• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK KEKERASAN TERHADAP TOKOH FIRDAUS DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL-SAADAWI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TINDAK KEKERASAN TERHADAP TOKOH FIRDAUS DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL-SAADAWI "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK KEKERASAN TERHADAP TOKOH FIRDAUS DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL-SAADAWI

ARTIKEL ILMIAH

SEPTIA MEZA HASTUTI NPM. 10080181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)
(3)
(4)

VIOLENCE AGAINST WOMEN LEADERS FIRDAUS NOVEL IN THE WORKS NAWAL ZERO POINT EL-SAADAWI

by

Septia Hastuti Meza1, Muhardis2, Trisna Helda3 1) Students SKIP PGRI West Sumatra

2) and 3) Lecturer Education Studies Program Language and Literature Indonesia

ABSTRACT

This research is motivated acts of violence experienced by the main character in the novel is Eden Women at Ground Zero work of Nawal El-Saadawi. This study aimed to describe the violence in the character of Eden, the forms, causes and impact of violence. The research is a qualitative study using descriptive methods. Based on the analysis it can be concluded that the violence experienced Firdaus figures are (1) the forms of violence consists of physical violence is beaten, cut, slapped, and punched; Psychological violence that is insulted, scolded, threatened, rebuked, forced; Sexual violence that forced intercourse. (2) The cause of violence against Firdaus ie internal and external factors. (3) The impact of violence on Paradise is immaterial losses and suffering short-term and long-term. Short-term suffering that bruising, swelling, blood coming from the nose and ears, crying from hunger, unconsciousness, and emotion, while the long-term suffering that trauma, pain, irritability, and do not want to talk.

Keywords: Violence, People, Novel

(5)

TINDAK KEKERASAN TERHADAP TOKOH FIRDAUS DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL-SAADAWI

Oleh

Septia Meza Hastuti1, Muhardis2, Trisna Helda3

1) Mahasiswa SKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya tindak kekerasan yang dialami tokoh utama yaitu Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak kekerasan pada tokoh Firdaus, yakni bentuk-bentuk, penyebab, dan dampak tindak kekerasan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa tindak kekerasan yang dialami tokoh Firdaus adalah (1) bentuk-bentuk tindak kekerasan terdiri dari kekerasan fisik yaitu dipukul, dipotong, ditampar, dan ditinju; Kekerasan psikis yaitu dihina, dimarahi, diancam, dihardik, dipaksa; Kekerasan seksual yaitu bersetubuh secara paksa. (2) Penyebab tindak kekerasan terhadap Firdaus yaitu faktor internal dan eksternal. (3) Dampak tindak kekerasan pada Firdaus adalah kerugian immateriil dan penderitaan jangka pendek dan jangka panjang.

Penderitaan jangka pendek yaitu memar, bengkak, darah keluar dari hidung dan telinga, menangis kelaparan, tidak sadarkan diri, dan emosi, sedangkan penderitaan jangka panjang yaitu trauma, sakit hati, mudah tersinggung, dan tidak mau bicara.

Kata Kunci : Kekerasan,Tokoh, Novel

(6)

PENDAHULUAN

Kehidupan manusia dengan segala permasalahannya dapat dijadikan penciptaan karya sastra. Karya sastra merupakan hasil karya kreatif yang diciptakan melalui imajinasi pengarang dengan kepekaan yang tajam terhadap persoalan hidup manusia dalam kehidupan atau sebagai cerminan hidup manusia sehari-hari. Sebuah karya sastra muncul karena adanya keinginan manusia untuk mengungkapkan diri dan menggambarkan melalui ide-idenya sehingga menjadi karya yang dapat dibaca orang lain, seperti novel, puisi, drama, maupun cerpen. Hubungan antara karya sastra dengan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Masyarakat memiliki kesempatan untuk menafsirkan atau memahami nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra menurut pengalaman dan pengetahuan sendiri.

Dalam kehidupan nyata sering terjadi tindak kekerasan, baik dilakukan oleh individual maupun berkelompok. Tindakan itu dilakukan tanpa melihat dampak yang terjadi dalam kehidupan seseorang dan bermasyarakat. Apalagi tindak kekerasan tersebut sering dialami oleh perempuan dan anak-anak dalam kehidupan rumah tangga. Laki-laki beranggapan bahwa dirinya lebih tinggi derjatnya dari perempuan sehingga tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan yang dapat mengakibatkan cideranya korban baik secara fisik maupun psikis. Meskipun korban adalah istri, anak kandungnya sendiri dan orang lain. Kekerasan terjadi biasanya karena masalah perekonomian, seorang istri tidak mengikuti kehendak suaminya, pemaksaan, dan penyelewengan seksual.

