN/PPnBM sejak tanggal 1 Januari 2004 1. Penyerahan BKP kepada
Pengusaha sepanjang BKP tersebut digunakan untuk menghasilkan BKP yang diekspor.
2. Impor BKP yang dilakukan oleh Pengusaha sepanjang BKP tersebut digunakan untuk menghasilkan BKP yang diekspor.
Terutang PPN/PPnBM
Atas penyerahan BKP atau impor BKP selain yang dimaksud di atas dan atau penyerahan JKP di/ke KB Batam, pengenaan PPN dan atau PPnBM dilakukan secara bertahap yaitu:
1. Terhitung mulai 1 Januari 2004 atas:
a. Impor dan atau penyerahan
a. Tidak Dipungut PDRI sejak tanggal 1 April 1997
1. Impor Barang Modal atau peralatan dan peralatan kantor yang semata-mata dipakai PKB termasuk PKB yang merangkap sebagai PDKB. 2. Impor barang modal dan
peralatan pabrik yang
berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata di pakai di PDKB.
3. Impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB. 4. Pengeluaran barang dari KB
yang ditujukan kepada orang yang memperoleh
pembebasan/ penangguhan Pajak Dalam Rangka Impor
a. Tidak Dipungut PPN/PPnBM sejak tanggal 1 Oktober 2005 1. Pemasukan BKP dari DPIL ke
TPB
2. Pemasukan barang dari TPB diluar BBK ke TPB
3. Pemasukan barang dalam rangka sub kontrak dari PDKB, PDKB selain di BBK atau dari DPIL ke PDKB termasuk PPN atas jasa pekerjaan sub kontrak.
4. Pengeluaran barang asal DPIL dari TPB ke TPB lainnya 5. Pengeluaran barang asal DPIL
yang tidak diproses lebih lanjut kemudian dikembalikan (reject) dari PDKB ke DPIL sepanjang pengirim dan penerima barang di DPIL adalah perusahaan pemilik yang sama.
6. Penyerahan JKP atas
pemgerjaan reparasi/rekondisi barang asal DPIL di PDKB
Tidak Dipungut PDRI sejak tanggal 1 Januari 2004 1. Impor Barang Kena Pajak
maupun pemanfaatan Barang Kena Pajak yang berasal dari Luar Pabean Indonesia serta perolehan dalam negeri BKP atau JKP oleh pengusaha di Pulau Bintan dan Karimun yang melakukan Proyek. 2. Pengertian Proyek adalah
kegiatan dalam lingkup kerjasama ekonomi antara RI dan Singapura yang
dilaksanakan dalam rangka pengembangan: Kawasan usaha kepariwisataan
termasuk prasarana,Kawasan Industri di Pulau Batam, Kawasan pengembangan sumber-sumber air di Pulau Bintan, Kawasan penimbunan, distribusi dan pengolahan minyak bumi.
BKP berupa:
- Kendaraan Bermotor segala jenis.
- Rokok dan Hasil tembakau lainnya - Minuman yang
mengandung alkohol b. Pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam dan/atau pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam.(PPN tidak dipungut sejak tanggal 1 Januari 1995 s.d 31 Desember 2003) 2. Terhitung mulai 1 Maret 2004
Atas impor dan atau penyerahan BKP berupa segala jenis Barang elektronik yang
menggunakan tenaga baterai maupun listrik.
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak dari Kawasan Berikat Daerah Industri Pulau Batam terutang PPN sejak tanggal 19 Juli 2005
4. Selanjutnya akan ditetapkan oleh Menteri Keuangan paling
b. Tidak Dipungut
PPN/PPnBM sejak tanggal 1 April 1997
1. Pemasukan BKP dari DPIL ke PDKB untuk di olah lebih lanjut.
2. Pengiriman Barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk di olah lebih lanjut.
3. Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke
perusahaan industri di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak 4. Penyerahan kembali BKP
hasil pekerjaan subkontrak oleh PKP di DPIL atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB asal.
5. Peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak dari PDKB kepada perusahaan industri DPIL/PDKB lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal.
6. Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB diberikan perlakuan
yang dikeluarkan kembali ke DPIL.
