• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tesis Baherman HTN.pdf - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Tesis Baherman HTN.pdf - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
447
0
0

Teks penuh

Disahkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan membawa perubahan pada sistem hukum administrasi negara di Indonesia. Sehubungan dengan penegakan supremasi hukum, peradilan tata usaha negara merupakan sarana pengendalian penyelenggaraan pemerintahan17. Meski diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, Pengadilan Tata Usaha Negara tidak serta merta dibentuk.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, pada tanggal 29 Desember 1986, lahirlah undang-undang no. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Mengapa upaya administratif harus dilakukan sebelum mengajukan gugatan perselisihan tata usaha negara ke Pengadilan Tata Usaha Negara? Untuk menganalisis syarat formil yang harus diikuti sebelum mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Pelajari batas waktu pengajuan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara setelah terbitnya UU No. 30 Tahun 2014. Keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang menyatakan diterima atau tidaknya perkara yang berkaitan dengan Upaya Administratif.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

TujuanPenelitian

KegunaanPenelitian

  • Manfaat Teoritis
  • ManfaatPraktis

KerangkaPemikiran

MetodePenelitian

  • PendekatanMasalah
  • Sumber dan jenis Data
  • Pengumpulan Data
  • Analisis Data

SistematikaPenulisan

LANDASAN TEORI

Negara Hukum

  • Rechsstaat
  • The Rule Of Law
  • Negara Hukum Pancasila

Peradilan Administrasi

  • Konsep Peradilan Administrasi
  • Konsep Peradilan Indonesia di Indonesia

Kompetensi peradilan Tata Usaha Negara

  • Pengertian Kompetensi Pengadilan
  • Kompetensi Pengadilan Tata Usaha Negara
    • Unsur-Unsur Keputusan Tata Usaha Negara
    • Penetapan Tertulis
    • Di keluarkan oleh Badan atau pejabat Tun
    • Berisi Tindakan Hukum Publik
    • Berdasarkan Peraturan Perundang-undanga
    • Konkret
    • Individual
    • Final
    • Menimbulkan akibvat Hukum bagi seseorang atau Badan
    • Macam-Macam Penetapan Tertulis

Upaya Administratif

  • Upaya Administratif dalam sistem peradilaqn Tata Usaha
  • Upaya Administratif berdasarkan Undang-Undang
  • Upaya Administratif menurut Undang-Undang Nomor 30

Obyek Sengketa Tata Usaha Negara di Pengadilan Tata Usaha

Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha

GAMBARAN UMUM PENGADILAN TATA USAHA

Gambaran Umum Lokasi

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) didirikan melalui keputusan presiden (Keppres) dan hingga saat ini terdapat 26 PTUN. Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1997 tentang Pendirian PTUN Banda Aceh, Pakanbaru, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram dan Dili. PTUN bertugas menangani, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara pada tingkat pertama.

Pengadilan Tata Usaha Negara atau yang lebih dikenal dengan akronim PTUN atau biasa disebut Pengadilan TUN berdasarkan Pasal 47 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara dikatakan sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia. Dalam hal ini Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tentunya juga merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia. Apabila ketentuan Pasal 6 angka 1 huruf lex ini diikuti sesuai dengan diktum undang-undang, maka memberikan makna sebenarnya bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu mempunyai wilayah hukum di Kota Bengkulu.

Namun ketentuan peraturan perundang-undangan tidak menegaskan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara pada tingkat kabupaten/kota mempunyai yurisdiksi relatif hanya pada kabupaten/kota dimana ia berada. Dalam praktiknya, Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu mempunyai yurisdiksi relatif terhadap setiap kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu

  • Kebijakan Umum Peradilan
  • Visi dan Misi

Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara merupakan lingkungan peradilan baru yang pembentukannya memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang oleh pemerintah baik dari segi prasarana dan sarana, bahan dan personel. Sebab, pembentukan lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan bertahap. Untuk mengakomodasi hal tersebut, maka pelaksanaan undang-undang ini secara bertahap, dalam jangka waktu paling lambat lima tahun sejak diundangkannya undang-undang ini, diatur dengan peraturan pemerintah”.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Peratun sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi masyarakat pencari keadilan mengenai sengketa administrasi. Keberadaan lembaga peradilan TUN di berbagai negara modern, khususnya negara kesejahteraan, merupakan sebuah tonggak sejarah yang menjadi landasan harapan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak-haknya yang dirugikan oleh tindakan pejabat administratif akibat keputusan yang dikeluarkannya. Tujuan dibentuknya Pengadilan TUN adalah untuk memberikan perlindungan hukum kepada warga negara terhadap tindakan pejabat administrasi yang melanggar hak asasi manusia dalam hukum administrasi negara.

Selain itu, kehadiran Pengadilan TUN akan memberikan perlindungan hukum yang sama kepada pejabat administrasi yang bertindak baik dan sesuai dengan hukum. Oleh karena itu, fungsi Pengadilan TUN pada dasarnya adalah sebagai lembaga pengawas (pengawas) terhadap perbuatan pejabat administrasi agar tetap berada dalam batas hukum. Kedua, sebagai wadah untuk melindungi hak-hak individu dan anggota masyarakat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pejabat administrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat administrasi selalu melakukan tindakan, yaitu tindakan aktif atau pasif, yang tidak lepas dari kekuasaan yang melekat padanya karena aktif atau aktif dalam melaksanakan tugasnya.

Jika kita melihat kenyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa keberadaan Peradilan Tata Usaha Negara (TUN) sangat diperlukan sebagai jalan bagi para pencari keadilan yang beranggapan bahwa pejabat-pejabat tata usaha negara telah merugikan kepentingannya, karena dalam menjalankan kekuasaannya ternyata terjadi hal-hal yang merugikan kepentingannya. yang bersangkutan terbukti melanggar ketentuan undang-undang. Terbentuknya lembaga peradilan TUN merupakan sebuah tonggak sejarah yang dapat diandalkan oleh masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak-haknya yang dirugikan oleh suatu tindakan penyelenggaraan negara yang mengandung kekeliruan, kekeliruan, dan melawan hukum. Perbuatan pejabat administratif seperti itu dikatakan melanggar hukum dan bertentangan dengan prinsip-prinsip umum tata pemerintahan yang baik.

Visi dan misi PTUN Bengkulu sebagai pengabdian kepada masyarakat yang mencari keadilan di bidang hukum ketatanegaraan adalah.

Perkara Nomor : 121/G/2019/Ptun-Bkl

  • Para Pihak
  • Obyek Gugatan
  • Eksepsi Tergugat
  • Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Bahwa tindakan TERGUGAT Kepala Kantor Pertanahan Kota Bengkulu dalam keputusan pemberian hak baru dengan menerbitkan sertifikat merupakan keputusan Tata Usaha Negara yang merugikan kepentingan PENGGUGAT, dan keputusan tersebut bertentangan dengan PRINSIP UMUM. TATA KELOLA YANG BAIK sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;. Sehingga penerbitan sertifikat yang dilakukan TERGUGAT merupakan suatu keputusan tata usaha negara yang merugikan kepentingan PENGGUGAT; Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 2004 dan diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 55, Itu Sertifikat Hak Milik Nomor: 00915, Pemegang Hak Cipta Ny.

Selanjutnya terdapat putusan Nomor: 16/K/TUN/2000 tanggal 28 Februari 2001 yang menyatakan “bahwa gugatan mengenai sengketa kepemilikan merupakan kewenangan peradilan umum untuk memeriksanya, selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 2004 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 2 huruf (a) Penerimaan Pengecualian Yurisdiksi Absolut mengenai ketidakmampuan Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu untuk menyelidiki, mengadili, dan memutus perkara a quo; Menyatakan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu tidak berwenang untuk menyelidiki, mengadili, dan memutus perkara perdata a quo;

Lainnya diatur dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Menimbang bahwa alasan mendasar Penggugat untuk menuntut pembatalan atau dinyatakan tidak sah serta perintah untuk mencabut surat keputusan yang menjadi objek sengketa adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, bukan karena merupakan perkara perdata yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Bidang Perdata. Menimbang bahwa dengan memenuhi ketentuan Pasal 50 dan Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Mahkamah Pemerintahan Negara Bengkulu berwenang menyelidiki, memutus, dan menyelesaikan perselisihan Tata Usaha Negara dalam perkara ini.

Sebab, hal itu berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan demikian. Gugatan hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu sembilan puluh hari sejak diterimanya atau diumumkannya keputusan penyelenggara negara atau pejabat publik."; Jangka waktu pengajuan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dihitung berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara atau berdasarkan ketentuan Pasal 75 juncto Pasal 76 juncto Pasal 77 juncto Pasal 78 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Negara jo.

Mengingat dalam sengketa tata usaha negara untuk menentukan kabur atau tidaknya gugatan penggugat, majelis hakim berpedoman pada ketentuan Pasal 56 ayat (1). Hakim memandang perlu mempertimbangkan unsur formil yang harus dipenuhi, yaitu dari aspek kepentingan penggugat dalam perkara aquo. Apabila tidak dipenuhi maka berakibat ditolaknya perbuatan aquo sesuai dengan ketentuan ayat Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang. Menimbang bahwa selain hal tersebut di atas, Majelis Hakim juga memandang penting penjelasan Pasal 53 ayat. : "Selanjutnya, hanya orang atau

Perkara Nomor : 138/G/2019/Ptun-Bkl

  • Para Pihak
  • Obyek Gugatan
  • Eksepsi Tergugat
  • Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Keputusan Wakil Rektor Bidang Akademik a.n. Rektor Universitas Bengkulu Nomor : 7837/UN30/PP/2018, Perihal : Status Kepegawaian Ir. Ahmad Hamim Wicaksono, M.Sc. dan kewenangannya menyelenggarakan kursus, tanggal Juli Keputusan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya a.n. Rektor Universitas Bengkulu Nomor : 8070/UN30/KP/2019, Perihal : Pemberhentian sementara gaji, 4 Juli 2019.--- C.2. Ir. Ahmad Hamim Wicaksono, M.Sc. tanggal 8 Mei 2017 dikirimkan kepada Rektor UNIB.--- 26) Agar diterbitkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Pertanian Universitas. Dalam perkara aquo, surat keputusan yang menjadi pokok sengketa bersifat konkrit. --- - Yang dimaksud dengan perseorangan adalah keputusan administratif.

Dalam perkara aquo, surat keputusan yang menjadi pokok sengketa memang bersifat perseorangan.--- - Yang dimaksud dengan final berarti bersifat final dan karenanya. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan otoritas yang lebih tinggi atau otoritas lainnya, belum bersifat final sehingga belum dapat menimbulkan hak atau kewajiban apa pun bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Sedangkan keputusan Wakil Rektor Bidang Akademik a.n. Ahmad Hamim Wicaksono, M.Sc., dan kewenangan mengajar mata kuliah, tertanggal Juli 2018, ditujukan kepada Dekan Fakultas Pertanian yang menjadi pokok sengketa, secara tegas secara tertulis ---. Hal ini kami sampaikan berdasarkan surat tersebut.

Kata bersidang menunjukkan bahwa keputusan Wakil Rektor Bidang Sumberdaya tersebut belum final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor 5 Tahun 1986. Keputusan yang menjadi pokok sengketa dengan demikian tidak menjadi pokok sengketa tata usaha negara, oleh karena itu gugatan penggugat harus ditolak.---. Sedangkan pada tanggal 5 Oktober 2019, penggugat mengajukan keberatan secara tertulis atas keputusan yang menjadi pokok sengketa tersebut kepada tergugat selaku atasan langsung Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan.

Isi keberatan penggugat pada hakikatnya meminta tergugat untuk mencabut keputusan yang menjadi pokok sengketa dalam perkara aquo. Bahwa dengan Keputusan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, a.n. Rektor Universitas Bengkulu, Nomor: 8070/UN30/KP/2019, Perihal: Pemberhentian sementara gaji yang menjadi bahan sengketa, diterbitkan pada tanggal 4 Juli 2019- -- - Bahwa Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Keputusan, a.n. Rektor Universitas Bengkulu nomor 7837/UN 30/PP/2018, dan Surat Keputusan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Rektor Universitas Bengkulu nomor: 8070/UN30/KP/2019 yang menjadi pokok sengketa sebagai di dalam

Bahkan dalam permohonannya tidak ada permohonan penundaan pelaksanaan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh tergugat yang menjadi pokok sengketa penggugat.

ANALISA MENGENAI KEWENANGAN PENGADILAN

Upaya Administratif dalam Peradilan Tata Usaha Negara

Obyek Sengketa Tata Usaha Negara di Pengadilan Tata Usaha

Tenggang Waktu mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata

  • Tenggang Waktu mengajukan Gugatan menurut

Referensi

Dokumen terkait