• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI SOSIAL DALAM ILMU KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TEORI SOSIAL DALAM ILMU KOMUNIKASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DOSEN PENGAMPU

DR. H. SYARIFUDDIN RITONGA, MAP.

Disusun oleh: Kelompok 11

Awang Aryo Yuanda (228530107) Posma M Nababan (228530158)

TEORI – TEORI SOSIAL DALAM

ILMU KOMUNIKASI

(2)

Jika psikologi memandang manusia dalam empat konsep yaitu manusia berkeinginan, manusia berpikir, manusia mesian, dan manusia bermain, maka sosiologi memandang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi berbagai fungsi sosial atau kebutuhan sosialnya masing- masing.

Sosiologi komunikasi adalah salah satu subdisiplin sosiologi yang

mengkaji tentang berbagai aspek khusus komunikasi dalam konteks

lingkungan individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia. Ruang

lingkup sosiologi komunikasi meliputi sosiologi (hubungan antar

manusia dalam kehidupan masyarakat), komunitas (orang-orang yang

hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan), komunikasi

(penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada

komunikan atau komunikate), dan teknologi telematika (teknologi

informasi dan telekomunikasi yang digunakan dalam komunikasi

massa dan konteks komunikasi lainnya). Dengan demikian, ranah

sosiologi komunikasi meliputi komunikasi interpersonal, budaya

popular, efek media massa, proses sosial dan interaksi sosial,

teknologi digital, serta individu, kelompok dan globalisasi.

(3)

A. Teori Konstruksi Sosial

Konstruksi Sosial atas Realitas (Social Construction of Reality)

didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan

interaksi dimana individu atau sekelompok individu,

menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang

dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Teori ini berakar

pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial

sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu, yang

merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam

dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya,

yang dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak

di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya. Dalam

proses sosial, manusia dipandang sebagai pencipta realitas

sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Konstruksi

sosial merupakan teori sosiologi kontemporer, dicetuskan

oleh Peter L.

(4)

B. Teori Evolusi Sosial

Ada beberapa tokoh Sosiologi yang menjelaskan definisi perubahan sosial sebagai substansi dasar dari hal- hal yang sifatnya teoritis. Berikut penjelasannya: (Kingsley Davis) Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam

masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan dalam

hubungan-hubungan antara buruh dengan majikan. (John

Lewis Gillin) Perubahan sosial adalah suatu variasi dari

cara hidup yang diterima, akibat adanya perubahan kondisi

geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,

ideologi, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru

dalam masyarakat.

(5)

C. Teori Tindakan Komunikatif

Jurgen Habermas adalah satu tokoh terkemuka yang berasal dari Jerman. Ia membidangi banyak sekali kajian ilmu, seperti filsafat, sosial, kebudayaan dan politik. Dari banyaknya kajian tersebut, perjuangan Habermas yang tidak bisa dilewatkan yakni mengenai potensi komunikasi manusia yang kemudian disebutnya sebagai praksis komunikatif atau tindakan komunikatif. Habermas menegaskan bahwa masyarakat itu komunikatif, sehingga dalam proses berkehidupan yang terdiri dari kepribadian, masyarakat dan kebudayaan hanya dapat dirasionalisasi lewat adanya tindakan komunikatif (Sudrajat, t.t.). Secara definitif, tindakan komunikatif sendiri bisa dipahami sebagai sebuah tindakan interaktif yang dipengaruhi oleh aturan tertentu, menghasilkan kesepakatan bersama, berupa pemenuhan tujuan dan pemahaman yang sifatnya timbal balik dari masing-masing anggota atau partisipan komunikasi (A., 2013). Adapun dalam memahami teori tindakan komunikatif Habermas, ada empat klaim yang mesti kita ketahui. Pertama, klaim kebenaran. Klaim ini berkaitan dengan kesepakatan anggota komunikasi berkaitan dengan apa yang dianggap alamiah dan objektif.

Kedua, ketepatan. Klaim ini berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang disepakati. Ketiga, kejujuran atau autentisitas. Klaim ini merujuk pada kesesuaian isi, ekspresi seseorang dengan dunia batiniyahnya. Keempat, komprehensibilitas.

Klaim ini berhubungan dengan kemampuan seseorang menjelaskan apa-apa yang diutarakan sehingga bisa mencapai kesepakatan bersama. Keempat klaim ini juga disebut sebagai kompetensi komunikasi, yang mana harus mampu dicapai oleh seseorang yang melakukan praktik komunikasi (Setyowati, 2016).

(6)

D. Teori Tindakan

Dalam teori aksi ini yang mempelopori adalah Weber, meskipun nantinya banyakdisempurnakan dan di kembangkan oleh Parson. Teori ini juga seringkali disebut teori tindakan, Ia memulai gagasan-gasannya berangkat dari paradigma definisi sosial dan berlatar belakang filsafat humanis. Secara garis besar, Weber memang menentang adanya stuktur sosial dan memisahkannya dengan pranata sosial. Perkembangan suatu hubungan bisa berlanjut dan dijelaskan melalui apa yang menjadi tujuan dari manusia melakukan hubungan sosial. Dia menganggap bahwa jika kita hanya berfokus pada manusianya yang tunduk terhadap stuktur, maka manusia itu adalah kaku dan mengabaikan prinsip tindakan manusia itu sendiri, padahal setiap tidakan dan perilaku individu atas hubungan sosial yang dia bangun terhadap orang lain memiliki maknanya masing-masing.  

Teori aksi mencapai puncaknya pada tahun 1940, melalui karya Florian Znaniecki, The Method of Sosiology (1934) dan Social Actions (1936), Robert M Mac Iver, sociology : Its Structure and Change (1931), Talcot Parsons, The Structure of Social Action (1937). Mereka adalah sosiolog berlatar belakang Eropa dan mereka pulalah yang mengembangkan teori aksi ii di Amerika. Hinkle berpendapat bahwa sebelum ini Amerika dipengaruhi oleh Comte, Spencer dll. Hinkle juga berpendapa setelah 1930 mereka apara cendekiawan dipengaruhi oleh teori aksi Pareto, Durkheim dan lebih-lebih oleh Weber. Namun demikian, ide-ide dalam sosiologi di Amerika mula- mula dipelopori oleh teori aksi (Ritzer: 1980, p. 53)

(7)

E. Teori Fenomenologi

Fenomenologi secara etimologi berasal dari kata

"phenomenon" yang berarti realitas yang tampak, dan

"logos" yang berarti ilmu. Sehingga secara Tujuan

utama fenomenologi adalah mempelajari bagaimana

fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran dan dalam

tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai

atau diterima secara estetis. Fenomologi mencoba

mencari pemahaman bagaimana manusia

mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting,

dalam kerangka intersubjektivitas. Secara terminologi

fenomenologi adalah ilmu berorientasi untuk dapat

mendapatkan penjelasan tentang realitas yang

tampak.Fenomena yang tampak adalah refleksi dari

realitas yang tidak berdiri sendiri karena ia memiliki

makna yang memerlukan penafsiran lebih lanjut.

(8)

F. Teori Dramaturgi

Teori dramaturgi Erving Goffman merupakan teori

yang menjelaskan bahwa dalam berinteraksi satu

sama lain sama halnya dengan pertunjukan

sebuah drama. Di mana manusia menjadi aktor

dalam menampilkan segala sesuatu untuk

mencapai tujuan tertentu melalui drama yang

dilakukannya. Identitas seorang aktor akan dapat

berubah tergantung dengan siapa ia sedang

berinteraksi. Dramaturgi tidak memandang pada

apa yang orang lakukan, atau mengapa mereka

melakukan, melainkan bagaiamana mereka

melakukaknya.

(9)

G. Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial merupakan teori komunikasi dalam ilmu sosial. Teori pertukaran sosial menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat 3 unsur. Yakni unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Dalam teori pertukaran sosial menjelaskan tentang bagaimana seseorang memandang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri orang tersebut terhadap keseimbangan antara apa yang diberikan kedalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu. Sudut pandang teori pertukaran sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang dia terima.

Contoh Penerapan Teori

Sebagai contoh dari teori tersebut yang ada dalam Universitas Darussalam Gontor. Pada suatu ketika seorang mahasiswa merasa bahwa setiap teman yang ada dikelasnya berusaha untuk memperoleh sesuatu darinya. Pada saat itu juga tentunya ia akan selalu memberikan apa yang teman-temannya butuhkan darinya. Hal ini justru akan terjadi sebaliknya ketika mahasiswa tersebut membutuhkan sesuatu dari temannya. Karena setiap individu menjalin hubungan, mempunyai tujuan untuk memperhatikan satu sama lain.

Individu tersebut pasti diharapkan dapat berbuat sesuatu bagi sesamanya.

(10)

H. Teori Organisasi

Teori organisasi adalah teori yang dipakai

dalam mempelajari proses kerja sama

antarindividu, hakikat kelompok di dalam

organisasi dalam mencapai tujuan hingga

berbagai cara yang dipakai dengan

menggunakan teori untuk bisa menjelaskan

bentuk tingkah laku. Layaknya motivasi,

seorang individu dalam melakukan proses

kerja sama dalam sebuah organisasi.

(11)

I. Teori Konflik

Teori konflik adalah teori yang memandang

bahwa perubahan sosial tidak terjadi

menempuh proses penyesuaian nilai-nilai

yang membawa perubahan, tapi terjadi yang

belakang sekali suatu peristiwa hal telah

tersedia konflik yang menghasilkan kompromi-

kompromi yang beda dengan kondisi

semula.  Teori konflik juga mengatakan

bahwa konflik itu perlu agar terciptanya

perubahan sosial.

(12)

J. Teori Interaksi Simbolik

Interaksi adalah istilah dan garapan sosiologi,

sementara simbolik merupakan garapan

komunikologo atau ilmu komunikasi. Seperti yang

sedikit dijelaskan di atas bahwa teori

interaksionisme merupakan salah satu teori yang

banyak digunakan dalam penelitian sosiologi,

makna sosial diperoleh melalui proses interpretasi

dan komunikasi terhadap simbol-simbol di

lingkungan sekitar. Dasar dari teori interaksionisme

simbolik adalah teori behaviorisme sosial, yakni

memusatkan diri sendiri pada interaksi alami yang

terjadi antara individu dalam masyarakat dan

sebaliknya, masyarakat dan individu.

(13)

K. Teori Struktur

Kemunculan teori strukturation oleh Anthony Giddens, merupakan tanggapan terhadap klaim post-strukturalis. Strukturasi menyatakan manusia memiliki kemampuan membuat struktur dan secara sukarela menentukan struktur untuk mereka sendiri, artinya manusia memiliki kebebasan penuh untuk membangun lingkungan hidup sendiri.

Salah satu nomenklatur khas dalam teori

strukturasi adalah hubungan manusia

sebagai "agency" terhadap "struktur" atau

institusi.

(14)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough

ASSEMBLY - 15th session Agenda item 12 IMO RESOLUTION A.62415 adopted on 19 November 1987 GUIDELINES ON TRAINING FOR THE PURPOSE OF LAUNCHING LIFEBOATS AND RESCUE BOATS FROM SHIPS