• Tidak ada hasil yang ditemukan

tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TINGKAT KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK SIAM (Citrus Microcarpa) DI KENAGARIAN AIA GADANG KECAMATAN

PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh :

Rima1Dasrizal2Elvi Zuriyani3

1Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

2,3Dosen Jurusan Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan 1) mengetahui karakteristik lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam 2) mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang. Satuan lahan yang ada pada daerah penelitian terdiri dari 27 satuan lahan dan sampel yang diambil hanya 3 satuan lahan saja.

Teknik Pengambilan sampel adalah Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yaitu analisis berupa tabel- tabel perbandingan antara karakteristik lahan (drainase, struktur, pH, kemiringan lereng, bahan organik, curah hujan) dibandingkan dengan tingkat kesesuaian lahan tanaman jeruk siam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Karakteristik drainase tanah, struktur tanah, pH tanah, kemiringan lereng faktor pendukung terhadap tanaman jeruk siam, sedangkan bahan organik dan curah hujan faktor penghambat untuk tanaman jeruk siam, karena bahan organik yang di peroleh dari hasil penelitian 1,1% dan 2,1%, curah hujan 13760mm/tahun sedangkan syarat tumbuh tanaman jeruk siam bahan organik 3-5%, curah hujan 1520-3800mm/tahun, 2) Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang menunjukan bahwa tingkat kesesuaian lahannya yang dikategorikan sesuai yang terdapat pada satuan lahan F1.II.Ando.Pr.Qat1, F1.II.Ando.Pr.Qh, sedangkan kategori yang tidak sesuai terdapat pada satuan lahan F1.II.Kamb.Pr.Qat1 dikarenakan pada satuan lahan ini jenis tanahnya adalah kambisol sedangkan tanah yang sesuai untuk tanaman jeruk siam adalah andosol.

Kata kunci: Tingkat Kesesuan Lahan, Jeruk Siam

(3)

THE LEVEL OF LAND SUITABILITY FOR SIAM CITRUS (Citrus Microcarpa) IN KENAGARIAN AIA GADANG PASAMAN DISTRICT

OF WEST PASAMAN

By:

Rima1 Dasrizal2 Elvi Zuriyani3

1.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3 the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was conducted with the porposes 1) determine the characteristics of suitable land for growing Siam Citrus 2) determine the level of suitability of land for siam citrus in Kenagarian Aia Gadang. The units of land that exist in the study area consists of 27 land units and samples were taken only 3 land units only.

The technique sampling of this research was purposive sampling that is technique sampling with a certain consideration. The type of this research was descriptive of the analysis in the form of tables comparison between the land characteristics (drainage, structure, pH, slope, organic material, rainfall) compare with the level of siam citrus land suitability.

The result of this research showed that 1) the characteristics of soil drainage, soil structure, soil pH, slope suppotred factors toward plant of siam citrus, whereas organic material and rainfall were factors of limiting for siam citrus plants, because the organic material obtained from the result of research 1,1% and 2,1%, rainfall 13760 mm/years whereas the term of organic material siam citrus plants 3-5%, rainfall 1520- 3800mm/year. 2) The level of suitability for siam citrus plants in Kenagarian Aia Gadang showed that the levels of land suitability that was categorized suitable on land units F1.II.Ando.Pr.Qat1, F1.II.Ando.Pr.Qh, whereas category was not suitable on land units F1.II.Kamb.Pr.Qat1 it was caused in land units type of the soil was kambisol whereas the suitable soil for siam citrus was andosol.

Key Word: Level Of Land Suitability, Siam Citrus

(4)

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong kemampuan manusia untuk lebih memanfaatkan lingkungan alam, yang akan terus mengalami peningkatan. Segala sesuatu yang telah diciptakan oleh manusia dalam berbagai aktivitasnya, tidak akan lepas dari pengaruh sumber daya manusia maupun peningkatan kebutuhan ekonomi. Dengan terbatasnya Sumber daya pemenuhan kebutuhan manusia, maka manusia harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada semaksimal mungkin, dengan tidak merusaknya. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena tanah merupakan salah satu faktor pembentuk lahan dan fungsi sosial.

(Fevi, 2009)

Lahan adalah lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukung terhadap prikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia.

Lingkungan fisis meliputi relief, iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik merupakan hewan, tumbuhan dan manusia. Jadi kesimpulannya lahan lebih luas dari pada tanah dalam. (Tilawati, 2013)

Tanah adalah salah satu faktor penting dalam studi geografi. Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagai permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bantuan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. (Hermon 2009 dalam Yanti 2013)

Evaluasi lahan adalah istilah umum bagi proses penilaian penampilan atau keragaan jika digunakan untuk tujuan tertentu yang terdiri atas semua bentuk interprestasi yang tidak dibatasi oleh metode tertentu dalam evaluasi, klasifikasi, atau tataguna lahan sebagai hasil akhir dari evaluasi lahan. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara perbandingan dan interprestasi data dasar yang terdiri atas data tanah, vegetasi, iklim, getra lain dan lahan. (Rachman, 2005)

Bentuk lahan adalah keadaan permukaan bumi atau bentang alam pada suatu daerah yang erat kaitannya dengan keadaan topografi (Hermon, 1998 dalam Rahmi 2008). Satuan bentuk lahan adalah kenampakan medan atau

relief yang terbentuk oleh proses alami sehingga dapat dikenal dalam batas-batas yang memberikan informasi tentang struktur, komposisi, kekerasan dan keragaman.

(Abdullah dalam Rahmi, 2008)

Kesesuian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan untuk irigasi,tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian musiman.

Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan drainase yang sesuai untuk usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif.

(Rayes dalam Tilawati, 2013)

Jeruk adalah tanaman tahunan berasal dari Asia Tenggara, terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di perkarangan. Di Indonesia jeruk merupakan komoditas buah- buahan terpenting ketiga setelah pisang dan mangga bila dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produksi jeruk pertahun. (Soelarso:

1996)

Jeruk siam sering terserang hama seperti penggerak buah, thrips, tungau, lalat buah, kutu loncat jeruk, ulat peliang daun, kutu penghisap daun dan penyakit utama yang menyerang tanaman jeruk siam adalah penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). (Soedarya : 2010)

Daerah Pasaman Barat Pada tahun 1985-2000 merupakan daerah penghasil jeruk terbesar di Sumatera Barat bahkan sampai di ekspor kepulau Jawa. Namun sejak terserang Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) mengakibatkan warna daun jeruk siam berubah menjadi kuning, batang penuh jamur dan menghambat produksi buah.

Namun lama-kelamaan mengakibatkan tanaman jeruk mati, sehingga masyarakat beralih ketanaman kelapa sawit yang nilai ekonominya lebih tinggi, tidak lama kemudian harga kelapa sawit mulai menurun, sehingga masyarakat Pasaman Barat khususnya masyarakat Nagari Aia Gadang kembali menanam jeruk siam, tanpa memperhitungkan kesesuaian lahan yang akan ditanam jeruk siam, bahkan masyarakat memusnahkan tanaman kelapa sawitnya yang masih bisa berproduksi untuk ditanam jeruk siam.

(12/02/2015, Dinas Pertanian, Kab.Pasaman Barat)

(5)

Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2013 disebelas kecamatan memiliki luas tanaman dan produksi jeruk dapat dilihat pada tabel I.I :

Tabel I.1 Luas Tanaman Jeruk Dan Produksi di Kecamatan Pasaman Tahun 2013

N o

Kecamat an

Tanaman ( Ha)

Panen (Ha)

Produ ksi (Ton) 1 Sungai

Beremas

3.31 0,14 2,60 2 Ranah

Batahan

6,67 0,00 0,00

3 Koto

Balingka

28,50 0,00 0,00 4 Sungai

Aua

5,21 0,00 0,00 5 Lembah

Melintang

29,80 2,00 42,60

6 Gunung Tuleh

27,24 12,52 172,3 0

7 Talamau 0,50 0,29 4

8 Pasaman 79,84 7,16 36,60 9 Luhak

Nan Duo

0,01 0,00 0,00 10 Sasak

Ranah Pasisie

29,77 0,40 7,80

11 Kinali 0,00 0,00 0,00

Jumlah 210,85 22,51 265,9 1 Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Pasaman Barat

Berdasarkan observasi awal harga jeruk siam di Pasaman Barat mencapai Rp.10.000,- – Rp.18.000,- per kilogram mendorong banyak petani sawit beralih ke komoditas jeruk siam.

Nagari Aia Gadang pada dahulunya memiliki potensi yang besar dalam pengembangan tanaman jeruk siam. Salah satu di daerah Pasaman Barat yang mempunyai prospek yang bagus untuk pengembangan tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang. Tetapi saat sekarang ini produksi buah jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang tidak seperti dahulunya, dikarenakan masyarakat kurang mempertimbangkan sesuai atau tidaknya lahan yang sudah pernah ditanami kelapa sawit tersebut ditanam jeruk siam, dan tanah yang pernah ditanami kelapa sawit tersebut masih baik untuk ditanami jeruk siam baik dari segi struktur, pH, drainase dan bahan organik.

Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang secara umum termasuk pada daerah tropis merupakan daerah dengan curah hujan yang tinggi sehingga proses geomorfologi yang terjadi sangat intensif.

Kemiringan lereng di Nagari Aia Gadang datar sampai sangat curam dengan kontur sangat komplek sehingga menimbulkan minat petani untuk menanam jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang, tetapi curah hujan yang tinggi yang dapat menjebabkan banjir sehingga tanaman jeruk siam di Nagari Aia Gadang sering terendam banjir, yang menyebabkan kerugian ratusan juta.

Sehubungan dengan kenyataan di atas penelitian tertarik untuk meneliti lahan yang sesuai untuk pengembangan tanaman jeruk siam dengan melibatkan karakteristik lahan diantaranya kondisi struktur, pH, drainase, bahan organik, curah hujan dan kemiringan lereng maka judul penelitian ini “ Tingkat Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Jeruk Siam (Citrus Microcarpa) di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat”.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis deskriptif. Menurut Sugiyono, 2013 penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (indenpenden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. karakteristik lahan berkaitan dengan:

Tanah (struktur, pH, drainase dan bahan organik), Kemiringan lereng dan Curah hujan.

a. Struktur

Berdasarkan hasil pengukuran analisis lapangan tentang struktur tanah seperti yang tersaji pada tabel IV.6, tanah yang berstruktur gumpal tergolong pada kategori lahan yang kurang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas struktur tanah menurut (Soedarya, 2010), terdapat pada sampel F1.II.Kamb.Pr.Qat, sedangkan tanah yang berstruktur remah tergolong pada kategori lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas struktur tanah

(6)

menurut (Soedaryo, 2010), terdapat pada sampel F1.II.Ando.Pr.Qat1 dan F1.II.Ando.Pr.Qat.

b. pH

Berdasarkan hasil analisis laboratorium tentang pH tanah seperti yang tersaji pada tabel IV.7, di peroleh pHnya yaitu 7,05, 7,18, tergolong pada kategori kurang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas pH tanah menurut (Soedarya, 2010), terdapat pada sampel F1.II.Kamb.Pr.Qat1 dan F1.II.Ando.Pr.Qat1, sedangkan tanah yang pHnya 6,53 kategori sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas pH tanah menurut (Soedaryo,2010), terdapat pada sampel F1.II.Ando.Pr.Qh.

c. Drainase

Berdasarkan hasil analisis drainase tanah diperoleh dari pengamatan dilapangan seperti yang tersaji pada tabel IV.5 di atas drainase d4- d5 tergolong pada kategori lahan yang tidak sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas drainase menurut (Hermon, 2006), terdapat pada sampel F1.II.Kamb.Pr.Qat.

Sedangkan drainase d0-d1 tergolong pada kategori lahan yang baik untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas drainase menurut (Hermon, 2006) terdapat pada sampel F1.II.Ando.Pr.Qat1 dan F1.II.Ando.Pr.Qh.

d. Bahan Organik

Berdasarkan analisis labor tentang bahan organik tanah seperti yang tersaji pada tabel IV.10, diperoleh bahan organiknya yaitu 1,1% , 2,1%, tergolong pada kategori tidak sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas bahan organik tanah menurut (Sutopo,

2011),terdapat pada sampel

F1.II.Kamb.Pr.Qat1, F1.II.Ando.Pr.Qat1, dan F1.II.Ando.Pr.Qh.

e. Kemiringan Lereng

Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dan hasil pencocokan dengan peta lereng seperti yang tersaji pada tabel IV.4, lahan dengan kemiringan lereng <8% tergolong pada kategori lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan kriteria kelas kemiringan lereng menurut (Soedarya, 2010), terdapat pada sampelF1.II.Kamb.Pr.Qat1, F1.II.Ando.Pr.Qat1, dan F1.II.Ando.Pr.Qh.

f. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran curah hujan untuk masing-masing sampel penelitian yang diperoleh dari data sekunder yang didapat dari dinas PSDA Kota Padang seperti yang

tersaji pada tabel IV .9. diatas yaitu jumlah rata-rata curah hujan sebesar 13760 mm/tahun pada semua masing-masing sampel tergolong pada kategori kurang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasrkan kriteria kelas curah hujan menurut (Soedarya, 2010).

2. Tingkat Kesesuaian Laahan Untuk Tanaman Jeruk Siam Di Kenagarian Aia Gadang

Berdasarkan hasil pengharkatan terhadap 6 karakteristik lahan, maka jumlah nilai yang diperoleh pada sampel F1.II.Kamb.Pr.Qat1 adalah 13, sampel F1.II.Ando.Pr.Qat1 adalah 10 dan sampel F1.II.Ando.Pr.Qh adalah 9, dari ketiga sampel penelitian dua sampel yang sesuai untuk tanaman jeruk siam dan satu sampel lahan tidak sesuai untuk tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang.

Sampel 1 F1.II.Kamb.Pr.Qat1 merupakan lahan yang tidak sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan karakteristik lahan pada sampel penelitian terdapat faktor penghambat untuk tanaman jeruk siam yang mana dapat dilihat dari drainase d4-d5 (tidak sesuai), struktur gumpal (kurang sesuai), pH 7,05 (kurang sesuai), bahan organik 1,1% (tidak sesuai), dan curah hujan 13760 mm/tahun (kurang sesuai). Berdasarkan hasil dari 6 karakteristik lahan tersebut lahan pada sampel 1 tergolong lahan yang tidak sesuaia untuk tanaman jeruk siam.

Berdasarkan syarat tumbuh tanaman jeruk siam tanah yang sesuai untuk tanaman jeruk siam adalah andosol, drainase d1-d2, pH 5,6- 6,5, struktur tanahnya remah, kadar bahan organiknya 3-5%, curah hujannya 1520- 3800mm/tahun, dan kemiringan lereng <8%

(Soedaryo, 2010)

Hasil pengamatan terhadap tanaman jeruk siam sampel 1 pada saat melakukan penelitian secara umum tampak batang jeruk siam penuh jamur, daun jeruk siam kuning dan keriting, ukuran buah jeruk kecil, buah jeruk terasa asam, kurang banyak mengandung air serta hasil panenya berkurang setiap panen, selain lahan yang tidak sesuaia kurangnya perawatan terhadap jeruk siam ini menybabkan jeruk siam tumbuh dengan tidak baik.

Menurut Asaad, dkk dalam Agus, dkk (2011) beberapa masalah yang menjadi penyebab rendahnya produksi dan mutu jeruk adalah penerapan teknologi budidaya yang belum optimal (pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT, penjarangan buah) dan penanganan pascapanen yang belum optimal (sortasi, grading, pengemasan, pengangkutan).

(7)

Menurut wutscher dan Smith dalam Agus, dkk (2011) buah yang tidak berair dapat terjadi karena ketidak seimbangan hara. Kahat fosfor (P) dapat menyebabkan buah tidak berair dan rasanya hambar. Kahat (K) menyebabkan aroma buah kurang kuat dan rasanya asam.

Sampel(2)F1.II.Ando.Pr.Qat1merupakan lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam berdasarkan karakteristik lahan pada sampel penelitian ini masih terdapat faktor penghambat untuk tanaman jeruk siam yaitu bahan Organik 1,1% (tidak sesuai), pH 7,18 (tidak sesuai), dan curah hujan 13760 mm/tahun (kurang sesuai).

Tetapi berdasarkan tabel pengharkatan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam lahan pada sampel II tergolong lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam.

Berdasarkan syarat tumbuh tanaman jeruk siam tanah yang sesuai untuk tanaman jeruk siam adalah andosol, drainase d1-d2, pH 5,6-6,5, struktur tanahnya remah, kadar bahan organiknya 3-5%, curah hujannya 1520- 3800mm/tahun, dan kemiringan lereng <8%

(Soedaryo, 2010)

Sampel (3) F1.II.Ando.Pr.Qh merupakan lahan yang sesuia untuk tanaman jeruk siam berdasarkan karakteristik lahan pada sampel penelitian ini masih terdapat faktor penghambat untuk tanaman jeruk siam yaitu bahan organik 2,1% (tidak sesuai), curah hujan 13760 mm/tahun (kurang sesuai). Tetapi berdasarkan tabel pengharkatan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam lahan pada sampel III tergolong lahan yang sesuai untuk tanaman jeruk siam.

Berdasarkan syarat tumbuh tanaman jeruk siam tanah yang sesuai untuk tanaman jeruk siam adalah andosol, drainase d1-d2, pH 5,6-6,5, struktur tanahnya remah, kadar bahan organiknya 3-5%, curah hujannya 1520- 3800mm/tahun, dan kemiringan lereng <8%

(Soedaryo, 2010)

Hasil pengamatan terhadap tanaman jeruk siam pada sampel II dan III pada saat melakukan penelitian secara umum tampak daun jeruk siam hijau, ukuran buah besar, buah jeruk terasa manis, buah jeruk banyak mengandung air, serta hasil panenya meningkat setiap panen, selain lahan sesuai dan perawatan yang baik terhadap jeruk siam ini menyebabkan jeruk siam tumbuh dengan baik.

Menurut Didiek, dkk dalam Agus, dkk (2011) penerapan teknologi budidaya secara baik (pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama/penyakit, drainase) menyebabkan tanaman jeruk tumbuh lebih sehat.

Menurut Tanaka dalam Agus, dkk (2011) tanaman yang dipelihara lebih intensif mampu

menghasilkan buah yang lebih banyak dengan bobot yang lebih berat serta buahnya lebih sedikit yang ngapas. Jumlah dan bobot buah sangat terkait pertumbuhan tanaman. Tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik dapat dapat menghasilkan buah yang lebih banyak karena tumbuhnya tunas-tunas generatif yang lebih banyak sebagai akibat di lakukan pemangkasan.

Menurut Muhammad dalam Agus, dkk (2011) menunjukan bahwa pemupukan fosfat dan kalium berpengaruh nyata terhadap jumlah buah dan bobot per pohon, bobot tiap buah, kandungan vitamin C dan total asam pada jeruk Keprok selayar. Perlakuannya memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah dan bobot tiap pohon adalah 540g.

KESIMPULAN

1. Karakteristik lahan untuk tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat.

Adapun yang menjadi faktor pendukung untuk tanaman jeruk siam adalah drainase, struktur, pH, kemiringan lereng, sedangkan yang menjadi faktor penghambat untuk tanaman jeruk siam adalah bahan organik dan curah hujan yang mana bahan organik yang di peroleh dari hasil penelitian 1,1%

dan 2,1%, curah hujan 13760mm/tahun sedangkan syarat tumbuh tanaman jeruk siam bahan organik 3-5%, curah hujan 1520-3800mm/tahun.

2. Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk siam di Kenagarian Aia Gadang menunjukan bahwa tingkat kesesuaian lahannya yang dikategorikan sesuai yang terdapat pada satuan lahan F1.II.Ando.Pr.Qat1, F1.II.Ando.Pr.Qh, sedangkan kategori yang tidak sesuai terdapat pada satuan lahan F1.II.Kamb.Pr.Qat1 dikarenakan pada satuan lahan ini jenis tanahnya adalah kambisol sedangkan tanah yang sesuai untuk tanaman jeruk siam adalah andosol.

SARAN

1. Hendaknya para petani jeruk siam dalam memilih lahan yang akan ditanami untuk jeruk siam dapat memperhatikan faktor- faktor yang mendukung dan faktor-faktor yang menghambat perkembangan tanaman jeruk siam.

2. Saran untuk pemerintah didaerah penelitian agar memberikan penyuluhan kepada para petani untuk menanami tanaman jeruk siam.

(8)

Berdasarkan faktor-faktor penghambat yang terdapat di daerah penelitian hendaknya dinas pertanian dapat mengarahkan kepada petani agar melakukan pemilihan lahan yang sesuaia untuk tanaman jeruk siam, dan memahami budidaya tanaman jeruk siam.

3. Saran untuk peneliti lebih lanjut, hendaknya dalam budidaya jeruk siam agar lebih melihat kondisi iklim yang tepat karena Kenagarian Aia Gadang memiliki curah hujan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Fevi, Despita. (2009). “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pisang Manis (Musa Paradisiaca, Var)” di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, Skripsi Jurusan Geografi FIS UNP

Hafsah, Ainul, Dedi Hermon, Yuherman Yuherman (2013). Studi Tingkat Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Gambir Di Kecamatan Kapur Ix Kabupaten Lima Puluh Kota. (http://ejournal-s1.stkip-pgri- sumbar.ac.id/index.php/geografi/article/vie w/10) diakses 28 Oktober 2015

Rahmi, Rika. (2008). ”Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao (Theobroma cacao, L) di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam”. Skripsi Jurusan Geografi FIS UNP.

Soedarya, Arief Prahasta. (2010). Agribisnis Jeruk. Bandung: CV Pustaka Grafika.

Soelarso, Bambang. (1996). Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono, (2013) . Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, Cv.

Sutanto, Rachaman. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Suyanto, Agus. (2011). “Studi Hubungan Karakteristik Tipologi Lahan Yang Digunakan Terhadap Kualitas Hasil Jeruk Siem (Citrus Nobolis Var. Microcarpa)”

di Kabupaten Sambas.

Tilawati. (2013).”Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Bengkuang (Pachyrrizus Erosus.

L) di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”. Jurusan Geografi PIPS” laporan penelitian : STKIP.

Yanti, Desi Hasrilia, Dasrizal, Leni Zahara (2013). Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah Di Nagari Talang Babungo Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok. (http://ejournal- s1.stkip-

pgrisumbar.ac.id/index.php/geografi/issue /view/11) diakses 28 Oktober 2015 Yunita, Sari, Dedi Hermon, Aslan Sari

Thesiwati (2013). Studi Kesesuaian Lahan Tanaman Tomat Di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok.

(http://ejournal-s1.stkip-pgri-

sumbar.ac.id/index.php/geografi/article/vi ew/70) diakses 28 Oktober 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran umum usahatani jeruk siam, dan besar keuntungan usahatani jeruk siam lahan gambut serta untuk menganalisi faktor apa

Berkat ridho dari Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak disekitar yang secara langsung maupun tidak langsung, peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini