• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME EDWARD LE THORNDIKE DAN ALBERT BANDURA

N/A
N/A
Dhonan Thansyah13

Academic year: 2024

Membagikan "TEORI BELAJAR BEHAVIORISME EDWARD LE THORNDIKE DAN ALBERT BANDURA"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dhonn Thansyah NIM : 21012110112 Kelas : C

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME EDWARD LE THORNDIKE DAN ALBERT BANDURA

Teori Behavioristik menitikberatkan pada perubahan perilaku sebagai hasil dari proses pembelajaran. Menurut teori ini, perubahan tingkah laku dipicu oleh interaksi antara stimulus dan respons. Fokus utamanya adalah mencapai perilaku yang lebih baik melalui proses pembelajaran.

Dengan mengakui bahwa interaksi stimulus-respons memiliki peran sentral, teori ini menekankan pentingnya pembentukan perilaku yang diinginkan.

Teori Koneksionisme, yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimennya pada tahun 1890-an, menunjukkan bahwa belajar adalah hasil dari hubungan antara stimulus dan respons. Thorndike merumuskan beberapa hukum koneksionisme, termasuk Hukum Kesiapan, Hukum Latihan, Hukum Efek, dan Hukum Sikap. Prinsip-prinsip tersebut menekankan bahwa pembelajaran melibatkan proses trial dan error, pembentukan koneksi antara stimulus dan respons, dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Albert Bandura, dalam melanjutkan teori behaviorisme, mengemukakan teori belajar sosial dan teori modeling. Teori belajar sosial menjelaskan adanya interaksi timbal balik antara aspek kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan dalam membentuk perilaku manusia. Sementara itu, teori modeling melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah laku berdasarkan observasi, generalisasi pengamatan, dan melibatkan proses kognitif dalam proses pembelajaran.

Pentingnya pengenalan konsep trial dan error dalam pembelajaran, pembentukan koneksi antara stimulus dan respons, serta kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menjadi ciri khas teori koneksionisme. Seiring dengan itu, teori belajar sosial dan modeling oleh Albert Bandura menambah dimensi baru dengan menyoroti peran interaksi timbal balik antara aspek kognitif, perilaku, dan lingkungan dalam membentuk perilaku manusia. Dengan demikian, melalui

(2)

pemahaman teori-teori ini, pendekatan pembelajaran dapat diformulasikan dengan lebih baik, menggabungkan konsep-konsep behavioristik dan koneksionisme untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Integrasi prinsip-prinsip ini dapat membantu pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang mempertimbangkan aspek stimulus, respons, interaksi sosial, dan pemodelan tingkah laku.

Referensi

Dokumen terkait