• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingginya Tingkat Pengangguran pdf

N/A
N/A
Azizah Nabilah

Academic year: 2024

Membagikan " Tingginya Tingkat Pengangguran pdf"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus: Tingginya Tingkat Pengangguran

Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang Halaman all - Kompas.com

Tingkat kemiskinan yang tinggi di negara-negara berkembang merupakan tantangan serius dengan dampak ekonomi dan sosial yang luas dan kompleks. Fenomena ini sering menjadi fokus utama dalam diskusi tentang pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut.

Tingkat kemiskinan yang tinggi tidak dapat diabaikan karena hal ini dapat merugikan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu penyebab utama tingkat kemiskinan yang tinggi di negara-negara berkembang adalah pertumbuhan angkatan kerja yang melebihi kapasitas ekonomi nasional untuk menyerap tenaga kerja. Ini berarti bahwa jumlah orang yang memasuki pasar tenaga kerja setiap tahunnya jauh lebih besar daripada jumlah pekerjaan yang tersedia. Fenomena ini terjadi karena banyaknya orang yang memasuki usia kerja, yang disebut sebagai bonus demografi, tetapi ekonomi belum mampu menyerap tenaga kerja dengan cepat.

Selain itu, pertumbuhan rendah dalam kesempatan kerja juga merupakan faktor signifikan dalam meningkatkan tingkat kemiskinan. Kurangnya investasi di sektor-sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja baru, seperti industri modern dan jasa, berarti kesempatan kerja semakin terbatas. Rendahnya modal investasi adalah hambatan utama dalam menggerakkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi masyarakat.

Selain faktor internal, tingkat kemiskinan di negara-negara berkembang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti penurunan harga komoditas dan kondisi ekonomi global yang memburuk. Negara-negara berkembang seringkali sangat bergantung pada ekspor komoditas tertentu. Ketika harga komoditas tersebut turun, hal ini dapat mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi dan penutupan perusahaan, yang meningkatkan tingkat kemiskinan.

Dampak dari tingkat kemiskinan yang tinggi sangat merugikan masyarakat.

Pengangguran dapat menyebabkan penurunan pendapatan dan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Selain itu, kemiskinan juga dapat menghambat perkembangan individu dan masyarakat karena mereka tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.

(2)

Tingkat kemiskinan yang tinggi juga dapat meningkatkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial di negara-negara berkembang. Orang yang menganggur cenderung memiliki akses yang terbatas terhadap sumber daya dan kesempatan, yang dapat meningkatkan kesenjangan antara mereka dan kelompok yang lebih mampu. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan sosial dan konflik, serta menghambat pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif.

Upaya yang komprehensif dan terkoordinasi dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil diperlukan untuk mengatasi masalah kemiskinan di negara-negara berkembang. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Pemerintah juga perlu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui kebijakan yang mendukung sektor-sektor produktif dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Selain itu, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan kerja bagi masyarakat, sehingga mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk bersaing dalam pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif. Program- program ini harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan lokal dan mengakomodasi perubahan dalam pasar kerja global.

Di samping itu, pemerintah juga perlu mengembangkan kebijakan yang mendorong inklusi keuangan dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Ini dapat dilakukan melalui program- program yang memberikan akses kepada mereka untuk modal usaha, pelatihan kewirausahaan, dan dukungan teknis lainnya.

Tingkat kemiskinan yang tinggi di negara-negara berkembang memang merupakan tantangan yang sulit, namun dengan upaya yang tepat dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, masalah ini dapat diatasi secara bertahap. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera bagi semua warganya. Hanya dengan demikian, negara-negara berkembang dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh masyarakatnya.

Daftar Pustaka:

(3)

GANI, K. A. (2022). ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, KESEMPATAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN ACEH BARAT (Doctoral dissertation, UPT PERPUSTAKAAN).

Sarbaini, S., Saputri, W., & Muttakin, F. (2022). Cluster Analysis Menggunakan Algoritma Fuzzy K-Means Untuk Tingkat Pengangguran Di Provinsi Riau. Jurnal Teknologi Dan Manajemen Industri Terapan, 1(2), 78-84.

Saragih, R. F., Silalahi, P. R., & Tambunan, K. (2022). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2007–2021. PESHUM: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, 1(2), 71-79.

Mardiatillah, R., Panorama, M., & Sumantri, R. (2021). Pengaruh pengangguran dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di sumatera selatan tahun 2015-2019. KINERJA, 18(2), 279-287.

Berliani, K. (2021). Pengaruh Tingkat Pengangguran, Tingkat Pendidikan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2020. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(2), 872.

(4)

Kasus : Ketergantungan Pada Sektor Pertanian Primer

Peran Sektor Pertanian di Perekonomian Indonesia - Kompasiana.com

Ketergantungan pada sektor pertanian primer merupakan hal yang lumrah di banyak negara berkembang. Sebagian besar negara-negara tersebut masih mengandalkan industri pertanian dan pertambangan sebagai tulang punggung perekonomiannya. Fenomena ini dapat menimbulkan beberapa tantangan ekonomi dan sosial yang signifikan, yang perlu ditangani secara serius untuk mempertahankan pembangunan ekonomi.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa ketergantungan pada sektor pertanian primer dapat mengakibatkan kerentanan perekonomian terhadap fluktuasi harga komoditas global.

Sebagian besar negara berkembang yang mengandalkan pertanian dan pertambangan sebagai sektor penting perekonomiannya seringkali sangat bergantung pada harga komoditas seperti tanaman pangan, minyak, dan logam. Ketika harga komoditas turun di pasar global, pendapatan negara dan pendapatan petani lokal dapat terkikis, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian yang signifikan.

Selain itu, ketergantungan pada sektor pertanian primer juga dapat memperlambat diversifikasi ekonomi. Ketika sebagian besar sumber daya dan tenaga kerja terkonsentrasi di sektor pertanian, hal ini dapat menghambat perkembangan industri lain yang memberikan nilai tambah lebih tinggi. Diversifikasi ekonomi penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu industri tertentu dan menciptakan lapangan kerja di sektor yang lebih inovatif dan produktif.

Selain itu, ketergantungan pada sektor pertanian primer dapat menghambat kemajuan teknologi dan inovasi di negara-negara berkembang. Karena sebagian besar sumber daya dan tenaga kerja dialokasikan pada pertanian tradisional, investasi dalam penelitian dan pengembangan di sektor teknis dan industri sering kali diabaikan. Hal ini dapat menyebabkan negara-negara berkembang mengejar ketertinggalan dalam inovasi dan daya saing global.

Selain itu, ketergantungan pada sektor pertanian primer juga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan pestisida berlebihan dan penggundulan hutan, dapat merusak ekosistem alam dan mengurangi ketersediaan sumber daya alam dalam jangka panjang. Hal ini dapat mengakibatkan degradasi lahan, penurunan kualitas air, dan hilangnya keanekaragaman hayati, yang pada akhirnya mengancam keberlanjutan ekonomi dan sosial.

(5)

Strategi pembangunan ekonomi yang holistik dan berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi tantangan terkait ketergantungan pada sektor primer pertanian. Salah satu langkah utama yang dapat dilakukan adalah mendorong diversifikasi ekonomi melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor non-pertanian, seperti manufaktur, jasa, dan teknologi. Hal ini dapat dilakukan melalui insentif fiskal, bantuan teknis, dan infrastruktur yang mendukung pengembangan sektor-sektor tersebut.

Selain itu, penting untuk meningkatkan investasi penelitian dan pengembangan pada sektor-sektor strategis yang berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah perekonomian. Inovasi teknologi dan peningkatan produktivitas akan sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian primer dan menciptakan perekonomian yang lebih dinamis dan berkelanjutan.

Yang tidak kalah pentingnya, upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan perekonomian terhadap fluktuasi harga komoditas global. Hal ini dapat dilakukan melalui diversifikasi produk pertanian, pengembangan pasar dalam negeri, dan kebijakan perdagangan yang cerdas. Selain itu, akses petani terhadap teknologi dan praktik pertanian berkelanjutan juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan mereka terhadap perubahan iklim dan pasar.

Ketergantungan pada sektor pertanian primer merupakan tantangan berat bagi negara- negara berkembang, namun tantangan ini dapat diatasi dengan strategi yang tepat dan komitmen pemangku kepentingan yang kuat. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk menciptakan perekonomian yang lebih beragam, inovatif, dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya.

Daftar Pustaka:

Gultom, F., & Harianto, S. (2022). Lunturnya sektor pertanian di perkotaan. Jurnal Analisa Sosiologi, 11(1).

Sudirman, A., & Sari, D. S. (2022). DETERMINASI PASAR BEBAS DALAM MENCIPTAKAN KETIDAKAMANAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 4(2), 171-184.

Yudha, E. P., & Dina, R. A. (2020). Pengembangan potensi wilayah kawasan perbatasan negara Indonesia (studi kasus: Ranai-Natuna). Tata Loka, 22, 366-378.

(6)

Hasanah, L. A. (2022). Analisis Faktor-Faktor Pengaruh Terjadinya Impor Beras di Indonesia Setelah Swasembada Pangan. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(2), 57-72.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus Gerbangkertasusila Tahun

Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.Penelitian ini

Meinny Kolibu (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di

2. Tingkat Pengangguran terbuka berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura, artinya ketika pengangguran meningkat, maka akan

Diduga indeks pembangunan manusia (IPM) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan di Kabupaten Bolaang Mongondow. Diduga Tingkat Pengangguran Terbuka mempunyai pengaruh

Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat

Lincolin Arsyad (2007) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat sekaliantara tingginya pengangguran dan kemiskinan. Bagi sebagian besar masyarakat, yang tidak mempunyai

Persamaan Regresi Persamaan regresi pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan diJawa Tengah Tahun 2009 – 2014 dengan pengolahan data panel, adalah sebagai berikut :