• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS-LEVANDI.pdf - perpustakaan rs mata cicendo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TESIS-LEVANDI.pdf - perpustakaan rs mata cicendo"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Studi Pengobatan Glaukoma Awal Kolaboratif (CIGTS) dan Studi Kualitas Hidup dalam Tabung versus Trabekulektomi (studi TvT) adalah studi multisenter yang mengevaluasi dampak intervensi terapeutik terhadap kualitas hidup pasien glaukoma. Pasien glaukoma memiliki skor kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan pasien katarak dan kelainan refraksi. Skalicky dkk menyatakan bahwa operasi katarak pada pasien glaukoma stadium lanjut dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, meskipun tidak terdapat perbedaan pada ketajaman penglihatan.

Penilaian kualitas hidup dapat digunakan untuk menentukan intervensi terapeutik mana yang terbaik bagi pasien. Namun belum ada penelitian yang membandingkan kualitas hidup antara pasien glaukoma yang menjalani fakotrabekulektomi dan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi. Pada penelitian ini, penulis akan mengevaluasi perbandingan peningkatan kualitas hidup satu bulan pasca operasi antara pasien glaukoma katarak yang menjalani fakotrabekulektomi dan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi.

Rumusan Masalah

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hirooka dkk, yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup pada pasien glaukoma yang menjalani operasi fakotrabekulektomi atau katarak hanya dalam waktu tiga bulan setelah operasi, sedangkan tidak terdapat perbedaan kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi. . trabekulektomi saja. Glaukoma dan katarak sering terjadi seiring bertambahnya usia, penggunaan obat anti glaukoma, dan pasca trabekulektomi.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

  • Kegunaan Ilmiah
  • Kegunaan Praktis

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

  • Glaukoma dan Katarak
  • Tatalaksana Glaukoma yang Disertai Katarak
  • Kualitas Hidup Pasien Glaukoma dengan Katarak
  • Manfaat Penilaian Kualitas Hidup
  • Instrumen Penilaian Hidup Terkait Penglihatan dengan National Eye
  • Kerangka Pemikiran
  • Bagan Kerangka Pemikiran
  • Premis
  • Hipotesis

Dalam prosedur yang berurutan, gangguan penglihatan akibat katarak dalam jangka waktu yang lebih lama dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien glaukoma. Hirooka dkk menyatakan bahwa peningkatan ketajaman penglihatan berperan lebih besar dalam meningkatkan kualitas hidup pasien glaukoma.26,29,30. Ekstraksi katarak pada pasien glaukoma dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dan kualitas hidup pasien glaukoma stadium lanjut.

Namun, belum ada penelitian yang mengevaluasi kualitas hidup pada pasien glaukoma dan katarak yang menjalani fakotrabekulektomi dan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi.8,12,37. Apakah peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan pada pasien glaukoma terkait katarak yang menjalani fakotrabekulektomi lebih baik dibandingkan pasien yang menjalani fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi? Peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan pada pasien dengan glaukoma terkait katarak yang menjalani fakotrabekulektomi lebih unggul dibandingkan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi.

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

  • Subjek Penelitian
    • Kriteria Inklusi
    • Kriteria Eksklusi
    • Pemilihan Sampel
  • Metode Penelitian
    • Rancangan Penelitian
    • Identifikasi Variabel
    • Definisi Operasional
    • Alat dan Bahan Penelitian
    • Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
    • Analisis Data
    • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Implikasi/ Aspek Etik Penelitian
  • Alur Penelitian

Mengisi kuesioner dengan metode wawancara telepon untuk menilai kualitas hidup terkait penglihatan sebelum dan sesudah operasi. Namun tidak terdapat perbedaan skor kualitas hidup subskala kesehatan umum pada masing-masing kelompok. Pada kelompok kombinasi terjadi peningkatan skor kualitas hidup subskala nyeri mata, sedangkan pada kelompok berurutan tidak terjadi.

Hipotesis penelitian ini adalah: peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan pada pasien glaukoma dan katarak yang menjalani prosedur gabungan fakotrabekulektomi lebih baik dibandingkan dengan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi. Dalam penelitian ini, peningkatan BCVA setelah operasi mempunyai korelasi positif dengan peningkatan kualitas hidup pada kedua kelompok. Demikian pula, rata-rata skor kualitas hidup pasca operasi secara keseluruhan untuk kelompok kombinasi tidak berbeda secara signifikan (p≥0,05) dibandingkan dengan rata-rata.

Pada penelitian ini terdapat peningkatan kualitas hidup yang signifikan pasca operasi pada masing-masing kelompok. Peningkatan kualitas hidup pasca operasi pada kelompok kombinasi tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok sekuensial yaitu p=0,502). Namun pada kelompok fakotrabekulektomi mengalami peningkatan kualitas hidup yang berkorelasi kuat dengan peningkatan ketajaman penglihatan pasca operasi.

Selisih total skor peningkatan kualitas hidup antara kedua kelompok lebih besar 3,26 poin pada kelompok gabungan. Peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan pada pasien glaukoma terkait katarak yang menjalani fakotrabekulektomi tidak berbeda dengan yang menjalani fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi. Kuesioner Kualitas Hidup NEI-VFQ-25 merupakan kuesioner penilaian kualitas hidup terkait penglihatan yang berisi 25 pertanyaan.

PERBANDINGAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP TERKAIT PENGLIHATAN PADA PASIEN GLAUKOMA KATARAK YANG MENJALANI FAKOTRABEKULektomi DENGAN YANG MELAKUKAN FAKOEMULIFIKASI SESUAI PASCA Trabekulektomi”.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner NEI-VFQ-25
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner NEI-VFQ-25

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Subjek Penelitian
  • Hasil Penilaian Kualitas Hidup Prabedah dan Pascabedah
  • Hasil Penilaian Peningkatan Kualitas Hidup Pascabedah

Hasil yang diperoleh dari karakteristik demografi kedua kelompok tidak berbeda secara statistik, sehingga kedua kelompok dapat dipertimbangkan. Durasi rata-rata diagnosis dan waktu antara wawancara dan pembedahan pada kelompok gabungan adalah 4,2 ± 1,8 bulan. Hal ini dikarenakan data rekam medis kohort sekuensial diperoleh antara bulan Januari 2016 hingga Maret 2020 untuk memenuhi persyaratan jumlah sampel minimal.

Berbeda dengan kelompok sekuensial, kelompok kombinasi mampu memenuhi ukuran sampel minimum dengan periode pengumpulan data Oktober 2019 hingga Maret 2020. Namun, tidak semua subjek dapat menjalani pemeriksaan lapang pandang karena ketajaman penglihatannya lebih buruk dari 3/60. masing-masing 8 (42,1%) subjek pada kelompok kombinasi dan 6 (31,6%) subjek pada kelompok berurutan (p=0,50). Rerata TIO pra operasi pada kelompok sekuensial lebih rendah mmHg dibandingkan kelompok gabungan yang belum mendapat intervensi bedah sebelumnya yaitu 24,79 ± 6,5 mmHg.

Pada kelompok sekuensial, 4 (21%) subjek pernah menjalani trabekulektomi sebelumnya di luar RSMC dan 2 (10,5%) subjek pernah menjalani trabekulektomi lebih dari 5 tahun sebelumnya di RSMC, sehingga tidak ada data TIO pra operasi sebelum trabekulektomi di ruang medis pasien. catatan. Penurunan TIO pasca operasi pada kelompok gabungan lebih besar secara signifikan (p=0,003) yaitu 9,21±8,5 mmHg dibandingkan dengan penurunan TIO pada kelompok sekuensial yaitu 2,00±4,7 mmHg. Peningkatan BCVA sebesar 0,38 ± 0,22 pada kelompok sekuensial secara signifikan lebih besar dibandingkan peningkatan BCVA sebesar 0,21 ± 0,25 pada kelompok kombinasi (p <0,05).

Tabel tersebut menunjukkan bahwa setiap kelompok mengalami peningkatan skor kualitas hidup yang signifikan setelah operasi (p<0,05). Perbandingan peningkatan kualitas hidup tiap subskala pasca operasi pada pasien glaukoma katarak yang tiba di Poliklinik Glaukoma RSMC dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berdasarkan analisis statistik, uji korelasi Spearman menunjukkan peningkatan total skor kualitas hidup kedua kelompok dengan peningkatan BCVA.

Sedangkan hasil analisis statistik uji korelasi Spearman antara skor total dan masing-masing subskala kualitas hidup kedua kelompok dengan penurunan TIO, durasi diagnosis glaukoma dan waktu antara wawancara dan pembedahan menunjukkan korelasi yang tidak signifikan (p. ≥ 0,05).

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian Kedua Kelompok
Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian Kedua Kelompok

Pengujian Hipotesis

Pembahasan

Meskipun rata-rata durasi diagnosis glaukoma lebih lama pada kelompok bulan berturut-turut dibandingkan kelompok bulan berturut-turut, namun angka glaukoma dan ketajaman penglihatan pra operasi kedua kelompok tidak berbeda, sehingga durasi diagnosis tidak mempengaruhi skor kualitas hidup. penelitian ini 19,60-2. Studi oleh Xu Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketajaman penglihatan dan skor lapang pandang pada mata yang lebih baik lebih berkorelasi dengan skor kualitas hidup, seperti yang juga dilakukan dalam penelitian ini.

Namun hingga saat ini belum ada kuesioner ideal yang dapat menilai kualitas hidup. Namun, durasi pengisian kuesioner ini lebih lama untuk penilaian kualitas hidup, sehingga menurunkan tingkat partisipasi pasien. Rerata skor kualitas hidup total pra operasi pada kelompok kombinasi tidak berbeda nyata (p ≥ 0,05) dibandingkan rerata skor kualitas hidup total pra operasi pada kelompok sekuensial.

Skor kualitas hidup pasca operasi pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu N dkk pada pasien glaukoma berat di China dan penelitian yang dilakukan di Jepang oleh Hirooka K dkk. Berdasarkan rekomendasi penelitian, subskala mengemudi tidak dimasukkan dalam penghitungan skor kualitas hidup keseluruhan untuk kedua kelompok.60. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang dapat memberikan perbedaan dalam peningkatan kualitas hidup pada kelompok kombinasi dibandingkan dengan kelompok sekuensial atau sebaliknya (seperti TIO pasca operasi dan penggunaan obat) tidak menunjukkan hasil yang berbeda di antara keduanya.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kualitas hidup pasca operasi antara kedua kelompok dan peningkatan ketajaman penglihatan berpengaruh besar terhadap kualitas hidup, bahkan pada pasien glaukoma stadium lanjut. Hal serupa diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan Janz NK dkk yang menilai kualitas hidup pasien yang termasuk dalam penelitian CIGTS. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis terapi (medis dan bedah) tidak menunjukkan perbedaan kualitas hidup.

Hirooka K dkk membandingkan kualitas hidup pasien yang menjalani trabekulektomi, Ex-Press Mini Glaucoma Shunt dan fakotrabekulektomi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Assessment of quality of life in patients with glaucoma using the Glaucoma Quality of Life-15 (GQL-15) questionnaire. Associations of subjective and objective clinical outcomes of visual functions with quality of life in Chinese glaucoma patients: a cross-sectional study. The Collaborative Initial Glaucoma Treatment Study: Interim quality-of-life findings after initial medical or surgical treatment of glaucoma.

Quality of life and burden of care in glaucoma patients and their families in a South Asian population. Relationship between visual impairment and eye disease and vision-specific quality of life and function in rural India: The Aravind Comprehensive Eye Survey. Patient-reported vision-related quality of life differences between primary angle-closure glaucoma and primary open-angle glaucoma.

Visual impairment and vision-related quality of life in the Early Manifest Glaucoma Trial after 20 years of follow-up. Evaluation of the relationship between visual quality and visual function index in Japanese glaucoma patients. Quality of life in older age: evidence from the English Longitudinal Study of Aging (Wave 1).

Vision-related quality of life in glaucoma patients and its correlations with psychological disturbances and visual function indices. Vision-related quality of life and symptom perception change over time in newly diagnosed primary open-angle glaucoma patients. Cataract extraction in the collaborative initial glaucoma treatment study: incidence, risk factors, and the effect of cataract progression and extraction on clinical and quality-of-life outcomes.

Kualitas hidup pasien glaukoma sudut terbuka primer di Lago, Nigeria: Korelasi klinis dan sosiodemografi. Levandi Mulja dari National Eye Center, Cicendo Eye Hospital, melakukan penelitian untuk membandingkan peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan pada pasien glaukoma katarak yang menjalani phacotrabeculektomi (operasi pembuatan saluran untuk mengurangi tekanan intraokular menggunakan teknik trabekulektomi yang dilakukan) menjalani . bersamaan dengan operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi) dengan fakoemulsifikasi berurutan setelah trabekulektomi (operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi dilakukan terpisah dari operasi pembuatan saluran dengan teknik trabekulektomi yang sebelumnya telah dilakukan) mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Anda dapat memutuskan untuk berpartisipasi atau sebaliknya. Selanjutnya Anda akan ditanyai oleh pewawancara mengenai kuesioner kualitas hidup terkait penglihatan dengan menggunakan National Eye Health Visual Function Questionnaire-25 (NEI-VFQ-25) versi bahasa Indonesia.

Saat ini, apakah menurut Anda kondisi penglihatan kedua mata Anda

Seberapa sering Anda khawatir mengenai kondisi penglihatan Anda?

KESULITAN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS HARIAN

  • Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika A n d a m e l a k u k a n
  • Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika membaca
  • Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang
  • Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang
  • Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang
  • Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang
  • Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner NEI-VFQ-25
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner NEI-VFQ-25
Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian Kedua Kelompok
Tabel 4.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian Kedua Kelompok
+5

Referensi

Dokumen terkait

All pediatric patients who underwent secondary intraocular lens implantation surgery in Cicendo National Eye Hospital between 2016 and 2020 were included in