Judul Pengabdian: TINJAUAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH SISWA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM DAN HAM POSITIF (STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG). Aborsi umum menjadi suatu kejahatan apabila aborsi dilakukan dengan sengaja dengan alasan yang tidak dibenarkan oleh undang-undang.
Landasan Konseptual 1. Tindak Pidana
Aborsi
Pasal 346 “Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau membunuh kandungannya atau menyuruh orang lain melakukan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”. Pasal 348 (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau membunuh kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Hukum Pidana Positif
Hal ini dikarenakan remaja Indonesia belum mengenal arti pergaulan bebas yang aman, dan kesadaran yang sangat rendah tentang kesehatan. Hamil di luar nikah jelas memalukan bagi perempuan yang bersangkutan, keluarganya dan masyarakat pada umumnya. Menurut bentuknya, hukum positif Indonesia terdiri dari hukum tertulis (peraturan perundang-undangan) dan hukum tidak tertulis (hukum adat).
Sumber hukum material adalah kesadaran hukum masyarakat, atau kesadaran hukum yang hidup dalam masyarakat yang seharusnya. Sedangkan sumber hukum formal adalah tempat dimana kita dapat menemukan hukum, tata cara, atau cara pembuatan hukum. I Ketut Artadi menjelaskan bahwa “hukum tertulis dan hukum tidak tertulis merupakan hasil ciptaan manusia yang tujuannya adalah untuk mengatur kehidupan sosial dalam masyarakat, agar manusia dan hasil karyanya terpelihara dalam kehidupan sosial ini”.
Unsur tetap, yaitu berupa norma hukum yang memberikan kepastian penyelesaian dari setiap persoalan dalam masyarakat tentang apa itu hukum atau bagaimana hukum itu terhadap suatu masalah. Hakikat hubungan ini memastikan bahwa manusia ada dalam lingkup kemanusiaannya yang utuh, yaitu manusia dalam hubungannya dengan sesama, manusia dalam hubungannya dengan alam semesta, dan manusia dalam hubungannya dengan pencipta.
Hak Asasi Manusia
Hukum dengan demikian merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia dan yang dalam penerapannya termasuk dalam ruang lingkup persamaan hak dan hak kebebasan dalam hubungannya dengan interaksi antar individu atau dengan penguasa. Diantaranya adalah hak kebebasan, hak makhluk dan martabat manusia, hak mencintai sesama, hak keindahan keterbukaan dan kelapangan, hak bebas dari rasa takut, hak hidup, hak spiritual, hak kesadaran, hak damai sejahtera, hak memberi, hak menerima, hak mengayomi dan melindungi, dan sebagainya.58. John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak kodrati.
Hak ini sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak dapat dipisahkan dari dan dalam kehidupan manusia. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), hal. Menerapkan hukum tentang tindak pidana aborsi yang dilakukan oleh mahasiswa dari perspektif hukum positif dan hak asasi manusia.
Penerapan Hukum Mengenai Tindak Pidana Aborsi Yang Dilakukan Oleh Mahasiswa Ditinjau Dari Perspektif Hukum Positif Dan Hak Asasi Manusia
Ada pula aborsi yang dilakukan oleh orang lain, baik dengan persetujuannya maupun tidak, dan orang lain tersebut adalah orang-orang yang memiliki ciri-ciri pribadi tertentu, yaitu dokter, bidan, dan juru obat (Pasal 349 KUHP). Berdasarkan hasil wawancara dengan penyidik Polrestabes Semarang pada kasus tindak pidana aborsi yang dilakukan oleh mahasiswa tahun 2018 sampai dengan Januari 2021, hanya terdapat 1 kasus aborsi yang ditangani oleh unit Idik V Resmob yaitu pada tahun 2018 dengan Laporan Polisi No. : LP/A/377/VIII/2018/Reskrim, 22 Agustus 2018.87 Hal ini dipertegas dengan keterangan JPU bahwa tidak banyak kasus aborsi. Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 89 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan Pasal 342 KUHP, dan pasal-pasal lain juga dapat dijerat jika unsur pasal terpenuhi, tergantung faktanya di lapangan dan hasil investigasi dan investigasi yang dilakukan. Pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 2018 sekitar pukul 07.00 WIB atau setidak-tidaknya pada bulan Agustus 2018, terdakwa ditempatkan, dibiarkan, dilakukan, diperintahkan untuk melakukan atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian anak yang dilakukan oleh orang tuanya.
ALDO lalu meminum air ledeng yang dicampur nanas dan air rebusan jamu namun gagal hingga akhirnya terdakwa dan saksi DEFA putus asa karena semua usaha yang mereka lakukan untuk menggugurkan kandungan sia-sia sehingga berhenti berusaha. Bentuk pertanggungjawaban hukum bagi pelaku tindak pidana aborsi tidak hanya mengacu pada KUHP, tetapi juga ketentuan KUHP dalam Undang-Undang Perlindungan Anak bahwa pelaku harus diancam dengan pidana penjara dan denda 90 Landasan hukum dirancang untuk menegakkan hukum. Dalam konteks lain, misalnya dengan dilakukannya pemeriksaan pendahuluan terhadap aborsi, dikhawatirkan akan terjadi praktik penyuapan dan pemerasan oleh masyarakat seperti penyuap atau pejabat (orang) yang melakukan pemerasan.
Tindakan aborsi yang dilakukan oleh ibu kandung yang seharusnya mengasuh dan melindungi sang anak, sebenarnya merupakan tindakan yang sangat keji. Perkara aborsi dalam perkara nomor: 10/Pid.Sus/2019/PNSmg yang dilakukan oleh pelajar menunjukkan bahwa terdakwa bukan korban perkosaan dan dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “menempatkan, membiarkan melakukan kekerasan”. terhadap seorang anak yang mengakibatkan kematian anak tersebut.” yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan aborsi tersebut melanggar hak asasi manusia sebagaimana disampaikan penyidik Polrestabes Semarang.
Penerapan hukum tentang tindak pidana aborsi yang dilakukan oleh mahasiswa dari segi hukum dan positif serta hak asasi manusia sudah tepat dan sesuai.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tindak Pidana Aborsi Yang Dilakukan Oleh Mahasiswa
Sekitar 2,5 juta aborsi dilakukan di Indonesia, 1,5 juta di antaranya adalah aborsi remaja, data diperoleh pada tahun 2002. Wanita yang melakukan aborsi dalam tidurnya akan mengalami mimpi anak kecil dan ibu hamil. Pengeluaran pelaku tentunya dapat menghambat masa depan pelaku itu sendiri, sehingga pelaku lebih memilih melakukan aborsi di usia janin yang masih sangat muda, agar tidak ada yang mengetahuinya.
Hal inilah yang membuat pelaku tidak mau melakukan hubungan seks bebas, karena pelaku berkeyakinan jika pelaku hamil dari hubungan seks bebas yang dilakukannya, maka pelaku dapat menggugurkan kandungannya sendiri karena di internet sudah banyak informasi tentang cara pengguguran kehamilan. Faktor yang menyebabkan seorang wanita melakukan aborsi adalah akibat kehamilan di luar nikah. Seorang wanita yang menggugurkan kandungannya menggunakan berbagai cara untuk menggugurkan kandungannya, baik dengan meminta pertolongan dukun bayi, minum obat, atau meminum ramuan penggugur kandungan.
Dalam hubungan antara pria dan wanita sering terjadi pertengkaran, hal ini menjadi salah satu alasan mengapa wanita hamil di luar nikah lebih memilih untuk melakukan aborsi. Misalnya, seorang aktor yang mengaku mencoba menggugurkan kandungannya dengan mengonsumsi obat-obatan saat janin dalam kandungan masih sangat muda, namun upaya menggugurkan kandungannya tidak berhasil.
Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Aborsi Yang Dilakukan Mahasiswa
Upaya pencegahan tindak pidana aborsi oleh pelajar dapat dilakukan pada ujung mata rantai yang paling jauh yaitu melalui pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dilaporkan penyidik Polrestabes Semarang, upaya tersebut antara lain dengan meningkatkan kesadaran aborsi di perguruan tinggi, penyadaran dan penyuluhan tentang aborsi. bahaya aborsi. , kesadaran hukum pelaku aborsi dan sosialisasi tentang resiko seks bebas, penertiban kos gratis yang banyak tersedia di sekitar kampus, serta kepemimpinan. Penanggulangan preventif merupakan upaya awal pihak kepolisian untuk mencegah tindak kejahatan, dan pihak sekolah memberikan penyuluhan tentang bahaya seks bebas dan mengenalkan siswa pada sistem hukum di Indonesia sejak dini. Dalam penanggulangan preventif ditekankan pada peniadaan kemungkinan terjadinya tindak pidana.124 Untuk mencegah tindak pidana aborsi atau kriminalis aborsi provocatus dilakukan razia terhadap tempat-tempat persewaan dan penjualan DVD guna mencegah peredaran pornografi. DVD ke publik.
124 Handar Subhandi Bakhtiar, 2015, Upaya Penanggulangan Kejahatan, http://handarsubhandi.blogspot.com/2015/08/usaha-penanggulangan-kejahatan.html, diakses 2 Maret 2021. Upaya atau tindakan preventif yang biasa disebut preventif ditujukan dalam mengurangi terjadinya kejahatan, yaitu sebagai upaya perubahan positif yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. Kegiatan moral untuk pembinaan masyarakat di bidang keimanan dan kemantapan jiwa masyarakat dilakukan oleh ulama, guru pendidikan dan penerangan melalui sarana komunikasi sosial, tentunya meningkatkan kesadaran masyarakat akan agamanya.
Represi atau hukuman dilakukan sebagai penghargaan atau hukuman bagi pelaku kejahatan untuk memberikan efek jera. Setiap pelaku tindak pidana pengguguran kandungan atau setiap orang yang membantu menggugurkan kandungan dipidana sesuai dengan KUHP, undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku sehubungan dengan ancaman hukuman bagi pelaku tindak pidana pengguguran kandungan.
Kesimpulan
Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mencegah terjadinya tindak pidana aborsi oleh pelajar ditempuh melalui upaya preventif, preventif dan represif. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah pihak kepolisian bekerja sama dengan perguruan tinggi tentang aborsi, sosialisasi kesehatan tentang reproduksi, HIV dan PMS. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah bekerja sama dengan IDI, kepolisian, LSM, dinas kesehatan, pemerhati perempuan untuk membimbing remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan agar tidak melakukan aborsi.
Saran
Achmad, Kajian Hukum Tindak Pidana Aborsi oleh Dokter Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Lex Crimen Vol. Muladi, HAM, Hakikat, Konsep dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2009). Bolt dan Beny Harman K, Kumpulan Deklarasi Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, hlm.).
Eva Achjani Zulva, Meneliti Makna Hak Hidup sebagai Hak Asasi Manusia, Jurnal Hukum Lex Jurnalica, Vol 2, No 2, 2005. Linda Firdawaty, Aborsi dalam Perspektif Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam (Analisis Peraturan Pemerintah No. .61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi), Al-Adalah, Vol. Nur Chozin Askandar, Hak Hidup: Dalam Kajian Islam dan Hak Asasi Manusia, Jurnal An-Natiq, Universitas Islam Malang, (2012).
Rustam, Analisis Hukum Aborsi Perspektif Hukum Pidana Indonesia (Studi Banding; Hukum Kesehatan, KUHP dan HAM), Dimensi, Vol. Wahdi Sayuti, Hak Asasi Manusia sebagai Pilar Penegakan Demokrasi, https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/newmensbiblestudyforming, diakses 3 Maret 2021.