Salah satu novel yang memuat masalah kekerasan tersebut adalah novel Perempuan di Titik Nolkarya Nawal El- Saadawi. Tokoh utama dalam novel ini bernama Firdaus mengalami tindak kekerasan yang pada umumnya dilakukan oleh laki-laki. Ia berada pada titik nol atau pasrah serta putus asa menjalani kehidupannya. Hal ini dikarenakan tindak kekerasan fisik, psikis, dan seksual yang ia alami sejak kecil, remaja, bahkan saat berkeluarga. Akhirnya ia menjadi seorang pelacur sukses. Tidak hanya mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya, akan tetapi ia juga mengalami perlakuan kasar dari suaminya, yaitu Syekh Mahmoud dan para laki-laki yang awalnya hendak membantu, namun ternyata hanya melampiaskan hawa nafsu belaka. Perlakuan itulah yang membuat Firdaus benci terhadap laki-laki. Merekalah yang menyebabkan Firdaus menjadi seorang pelacur. Pada akhirnya, Firdaus di penjara dan dihukum mati karena membunuh seorang germo bernama Marzouk. Firdaus menolak untuk minta pengampunan kepada pemerintah untuk dibebaskan dengan meminta maaf atas perlakuannya itu.

Permasalahan yang diceritakan dalam novel ini hampir sama dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata, baik itu terjadi di Indonesia maupun didaerah timur tengah seperti Mesir. Budaya dan agama masyarakat Timur Tengah seolah-olah tidak bisa dilepaskan. Memang agama Islam menganjurkan seorang istri patuh kepada setiap perintah atau permintaan suaminya karena jika menolak istri akan mendapatkan dosa besar sebaliknya, jika seorang istri tidak menurut perintah atau permintaan suami, maka suami tidak akan segan-segan untuk berkata dengan nada yang kasar, memukul, bahkan mencambuk. Hal tersebut barangkali dianggap sebagai hal yang biasa di Mesir. Akan tetapi di Indonesia hal itu dapat dianggap sebagai suatu kekerasan.

Sebagaimana Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) (dalam Soeroso, 2012:58) mengemukakan bahwa kekerasan dapat membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Selain itu, alasan peneliti mengambil novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El–Saadawiini sebagai sumber data karena tokoh utama perempuan dalam Perempuan di Titik Nol karya Nawal El–Saadawi ini mengalami tindak kekerasan oleh tokoh laki- laki.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini ditetapkan pada tindak kekerasan terhadap tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El–Saadawi. Pentingnya masalah ini diteliti karena dengan adanya penelitian terhadap bentuk-bentuk kekerasan baik fisik, psikis, dan seksual yang ada pada novel ini dapat dijadikan pembelajaran agar tidak terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak kekerasan pada tokoh Firdaus, yakni bentuk-bentuk, penyebab, dan dampak tindak kekerasan.

(7)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.

Data penelitian ini adalah teks yang berkaitan dengan tindak kekerasan, sedangkan sumber data penelitian ini adalah novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti membaca, mencatat, memahami, menghayati dan mengidentifikasi tindak kekerasan terhadap tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi.

Teknik pengumpulan data penelitian ini sesuai dengan pendapat Muhardi dan Hasanuddin (1992:41). Pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) membaca dan memahami novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi, (2) menandai unsur-unsur kekerasan yang dialami tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi, (3) menginventarisasikan data yang ditemukan sesuai dengan unsur-unsur kekerasan yang dialami tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi, dan (4) mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan tindak kekerasan yang dialami tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi.Teknik penganalisisan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) mengelompokkan data yang berkaitan dengan teks tindak kekerasan terhadap tokoh Firdaus, (2) menganalisis bentuk, penyebab, dan dampak tindak kekerasan terhadap tokoh Firdaus, (3) menginterpretasikan data, (4) menyimpulkan hasil yang diperoleh, dan (5) menuliskan laporan hasil penelitian

.

Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini adalah teknik uraian rinci. Teknik uraian rinci dilakukan seteliti mungkin dalam menggambarkan konteks dan tempat penelitian diselenggarakan (Moleong, 2010:338). Uraian ini harus mampu mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didasarkan dalam novel disetiap bagiannya. Pada pembahasan ini akan dijelaskan hasil tentang bentuk-bentuk tindak kekerasan, penyebab tindak kekerasan, dan dampak tindak kekerasan dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Soeroso. Menurut Soeroso bentuk-bentuk tindak kekerasan ada empat macam yakni kekerasan fisik, kekerasan psikis, seksual, dan ekonomi.

Namun, dalam novel ini bentuk tindak kekerasan yang ditemui terdiri dari tiga yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual. Sedangkan kekerasan ekonomi dalam novel ini tidak ditemukan, sebab menurut Soeroso (2010:82) kekerasan ekonomi yaitu tidak memberikan nafkah lahir dan membiarkan istri bekerja dengan penghasilan dikuasai suami. Djannah (2007:14) juga mengemukakan bahwa kekerasan ekonomi adalah tiap-tiap perbuatan yang membatasi istri untuk bekerja di dalam atau di luar rumah yang menghasilkan uang atau barang dan membiarkan si istri bekerja untuk dieksploitasi; atau menelantarkan anggota keluarga, dalam arti tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan demikian, dalam novel ini tidak ditemukan tindak kekerasan ekonomi, sebab pada saat berumah tangga Firdaus tidak disuruh oleh Syekh Mahmoud untuk bekerja, dia hanya menyuruh Firdaus dapat melayaninya sebagai istri. Selain itu, Syekh Mahmoud merasa sudah cukup ekonomi untuk menghidupi keluarganya. Namun, perlakuan Syekh Mahmoud tidak cukup sampai disitu. Dia sering memukuli Firdaus.

Bentuk tindak kekerasan fisik yang dialami Firdaus dalam novel ini adalah dipukuli, dipotong daging antara kedua paha Firdaus, ditampar, dan ditinju. Sedangkan tindak kekerasan psikis yang dialami Firdaus adalah dimarahi, dihina, dihardik, dipaksa, dan diancam. Selain itu tindak kekerasan yang dialami Firdaus adalah tindak kekerasan seksual, yakni ketika Syekh Mahmoud ingin bersetubuh dengan Firdaus, namun Firdaus tidak melakukan perlawanan. Hal demikian terjadi karena tekanan yang diterima Firdaus atas perlakuan kekerasan Syekh Mahmoud.

Jadi, Firdaus terpaksa melayani Syekh Mahmoud tanpa suka sama suka. Djannah (2007:14) mengemukakan bahwa tindak kekerasan seksual adalah tiap-tiap perbuatan yang mencakup pelecehan seksual, memaksa istri, baik secara fisik untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan dan di saat si istri tidak menghendaki, melakukan hubungan seksual dengan cara-cara yang tidak wajar atau tidak disukai istri, maupun menjauhkan atau tidak memenuhi kebutuhan seksual istri.

(8)

Perlakuan tersebut dilakukan bermula semenjak Firdaus masih kecil, sampai dia bersuami. Firdaus berada pada titik nol atau putus asa terhadap kehidupan yang dia jalani.

Akhirnya dia menjadi pelacur sukses. Faktor penyebab tindak kekerasan yang dialami tokoh Firdaus terdiri dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Selain faktor penyebab tindak kekerasan yang dialami Firdaus maka tindak kekerasan tersebut juga berdampak pada fisik dan psikis Firdaus. Dampak tindak kekerasan yang dialami Firdaus adalah kerugian Immateriil.

Soeroso (2012:123) mengemukakan bahwa kerugian materiil berupa kehilangan barang-barang yang menjadi milik korban. Kerugian ini lebih bersifat ekonomis/mempunyai nilai ekonomis, sedangkan kerugian immateriil bersifat pskis/mental. Hal ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan korban. Kalau korban tidak dapat segera melupakan perbuatan pidana yang menimpanya, akan menyebabkan gangguan kejiwaan, dimana untuk menyembuhkannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dampak tindak kekerasan yang dialami Firdaus yaitu termasuk penderitaan jangka pendek dan jangka panjang, sebab penderitaan jangka pendek merupakan penderitaan yang bisa segera hilang dalam waktu singkat. Dampak jangka pendek berakibat pada fisik korban seperti luka-luka, memar pada bagian tubuh, infeksi, dan kerusakan organ reproduksi. penderitaan jangka panjang adalah penderitaan yang dialami korban berlangsung berkepanjangan, bahkan sampai mengganggu segala aktivitas dan kesehatannya, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis.

Pada umumnya kerugian yang dialami Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi ini adalah kerugian immateriil dan dan penderitaannya dilihat dari jangka pendek dan jangka panjang. Penderitaan jangka pendek yang dialami Firdaus terdiri dari menangis, menangis kelaparan, muka memar dan mata bengkak, darah keluar dari telinga dan hidung, dan tidak sadarkan diri. Kemudian penderitaan jangka panjang terdiri dari tidak mau bicara, mudah tersinggung, ketakutan, dan sakit hati. Namun, dalam novel ini tidak semua bentuk tindak kekerasan yang dialami Firdaus memiliki dampak jika dilihat dari penderitaan yang dialami baik penderitaan jangka pendek maupun jangka panjang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, di dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, terdapat bentuk-bentuk tindak kekerasan yakni kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Tindak kekerasan yang dialami tokoh Firdaus dilakukan oleh ibu, ayah, paman, suaminya, dan laki-laki yang ingin mencelakainya.

Bentuk-bentuk tindak kekerasan fisik tersebut berupa dipukul, dipotong daging di antara kedua paha, ditampar, dan ditinju. Bentuk kekerasan psikis yang dialami tokoh Firdaus yaitu berupa dihina, dimarahi, diancam, dipaksa, dan dihardik. Kekerasan seksual yang dialami Firdaus yakni berupa pemaksaan bersetubuh dengan Firdaus yang dilakukan oleh suaminya sendiri yaitu Syekh Mahmoud. Namun Firdaus tidak melakukan perlawanan kepada suaminya untuk melakukan hubungan suami istri.

Kedua, penyebab terjadinya tindak kekerasan terdiri dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu ketika Firdaus meminta uang kepada ayahnya pamaksaan bersetubuh dengan Firdaus dan melampiaskan hawa nafsu belaka. Ketiga, dampak tindak kekerasan yang paling dominan dialami Firdaus adalah pada kerugian immateriil dan penderitaan jangka pendek dan jangka panjang. Kerugian immateriil bersifat pskis/mental. Hal ini berkaitan dengan kondisi mental Firdaus trauma akibat tindak kekerasan yang dilakukan oleh para lelaki. Firdaus tidak ingin lagi harkat dan martabatnya diinjak oleh laki-laki. Penderitaan jangka pendek yang dialami Firdaus yaitu menangis kelaparan, memar dan bengkak, tidak sadarkan diri, emosi, sedangkan penderitaan jangka panjang yaitu pendiam, sakit hati, dan ketakutan. Namun, sebagian peristiwa tindak kekerasan yang dialami Firdaus tidak memiliki dampak terhadap fisik maupun psikis tokoh apabila dilihat pada penderitaan yang dialaminya. Dengan demikian hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai seorang perempuan harus berhati-hati terhadap tindak kekerasan. Apalagi tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Perempuan dan laki-laki memiliki hak masing-masing. Namun, laki-laki beranggapan bahwa perempuan lemah, sehingga dia tidak segan-segan melakukan kekerasan. Selain itu, pengarang menggambarkan kehidupan seorang perempuan sejak kecil hingga dewasa. Dia

(9)

mengalami tekanan batin oleh perilaku ayahnya sewaktu ia kecil, kekerasan fisik dan batin oleh suaminya yang berumur 60 tahun, dan penipuan oleh orang yang baru ia kenal. Pada akhirnya dia menjadi seorang pelacur.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tindak kekerasan terhadap tokoh Firdaus dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, dengan adanya penelitian ini semoga dapat memperluas cakrawala peneliti tentang sastra, selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mempermudah penelitian selanjutnya. Kedua, bagi pembaca dapat memberikan penilaian terhadap sebuah karya sastra dengan persepsi dan interpretasi masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Djannah, Fathul. 2007. Kekerasan terhadap Istri. Yogyakarta: LKiS.

El-Saadawi, Nawal. 2010. Perempuan di Titik Nol. Diterjemahkan oleh Amir Sutaarga. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press.

Soeroso, Moerti Hadiati. 2012. Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Sinar Grafika.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi yang dimaksud adalah membaca novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia dan mencatat hal- hal yang berkaitan dengan unsur novel khususnya peristiwa-peristiwa yang

Berdasarkan dengan peristiwa yang dialami tokoh dan situasi atau kondisi yang dialami tokoh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Peristiwa yang dialami tokoh dalam novel “Maha Cinta