Almamater tercinta, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Program Magister, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkatan model pembelajaran matematika di SD Negeri 01 Pontianak Utara dari sudut pandang pembelajaran konstruktivis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkatan model pembelajaran matematika di SD Negeri 01 Pontianak Utara dari sudut pandang pembelajaran konstruktivis.
The results of the research that have been done relate to the stages of constructivist learning from Yager's theory and are supported by Jean Piaget's learning theory. The three phases of the teacher's discussion and explanation of the concept encourage students to ask their own questions, encourage students to work in groups, and evaluate students' learning processes and outcomes in the context of learning. The four stages of student concept development and application can build on the concepts learned so that the teacher is only a mediator and facilitator.
Of the four stages, it can be said that the teacher is quite capable of implementing them and there are still some stages that did not appear during the learning process.
Konsonan Tunggal
Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap ةدّدعتـم
Semua tā' marbūtah ditulis dengan huruf h, baik di akhir kata tunggal maupun di tengah kata majemuk (kata yang diikuti kata sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan untuk kata-kata Arab yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti doa, zakat, dan sebagainya, kecuali jika diinginkan kata aslinya.
Vokal Pendek dan Penerapannya
Vokal Panjang 1. fathah + alif
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
Kata Sandang Alif + Lam
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisanny
Pengecualian
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, hikmah, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Al Makin, S.Ag., M.A., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan akses dan memfasilitasi berbagai hal bagi mahasiswa dalam berbagai permasalahan yang dikeluarkan melalui kebijakan kampus.
Sri Sumarni, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajarannya yang telah membantu para ulama dalam menempuh Program Magister Pendidikan Guru Madresah Ibtidaiyah. Pd., selaku ketua Program Studi Magister PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah banyak memberikan data dan nasehat kepada para peneliti selama menempuh studi di program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Bapak Kannedi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 01 Pontianak Utara beserta jajarannya yang memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah dan menyempatkan diri untuk melakukan wawancara.
Tn. Sugianto, S.Pd., selaku guru matematika yang bersedia bekerja sama dan memberikan bantuan kepada peneliti selama penelitian berlangsung.
Latar Belakang Masalah
2 Syahrir; dan Kusnadin, 'Mengembangkan model pembelajaran matematika di sekolah dasar yang menyenangkan dan menantang', Jurnal Media Pendidikan Matematika. Perlu diketahui bahwa dipilih atau tidaknya suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan siswa, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan optimalisasi sumber belajar yang ada. . Guru juga perlu bersikap profesional dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar, bukan objek belajar, serta dapat menggali pengetahuan siswa secara konkrit dan mandiri.
Salah satu inovasi yang menyertai paradigma ini adalah dirancang dan diterapkan dengan model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada. Oleh karena itu, meskipun pembelajaran matematika mempelajari materi matematika baru, pengalaman belajar masa lalu sebagai prasyarat pengetahuan bagi siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran matematika, sehingga langkah pertama yang harus dilakukan guru ketika mengajarkan materi baru adalah materi baru tersebut berkaitan dengan konsep. , yang sudah ada pada struktur pengetahuan siswa7. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru VI. kelas, model pembelajaran matematika yang digunakan di kelas masih menggunakan model pembelajaran konvensional seperti metode ceramah.
Berdasarkan fakta tersebut, peneliti berasumsi bahwa terdapat beberapa keunggulan dan spesifikasi dalam pembelajaran di SD Negeri 01 Pontianak Utara, yang dikonstruksikan dalam model pembelajaran matematika serupa.
Rumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
Kegunaan umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan, pembaharuan atau perbaikan pemikiran tentang wacana pendidikan khususnya mengenai pembelajaran matematika di lembaga pendidikan, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Memperkaya khazanah penelitian dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran matematika di SD/MI. Berusaha memperbarui teori-teori pendidikan yang mengarah pada gagasan yang lebih ideal, efisien dan efektif, khususnya terkait dengan model pembelajaran matematika di SD/MI.
Sebagai bahan pembelajaran untuk melakukan perbandingan lebih lanjut model pembelajaran matematika yang ada dengan model pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan.
Kajian Pustaka
Kemampuan berpikir kritis siswa dalam matematika masih rendah, sehingga perlu adanya model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh siswa11. Dari penelitian ini penulis mendapatkan gambaran model pembelajaran matematika inovatif dengan memperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa. Penulis fokus pada tahapan siswa dan keefektifan model pembelajaran konstruktivis yang digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran matematika.
Uda, 'Pengembangan model pembelajaran kooperatif manual untuk pembelajaran matematika', Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Ketiga kalinya; Artikel Sukayasa, penelitian ini fokus pada peningkatan pemahaman konsep volume geometri (kubus, balok, dan tabung) siswa SD Karunadipa. Selain itu, penulis memfokuskan penelitian ini pada teori konstruktivisme Bettencourt dan Matthews dalam proses pembelajaran, yang menekankan bahwa pengetahuan siswa merupakan konstruksi (pembentukan) dari siswa itu sendiri.
