• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOKOH MITOLOGIS PEREMPUAN DI DUNIA

N/A
N/A
jia ana

Academic year: 2024

Membagikan "TOKOH MITOLOGIS PEREMPUAN DI DUNIA "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TOKOH MITOLOGIS PEREMPUAN DI DUNIA

FOLKLORE 6-C HANNY HARASHANI, M.SI

.

(2)

Group Members

Adinda Jasmin Nurmala

041121078

Sebtiatiningsi h

041121079

Dicky Dwi 041121082

Syahra

Cintanakita R.

041121091

Raisha Navariani B.

041121086

(3)

1.

Siren

Siren pertama kali muncul dalam legenda Yunani kuno pada abad 8-7 SM, adalah makhluk setengah burung dan setengah perempuan yang memikat para pelaut menuju malapetaka karena indahnya nyanyian mereka. Secara historis, makhluk ini berasal dari Timur dan datang ke Yunani selama periode orientalisme seni Yunani. Para Siren merupakan penyanyi dan pemain kecapi yang berbakat. Begitu hebatnya bakat musik mereka, konon, mereka bisa menenangkan angin gemuruh.

Kemudian, penggambaran Siren sebagai wanita setengah burung yang bersayap gelap telah tergantikan dengan putri duyung yang cantik dan seduktif. Wilson berpendapat bahwa para penulis menyamakan Siren dengan peri laut seperti Lorelei, sebuah karya puitis abad ke-19 yang lagu-lagunya menggoda manusia hingga mati di sepanjang Sungai Rhine. Para Siren kemungkinan besar juga terpengaruh oleh ledakan modern ikonografi putri duyung yang sensual dan menekankan seksualitasnya pada periode yang sama.

(4)

Beberapa versi literatur terkenal yang mengisahkan beberapa versi literatur terkenal yang mengisahkan Siren

1. Dalam Odyssey karya Homer (Buku XII), pahlawan Yunani—

Odysseus—yang dinasehati oleh penyihir Circe, lolos dari bahaya nyanyian mereka dengan menyumbat telinga krunya dengan lilin sehingga mereka tuli terhadap Siren. Odysseus sendiri ingin mendengarkan nyanyian mereka tetapi mengikat dirinya pada tiang kapal sehingga dia tidak dapat mengarahkan kapal keluar jalur. Menurut Homer, Siren tinggal di sebuah pulau dekat Scylla dan Charybdis (secara tradisional terletak di Selat Messina antara Italia dan Sisilia). Di sini mereka menunggu kapal-kapal yang lewat dan dengan musik indah mereka memikat para pelaut menuju kehancuran mereka.

2. Menurut Ovid (Metamorphoses, Buku V) menulis bahwa Siren adalah sahabat Persephone. Setelah Persephone dibawa pergi oleh Hades, Siren mencari Persephone kemana-mana dan akhirnya berdoa agar sayapnya bisa terbang melintasi lautan. Pun para dewa mengabulkan doa mereka.

(5)

2. Nure Onna

Nure Onna, atau nama lainnya Nure Yomejo, adalah makhluk yokai dalam cerita rakyat Jepang yang berwujud makhluk ganas seperti naga dengan tubuh ular dan kepala wanita. Nure Onna memiliki kulit bersisik yang basah dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air seperti halnya namanya yang jika diterjemahkan menjadi "wanita basah."

Nure Onna dideskripsikan sebagai makhluk reptil terbang dengan wajah wanita berambut panjang, memiliki kaki seperti katak, dan lidah yang dapat memanjang. Ia menghantui daerah-daerah pesisir laut Jepang seperti di teluk kecil, pelabuhan, laut dangkal, dan terkadang di sungai-sungai. Ia mampu melumpuhkan mangsanya hanya dengan kontak mata yang kemudian ditangkap kedalam lilitannya dan dimakannya.

(6)

Asal mula cerita tentang Nure Onna tidak bisa dipastikan, namun makhluk ini telah diperdengarkan mulai dari zaman Edo di Jepang.

Kisah tentang Nure Onna umumnya dipercayai sebagai cara untuk mengajarkan moral kepada masyarakat tentang bahaya menggoda dan menipu. Banyak publikasi Zaman Edo seperti Hyakkai Zukan, Gazu Hyakki 3 Yagyo, dan lain-lain, yang menggambarkan nure onna sebagai seorang wanita bertubuh ular, yang terkenal pada masa itu, namun tidak ada cerita tentang nure onna bertubuh ular dalam literatur klasik masa itu yang dapat ditemukan. Adanya Nure Onna biasanya terjadi pada malam hari ketika seseorang tengah sendirian di dekat air. Makhluk ini akan muncul dengan wajah cantik namun memiliki bagian bawah tubuh yang berbentuk ular. Nure Onna akan meminta bantuan kepada korban untuk membantunya. Namun saat korban membantu, makhluk ini akan menyeret korban ke dalam air.

Menurut legenda di Pulau Kyushu, Nure Onna digambarkan bukan sebagai ular melainkan sebagai seorang wanita muda dengan mengenakan jubah putih dan sedang menggendong bayi. Seringkali dalam upaya menjebak korbannya, ia dibantu oleh yokai lain bernama Ushi Oni, siluman bertubuh laba-laba berkepala kerbau.

Diceritakan bahwa Nure Onna akan muncul di dekat air (pantai atau sungai). Dia akan menipu korban dengan menyamar sebagai seorang perempuan yang tengah kelelahan sembari menggendong bayi. Ia juga akan berteriak minta tolong untuk menarik perhatian korban.

(7)

3.Wewe Gombel

Kalong wewe atau lebih sering dikenal sebagai wewe gombel adalah istilah dalam tradisi jawa yang mengacu kepada roh jahat atau hantu wanita yang kerap menculik anak-anak, namun ia tidak mencelakakan mereka. Konon, masyarakat percaya bahwa wewe gombel menculik anak-anak yang ditelantarkan atau disiksa oleh orang tuanya.

Biasanya ia akan menakut-nakuti para orang tua si anak atas sikap dan perilaku kejam kepada anaknya sampai sadar. Bila mereka telah sadar bahwa perbuatan mereka itu salah, maka ia akan mengembalikan anak yang telah ia culik tersebut.

Wewe gombel adalah hantu yang kerap kali digambarkan sebagai perempuan normal, namun ia bisa berubah wujud menjadi siapapun demi mencapai ambisi nya (menculik anak-anak terlantar) namun ada beberapa ciri fisik yang mencolok dari wewe gombel ini, yakni ia memiliki payudara yang amat besar dari wanita normal pada umum nya, berambut panjang nan acak-acakan, serta pakaian panjang nan kusam yang membuatnya ditakuti oleh siapapun termasuk anak-anak.

(8)

Kisah hantu wewe gombel berasal dari kawasan desa di kawasan bukit gombel, Semarang. Di masa lalu, masyarakat setempat masih mempercayai cerita mitos serta tradisi lisan lainnya seperti dongeng atau legenda mengingat dulu banyak sekali tempat-tempat kuno di sekitar kawasan Bukit Gombel seperti hutan lebat, pemakaman tua, serta daerah terpencil. Dan seiring berjalan nya waktu dan perkembangan teknologi, kisah wewe gombel ini menyebar ke berbagai wilayah di indonesia berkat pengaruh media serta kemudahan untuk mengakses informasi. Kisah hantu wewe gombel dipercaya telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Nama hantu wewe gombel disematkan oleh masyarakat di sekitar bukit gombel karena hantu tersebut kerap muncul di sekitar kawasan Bukit Gombel, Semarang dan kisahnya diwariskan oleh para orang tua secara turun-temurun hingga menjadi kisah legenda yang tidak pernah lengkang oleh waktu, bahkan hingga sekarang masih banyak orang yang mempercayai kisah hantu wewe gombel ini. Bahkan terdapat film yang menggambarkan wewe gombel ini, (Marni: the story of wewe gombel). Menurut masyarakat sekitar bukit gombel, Semarang, alasan wewe gombel menculik anak-anak adalah sebagai bentuk pembelaan kepada anak-anak yang ditelantarkan atau kurang diperhatikan. Dan ia akan menunjukan tempat dimana ia menyembunyikan anak-anak tersebut jika orang tua nya berjanji akan lebih memperhatikannya.

(9)

4. La Llorona

La Llorona “The Weeping Woman” atau diartikan sebagai sosok wanita yang menangis adalah tokoh mitologi dalam cerita rakyat Meksiko dan Amerika Latin yang ratapannya dikatakan memikat orang dewasa dan anak-anak menuju kematian dini.

Legenda La Llorona adalah kisah hantu populer yang terutama menonjol di Día de los Muertos dan di komunitas Chicano dan Amerika Latin. La Llorona selalu digambarkan sebagai sosok kurus berkulit putih yang muncul di dekat air sambil meratap untuk anak-anaknya. Dia telah dikaitkan dengan suku Aztec sebagai salah satu dari sepuluh pertanda yang meramalkan penaklukan Meksiko atau sebagai dewi yang menakutkan.

Salah satu dewi tersebut dikenal sebagai Cihuacōātl atau “Wanita Ular”, yang digambarkan sebagai “binatang buas dan pertanda buruk” yang mengenakan pakaian putih, berjalan-jalan di malam hari, dan terus- menerus menangis.

(10)

Kisah asal usul yang sama sekali berbeda terjadi bersamaan dengan kedatangan orang Spanyol di Amerika pada abad ke-16. Menurut versi kisah ini, La Llorona sebenarnya adalah La Malinche, seorang wanita pribumi yang bertugas sebagai penerjemah, pemandu, dan kemudian menjadi simpanan Hernán Cortés selama penaklukannya atas Meksiko. Sang penakluk meninggalkannya setelah dia melahirkan dan malah menikahi seorang wanita Spanyol. Sekarang dibenci oleh bangsanya sendiri, dikatakan bahwa La Malinche membunuh bibit Cortés sebagai pembalasan.

Versi paling populer dari kisah ini menampilkan seorang wanita petani muda bernama Maria yang menikah dengan pria kaya. Pasangan itu hidup bahagia untuk 8 sementara waktu dan memiliki dua anak bersama sebelum suami Maria kehilangan minat padanya. Suatu hari ketika sedang berjalan di tepi sungai bersama kedua anaknya, Maria melihat suaminya sedang mengendarai kereta ditemani oleh seorang wanita muda yang cantik. Karena marah, Maria melemparkan kedua anaknya ke sungai dan menenggelamkan mereka berdua. Ketika amarahnya mereda dan dia menyadari apa yang telah dia lakukan, dia menyerah pada kesedihan yang mendalam sehingga dia menghabiskan sisa hari-harinya dengan meratap di tepi sungai mencari anak-anaknya.

(11)

5.

Boginka

Serupa dengan mitologi Yunani dan Nordik, mitologi Slavia kaya akan cerita mengenai entitas gaib yang mengganggu maupun dewa-dewi pelindung manusia dan alam. Boginka muncul sebagai salah satu entitas yang menarik namun belum banyak dikenal oleh dunia luas. Boginka adalah entitas gaib atau roh perempuan dalam kepercayaan Slavia kuno yang biasa mendiami lingkungan alami seperti rawa- rawa, danau, sungai, hutan, semak belukar atau pegunungan di Eropa Timur. Boginka melampiaskan dendam kepada mereka yang hidup dengan menculik anak-anak yang belum mendapatkan perlindungan baptis (Ostling, 2011). Makhluk ini juga dikenal dengan berbagai nama seperti Dziwożona, Mamuna, dan Rusalka di beberapa wilayah tertentu.

(12)

Boginka berasal dari kata “Bogini”, yang artinya dewi. Seiring berjalannya waktu, konsep dewi digantikan oleh istilah Rusalka, Boginka lalu mulai diidentikkan dengan setan.

Status Boginka yang semulanya murni dan terhormat berubah dari waktu ke waktu menjadi sesuatu yang buruk dan menyeramkan. Menurut teori Henryk Łowmiański, hal ini disebabkan oleh evolusi istilah kuno, yang pada awalnya merupakan istilah umum untuk setan perempuan (Boginka, 2024). Evolusi ini sebagian besar juga dipengaruhi oleh proses kristenisasi dan periode perburuan penyihir, di mana banyak kepercayaan pagan dipandang dengan kecurigaan dan kerap diinterpretasikan ulang dengan konotasi negatif. Boginka sering kali digambarkan sebagai wanita tua dengan payudara yang menggantung panjang, terkadang digambarkan juga sebagai seorang gadis muda yang cantik dan tampil tanpa busana. Dengan rambut hitam lebat, mata yang kelam, serta kulitnya yang berwarna gelap, penampilannya semakin menambah kesan menakutkan.

(13)

Resources

Did you like the resources used in this template? Get them on these websites:

Photos

● AI-generated images by Wepik Gener ator

● Mysterious scene with house in fores t

● Phantom holding clapstick in park

● Halloween wallpaper with zombie ha

● Terrifying hands silhouettes in studiond

● Halloween wallpaper with cemetery a t night

● Skull and candle in a dark red light

● Front view smiley man holding camer a

Vectors

● Business opening hours with orname nts

Icons

● Graphic design icon pack filled

Referensi

Dokumen terkait