• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan etika bisnis islam terhadap perilaku

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "tinjauan etika bisnis islam terhadap perilaku"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Kontek Penelitian

Fokus Penelitian

Bagaimana tinjauan etika bisnis islami terhadap perilaku pedagang sayur di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui gambaran etika bisnis islami pada perilaku pedagang sayur di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refleksi dalam menentukan perilaku pedagang untuk meningkatkan produksi dan dapat memecahkan permasalahan yang diteliti serta memberikan jalan keluar bagi pedagang sayuran di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga. Dari hasil penelitian para petani (pedagang) dapat belajar untuk berkembang lebih baik kedepannya, menjalankan usaha ini untuk masa depan demi kepentingan bersama. 2) Untuk masyarakat.

Bagi masyarakat desa Paok Lombok, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu kontribusi bagi masyarakat khususnya masyarakat Paok Lombok dan juga instansi terkait, sehingga dapat meningkatkan perannya dalam memberikan modal untuk berbagai persoalan masyarakat. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah ilmu dan dapat menambah ilmu bagi peneliti. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, khususnya program studi Ekonomi Syariah, yang ingin menimba ilmu dan.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Alasan peneliti melakukan penelitian di Desa Paok Lombok adalah sebagian besar masyarakat di Desa Paok Lombok hidup dengan berdagang selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Telaah Pustaka

Yang membedakan adalah penelitian sebelumnya memfokuskan pada bagaimana penjual menentukan harga baju bekas karena barangnya bukan barang baru, sedangkan penulis memfokuskan pada bagaimana etika bisnis Islam meninjau perilaku pedagang sayur di desa Paok Lombok. Yek Imam “Implementasi Etika Bisnis Islami (Studi Pada Jual Beli Gerabah di Desa Bayumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat(.”). Tesis ini menyimpulkan bahwa penerapan Etika Bisnis Islami dalam praktik jual beli gerabah di Desa Bayumulek belum dilaksanakan secara maksimal oleh para pengrajin dan pemilik yang beragama Islam sehingga masih banyak praktik jual beli.

Rohatun “Etika Bisnis Islami Pada Praktek Pengumpulan Kerajinan Rotan di Desa Longmaka, Kecamatan Jenapria, Lombok Tengah. 10 Yek Imam, Menerapkan Etika Bisnis (Studi Jual Beli Gerabah di Desa Bayumulek, Kabupaten Kediri, Lombok Barat), (Skripsi, IAIN Mataram, 2012). Sehingga yang membedakannya adalah penelitian sebelumnya fokus pada bagaimana etika bisnis Islam mengkaji praktik pemungutan rotan, sedangkan penulis fokus pada bagaimana etika bisnis Islam mengkaji perilaku pedagang sayur.

KerangkaTeori

  • Pengertian Etika Bisnis Islam
  • Perilaku Pengusaha
  • Jual Beli

Di Indonesia, kajian masalah etika dalam ekonomi bisnis dikenal dengan nama “etika bisnis”. 12 Faisal Badroen, Etika Bisnis Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal 14 Faisal Badroen, Etika Bisnis..., hal 70. . Kebebasan manusia tidak mutlak dalam arti kebebasan manusia mampu memilih antara yang baik dan yang jahat, benar dan salah, sah dan tidak sah. Sebelum membahas jual beli secara mendalam, terlebih dahulu Anda harus mengetahui pengertian jual beli agar para pembaca mengetahui apa yang penulis maksud.

Jual beli disebut al-baiy dalam bahasa arab artinya barter atau barter. 29 Siti Mujiatun, “Jual Beli dalam Perspektif Islam: Salam dan Istisna”, Jurnal Akuntansi dan Riset Bisnis, Vol 13 No. Artinya : Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti kedudukan orang yang dirasuki setan karena (tekanan) gila, keadaannya seperti ini, karena mereka mengatakan (pendapat), sebenarnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Jual beli vanita adalah akad dimana salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi sepenuhnya, seperti penjual yang tidak mampu, barang yang tidak dapat diserahkan dan sejenisnya. Sedangkan fasid adalah akad jual beli yang syarat rukunnya terpenuhi namun terdapat permasalahan pada sifat akadnya seperti jual beli majhul. 30 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Yayasan Penyelenggara Terjemahan Al-Quran, 2005), hal. 48. yaitu jual beli barang yang spesifikasinya tidak jelas.

Jika dia tidak ada maka akta tersebut dianggap batal, musyawarah mufakat merupakan salah satu syarat sahnya jual beli. Jika unsur suka dan suka tidak ada, jual beli tidak sah demi hukum. 31 Siswadi, Jual Beli Dalam Perspektif Islam, Jurnal Umum Qura, No. 32 Siti Mujiatun, Jual Beli Dalam Perspektif Islam: Salam dan Istisna, Jurnal Akuntansi dan Riset Bisnis, No.

Misalnya penjual dan pembeli tidak ada atau hanya salah satu pihak saja yang ada, jual beli tidak mungkin terjadi jika rukun jual beli tidak terpenuhi.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber dan Jenis Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sehingga keberadaan peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur terbatas pada full observer dan keberadaan peneliti diketahui oleh responden atau informan. Lokasi Desa Paok Lombok dipilih karena letaknya yang strategis dan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan umumnya sebagai pedagang sayur, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti pedagang sayur yang ada di Desa Paok Lombok.

35Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2011), hlm. 2) Sumber data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh, serta literatur lain yang berkaitan dengan judul penelitian. Observasi adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati hal-hal yang berkaitan dengan tempat, pelaku kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan dengan data yang diperlukan. Observasi partisipatif adalah observasi dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.

Dengan observasi partisipatif ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan dapat diketahui tingkat signifikansi dari setiap perilaku yang terjadi. Wawancara atau wawancara dalam penelitian kualitatif menurut Denzim & Lincoln adalah percakapan, seni bertanya dan mendengarkan 41 Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang tidak terstruktur dan tatap muka, yaitu dengan mengajukan pertanyaan tanpa ada pertanyaan yang direncanakan. Menurut Suharsimi Arikunto, dalam buku Tata Cara Penelitian, pendekatan praktis metode dokumentasi adalah mencari data tentang kasus atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, dll. 43 Sedangkan menurut ahli lainnya, metode pendokumentasian adalah metode yang memanfaatkan internet, bukan dari sayur-sayuran, dan bukan dari buku-buku, dan bukan dari sayur-sayuran. di Desa Pao'k Lombok, dan foto dokumentasi saat peneliti melakukan wawancara.

Reduksi data didefinisikan sebagai proses pemilihan, menarik perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, transformasi data mentah yang dihasilkan dari catatan tertulis di lapangan.47 Aliran penting kedua dalam kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data, yaitu sebagai kumpulan informasi terstruktur yang memungkinkan untuk pengambilan kembali. Triangulasi dalam penelitian ini adalah mengecek keabsahan data yang terbentuk dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain. Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang sebanding.

Triangulasi metode dilakukan secara serentak dalam wawancara dengan responden pengusaha sayur di Desa Paok Lombok.

Sistematika Penulisan

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Desa Paok Lombok
  • Data Monografi
  • Data Geografis
  • Potensi Perekonomian Masyarakat
  • Sosial dan Budaya
  • Keamanan dan Ketertiban
  • Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Perilaku pedagang sayur di desa Paok Lombok dalam jual beli sayur terkadang tidak jujur ​​dalam jual beli sayur. Seperti perilaku pedagang sayur di Desa Paok Lombok Kecamatan Suralaga sering melakukan penipuan/kebohongan kepada pembeli dalam menjual sayurnya, seperti pedagang sayur yang mencampurkan sayur yang kualitasnya bagus dengan kualitas yang buruk, mengurangi timbangan, menggunakan sumpah. Yang dilakukan Inaq Misna adalah mencampur sayuran kering dengan sayuran segar dan tidak pernah memberitahukan kepada pembeli tentang kondisi barang dagangan yang diperjualbelikan.

Mubar dalam jual beli sayur mayur tidak pernah memberitahukan kepada pembeli tentang kondisi sayur yang dijual, ketika saya berjualan cabai, saya sering mencampurkan cabai yang bagus dengan cabai yang kualitasnya jelek. Nah, dari hasil wawancara pembeli di atas, terlihat jelas bahwa pembeli sayur di desa Paok Lombok merasa dirugikan dengan perilaku tersebut.

Pedagang sayur juga menjual sayur mayur di pasar-pasar yang ada di Pulau Lombok.Pedagang ini bertujuan untuk mempromosikan sekaligus memperkenalkan sayur mayur yang ada di desa Paok Lombok kepada seluruh lapisan masyarakat di pasar tersebut. Dari penjelasan di atas, perilaku pedagang sayur di desa Paok Lombok merupakan perilaku yang melanggar etika bisnis Islam. Karena penjual sayur sering menjual sayur campur, dengan sayur yang kualitasnya jelek dan sayur yang kualitasnya bagus.

Perilaku pedagang sayur merupakan perilaku yang melanggar etika bisnis Islam karena pedagang menyembunyikan kekurangan pada sayuran yang dijual kepada pembeli. Hal ini dilakukan oleh pedagang sayur di desa Paok Lombok karena menjual sayur campur dengan kualitas baik dan buruk tanpa sepengetahuan pembeli atau tanpa transparan kualitas barang yang dijual kepada pembeli. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pedagang sayur di Desa Paok Lombok saat memesan sayur campur baik dengan sayur rusak merupakan perilaku pedagang sayur yang dilarang dalam Islam.

Perilaku pedagang sayur di atas jelas mengandung unsur tadlis (penipuan), yaitu dari segi kualitas barang, penjual mencampurkan sayur yang berkualitas baik dengan sayur yang berkualitas buruk untuk mendapatkan keuntungan.

Perilaku Pedagang Sayur di Dasa Paok Lombok

  • Kejujuran
  • Menetapkan Harga Tidak Transparan
  • Menggunakan Sumpah Palsu
  • Tertib Administrasi

Data Pembeli Sayuran di Desa Paok Lombok

PEMBAHASAN

Analisis Perilaku Pedagang Sayuran di Desa Paok Lombok

PENUTUP

KESIMPUAN

SARAN

Seluruh umat Islam khususnya para pengusaha muslim hendaknya memperhatikan dan mengamalkan cara-cara muamalah yang sesuai dengan ajaran agama kita yaitu Islam dengan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam, tidak melakukan perdagangan yang diharamkan. Pedagang sayur di desa Paok Lombok seharusnya lebih memahami ajaran agama sehingga mengetahui bagaimana cara berbisnis yang baik dan benar sesuai dengan etika bisnis Islami atau mengikuti syari'at agama kita yaitu Islam. Dalam menjalankan bisnis dalam ajaran Islam, kita tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi kita wajib mencari keridhaan Allah SWT dengan menerapkan sifat-sifat yang disukai Allah SWT dalam bertransaksi seperti sifat jujur, adil dan amanah dalam mencari nafkah.

Berbagi Visi Al-Qur'an: Sebuah Catatan Otobiografi, Jurnal Kebijaksanaan, No. IV, Juli-Oktober, 1992.

Gambar

Lampiran 04: Foto-foto peneliti ketika penelitian di lapangan  Lampiran 05: Pedoman wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan cara berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta yang khusus dan konkrit, kemudian dari fakta dan