Faktor lain yang mempengaruhi penataan ruang kantor pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone adalah ruangan kepala divisi dan ruang kerja bawahannya dipisahkan oleh tembok sehingga menyulitkan pengawasan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian ini ingin mengetahui bagaimana persepsi pegawai terhadap penataan ruang kantor dan kepuasan kerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone. Berdasarkan pembahasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Persepsi Pegawai Terhadap Penataan Ruang Kantor Dan Kepuasan Kerja Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone”.
Pegawai
Tata Ruang Kantor a. Pengertian Kantor
Kemudian Terry dalam Priansa & Garnida (2013) menyatakan bahwa “tata letak kantor adalah bagaimana menentukan pemanfaatan ruang secara detail bagi pegawai yang setia, untuk menciptakan ... Garnida (2013) menyatakan bahwa dengan menata ruang kerja yang baik, dan sesuai dengan proses alur kerja yang efektif dan efisien maka tujuan tata ruang kantor dapat tercapai. Prinsip tata ruang kantor harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.
Penataan tata ruang kantor terkadang melibatkan peran konsultan desain interior kantor, bahkan melibatkan karyawan. Tata ruang kantor dengan penempatan ruang kantor yang dipisahkan/dibagi menjadi ruang-ruang kerja, biasanya digunakan untuk pekerjaan dengan tingkat kerahasiaan tinggi.
Kepuasan Kerja
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu rasa nyaman yang dimiliki seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dalam suatu organisasi, yang tercermin dari cara ia berperilaku dan juga kinerjanya. Oleh karena itu, harus ada teori yang membahas tentang kepuasan kerja agar dapat memberikan interpretasi yang mendalam. Wibowo (2007) juga mengemukakan teori kepuasan kerja yaitu teori dua faktor, teori kepuasan kerja yang mengemukakan hal tersebut.
Kepuasan kerja merupakan suatu keadaan atau kondisi seseorang yang ditunjukkan dari cara dia menyikapi pekerjaannya dalam suatu organisasi. Tingkat pekerjaan ini mempengaruhi kepuasan kerja karyawan karena karyawan dengan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi memperoleh gaji yang lebih tinggi dan memberikan kesempatan untuk merasa lebih puas. Semakin besar ukuran organisasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja, dimana semakin besar organisasi cenderung kepuasan kerja.
Oleh karena itu, para manajer dalam suatu organisasi harus menyadari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawannya, agar mereka dapat memahami dan. Faktor-faktor ini diberi peringkat pada skala standar dan ditambahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan. Jika hal ini tidak diperhatikan maka akan berdampak pada kepuasan kerja karena setiap karyawan mempunyai tingkat kepuasan tersendiri.
Oleh karena itu, seorang atasan hendaknya memperhatikan dampak kepuasan kerja terhadap hal-hal yang dihasilkan dari kepuasan kerja.
Kerangka Pikir
Pegawai yang setia dan mendapat keadilan dari rekan kerja dan atasannya akan merasa puas karena telah diperlakukan dengan baik sesuai dengan apa yang ditunjukkan pegawai melalui kesetiaan dalam bekerja. Jadi menyadari hal ini akan berdampak pada pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dampak ketidakpuasan pegawai berdampak pada produktivitasnya, pegawai akan cenderung malas bekerja, sering mangkir, izin tidak jelas, yang kemudian berdampak pada berjalannya roda suatu organisasi.
Lingkungan kerja fisik tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan perhatian untuk mencapai tujuan suatu kantor, oleh karena itu berdasarkan pendapat beberapa ahli yaitu Sulistyadi, Nuraida dan Priansa & Gadnida yang membahas tentang lingkungan kerja fisik maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator kinerja lingkungan fisik kerja yang pertama adalah pencahayaan, dimana cahaya sangat mempengaruhi karyawan untuk melihat objek dengan jelas untuk melakukan tugas, cahaya juga mempengaruhi kesehatan mata karyawan, yang kedua, udara, dimana udara sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh, dan ini harus diwaspadai untuk meningkatkan produktifitas kerja para karyawan, yang ketiga dimana warna dalam sebuah ruangan, warna juga harus diperhatikan, karena warna mempengaruhi. Memberikan rasa puas pada karyawan dalam bekerja dapat meningkatkan produktivitas, berdasarkan pendapat beberapa ahli yaitu Kreitner &. Kinicki, Gilmer, Davis & Newstroun dan Hasibuan yang membahas tentang faktor kepuasan kerja, peneliti menyimpulkan indikator faktor tersebut.
Pertanyaan Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian
Variabel dan Desain Penelitian
Variabel Penelitian
Desain Penelitian
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional
Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa kuesioner dengan skala likert untuk setiap item pertanyaan. Berdasarkan pendapat Sugiyono, standar pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini untuk subvariabel Tata Ruang Kantor dan Kepuasan Kerja adalah: sangat setuju, setuju, tidak setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Populasi Penelitian
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Pengumpulan Data a. Instrumen penelitian
Kantor Kecamatan Jumping dijadikan tempat uji instrumen, karena selain sama-sama kantor, Kantor Kecamatan Jumping juga tidak mempunyai ruang arsip khusus sehingga tumpukan bukunya lebih banyak walaupun tidak separah di Kabupaten Bone. Kantor Pelatihan, beberapa ruangan di Kantor Kecamatan Mare juga menggunakan AC sehingga tidak terjadi perubahan sirkulasi udara dan penerangan hanya berasal dari lampu karena ruangan tertutup. Validitas merupakan indeks yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas setiap item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item instrumen dengan skor total, yaitu penjumlahan poin setiap item.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara akurat. Reliabilitas merupakan indikator yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau Suatu alat ukur dikatakan stabil atau konsisten, apabila sesuatu diukur secara berulang-ulang maka alat ukur tersebut memperlihatkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.
Menurut Nugroho, pengukuran reliabilitas dengan metode Cronbach’s alpha akan menghasilkan nilai alpha pada skala 0 – 1 yang bisa.
Teknik Analisis Data
Statistik deskriptif
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Sejarah Singkat Kantor
Analisis Hasil Penelitian
Indikator faktor kepuasan kerja pada aspek perbedaan terdapat pada tiga item pertanyaan, dengan masing-masing item mendapat skor tertinggi lima dan skor terendah satu. Berdasarkan analisis dan akumulasi data dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja pada indikator faktor kepuasan kerja pada subindikator perbedaan kategori tercatat baik dengan skor rata-rata sebesar 68,89 persen. Indikator faktor kepuasan kerja pada aspek kinerja berjumlah tiga item pertanyaan, yang masing-masing item mendapat skor tertinggi lima dan skor terendah satu.
Indikator faktor kepuasan kerja dari sudut pandang keadilan berjumlah tiga item pertanyaan, yang masing-masing item diberi skor maksimal lima dan skor minimal satu. Berdasarkan analisis dan akumulasi data, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada indikator faktor kepuasan kerja pada subindikator jarak terpendek tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 75,17 persen. Berdasarkan analisis dan akumulasi data, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada indikator faktor kepuasan kerja pada subindikator jarak terpendek tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 69,33 persen.
Indikator faktor kepuasan kerja ditinjau dari umur berupa tanda tanya sebanyak tiga buah, yang masing-masing butirnya diberi skor tertinggi lima dan skor terendah satu. Berdasarkan analisis dan pengumpulan data dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada indikator faktor kepuasan kerja pada subindikator usia termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 68,95 persen. Indikator faktor kepuasan kerja ditinjau dari jenjang pekerjaan berjumlah tiga soal, yang setiap butirnya diberi skor tertinggi lima dan skor terendah satu.
Berdasarkan analisis dan akumulasi data, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada indikator faktor kepuasan pada subindikator tempat kerja tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 68,57 persen. Berdasarkan analisis data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 69,18 persen ditinjau dari faktor kepuasan kerja. Berdasarkan analisis data yang terkumpul, dapat disimpulkan bahwa indikator kepuasan kerja termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 69,18 persen.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa indikator perencanaan ruang perkantoran termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata nilai sebesar 69,37 persen. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas terlihat bahwa secara keseluruhan rangkuman hasil kuesioner untuk subvariabel penataan ruang kantor termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 69,37 persen, begitu pula dengan subvariabel kepuasan kerja. dalam kategori baik dengan persentase 69,18 persen. Tanggapan sebagian pegawai mengenai penataan ruang kantor di Dinas Pendidikan Kabupaten Bone kurang memuaskan, karena tidak mempunyai ruang arsip tersendiri sehingga banyak berkas yang bertumpuk dibelakang meja, ruangan yang tidak terlalu luas membuat meja karyawan. dekat meja karyawan lainnya.
Berdasarkan analisis persentase subvariabel penataan ruang kantor menunjukkan persepsi pegawai terhadap tata ruang kantor berada pada kategori baik yaitu sebesar 69,37 persen. Hal ini menunjukkan penataan ruang kantor yang dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone telah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hal tersebut di atas menjelaskan pentingnya penataan ruang kantor dan memperhatikan kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone.
Oleh karena itu diharapkan para pegawai yang terlibat langsung dalam penyediaan ruang kantor dapat melengkapi ruangan tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip desain kantor dan lingkungan fisik kerja. Perancangan ruang kantor harus mendapat perhatian serius dan mendapat prioritas dalam pengembangan dan perluasan kegiatan perkantoran agar tujuan perkantoran dapat tercapai secara optimal sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Sebab tanpa adanya perhatian serius dari manajemen/pegawai terhadap desain ruang kantor, maka tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi akan sulit tercapai.
Penelitian ini telah menguraikan berbagai teori dan konsep yang telah dibuktikan melalui hasil penelitian empiris, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penataan ruang kantor yang efektif dan efisien pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone v.
Kesimpulan
Saran
Hubungan Tata Ruang Kantor dengan Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto. Dampak Penataan Ruang Kantor Terhadap Semangat Kerja Pegawai di Kantor Departemen Agama Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Peranan perencanaan ruang kantor dalam meningkatkan efisiensi kerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Makassar Selatan.