PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah peneliti hanya berfokus pada nilai-nilai kepemimpinan pendidikan Lafran Pane yang terdapat dalam buku yang ditulisnya tentang perjalanan hidup Lafran Pane.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan dan arahan bagi peneliti selanjutnya sebagai penelitian yang relevan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam disertasi ini. Dapat dijadikan acuan dan teladan bagi para pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya hingga sukses dengan menggali potensi positif nilai-nilai kepemimpinan pendidikan Lafran Pane dan meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW.
Penelitian Yang Relevan
Implementasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Profetik dalam Kepemimpinan Modern dalam Manajemen Kinerja di Perguruan Tinggi Islam Swasta Kota Metro. Hasil penelitian yang diperoleh adalah UMM dan IAIMNU lebih banyak menerapkan nilai-nilai profetik dalam kepemimpinan modern, yaitu dengan mengintegrasikan ciri-ciri shiddiq-amanah-fathanah-taligh dalam penerapan manajemen kinerja melalui fungsi pathfinding-alignment-enabling-modeling. dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dalam manajemen kinerja di perguruan tinggi. Sedangkan IAIAS belum maksimal dalam penerapan nilai-nilai profetik dalam kepemimpinan modern dalam kinerjanya, karena terdapat permasalahan dan hambatan yang kompleks sehingga masih fokus dalam penyelesaiannya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai-nilai kepemimpinan pendidikan Ali bin Abi Thalib terbagi menjadi empat, yaitu nilai keimanan, nilai ibadah, nilai moral, dan nilai sosial. Hasil penelitian menunjukkan tujuh nilai moral yang terkandung dalam implementasi nilai moral melalui kegiatan pendampingan yaitu nilai agama, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras (kegigihan), nilai jujur, dan menghargai. nilai dan nilai tanggung jawab. Bahwa implementasi nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan nilai-nilai keislaman dirasakan langsung oleh siswa.
Nilai-nilai kepemimpinan pendidikan profetik transformasional dapat ditanamkan melalui mata kuliah manajemen pendidikan pada mata kuliah kepemimpinan pendidikan. Setelah melihat hasil tinjauan pustaka yang ada, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa sejauh ini belum ada penelitian yang mengkaji nilai-nilai kepemimpinan profetik dalam perspektif Lafran Pane, sehingga peneliti merasa penting juga untuk mendalami hal tersebut. penelitian untuk memberi makan. mengembangkan penelitian yang sudah ada.
Sistematika Penulisan
Jurnal ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan profetik transformatif pendidik mencakup dimensi humanisasi, liberasi, dan transendensi. Tujuannya agar pembaca memahami nilai-nilai kepemimpinan pendidikan Lafrano Panet dan mampu menerapkannya dalam dunia pendidikan. Kesimpulan harus diambil guna menemukan jawaban atas inti permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
Selain itu berisi saran-saran yang patut menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki sistem kepemimpinan yang telah berlangsung sebelumnya.
LANDASAN TEORI
Diskripsi Konseptual Tentang Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus mempunyai karakter tertentu, seperti bersikap adil, berilmu, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan berani, serta mampu berkomunikasi dengan baik. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin lebih besar dibandingkan tanggung jawab orang lain. Dalam artian seorang pemimpin harus membuka diri untuk dinilai, mampu berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
Seorang pemimpin harus mempunyai visi dan misi yang jelas untuk masa depan, harus mampu melihat setiap kemungkinan dan. Seorang pemimpin hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan, baik kualitas intelektual, emosional, maupun spiritual. Seorang pemimpin harus mempunyai nilai wara’ dalam dirinya, yaitu selalu menjaga kesucian baik jasmani maupun rohani dalam segala aktivitas sehari-hari.
Seorang pemimpin harus melakukan segala sesuatu yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Seorang pemimpin hendaknya selalu zuhud agar tidak berambisi mempertahankan jabatan dan mencari kekayaan yang berlebihan. Seorang pemimpin harus bersabar karena ia akan menjadi teladan atau orang yang bertanggung jawab atas amanah yang diembannya.
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat perubahan karena dengan begitu ia akan selalu mawas diri dan berhati-hati karena ia tahu bahwa Allah SWT mengawasi segala perbuatannya. Seorang pemimpin harus mempunyai tanda mahabbah, dan cinta itu hanya untuk Allah SWT, sehingga lepas dari cinta jabatan atau gemerlap dunia. Ayat-ayat dan hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa prinsip keadilan merupakan syarat yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin.
Konsep keadilan ini berlaku secara universal, seorang pemimpin harus bersikap adil terhadap yang dipimpinnya maupun yang tidak. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk selalu mendiskusikan segala kebijakannya demi kepentingan masyarakat yang dipimpinnya. Tipe kepemimpinan ini bersifat pseudo-demokrasi, artinya pemimpin yang mempunyai sifat pseudo-demokrasi hanya menampilkan sikap demokratis.
Diskripsi Konseptual Tentang Pendidikan
Menurut Muhammad Salim Muhsin, Al-Quran adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf-mushaf dan diceritakan kepada kita secara mutawatir dan membacanya patut disembah dan sebagai penentang (bagi orang-orang yang kafir) sekalipun. ialah surta terpendek. Dan Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Quran sebagai Kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, ajarannya merangkumi seluruh ilmu pengetahuan. Menurut Wahab Khalaf seperti yang dinukilkan oleh Abuddin Nata, definisi Al-Quran ialah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui Ruhul Amin (Malaikat Jibril) dengan ucapannya dalam bahasa Arab dan kerana itu benar, dalam Om being. hujjah (bukti kukuh) bagi rasul, sesungguhnya dia adalah rasul, menjadi hukum bagi manusia, mereka boleh mengambil petunjuk dengan menjadi jalan mendekati Allah dengan membacanya. 74.
Sumber pendidikan yang pertama dan terpenting adalah Al-Quran karena mempunyai nilai mutlak yang diturunkan oleh Allah. Tidak ada satu persoalan pun, termasuk persoalan pendidikan, yang luput dari cakupan Al-Qur'an.75 Menurut Firman Allah. Dari ayat di atas kita dapat belajar bahwa sumber pendidikan Islam yang paling otentik adalah Al-Quran.
Kita sedia maklum bahawa Nabi Muhammad SAW diutuskan untuk memperbaiki akhlak atau akhlak manusia. As-sunnah ialah segala sesuatu yang diceritakan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perkataan, perbuatan, taqrir atau selainnya. Termasuk perkataan, perbuatan dan keputusan baginda adalah sifat atau syarat dan cita-cita Nabi Muhammad 77.
Athiyah al-Abrasyi mengatakan, seperti dikutip Nur Uhbiyati, dalam sebuah kisah, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dirinya adalah seorang guru. Makna ijtihad adalah penggalian (eksplorasi) hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang jelas mengenainya.79. Zakiyah Daradjat mengatakan, ijtihad adalah istilah fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh para ulama hukum Islam untuk menetapkan atau menentukan hukum Islam dalam hal-hal yang hukumnya tidak ditegaskan oleh Al-Qur'an dan Sunnah.
Ijtihad dalam hal ini dapat mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, namun tetap berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah.80. Menurut Al-Ghazali, tujuan terpenting pendidikan Islam adalah ibadah dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta kesempurnaan manusia yang tujuannya adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Konsep di atas sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional dalam UUSPN nomor 20 tahun 2003, yaitu pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa, ditujukan pada pembangunan. potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 83 Maka dalam konteks ini, pendidikan Islam harus selalu mengorientasikan dirinya untuk memenuhi kebutuhan. dan tantangan yang muncul dalam masyarakat kita sebagai konsekuensi logis dari perubahan.
METODE PENELITIAN
Sumber Data Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Nilai-Nilai Kepemimpinan Pendidikan Lafran Pane
Keyakinannya terhadap agama semakin bertambah ketika Lafran Pane masuk Sekolah Tinggi Islam (STI), yang kini berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Nilai keimanan juga terlihat pada kepemimpinan Lafrano Panet saat mendirikan organisasi kemahasiswaan bernama Lafran Pane adalah orang yang taat beribadah, pemahaman Islam yang dipelajarinya sejak kecil sudah tertanam dalam dirinya.
Kata Suyata seperti dikutip Hariqo Wibawa Satria dalam bukunya yang berjudul Lafran Pane Jejak Kehidupan dan Pikirannya. Sikap mengasuh juga ditunjukkan Lafran Pane saat menjadi dosen dan mendapat amanah di IKIP Yogyakarta. Seperti dikutip Hariqo Wibawa Satria dalam bukunya, Syafi'i Ma'arif menuliskan hubungannya dengan Lafran Pane dalam otobiografinya.
Dengan kenyataan ini, Pak Lafran Pane turut membantu karir saya sebagai pengajar di universitas. Baik sebagai akademisi maupun aktivis, Lafran Pane selalu tampil sebagai pribadi yang sederhana dan jujur. Kesederhanaan Lafran Panet juga dirasakan oleh mahasiswa IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), tempatnya mengajar.
Selain itu, Lafran Pane juga selalu menunjukkan kesederhanaan dalam sikap, perbuatan dan perbuatannya, ia tidak ingin menonjol. Ketika Lafran Pane melihat ketidakadilan yang dilakukan penjajah, ia pun berdiri membela rakyat. Di organisasi yang didirikan Lafran Pane bersama teman-temannya itu, ia menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada jajarannya.
Dari seluruh pembahasan tertulis, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat nilai-nilai kepemimpinan pendidikan di Lafrano Pane. Beberapa sifat yang ada pada Lafran Pane antara lain Muroqobah (teguh menjunjung prinsip), sabar, mengayomi, Zuhud (tidak berjabatan mencolok), sederhana dan membumi, serta mandiri. Dengan demikian, kepemimpinan pendidikan Islam hendaknya mampu meneladani nilai-nilai kepemimpinan pendidikan seperti yang terdapat pada Lafrano Pane.
PENUTUP
Saran
Seorang pemimpin, khususnya pemimpin dalam dunia pendidikan, hendaknya mempunyai nilai-nilai dalam dirinya. Selain harus beriman dan beribadah kepada Tuhan, seorang pemimpin pendidikan juga harus mempunyai akhlak yang baik dan harus menjunjung tinggi kebenaran ilmu pengetahuan. Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997 Abu Abdillah, Argumentasi Ahlusunnah Wal Jama'ah, Jakarta: Pustaka Ta'awun,.
James A.F Stoner, Management New York Prentice/Hall Internasional, Inc, 1982 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008 Kartini Katono, Pemimpin dan Kepemimpinan. Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007 Kuntowijoyo, Al-Quran Sebagai Paradigma Jurnal Ululumu, Jurnal Ulumul. Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filsafat dan Kerangka Dasar Operasional, Bandung: TragendaKarya, 1993.
Muhammad Daud Ali og Habiba Daud, Islamic Institutions in Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995. Muhammad Daud Ali, Islamic Religious Education, Jakarta: Rajagrafindo, 2008 Muhammad Hatta, Introduction to the Path of Knowledge, Jakarta: t.p. Nurul Zuriah, Moral and Character Education in the Perspective of Change, Initiating a Contextual and Futuristic Character Education Platform, (Jakarta: BumiAksara, 2007.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), cet.