Selain itu, penulis tidak hanya berfokus pada level, tetapi juga pada efektivitas dan implikasi konstruktivis terhadap proses pembelajaran matematika.
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi dan Objek Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Uji Keabsahan Data
Atas dasar itu penelitian ini merupakan pembuatan teori, bukan pengujian hipotesis, sehingga teori yang dihasilkan merupakan teori substantif. Butir-butir dalam penelitian ini diperoleh dari komponen pembelajaran matematika siswa di SD Negeri 01 Pontianak Utara. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran matematika.
Sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang digunakan sebagai data pelengkap dan penunjang terhadap data primer atau data bekas15. Narasumber utama penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas dan siswa kelas VI. Data sekunder disini diperoleh melalui peneliti dari literatur, literatur dan sumber tertulis lainnya. Wawancara adalah proses memperoleh informasi/data untuk keperluan penelitian dengan menggunakan tanya jawab, tatap muka antara pewawancara dan responden dengan menggunakan alat yang disebut pedoman wawancara Wawancara internal.
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, peneliti tidak dilibatkan dan hanya bertindak sebagai pengamat independen. Untuk menjaga dan menjamin keabsahan data yang diperoleh melalui teknik ini, peneliti menggunakan alat berupa catatan lapangan yang berfungsi merekam setiap fenomena yang diamati dan kamera yang berfungsi memotret objek pengamatan.
Teknik dokumentasi ini digunakan peneliti sebagai pelengkap dan penunjang penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu, apabila terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan pencarian atau penyaringan data kembali di lapangan. Triangulasi sumber untuk menguji keandalan data dilakukan dengan cara pengecekan data untuk menguji keandalan data melalui beberapa sumber27.
Teknik triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara pengecekan data yang diperoleh melalui wawancara kemudian pengecekan dengan observasi dan komunikasi. Apabila ketiga teknik pengujian kredibilitas menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data terkait untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau benar semuanya karena perbedaan sudut pandang28.
Sistematika Penulisan
- BAB I Pendahuluan
- BAB II Kerangka Teoritik
- BAB III Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
- BAB V Penutup
Bab ini berisi tentang penyajian data profil sekolah yang meliputi identitas sekolah, guru, siswa, struktur organisasi, kurikulum dan sarana prasarana pendidikan. Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan hasil penelitian, hal-hal yang dianalisis adalah topik-topik yang berkaitan dengan penelitian dan pembahasan tersebut. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berisi saran untuk kebutuhan penelitian selanjutnya.
Model pembelajaran matematika perspektif konstruktivis yang dilakukan guru pada tahap ini masih belum maksimal dan terpenuhi. Apabila fase persepsi ini dilaksanakan dengan baik maka dapat berhasil membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa terhadap suatu tema atau topik pembelajaran, mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kepada dan dari dirinya. Mengembangkan keterampilan siswa dalam berbicara, bertanya dan memberi jawaban secara logis, sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta membiasakan siswa mengembangkan sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan.
Pada tahap eksplorasi, guru meminta siswa menjelaskan konsep bilangan bulat melalui kegiatan tanya jawab secara lisan dan tertulis. Siswa tidak menemukan pengetahuan awal untuk dieksplorasi dengan mencoba mengelompokkan hasil yang diperoleh selama observasi. Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaannya sendiri, mendorong siswa untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri, mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat dan menghargai sudut pandangnya, mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok dan siswa menilai proses dan hasil belajar dalam konteks pembelajaran.
Manfaat diskusi yang diperoleh siswa pada tahap diskusi yang dilakukan guru matematika dalam kegiatan pembelajaran adalah; menumbuhkan rasa saling menghormati antar siswa mengenai pendapat dan melatih kemampuan berbicara siswa sehingga berani mengemukakan pendapat. Pada tahap ini guru sangat perlu memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang bilangan bulat.
Saran
Kemudian Pak Sugianto mengajak siswa lainnya untuk melakukan brainstorming langkah-langkah sebelum menyajikan data. Setelah itu, Pak. Sugianto meminta siswa mempelajari lebih lanjut materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Melalui observasi dan informasi pada garis bilangan di layar monitor, siswa dapat membaca bilangan bulat dengan benar.
Siswa mengamati garis bilangan pada layar monitor dan menerima informasi cara membaca bilangan bulat. Ajukan pertanyaan kepada siswa tentang bilangan bulat dan cara menulis nama bilangan bulat. Siswa memperhatikan penjelasan dan mengamati contoh di layar monitor cara mengalikan bilangan bulat secara berurutan dan cepat.
PROGRAM TAHUNAN
SD NEGERI 01 PONTIANAK UTARA
MATEMATIKA KELAS : VI
Riwayat Pendidikan