7. Pengeluaran barang dari TPB dengan tujuan LDP
diberlakukan sebagai ekspor.
b. Tidak dipumgut PDRI sejak 1 Oktober 2005
1. Pemasukan barang dari Luar Daerah Pabean ke Tempat Penimbunan Berikat
2. Pengeluaran barang impor dari TPB ke TPB di luar BBK 3. Pengeluaran barang dari TPB
di Pulau Batam ke DPIL Pulau Batam.
4. Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL yang mendapat fasilitas tidak dipungut PDRI. 5. Pengeluaran barang dan hasil
olahan dalam rangka sub kontrak dari PDKB ke PDKB di luar BBK atau ke DPIL. Termasuk PPN atas jasa pekerjaan sub kontrak
6. Pengeluaran barang asal impor dari TPB untuk dimusnahkan di luar BBK.
fasilitas kepabeanan dan perpajakan berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2008.
4. Atas Bea Masuk, PPN dan PPnBM serta PPh Pasal 22 yang terlanjur dipungut atau dibayar pada saat peraturan ini berlaku dapat dimintakan pengembalian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
lama setiap 6 (enam) bulan perpajakan yang sama dengan perlakuan terhadap barang yang diekspor.
7. Pemasukan pengemas (packing material) dari DPIL ke KB untuk menjadi satu kesatuan dengan barang hasil olahan PDKB (sejak tanggal 20 Desember 2004).
Terutang PPN/PPnBM 1. Impor berupa
makanan/minuman untuk konsumsi dalam KB dan Barang Impor lainnya selain yang tidak dipungut seperti tersebut di atas.
2. Pengeluaran barang yang telah di olah oleh PKB kepada pihak di DPIL yang tidak memperoleh fasilitas pembebasan penangguhan Pajak dalam Rangka Impor.
a. Terutang PPN dan PPnBM 1. Pengeluaran barang dari TPB
ke DPIL.
2. Pengeluaran Barang dan/atau bahan dari PDKB ke DPIL sepanjang merupakan: a. Barang hasil olahan dari
PDKB ke DPIL yang seluruh BB berasal dari DPIL
b. Barang selain hasil olahan asal DPIL
c. Barang sisa dan/atau potongan dari hasil olahan yang bahan bakunya berasal dari DPIL. 3. Barang asal DPIL yang
direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali ke DIPL (atas komponen/sparepart yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut).
4. Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB dengan menggunakan komponen/sparepart asal DPIL yang dikeluarkan ke DPIL (atas komponen/ sparepart yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut).
b. Terutang PDRI 1. Barang asal DPIL yang
direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali ke DPIL (atas komponen/sparepart yang berasal dari LDP yang
dipasang pada barang tersebut. 2. Barang asal LDP yang
direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan ke DPIL.
3. Pengeluaran barang asal impor dari TPB di Pulau Batam ke DPIL di Pulau Batam.
4. Pengeluaran barang asal impor dari TPB ke DPIL.
5. Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL.
Keterangan:
TPB :Tempat Penimbunan Berikat yang terdiri dari KB, GB, ETP dan TBB di BBK PKB:Penyelenggara Kawasan Berikat
PDKB:Pengusaha Di Kawasan Berikat PGB :Penyelenggara Gudang Berikat PPGB:Pengusaha Pada Gudang Berikat
DPIL: Daerah Pabean Indonesia Lainnya selain DPIL Pulau Batam. DPIL Pulau Batam :DPIL di Pulau Batam
PDRI :Pajak Dalam Rangka Impor (PPN,PPnBM, BM dan PPh Pasal 22 impor) Perusahaan KITE :Perusahaan Penerima Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor.
BBK : Pulau Batam,Kawasan Bintan Industrial Estate dan Kawasan Karimun Industrial Corporation. TBB :Toko Bebas Bea
ETP :Entreport Tujuan Pameran GB :Gudang Berikat.
Peraturan yang mendasari: 1. Kawasan Berikat Pulau Batam:
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 s.t.d.d Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2005 2. Kawasan Berikat:
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 587/PMK.04/2004 3. Tempat Penimbunan Berikat di Pulau Batam, Bintan dan Karimun:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.04/2005 4. Pengembangan Proyek Pulau Bintan dan Pulau Karimun: