• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Perbedaan Intensi Agresivitas Antara SIswa Pria di Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Umum di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tingkat Perbedaan Intensi Agresivitas Antara SIswa Pria di Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Umum di Medan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Perbedaan Tingkat Niat Agresif Siswa Laki-Laki SMK dan SMA Umum di Medan. Kehadiran Allah merupakan ucapan terima kasih penulis atas limpahan taufiq dan bimbingan-Nya, sehingga penelitian yang bertajuk “Perbedaan Tingkat Agresi Siswa Laki-Laki SMK dan SMP Umum di Medan” dapat terlaksana dan dikembangkan dengan baik.

La tar Belakang Masalah

Pada tingkat departemen, sekolah jenis ini berada di bawah Kanwil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dikmenjur (Departemen Pendidikan Menengah). Di tingkat departemen, sekolah jenis ini diatur oleh Kanwil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bagian Dikmenum (Urnal Pendidikan Menengah).

Tujuan Penelitian

Sedangkan Sekolah Menengah Negeri merupakan jenis sekolah pendidikan umum yang kelas-kelasnya mencakup semua mata pelajaran yang akan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di kemudian hari. Berangkat dari uraian di atas, penulis ingin mengetahui adakah perbedaan agresivitas siswa laki-laki di SMP Teknologi dan siswa laki-laki di SMA Umum yang komposisi siswanya berbeda satu sama lain dengan judul: Perbedaan Tingkat Niat Agresif pada Pria Siswa di Sekolah Kejuruan dan.

Manfaat Penelitian

Agresivitas

Pengertian Agresivitas

Senada dengan definisi di atas adalah penjelasan Moore dan Fine yang mengatakan bahwa agresi adalah perilaku kekerasan fisik atau verbal terhadap individu atau objek lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa agresi adalah perilaku kekerasan yang bersifat fisik atau verbal terhadap individu atau benda lain.

Jenis-jenis Agresivitas

Suatu bentuk agresi yang dipelajari, diperkuat atau diperkuat dan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Bandura dan kawan-kawan (Koeswara, 1988), agresi dapat dipelajari dan dibentuk melalui peniruan atau peniruan perilaku agresif yang dilakukan oleh individu lain yang dianggap sebagai contoh atau model.

Tabel  1.  Pembagian Agresi  Menurut Buss
Tabel 1. Pembagian Agresi Menurut Buss

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat intensi agresi fisik antara siswa sekolah menengah kejuruan dan siswa gimnasium umum. Kuesioner untuk tujuan ini adalah skala niat agresi, yang akan mengetahui tingkat niat agresi pada diri peneliti. Peneliti menyiapkan angket mengenai niat melakukan agresi berdasarkan pendahulunya Buss (1971) yaitu norma subjektif perilaku dan evaluasi kontrol perilaku.

Berdasarkan data pada tabel di atas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa niat agresi antara siswa yang bersekolah di SMA dan siswa yang bersekolah di SMK adalah homogen. Sesuai dengan tujuan penelitian dan juga hipotesis penelitian yaitu ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan niat agresi antara siswa yang bersekolah di SMK dengan siswa yang belajar di sekolah negeri, maka hasil yang diperoleh adalah terdapat perbedaan niat agresi yang sangat signifikan. . antar siswa terhadap jenis sekolah yang ditunjukkan dengan nilai uji-t. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan niat agresi antara siswa yang bersekolah di SMK dan siswa yang bersekolah di SD.

Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh, terlihat bahwa siswa yang bersekolah di SMK memiliki nilai rata-rata niat agresi (X) yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bersekolah di sekolah negeri dengan nilai rata-rata niat agresi sebesar X. Artinya subjek yang bersekolah di SMK memiliki niat agresi yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang bersekolah di SMA Negeri. Dari hasil analisis komparatif diketahui bahwa terdapat perbedaan niat agresi yang sangat signifikan antara siswa yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (STM) dengan siswa yang bersekolah di SMA reguler. , yang ditunjukkan dengan koefisien t = 8,802 dengan p < 0,01.

Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai mean intensi agresi yang lebih tinggi dari mean hipotetik yaitu 244,938 > 186. Melihat nilai mean empiris tersebut terlihat bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai intensi agresi yang cukup tinggi.

Gambar l. Kerangka K/onsepsual Prediksi  lntensi dan Tingkah Laku Spesifik.
Gambar l. Kerangka K/onsepsual Prediksi lntensi dan Tingkah Laku Spesifik.

Intensi

Pengertian Intensi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi

Intensi Agresi

Intensi Agresi Pad a Pria

Siswa kelas II, dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas II sekolah menengah kejuruan dan umum. Niat agresif dapat diukur secara tidak langsung dan langsung (Azjen, 1988) dengan skala yang mengungkapkan isi dan kekuatan niat tersebut. Analisis data yang dilakukan adalah analisis perbedaan tingkat niat agresif antara kedua jenis sekolah dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji-t.

Setelah persiapan administratif selesai, langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat ukur yang akan digunakan yaitu Kuesioner Niat Agresi Siswa. Untuk mengetahui gambaran umum niat agresif subjek dalam penelitian ini, maka mean empiris harus dibandingkan dengan mean hipotetis. Ilustrasi variabel intensi agresi yang terdiri dari 44 item dengan nilai pilihan berkisar antara 1 sampai 7, sehingga mean hipotetisnya adalah { (44xl) + (44x.

Nilai mean empiris (244,938) lebih besar dibandingkan dengan nilai mean hipotetik (186), sehingga diperoleh gambaran umum bahwa rata-rata niat agresif seseorang cukup tinggi. Hasil penelitian ini dapat dibuktikan karena populasi sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (STM) yang mayoritas siswanya adalah laki-laki. Dengan membandingkan nilai rata-rata yang diperoleh, diketahui bahwa siswa Sekolah Menengah Kejuruan (STM) memiliki niat agresi yang lebih tinggi dibandingkan siswa SMA yaitu 259,900 > 229,938.

Artinya untuk memperoleh hasil yang maksimal disarankan untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan prekursor niat agresif remaja. Hal ini dikemukakan dengan mengacu pada hasil penelitian yang diketahui bahwa nilai rata-rata penelitian empiris jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hipotetis.

Tabel IV.2
Tabel IV.2

Perbedaan Intensi Agresifitas Antara Siswa Pria

Hipotesis

Subyek penelitian ini adalah siswa SMA umum dan SMK yang terdiri dari 4 (empat) SMA Negeri yaitu SMA Budi Satria, SMA Krakatau, SMA PAB dan SMA Prayatna, serta 4 (empat) SMK. Sekolah menengah atas. Sekolah tersebut yaitu SMK Teladan, SMK Krakatau, SMK PAB dan SMK Prayatna. Gimnasium Umum (SMU) merupakan salah satu jenis sekolah pendidikan umum yang pembelajarannya mencakup semua mata pelajaran yang akan ada kaitannya dengan fakultas di kemudian hari. Sekolah Menengah Kejuruan (VET) menekankan pada pemberian pembelajaran yang berguna dan siap digunakan di tempat kerja.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan persiapan yang meliputi persiapan administrasi dan. Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan pendekatan kepada kepala sekolah SMA dan SMK di Medan. Setelah maksud dan tujuan penelitian dibahas, kepala sekolah memberikan persetujuan untuk dilakukannya penelitian ini.

Kemudian setelah mengumpulkan data dari penelitian ini dan seterusnya dilakukan analisis dengan hasil sebagai berikut. Dengan demikian, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dianalisis karena mengikuti prinsip normalitas dan homogenitas. Penelitian ini juga menunjukkan hasil yang relatif sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Brown (dalam Furhmann, 1990) bahwa tekanan teman sebaya terhadap remaja laki-laki lebih banyak didasarkan pada perilaku tradisional laki-laki, dominasi seksual, penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel Penelitian

Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Sedangkan sampel adalah sejumlah subjek yang merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama (Hadi, 1984).

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Bab ini membahas tentang pengelolaan pelaksanaan penelitian, mulai dari pengumpulan data hingga pembahasan hasil penelitian. Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas topik-topik sebagai berikut: orientasi tempat penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data hasil penelitian dan pembahasan.

Orientasi Kancah Penelitian

Di tingkat departemen, sekolah jenis ini diatur oleh kantor wilayah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dikmenum (pendidikan menengah umum). Pendidikan seperti inilah yang menjadi tujuan sekolah semacam ini, yaitu menghasilkan tenaga kerja kelas menengah yang siap pakai tanpa perlu pendidikan lanjutan. Oleh karena itu, pihak sekolah banyak bekerjasama dengan pusat pendidikan dan perusahaan yang siap menerima siswa untuk kerja praktek.

Dengan adanya siswa ini, kami tidak hanya ingin mendekatkan situasi kerja yang sebenarnya, tetapi juga mengurangi biaya yang harus dikeluarkan sekolah jika harus membangun ruangan berbeda untuk kerja praktek yang membutuhkan banyak biaya.

Pelaksanaan Penelitian

  • Persia pan Adrninistrasi
  • Persiapan Alat Penelitian
  • Pelaksanaan Penelitian

Jumlah item sebanyak 44 item, dengan 12 item mengungkapkan anteseden sikap terhadap perilaku agresif, 12 item mengungkapkan anteseden norma subjektif, dan 20 item mengungkapkan anteseden kontrol perilaku yang dirasakan.

Hasil-hasil Analisis Data

  • Hasil Analisis Deskriptip Variabel Penelitian
  • Hasil Analisis Uji Asumsi Data Penelitian
  • Hasil-hasil Analisis Komparatif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai data penelitian seperti terlihat pada tabel variabel penelitian berikut.

Tabel  IV.4
Tabel IV.4

Pembahasan

Pada populasi yang didominasi laki-laki (seperti STM), aktivitas yang bercirikan maskulin akan terlihat jelas. Sebagaimana dikemukakan Buss (dalam Perlman dan Cozby, 1983), perilaku atau aktivitas yang bercirikan maskulin mungkin terjadi pada kelompok yang didominasi laki-laki, seperti mandiri, agresif, dan aktivitas berintensitas tinggi yang akan mendapat hukuman. Hal ini akan lebih jelas terlihat pada sekolah yang mayoritas penduduknya laki-laki seperti STM dibandingkan dengan SMU yang rasio siswa perempuan terhadap laki-laki bisa dikatakan seimbang.

Keadaan siswa yang didominasi laki-laki memudahkan terjadinya perilaku agresif dengan intensitas tinggi. Alasan tersebut diperkuat dengan apa yang dikemukakan Chaze (dalam Furhmann, 1990) bahwa pembuktian dirinya adalah laki-laki sejati adalah melalui perilaku agresif dan kasar. Di sebagian besar kelompok, ini adalah bagian wajib dari proses penerimaan anggota kelompok.

Kenyataan ini sering terjadi dan terlihat di sekolah-sekolah kejuruan yang didominasi laki-laki.

Kesimpulan

Saran

  • Saran Secara Metodologi
  • Saran Secara Praktis
  • Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

Karena dengan melihat perbedaan tersebut, Anda dapat mengetahui pendahulunya mana yang lebih umum. Berkaitan dengan hal tersebut, disarankan agar guru dan orang tua bersama-sama melakukan pendekatan persuasif kepada remaja agar lebih menunjukkan dan meningkatkan kinerjanya di sekolah. Guru sekolah juga diharapkan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa yang sering melakukan tindakan yang dianggap agresif.

Pelajar, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (STM), hendaknya menyadari bahwa perilaku agresif pada umumnya sangat merugikan orang lain, termasuk dirinya sendiri. Diterbitkan oleh: Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Versi IBM/IN; Hak Cipta (c) 2000 Dilindungi undang-undang Nama pemilik: Agusnaidi. Diterbitkan oleh: Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Universitas Gadjah Hada, Yogyakarta, Indonesia versi IBM/IN; Hak Cipta (c) 2000 Dilindungi 00 Na1a Pemilik: Agusnaidi.

Program: Uji Ho1ogenitas Varians 1 Arah Edisi: Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Versi IBM/IN, Hak Cipta (c) 2000 Dilindungi undang-undang Pemilik: Agusnaidi. Diterbitkan oleh: Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Versi IBM/IN; Hak Cipta (c) 2000 Dilindungi undang-undang Nama pemilik: Agusnaidi. Jika jawaban Anda lebih ke kanan, berarti Anda lebih setuju dengan jawaban di sebelah kanan.

Uji Asumsi Data Penelitian

  • Hasil Uji Normalitas Sebaran

Analisis Dwivariat

Gambar

Tabel  1.  Pembagian Agresi  Menurut Buss
Gambar l. Kerangka K/onsepsual Prediksi  lntensi dan Tingkah Laku Spesifik.
Gambar 2.  Teori Perilaku Yang Direncanakan
Tabel IV.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Pakem yang lulus pada tahun 2018 dan melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan