SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS.". Pengaruh Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Disiplin Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros” dapat teratasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Supeno, Imam Suseno, Ira Miranti (2017) juga menemukan adanya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru bahasa Inggris. Artinya, dimensi kedisiplinan guru dapat meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pengajar dan pendidik.
Research Gap
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMPN 3 Rancaekek adalah simultan. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (4) Lingkungan kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (5).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh arahan demokrasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru sekaligus terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Manfaat yang Diharapkan
Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di kecamatan tanralili kabupaten maros. Untuk menganalisis pengaruh disiplin guru terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Penelitian Terdahulu
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru secara bersama-sama sebesar 76,9 persen. Analisis hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan disiplin kerja dengan kinerja guru sekolah menengah negeri di Kabupaten Nias Utara.
Kajian Pustaka
- Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah 1. Pengertian
- Fungsi Kepemimpinan
- Tipe Kepemimpinan Demokratis
- Indikator Kepemimpinan Demokratis
- Motivasi Kerja Guru 1. Pengertian
- Jenis-Jenis Motivasi
- Indikator motivasi kerja
- Disiplin Guru 1.Pengertian
- Indikator Disiplin Guru
- Kinerja Guru 1.Pengertian
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
- Indikator untuk mengukur kinerja guru
Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekarto Indrafachrudi bahwa dengan demikian akan terjalin kerjasama antara kepala sekolah dengan guru dan staf lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Pengawas dianggap sebagai bapak, kakak atau kakak yang dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya. Tekanan sosial dan kontrol sosial yang diberikan oleh setiap anggota kelompok kepada sesama anggota lainnya memaksa semua anggota untuk berperilaku sesuai dengan norma kelompok.
Secara konseptual Wardana (2008) motivasi kerja memiliki hubungan yang penting dengan kinerja guru, hal ini berarti motivasi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja seorang guru, sebagai tenaga profesional pendidikan, guru memiliki motivasi kerja yang berbeda satu sama lain dengan guru lainnya. Faktor higiene merupakan faktor eksternal, seperti kebijakan administrasi, pengawasan, hubungan dengan rekan kerja, gaji, rasa aman dalam bekerja, kehidupan pribadi, kondisi dan status kerja.Motivasi kerja guru merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja guru.guru karena itu adalah pimpinan utama agar setiap guru melaksanakan tugas keprofesiannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga didukung oleh konsep Nana Sudjana bahwa kinerja guru sebagai pengajar dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensinya dalam melaksanakan tugas.
Kerangka Konsep Penelitian
Pengelolaan satuan pendidikan oleh kepala sekolah mempunyai fungsi strategis yang menentukan berhasil tidaknya program yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peningkatan efektivitas guru harus selalu diperhatikan baik melalui upaya sekolah dan dinas pendidikan, maupun melalui perbaikan yang dilakukan secara mandiri. Motivasi akan timbul dalam diri guru apabila ada perhatian, kepatutan, kepercayaan dan kepuasan dari kepala sekolah serta kelancaran komunikasi antara guru dengan kepala sekolah dan guru dengan guru, sehingga kondisi tersebut meningkatkan kinerja.
Kinerja seorang guru adalah hasil kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Uno & Lamatenggo, 2012 bahwa kinerja guru diukur dengan lima indikator yaitu (1) Kualitas kerja merupakan hasil kerja guru. Mengacu pada konsep kepemimpinan demokratis kepala sekolah menurut Sudarwan Danim (2012:76), indikatornya antara lain: (1) beban kerja organisasi merupakan tanggung jawab bersama, (2) pemimpin menganggap bawahan sebagai komponen pelaksanaan dan harus diberi tugas dan tanggung jawab. tanggung jawab secara holistik, (3) disiplin, namun tidak kaku, jika menyelesaikan masalah secara bersama-sama, (4) kepercayaan yang tinggi terhadap bawahan sehingga tidak meninggalkan tanggung jawab pengawasan, dan (5) komunikasi bersifat terbuka dan dua arah.
Hipotesis Penelitian
Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru mengacu pada konsep Sudarwan Danim antara lain: (1) beban kerja merupakan tanggung jawab bersama, (2) memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap bawahan, dan (3) komunikasi bersifat terbuka dan dua arah. Motivasi kerja guru adalah dorongan dan kekuatan yang diperoleh guru baik dari dalam maupun dari luar untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru mengacu pada konsep Uno (2013) yaitu: (1) kompensasi yang menarik, (2) keamanan karir dan (3) otonomi dalam tindakan.
Disiplin guru adalah kondisi guru yang melalui sikap dan perilakunya, mengikuti dan menghormati semua tata tertib sekolah dan kesepakatan dengan warga sekolah, dilaksanakan sepenuhnya dalam perwujudan tujuan pembelajaran. Indikator yang digunakan mengacu pada konsep Hasibuan (2011) yaitu: (1) etos kerja, (2) ketaatan pada peraturan dan (3) kemauan bekerja sama. Kinerja guru merupakan hasil kerja guru dalam memenuhi tujuan dan sasaran yang diberikan kepadanya, baik dalam proses pengajaran maupun dalam aspek lain yang berkaitan dengan tujuan, visi dan misi sekolah.
Pendekatan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Jumlah SD di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros sebanyak 20 sekolah sedangkan populasi guru sebanyak 161 orang. Teknik pengambilan sampel populasi yang ada menggunakan metode sampling yaitu penggunaan probability sampling dengan teknik Stratified Sampling secara acak yang lain: atau bertingkat antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, yang merupakan “rank order”. Sementara itu, ulasan Ghozoli, I menyatakan bahwa jika dilakukan analisis multivariat dalam penelitian (misalnya korelasi atau regresi berganda), jumlah anggota sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti.
Berdasarkan kerangka penelitian terdapat 4 variabel yaitu: (1) 3 indikator kepemimpinan demokratis kepala sekolah, (2) 3 indikator motivasi kerja guru, (3) 3 indikator kedisiplinan guru, dan (4) 3 variabel disiplin guru Terdapat 4 indikator kinerja guru, sehingga jumlah keseluruhan indikator dalam penelitian ini adalah 13 indikator.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dokumentasi dengan menggunakan data profil sekolah, karakteristik guru, dan data lain yang berkaitan dengan kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja guru, disiplin guru, dan kinerja guru.
Jenis dan Sumber Data
Instrumen Penelitian
- Uji validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
- Uji asumsi Dasar
- Uji asumsi Klasik a. Uji autokorelasi
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan linier atau tidak secara signifikan dengan menggunakan uji korelasi. Adapun syarat uji pada taraf signifikansi dengan nilai p˃ alpha sebesar 0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 20.0 berarti persamaan tersebut tidak linier. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya dalam model regresi.
Uji normalitas dalam model regresi digunakan untuk menguji apakah residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan dari asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu varian dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linier antar variabel bebas dalam model regresi.
Skala Pengukuran Variabel
Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier
- Uji Hipotesis Secara Simultan
Ho ditolak jika nilai hitung statistik uji (thitung) berada dalam kisaran penolakan Ho, dimana t hitung > t-tabel atau nilai sig < α. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:40). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja guru dan disiplin guru secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat (Ghozali, 2013:40).
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel yang berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil Penelitian
- Deskripsi Obyek Penelitian
- Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh hasil bahwa dari 65 responden sebagian besar adalah perempuan yaitu 53 orang (81,53%), sedangkan sisanya 12 orang (18,46%) adalah responden laki-laki.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Berdasarkan Usia
Analisis Persepsi Responden terhadap Variabel Penelitian
Responden Berdasarkan Peghasilan
Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Data
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketelitian dan ketelitian suatu alat ukur dalam pelaksanaan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Nilai r-tabel dihitung dengan menggunakan analisis df (derajat kebebasan) yaitu rumus df = n–2 dimana n adalah jumlah responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi pada semua item pernyataan dinyatakan valid karena nilainya lebih dari 0,254, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas pada item pernyataan secara keseluruhan dinyatakan data. sah.
Hasil Uji Reliabilitas Data
- Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan perhitungan hasil uji reliabilitas masing-masing variabel dengan menggunakan program SPSS versi 25, terlihat bahwa semua variabel reliabel dan cukup variabel.
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
- Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Uji Statistik a. Uji F
H0 : Kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. H1: Kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja, dan disiplin guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. H0 : Kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
H1: Kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa nilai thitung variabel kepemimpinan demokratis kepala sekolah (X1) sebesar 2,079 lebih besar dari 1,99 (thitung > ttabel), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti kepemimpinan demokratis kepala sekolah berpengaruh secara parsial guru. pertunjukan. Berdasarkan Tabel 18 diketahui nilai thitung variabel disiplin guru (X3) sebesar 2,115 lebih besar dari 1,99 (thitung > ttabel), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti disiplin guru berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru.
Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
- Pembahasan Penelitian
- Simpulan
- Implikasi
- Saran
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Pengaruh serentak variabel kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa 67,8% kinerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru.
Secara parsial motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Secara parsial disiplin guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Artinya peningkatan kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 67,8%.
Dari hasil penelitian secara simultan menunjukkan pengaruh gabungan variabel kepemimpinan demokratis kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin guru terhadap kinerja guru sebesar 67,8%. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel lain yang secara positif dan signifikan dapat mempengaruhi kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.