• Tidak ada hasil yang ditemukan

tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAKNYA (Studi terhadap Orang Tua di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura

Selatan Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan)

JURNAL

MERIA ULFA. AF NPM: 10060148

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAKNYA (Studi terhadap Orang Tua di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura Selatan

Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan) Oleh:

Meria Ulfa. AF

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

In this research the leave at the level worried which was experienced by parents relation about the child education. The error and wrong at the taken decision about education which was the chosen and moderate in the live by the child. The research purpose to describe: 1) The parents worried about the child education look at from physiology aspect. 2) The parents worried about the child education look at from psychological aspect. The type of this research classified at the research descriptive quantitative with the population all parents which was have the child sit down at the senior high school or of the level same in the village Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan at the teaching years 2014-2015 with amount of 60 parents, that tecnic used at the research is sampling tecnic.

Instrument which was used in the research this is questionnaire. Whereas for analysis the data with used percentage. The result of the research this level in general level parents worried about the child education. be at the level very high. The result of the research based on sub variable: 1) The level parents worried about the child education look at from physiology aspect be at the high level.

2) The level parents worried about the child education look at from psychological aspect, be at the level very high. Based on this research the researcher to sugest to parents that the more much to search of information about the child education.Don’t worry about education is the live by the child looks like is feel now.

Keywords: Anxiety, Parents and Education

PENDAHULUAN

Setiap manusia sepanjang hidupnya berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak sesuai dengan kodratnya. Maka dari itu manusia berhak memperoleh pendidikan setinggi-tingginya dalam usaha mempersiapkan dirinya mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan. Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik.

Pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia, baik secara individual maupun kelompok.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan dapat mewujudkan generasi muda yang handal baik pada bidang akademis, sosial, maupun agama.

Menurut Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 2011:11) pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dan segala perbuatannya.

Menurut Dewantara dalam kongres taman siswa yang pertama pada tahun 1930 (Ihsan, 2010:5), Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak. Dalam taman siswa tidak boleh dipisahkan bagian- bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Orang tua memiliki tanggung jawab terutama di dalam pendidikan dan tingkah laku anak sampai anak memasuki masa remaja, baik ayah sebagai kepala keluarga maupun ibu sebagai pengurus rumah tangga.

(3)

Keikutsertaan orang tua di dalam mendidik anak merupakan awal keberhasilan orang tuanya di dalam keluarganya. Apabila anak menuruti perintahnya terlebih lagi anak mendapat didikan sesuai dengan perintah agama. Mendidik anak dengan benar berarti orang tua sudah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak secara baik. Pola asuh menjadi pola pribadi dan tingkah laku anak.

Menurut Yosep (Sobur, 2003:345) kecemasan adalah saat orang merasa terancam keselamatannya. Dia sama sekali tidak mengetahui langkah dan cara yang harus diambil untuk menyelamatkan dirinya.

Jika seseorang dilanda kecemasan yang panjang tanpa akhir secara psikologis sebenarnya sudah berada dalam kehancuran dirinya.

Sedangkan menurut King (2010:301) bahwa “Kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang tidak menyenangkan, tidak jelas dan bersifat menyebar”.

Selanjutnya Sundari (2005:51) mengemukakan, ada beberapa gejala-gejala kecemasan yang bersifat fisik maupun bersifat psikis, diantaranya: jari-jari tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tak nyenyak, dan dada sesak nafas. Gejala-gejala yang bersifat psikis diantaranya: ketakutan, merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram dan ingin lari dari kenyataan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa rasa cemas yang dimiliki setiap individu merupakan suatu hal yang lazim. Karena perasaan cemas yang ada dalam diri seseorang merupakan kewaspadaan terhadap suatu masalah/kejadian yang terjadi untuk masa yang akan datang. Kecemasan yang dimiliki seseorang merupakan suatu keadaan yang mengancam dalam kehidupannya. Sedangkan ketakutan adalah suatu yang memang nyata, sehingga merasa cemas akan kewaspadaan terhadap kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 8-10 Januari 2014 terlihat ada beberapa orang tua yang cemas tentang

yang gemetar apabila menerima telepon dari anaknya, adanya orang tua yang pusing memikirkan anaknya yang kos, ada juga orang tua yang berkeringat dingin apabila anaknya terlambat pulang sekolah.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang tua.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa orang tua yang anaknya sekarang duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat) pada tanggal 15-16 Februari 2014, terungkap bahwa adanya orang tua yang bingung tentang pendidikan lanjutan anaknya, adanya orang tua yang cemas ketika anaknya tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat), adanya orang tua yang takut tidak mampu membiayai pendidikan anaknya, adanya orang tua yang khawatir akan anaknya tidak serius dalam mengikuti pendidikan, adanya orang tua yang cemas pendidikan anaknya putus di tengah jalan, adanya orang tua yang cemas setelah anaknya sarjana tidak mempunyai pekerjaan.

Agar penelitian ini lebih terfokus pada masalah dan demi tercapainya tujuan yang diinginkan, maka batasan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisiologis di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan

2. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek psikologis di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan?

Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan:

1. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisiologis di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Tingkat kecemasan orang tua tentang

(4)

psikologis di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan

Menurut Saefullah (2012:369), cemas adalah perasaan gelisah yang berhubungan dengan antisipasi terhadap bahaya. Cemas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan bentuk respon emosional terhadap bahaya yang objektif walaupun manifestasi fisiologis yang ditimbulkannya sama. Cemas merupakan bentuk pengalaman yang umum, tetapi dapat ditemui dalam bentuk yang berbeda pada gangguan psikiatrik dan gangguan medis.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sungai Kuyung, Kenagarian Inderapura Selatan, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:207) “Penelitian deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Untuk menganalisis data yang digunakan teknik analisa persentase menurut Sudijono (2010:43), yaitu:P = × 100 Keterangan:

P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Jumlah angka mutlak

Setelah didapatkan persentasenya, kemudian menetapkan kriteria penilaian masing-masing data yang diperoleh dengan mengacu kepada batasan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:89) berikut:

81% - 100% = Sangat Tinggi 61% - 80% = Tinggi 41% - 60% = Cukup Tinggi 21% - 40% = Rendah 0% - 20% = Rendah Sekali

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura Selatan Kecamatan Pencung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, secara umum berada pada kriteria tinggi dengan persentase 38,33%.

Hasil ini menunjukkan bahwa tinggi tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura Selatan Kecamatan Pencung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Kesimpulannya semakin tinggi tingkat kecemasan orang tua maka semakin cemas orang tua tentang pendidikan anaknya, dilihat dari aspek fisik dan aspek psikis.

1. Tingkat Kecemasan Orang Tua tentang Pendidikan Anaknya Dilihat dari Aspek Fisik

Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis lakukan, dapat diungkap bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisik yaitu dari 60 responden dilihat dari aspek fisik yaitu: a) jari-jari tangan dingin terdapat 22 responden dengan kriteria tinggi dengan presentase 36,67%, b) jantung berdebar-debar, terdapat 29 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 48,33%, c) berkeringat dingin, terdapat 23 responden dengan kriteria tinggi dengan presentase 38,33%, d) kepala pusing, terdapat 26 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 43,33%, e) nafsu makan berkurang terdapat 22 responden dengan kriteria tinggi dengan presentase 36,67%, f) gangguan tidur, terdapat 22 responden yang berada pada kriteria tinggi dengan persentase 36,67%, dan g) dada sesak nafas, terdapat 26 responden berada pada kriteria sangat tinggi dengan persentase 43,33%.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisik, dari 60 responden ternyata ada 23 responden berada pada kriteria tinggi dengan presentase 38,33%. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisik ternyata orang tua berada pada kriteria

(5)

tinggi. Artinya, bahwa orang tua ternyata mengalami gejala yang mengakibatkan mereka mengalami kecemasan terhadap pendidikan anaknya yang tinggi seperti yang diungkap oleh Fauziah & Widury (2008:74) kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau tidak tenang dan tidak dapat duduk diam.

2. Tingkat Kecemasan Orang Tua tentang Pendidikan Anaknya Dilihat dari Aspek Psikis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis lakukan, dapat diungkapkan bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek psikis yaitu dari 60 responden dilihat dari aspek psikis yaitu:

a) Ketakutan, terdapat 30 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 50%, b) Merasa akan ditimpa bahaya, terdapat 20 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan persentase 33,33% dan 22 responden juga berada pada kriteria tinggi dengan presentase 33,33%, c) Tidak dapat memusatkan perhatian, terdapat 27 responden dengan kriteria tinggi dengan presentase 45%, d) Tidak tenteram, terdapat 30 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 50%, e) Ingin lari dari kenyataan terdapat 25 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 41,67%.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek psikis yaitu dari 60 responden ternyata ada 26 responden dengan kriteria sangat tinggi dengan presentase 43,33%. Ditemukan bahwa tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek psikis ternyata tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya yaitu mengalami kecemasan pada kriteria sangat tinggi.

Artinya, bahwa orang tua mengalami gejala yang mengakibatkan mereka mengalami kecemasan yang sangat tinggi seperti yang diungkap oleh Sundari (2005:51) Gejala- gejala yang bersifat psikis diantaranya:

ketakutan, merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, dan ingin lari dari kenyataan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya, yaitu:

1. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek fisik termasuk pada kriteria tinggi, terkait dengan jantung berdebar-debar, kepala pusing serta dada sesak nafas.

2. Tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya dilihat dari aspek psikis termasuk pada kriteria sangat tinggi, terkait dengan ketakutan, tidak tentram serta tidak dapat memusatkan perhatian.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Orang Tua, seluruh orang tua baik yang mengalami kecemasan tentang pendidikan anaknya maupun kepada orang tua yang tidak mengalami kecemasan tentang pendidikan anaknya agar dapat mempertimbangkan dan memikirkan dengan matang dalam mengambil keputusan agar tidak mengalami kecemasan fisik terkait dengan jantung berdebar-debar, kepala pusing serta dada sesak nafas maupun kecemasan psikis terkait dengan ketakutan, tidak tentram serta tidak dapat memusatkan perhatian.

2. Peserta Didik, diharapkan kepada peserta didik agar memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada orang tua tentang pendidikan yang sedang dijalani, supaya orang tua tidak merasa cemas, jika dilihat dari aspek fisik terkait dengan jantung berdebar-debar, kepala pusing serta dada sesak nafas, dan jika dilihat dari aspek psikis terkait dengan ketakutan, tidak tentram serta tidak dapat memusatkan perhatian seperti yang dialami oleh orang tua pada saat sekarang ini.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, diharapkan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling agar dapat melahirkan guru Bimbingan dan Konseling yang Profesional sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

4. Tokoh Masyakat, diharapkan kepada

(6)

orang tua yang mengalami kecemasan tentang pendidikan anaknya dengan memberikan berbagai informasi tentang pendidikan anak maupun informasi lainnya yang dapat membantu dan menunjang pendidikan anak ke depannya.

5. Peneliti, bagi peneliti sendiri agar bisa menjadi bahan masukan dan menambah wawasan tentang permasalahan yang dialami oleh orang tua.

6. Peneliti Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai tingkat kecemasan orang tua tentang pendidikan anaknya.

KEPUSTAKAAN

Buku Pedoman Penulisan Skripsi. 2013.

STKIP PGRI Sumatera Barat.

Fauziah, Fitri dan Widury, Julianti. 2008.

Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.

Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press).

Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

King, A. Laura. 2010. Psikologi Umum.

Jakarta: Salemba Humanika.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.

Bandung: Pustaka Setia.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidik. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. 2012. Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung persentase bagi penentuan peringkat Efek Konservasi EK, digunakan rumus sederhana sebagai berikut: N / D x 100% Keterangan: N = jumlah pertanyaan EK dengan jawaban