Term of Reference (Kajian Diskusi Judicial Review)

(1)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(BRANCH EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)

CABANG MANADO

Sekretariat: Jl. Sea, Lorong Batu Lamo, Kel. Malalayang Satu Timur, Kec. Malalayang Email: [email protected], Tlp. (085388688879).

Term of Reference (ToR)

Menakar Kekuatan Hukum Judicial Review Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam Membentuk Produk Hukum.

1. Latar Belakang

Judicial review atau hak uji perundang-undangan merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk menguji kesahihan dan daya laku produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif, maupun yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku baik secara formil maupun materil. Kewenangan pengujian peratuan perundang-undangan atau judicial review di indonesia terbagi pada dua lembaga yang berwenang menguji peraturan perundang-undang yakni Mahmakah Konstitusi dan Mahkamah Agung,

(2)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

Kewenangan lembaga Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam menguji peraturan perundang-undangan telah di cantumkan dalam Pasal 24A dan 24C Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pertama yakni Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk menguji Undang-undang terhadap UUD 1945. Kedua Mahkamah Agung diberikan kewenangan menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang.

Pengujian peraturan perundang-undangan di Indonesia mempunyai tujuan yang tidak lain untuk memberi jaminan bagi tiap warga negara agar setiap produk hukum berupa peraturan perundang-undangan di Indonesia membawa kemaslahatan bagi masyarakat secara luas, di satu sisi bertujuan agar produk hukum yang di hasilkan oleh lembaga-lembaga negara khususnya legislatif sebagai Lembaga pembentuk undang-undang tidak dilaksanakan secara ugal-ugalan dan asal-asalan yang kemudian menanggalkan prosedur-prosedur hukum yang ada.

(3)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

Dan yang terpenting agar produk hukum yang dihasilkan juga tidak merugikan warga negara secara materil sehingga diberikan hak kepada warga negara untuk mengajukan judicial review atau menguji suatu peraturan perundang-undangan di Mahkamah Konstitusi maupun Mahkamah Agung. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) angka pengujian peraturan perundang-undangan dan telah di putuskan oleh Mahkamah Konstitusi mencapai 202 perkara selama tahun 2023, sedangkan data yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung terdapat 52 pengajuan perkara judicial review dan telah di putuskan sepanjang 2023.

Akan tetapi realitasnya beberapa kasus putusan judicial review yang hasilkan oleh Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung melahirkan suatu problematika ketatanegaraan pasca putusan judicial review dikeluarkan. Misalnya pada beberapa waktu yang lalu hangat dibicarakan yakni gugatan perkara judicial review mengenai syarat usia pendaftaran calon kepala daerah dalam pencalonan kepala daerah (Gubernur) yang masing-masing di ajukan melalui Mahkamah Konstitusi dengan Putusan Judicial Review Nomor70/PUU-XXI/2024 yang dimana

(4)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

dalam amar putusan Mahkamah menolak mengubah syarat usia pencalonan calon kepala daerah dan harus sesuai dengan Pasal 7 Ayat 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada begitupun dengan aturan turunannya.

Sedangkan Mahkamah Agung dengan Nomor 23 P/HUM/2024, Pemohon yang mengajukan judicial review, menguji Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) sebagai aturan turunan Pasal 7 Ayat 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 mengenai syarat usia pencalonan kepala daerah, aturan teknis tersebut mengatur syarat usia pencalonan kepala daerah dihitung 30 tahun sejak mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah. Dan melalui putusannya Mahkamah Konstitusi mengubah syarat usia pencalonan kepala daerah dihitung sejak pelantikan ketika kepala daerah telah terpilih.

Dua putusan yudicial review diatas kemudian menjadi polemik ketika Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merevisi Undang-undang Pilkada tanpa mengindahkan putusan judicial review

(5)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

Mahkamah Konstitusi dan menggunakan putusan Mahkamah Agung sebagai rujukan bagi open legal policy yakni Lembaga Pembentuk Undang-undang dalam hal ini DPR RI, ditambah lagi revisi undang-undang pilkada disinyalir memuat kepentingan-kepentingan politis dan melenakan kepentingan rakyat sehingga dari putusan kedua putusan judicial review diatas menimbulkan banyak pertanyaan dan kebingungan bagi masyarakat awam dan juga bagi para pelajar yang mempelajari hukum, sehingga diperlukan sebuah kajian diskusi lebih mendalam untuk membahas polemik-polemik ketatanegaraan ketika putusan judicial review pada tingkatan pengujian peraturan perundang-undangan di Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dihadapkan pada kasus-kasus yang senada.

2. Tujuan

Mempelajari sekaligus memahami pembagian kewenangan pengujian peraturan perundang-undangan oleh Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung baik uji materil maupun

(6)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

formil. Kemudian mengkaji landasan keilmuan kenapa adanya judicial riview dalam negara hukum khusunya di Indonesia serta mengetahui penggunaan putusan judicial review apabila dihadapkan pada dua putusan gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam upaya menguji suatu norma yang senada, in casio: Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/PUU-XXI/2024 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 23 P/HUM/2024 sehingga memberi pencerahan putusan mana yang seharusnya/idealnya digunakan berdasarkan hukum ketatanegaraan yang berlaku di Indonesia dalam upaya membentuk produk hukum yakni Peraturan perundang-undangan.

Kemudian tujuan yang paling utama adalah untuk menjalin silaturahmi antara seluruh unsur terkait dalam hal ini organisasi eksternal, civitas akademika, dan akademisi, serta demi meningkatkan kapasitas pemahaman peserta diskusi khususnya LKBHMI guna terciptanya masyarakat yang peka terhadap isu hukum yang menyangkut negara dan bangsa serta mampu menjawab problematika yang hari ini sedang dialami masyarakat.

(7)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

3. Metode Pembelajaran/Pembekalan

Metode pembelajaran yang digunakan yakni pembelajaran interaktif dan edukatif yakni dengan teknik pembelajaran yang dilakukan dengan metode komunikasi satu arah maupun dua arah sehingga merangrang rasa ingin tahu peserta, membentuk nalar kritis peserta, dan mampu menyampaikan gagasan pikiran dari topik pembahasan kajian diskusi.

4. Pihak Penyelenggara

Kajian Diskusi ini dilaksanakan oleh Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Himpunan Mahsiswa Islam (LKBHMI) Cabang Manado Periode 2023-2024.

5. Jadwal dan Tempat Hari : Jumat

(8)

PENGURUS

LEMBAGA KONSULTASI BANTUAN HUKUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

Tanggal : 4 Oktober 2024 Pukul : 19:00 – 21:00.

6. Penutup

Demikian Term of Reference (TOR) untuk kegiatan Kajian Diskusi Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Himpunan Mahasiswa Islam (LKBHMI) Cabang Manado dengan Tema

“Menakar Kekuatan Hukum Judicial Review Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam Membentuk Produk Hukum”. Sekian, dicapkan banyak terimakasih.