Judul: Wergerandina wateyên Qurana Pîroz Karya Mihemed Teqî-ud-Dîn el-Hîlalî û Mihemed Muhsîn Xan (Kajan Epistemologi Tefsir). Judul Skripsi: Wergera Wateyên Qurana Pîroz Karya Muhammed Taqi-ud-Din el-Hilâli û Muhammed Muhsin Khan (Kajian Epistemologi Tefsir). Skripsi/ Tugas Akhir dengan judul: Wergera Wateya Qurana Pîroz Karya Muhammed Taqi-ud-Din el-Hilâli dan Muhammed Muhsin Khan (Kajian Epistemologi Tefsir).
Sahiron Syamsuddin dan Bapak Afdawaiza, S.Ag, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bapak Afdawaiza, S.Ag, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang tidak kenal lelah menerima keluhan dari mahasiswa bimbingannya, dan selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan disertasi ini. Bapak Ahmad Rafiq, S.Ag, M.Ag, selaku pembimbing skripsi yang selalu siap meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan membimbing skripsi penulis untuk penyempurnaan.
Segenap dosen Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang selalu memberikan informasi kepada mahasiswa dalam setiap mata pelajaran yang diampunya.Kepala Tata Usaha beserta seluruh jajarannya serta seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang selalu membantu penulis mengurus Kartu Rencana Studi (KRS) dan berbagai keperluan akademik lainnya. Pimpinan dan pegawai Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas segala pelayanannya yang serius dan sigap sehingga memudahkan penulis dalam meminjam buku apa pun yang dibutuhkannya.
Keluarga besar Pondok Pesantren Daarul Amanah (Singawada), Pondok Pesantren al-Ghazali al-Salafi (Kumbung) dan Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur'an al-Madani (Kuningan), atas ilmu yang diberikan ke data siswa Anda.
Konsonan Tunggal
Konsonan rangkap karena tasydi>d ditulis rangkap
Vocal pendek
Vocal panjang
Vocal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof
Huruf besar
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya
Al-Qur'an adalah teks keagamaan utama ajaran Islam, diyakini sebagai Kalamullah (kalimat Tuhan). Al-Qur'an dikenal dan dihormati sebagai karangan terbaik (dalam arti sederhana) dalam bahasa Arab dibandingkan dengan sastra Arab lainnya. Umat Islam juga meyakini bahwa Al-Quran yang mereka lihat dan baca saat ini sama persis dengan Al-Quran pada masa Nabi SAW.
Sebagai teks progresif, Al-Qur'an tentu saja tidak bisa berbicara sendiri, namun ia menuntut hal tersebut. Al-Qur'an ini termasuk dalam kategori wahyu yang dapat dibaca (al-wah}y al-maqru>'). Jika manusia mempunyai semangat progresif yang besar, maka Al-Quran akan menjadi kitab yang progresif.
Sebaliknya jika Al-Qur'an dipahami dan ditafsirkan secara kaku, maka Al-Qur'an akan kehilangan vitalitasnya sebagai wahyu yang progresif dan memerdekakan. Penjelasan di atas bukan berarti membatasi universalitas Islam dan Al-Qur'an yang ditujukan kepada masyarakat Arab saat itu. Di antara terjemahan dan tafsir Al-Qur'an adalah Terjemahan Makna Al-Qur'an yang Mulia karya Muhammad Taqî-ud-Dîn al-Hilâlî dan Muhammad Muhsin Khan.
Sedangkan untuk Al-Qur'an yang Mulia, model tafsirnya disajikan dalam bentuk catatan kaki seperti yang digunakan dalam Al-Qur'an dan Terjemahannya oleh Departemen Agama.7. Sebagian ulama melarang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa non-Arab, seperti al-Qat}t}a>n. Adapun wacana metodologi penafsiran Al-Qur'an bukanlah fenomena baru dalam perjalanan sejarah Islam.
11 Ahmad Syukri Shaleh, “Menelusuri Metodologi Tafsir Al-Qur’an: Dari Klasik ke Kontemporer”, Jurnal Innovatio, Vol. Lihat juga, Abdullah Seed, Menafsirkan Al-Qur'an Menuju Pendekatan Kontemporer (New York: Routledge, 2006), hal. Pendekatan kontekstual ini memungkinkan adanya ruang lingkup yang lebih luas terhadap penafsiran Al-Qur'an dan mempertanyakan validitas (penafsiran) para ulama sebelumnya.
Padahal, dalam teks asli Al-Qur'an yang Mulia, tidak ada terjemahan bahasa Indonesianya. Seperti disebutkan sebelumnya, The Noble Qur'an adalah buku tafsir dan terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris.
Rumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
Telaah Pustaka
Musaji berpendapat bahwa terjemahan Al-Qur'an karya al-Hilâlî dan Khân merupakan terjemahan yang paling ekstrem dan penuh penyimpangan. Khaleel menyatakan, sebagai kitab kontemporer, tafsir Al-Qur'an yang Mulia sudah selayaknya dapat diterapkan oleh pembaca masa kini. 23 Sheila Musaji, "Terjemahan Al-Qur'an Hilali-Khan" di www.theamericanmuslim.org, diakses 19 Maret 2013.
Salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa dalam sejarah penafsiran Al-Qur'an telah terjadi pergeseran paradigma yang dapat dipetakan ke dalam tiga periode. Al-Qur'an merupakan rujukan ilmu-ilmu yang disebutkan secara khusus oleh Allah SWT, sehingga bersifat universal dan abadi.26. Menurut penulisnya, T{aba>t}aba>'i> ingin menunjukkan dalam bukunya: pertama, bagaimana Al-Qur'an berbicara sendiri tanpa dipengaruhi oleh konsepsi manusia.
Disertasi Muhammad Helmi berjudul: Al-Qur'an: Teks, Terjemahan dan Tafsir oleh Abdullah Yusuf Ali. 28 Zubaeri, “Epistemologi Al-Quran dalam kitab al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n karya M.H. Sumber penafsirannya adalah Al-Qur'an, si>rah, asba>b al-nuzu> l, Alkitab, temuan ilmiah dan buku interpretasi klasik.
Kelemahan Al-Qur'an adalah kurangnya pengutipan hadits, penomoran ayat dan penggunaan Alkitab yang berlebihan.29. Disertasi Lis Safitri berjudul: Pesan Al-Qur'an (kajian penerjemahan dan metodologi tafsir). Sumber penafsirannya adalah Al-Quran, hadis, tafsir klasik, si>rah, asba>b al-nuzu>l, Alkitab dan temuan-temuan ilmiah.
29 Maulana Helmi, “Al-Qur'an: Teks, Terjemahan dan Tafsir Abdullah Yusuf Ali", Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Ilmu Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. 30 Lis Safitri, “Pesan Al-Qur'an an an an (Kajian Penerjemahan dan Metodologi Tafsir)”, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Ilmu Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan pada kajian Al-Qur’an yang Mulia dengan menggunakan pendekatan epistemologis interpretasi yang meliputi sumber, metode dan validasi.
Metode Penelitian
Sumber Data
Kemiripan lainnya terdapat pada tesis buku karya Lis Safitri, Muhammad Helmi, Zubaeri, Saudah, dan Abdul Mustaqim yang mengkaji perkembangan epistemologi interpretatif.
Jenis Penelitian
Metode dan Pendekatan
Al-Qur'an al-Hilâlî dan Khân dalam terjemahan makna Al-Qur'an yang Mulia. Pendekatan epistemologis merupakan upaya untuk menggali hakikat dan kebenaran ilmu pengetahuan, yang meliputi: sumber ilmu pengetahuan, metode ilmu pengetahuan dan validitas ilmu pengetahuan. Namun jika ditarik ke dalam kajian penafsiran, pendekatan ini menjadi pendekatan epistemologis terhadap penafsiran, meliputi sumber penafsiran, metode penafsiran, dan validitas penafsiran.
Sistematika Pembahasan
Kajian garis besar epistemologi penafsiran Al-Qur'an ini dilakukan karena berkaitan erat dengan pembahasan pada bab berikutnya. Hubungan tersebut tercermin dalam pembahasan sejarah tumbuh dan berkembangnya tafsir dari zaman klasik hingga modern, yang membahas tentang sumber, metode, dan keabsahan tafsir yang berkembang dan digunakan pada setiap masa. Bab ketiga membahas tentang penerjemahan makna-makna Al-Quran melalui tinjauan historis-epistemologis.
Bab ini akan membahas tentang biografi Muhammad Taqî-ud-Dîn al-Hilâlî dan Muhammad Muhsin Khân, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji Terjemah Makna Al-Qur'an dari sudut pandang sejarah dan epistemologis. Sumber tafsir dalam Terjemahan Makna Al-Qur'an yang Mulia antara lain: Al-Qur'an, Hadits Nabi SAW, Tafsir Kitab Klasik, Kitab Syarah, Kitab Tarikh, Ijtihad dan Isra> ' i>liyya>t. Meskipun secara kuantitatif sumber-sumber tersebut didominasi oleh teks-teks keagamaan, namun dalam praktiknya sebagian besar didominasi oleh refleksi teologis.
Metode penafsiran yang digunakan oleh al-Hilâlî dan Khân adalah metode ijma>li> (global), yaitu mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an hanya secara global atau hanya mengambil makna universalnya saja. Menurut teori ini, penafsiran al-Hilâlî dan Khân konsisten dalam konstruksi proposisi perantaranya. Hal ini terlihat ketika mengkaji aspek muna>sabah ayat-ayat, baik muna>sabah dalam surah yang sama maupun antar surah yang berbeda.
Namun ketidakkonsistenan penafsiran mereka terlihat ketika menafsirkan ayat-ayat mutasya>biha>t, dimana mereka tidak menafsirkan seluruh ayat dalam kategori ini. Menurut teori ini, penafsiran al-Hilâlî dan Khân terhadap beberapa ayat kauniyyah dapat dikatakan sesuai atau konsisten dengan fakta ilmiah, meskipun tidak dapat digeneralisasikan dan diterapkan pada seluruh ayat kauniyyah dalam Al-Qur'an. Namun contoh tafsir surat al-Saffa>t ayat 5 sudah cukup untuk menjadikannya sebagai tafsir ilmiah.
Saran
Zaka Alfarisi (dkk.), Asba>bun Nuzu>l: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat al-Qur’an. Qas}i>dat Nassabu>ni>ila>al-Wahha>b: al-Qas}i>dah al-Ba>'iyah‛ dalam www.alhilali.net. Epistemologi Qur’ani Dalam Kitab al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n Karya M.H.