• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes Proyeksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tes Proyeksi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Tes Proyeksi

(2)

• Proyeksi adalah suatu istilah yang sekarang ini banyak digunakan dalam

psikologi klinis, psikologi dinami psikologi sosial. Psikologi proyektif merupakan dasar dari berbagai macam bentuk proyeksi termasuk tes-tes proyektif yang bersifat verbal maupun non verbal. Istilah proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Freud pada awal-awal tahun 1894 dalam tulisannya “The Anxiety

Neurosis" yang mengatakan bahwa: "Jiwa manusia memilik potensi untuk

mengembangkan kecemasan yang neurotis disaat dirinya merasa tidak mampu mengatasi rangsang- rangsang atau gairah-gairah seksual. Hal itu seolah-olah telah memproyeksikan gairah-gairah ini ke dalam dunia luar".

• Pada tahun 1896 dalam tulisan "On The Defense Neuropsychosis" Freud

menyampaikan elaborasi lebih jauh mengenai konsep proyeksi. Secara eksplisit Freud mengatakan bahwa proyeksi merupakan proses pelampiasan keluar

dorongan-dorongan, perasaan-perasaan, dan sentimen-sentimen yang ada

pada diri individu ke orang lain atau dunia luar sebagai proses yang sifatnya

defensif dan individu tidak menyadari fenomena yang terjadi pada dirinya ini.

(3)

• Freud memberi contoh elaborasi tersebut melalui kasus Schreber (penderita paranoid yang memiliki kecenderungan homoseksual).

Karena ada tekanan dari super ego yang tidak memperbolehkan pria mencintai pria terjadi reaksi formasi mentransferkan suatu sikap "I love him" menjadi "I hate him" (proyeksi benci yang sebenarnya

cinta). "I hate him" masih ada kelanjutannya menjadi "He hates me".

• Konsep proyeksi Freud ini serupa dengan konsep kompensasi dari Adler (prinsip inferioritas dan kompensasi). Sejak lahir manusia memiliki kelemahan, namun manusia tidak putus asa dengan cara melakukan kompensasi untuk menutupi kelemahan-kelemahannya.

Bentuk kompensasi Adler ini sama dengan proyeksi.

(4)

Dasar-Dasar Terjadinya Proyeksi

• Dasar mekanisme penolakan Individu ingin meringankan beban psikis yang ada dalam dirinya kemudian dimanifestasikan dalam

perbuatannya dan perbuatan itu menolak keinginan-keinginan yang sudah ada

• Usaha pendekatan Yaitu usaha yang dilakukan individu untuk mengembalikan hubungan yang sebenarnya sudah putus lalu berusaha mendekati kembali supaya hubungan terjadi lagi.

• Hubungan antara subyek dan obyek yang merupakan satu kesatuan.

(5)

Pengetian Teknik Proyeksi

• Teknik proyeksi merupakan suatu alat yang memungkinkan untuk mengungkap motif, nilai, keadaan emosi, need yang sukar diungkap dalam situasi wajar dengan cara

individu memproyeksikan pribadinya melalui obyek di luar individu.

• Secara garis besar tes proyeksi dibagi dua kelompok yaitu :

Verbal : Baik materi, komunikasi antara testee dengan tester dan respon subyek berujud verbal (lisan maupun tulisan).

Non verbal: Wujud materi bukan dalam bentuk bahasa. Faktor bahasa hanya berperan

untuk komunikasi antara testee dengan tester.

(6)

Klasifikasi Tes Proyektif (LK Frank)

• Teknik Konstituitif (menyusun)

Subjek diberikan materi yang belum terstruktur, dan kemudian diminta untuk memberi struktur. Contohnya, Tes Wartegg, Tes Rosarch, Tes Finger Print

• Teknik Konstruktif (membentuk)

Subjek diberikan materi yang belum berbentuk, kemudian diminta membentuk bedanya teknik konstituitif, teknik konstruktif materinya lebih mentah dan lebih “free expression” bagi subjek.

• Tehnik Interpretatif (menginterpretasi)

Subjek diberikan materi kemudian diminta menginterpretasi, Contoh dari tesnya yakni TAT,CAT, Word Association Test (SSCT).

• Teknik Katarik

Tujuan atau fungsi dari teknik ini yakni ketika subjek merespon akan terjadi pengurangan hambatan-hambatan psikis. Contoh dari tesnya yakni : Play Technique (bermain, psikodrama), Lowenfeld Mozaic.

• Teknik Refratik/Ekspresif ( tambahan dari SYMOND)

Subjek diberikan materi/ stimulus, kemudian subjek diminta mengekspresikan need, sentimen dan lain sebagaunya yang

ada padanya. Contoh tesnya adalah: Tes grafis, grafologi, tes bender gestalt, Myokenetic Diagnosis.

(7)

Klasifikasi tes Proyektif (Lindzey)

• Teknik Asosiasi

Subjek diberikan materi kemudian diminta untuk merespon dengan cara mengeluarkan penyampaian yang pertama kali muncul dalam pikiran atas stimulus tersebut. Contoh tes : Tes Rosarch,SSCT

• Teknik Konstruktif

Subjek diminta menyusun materi yang belum berbentuk menjadi sebuah cerita/gambar , dan fokus pada hasil subjek. Contohnya: TAT,CAT<dan subtest yang mengatur gambar (WAIS)

• Teknik Melengkapi

Subjek diberikan materi yang belum lengkap dan kemudian diminta untuk melengkapinya. Contoh : SSCT

• Teknik Mengatur

Subjek diberikan materi/ soal yang memiliki alternatif jawaban yang sesuai dengan dirinya atau membuat urutan atas dasar pilihan jawaban yang ada. Contoh: Study of Value, Survey Interpersonal Value, tes-tes mengukur

kreativitas

• Teknik Ekspresif

Hampir mirip dengan teknik konstruksi, hanya saja materi harus dibentuk dengan sifat yang lebih mentah, dan

fokusnya pada cara subjek menyelesaikan materi. Contoh: Finger Printing Test Project Therapy, Achivement,

Motivation Training (AMT).

(8)

Isu-Isu Tes Proyektif (mempunyai kelebihan dan kekurangan)

Rapport dan Keleluasaan Pengguna

Sebagian besar teknik proyektif dapat berfungsi sebagai ice breaker selama terjadinya hubungan antara tester dan testi. Tugas-tugas menarik dan tidak membosankan, bahkan seringkali bersifat menghibur.

•Faking

Pada umumnya teknik proyektif dapat terhindar dari kecendrungan terjadinya faking, dibandingkan dengan self raport. Tujuan dari teknik proyektif seringkali kabur dan sulit ditebak, bahkan teknik proyektif yang sudah sangat dikenal seperti Rosarch dan TAT. Testi lebih memikirkan respon apa yang akan dibuat, daripada menebak tujuan dari tes itu sendiri.

• Variabel Tester dan Situasi

Sudah dijelaskan bahwa sebagian besar teknik proyektif lemah dalam standarisasi baik administrasu maupun skoringnya. Oleh karena itu, untuk hasil yang akurat faktor tester dan situasi tes menjadi sangat penting.

• Norma

Kelemahan dari teknik proyektif adalah data normatif. Sejumlah data mungkin sangat kurang , tidak adekuat atau meragukan. Hal ini juga akan berpengaruh pada objektifitas interpretasi.

•Realibilitas

Sebuah teknik, seperti ha1nya teknik proyektif yang dianggap mempunyai prosedur skoring yang relatif kurang terstandar, skoring objektif, realibilitas skorer tidak sekedar memberikan skoring objektif, tetapi juga merupakan tahap skorermemberikan integrasi dan interpretasi secara lengkap.

• Validitas

Studi tentang validitas teknik proyektif yang banyak dilakukan adalah concurrent criterion-related validity. Dengan cara membandingkan performansi dari kelompok-kelompok kontras, dengan menggunakan alat ukur lain yang mengungkapkan hal yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

The 1-channel device has one input for the operation of HART® 2-wire transducers as well as active and passive HART® 2-wire transmitters.. Connection is via removable screw

2, 2018 細菌が放出する膜小胞の新たな展開 ゴミだ , 残骸だ , いや , ベシクルだ 一度何かが定義づけされると,その枠組みから脱却す るのは困難となる. (メンブレンベシクルは溶菌由来で はない) とは,細菌が放出するメンブレンベシクル(MV) の説明として,総説に掲載されている一文であり1,現 在のMV研究者の大多数の意見を反映している.われわ