LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM PEMBUATAN SEDIAAN KRIM
Disusun oleh:
Annisa Rahma Aryanti (122500025)
LABORATORIUM TEKNOLOGI KOSMETIK PROGRAM STUDI REKAYASA KOSMETIK JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
Judul Praktikum...3
Tujuan ...3
Dasar Teori...3
Alat dan Bahan ...5
Preformulasi ...7
Perhitungan Bahan ...14
Cara Kerja ...15
Produk di pasaran ...17
Hasil Praktikum ...18 Pembahasan ...
Kesimpulan ...
Daftar Pustaka...
Dokumentasi ...
1. Judul Praktikum
Pembuatan sediaan kosmetik pasta gigi 2. Tujuan Praktikum
Mampu memformulasikan sediaan pasta gigi 3. Dasar Teori
Definisi Pasta Menurut Buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung.
Menurut farmakope Indonesia edisi ke III
Pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.
Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke IV
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuat dengan dua metode:
1. Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.
2. Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.Komponen- komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Kelebihan Pasta
1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal
3. Konsentrasi lebih kental dari salep
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
Kekurangan Pasta
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis 3. Dapat menyebabkan iritasi kulit.
Bahan dasar pasta :
vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.
Pembuatan :
bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Evaluasi Pasta a. Organoleptis
Meliputi bentuk, warna, bau dan bentuk dari sediaan pasta sehingga diketahui tampilan dari sediaan tersebut dalam keadaan baik. Dilakukan dengan cara melihat warna, mencium bau dan mengamati bentuk dari sediaan pasta (Nayeem, 2011)
b. Uji Homogenitas
Pasta dioleskan pada tiga buah objek
gelas untuk diamati homogenitasnya dibawah sinar. Apabila tidak terdapat butiran - butiran kasar diatas obyek gelas tersebut maka pasta yang diuji dinyatakan homogen.
c. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan
cara mencelupkan strip indikator unversal kedalam sediaan pasta piroksikam kemudian diamati perubahan warna pada strip indikator (Jufri, 2012).
d. Uji Viskositas
Sebanyak 100 gram sediaan pasta
diuji viskositas menggunakan viskositas Brookfield. Celupkan spindle nomor 64 ke dalam sediaan pasta dan atur kecepatan 5 rpm kemudian diamati viskositas sediaan pada monitor alat (Aswal, 2013).
e. Uji Daya Lekat
Sebanyak 250 mg pasta diratakan
pada salah satu gelas objek kemudian ditutup dengan gelas objek yang lain.
kemudian dipasangkan pada alat uji daya lekat dan bersamaan dengan pemberian beban pada alat uji daya lekat 1 kg dan stopwatch dinyalakan. Waktu dihitung mulai dari pemberian beban dan beban dihentikan ketika gelas objek tersebut terlepas (Nayeem, 2011).
f. Uji Daya Sebar
Sebanyak 0,5 gram pasta diletakkan
di tengah petri kemudian petri yang satu diletakkan di atasnya dibiarkan selama satu menit. Diameter pasta yang menyebar diukur dengan menggunakan penggaris, kemudian ditambahkan 50 gram beban tambahan dan didiamkan satu menit, lalu diukur diameter pasta yang menyebar (Aswal, 2013).
Definisi pasta gigi yang dikeluarkan oleh American Council on Dental
Therapeutics (1970). Pasta gigi adalah suatu bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk membersihkan tempat-tempat yang tidak dapat dicapai. Menyikat gigi menggunakan pasta gigi dianjurkan dua kali sehari, yaitu sesudah makanan dan sebelum tidur.
Mekanisme pembersihan gigi oleh pasta gigi Abrasive
Pada pasta gigi akan mengangkat plak, pelikel, kotoran, sisa
pembersihan gigi oleh abrasive ini adalah secara mekanis yang dibantu dengan penggunaan sikat gigi. Dengan penggunaan sikat gigi maka abrasive juga dapat masuk sampai sela-sela gigi sehingga kotoran yang ada di sela-sela gigi dan plak yang terdapat pada permukaan gigi tersebut akan terangkat. Saat kotoran dan plak pada gigi sudah terangkat maka akan dengan mudah kotoran dan plak tersebut dibilas dengan air pada saat proses berkumur (Garlen, 1996 dan Mitsui, 1997)
4. Alat dan Bahan
SEDIAAN PASTA vi. Gelas Kimia 100 ml
ii. Timbangan Analitik iii. Homogenizer iv. Batang Pengaduk v. Viskometer vi. pH meter
Tabel 4.1 bahan formulasi sediaan pasta
Nama Bahan Konsentrasi
Calcium Carbonate 40%
PEG 400 1%
CMC 3%
Gliserin 15%
Natrium Lauryl Sulfate 1,5%
Natrium Sakarin 0,5%
Menthol 1%
Aquadest Ad 100 ml
5. Lembar Preformulasi
Berikut merupakan tabel preformulasi sediaan pasta Tabel 5.1
ITERA Laboratorium Program Studi Rekayasa Kosmetik
Tanggal acc:
Disusun oleh:
Annisa Rahma Aryanti
Diperiksa oleh: Disetujui oleh:
Nama Zat Pemerian dan Stabilitas (Literatur)
Kelarutan (Literatur)
Rentang Konsentrasi Penggunaan dalam Kosmetik (Literatur)
Kegunaan dalam Formulasi (Literatur)
Calsium Carbonate Pemerian : Kalsium karbonat berbentuk bubuk putih tidak berbau dan tidak berasa dan berbentuk kristal.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan air.
Kelarutan dalam air meningkat dengan
Rentang Konsentrasi : Kalsium karbonat, yang digunakan sebagai eksipien farmasi, adalah terutama digunakan dalam bentuk sediaan padat sebagai
Kegunaan : Eksipien
Stabilitas :
Pada 10 ml tambahan 2 tetes larutan merah metil P;
tidak terjadi warna merah, Pada 10 ml tambahan 5 tetes larutan biru bromtimol P; tidak terjadi warna biru.
(FI III, 1979, Hal 96)
adanya amonium garam atau karbon dioksida. Kehadiran alkali hidroksida mengurangi kelarutan (Paul J Sheskey, 2017)
.
pengencer.(1–4) Hal ini juga digunakan sebagai bahan dasar untuk sediaan obat gigi.
Glycerin Pemerian :
Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, kental
Stabilitas : Gliserin bersifat
Kelarutan : Kelarutan gliserin.
Kelarutan Pelarut pada 20oC.
-Aseton Sedikit larut.
-Benzena Praktis tidak
Rentang Konsentrasi : Kegunaan gliserin.
Gunakan Konsentrasi (%)
-Pengawet antimikroba
<20
Kegunaan : Humectant
higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi
penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah. Dan meleleh pada suhu 20oC (Paul J Sheskey, 2017
larut.
-Kloroform Praktis tidak larut.
-Emolien 430.
-Kendaraan gel, berair 5.0–15.0
-Kendaraan gel, tidak berair 50,0–80,0 -Humektan 430
-Formulasi oftalmik 0,5–
3,0
Polyethylene Glycol Pemerian :
Polietilen glikol kadar 200–
600 adalah
cairan; kelas 1000 ke atas adalah padatan di
Kelarutan :
Semua jenis polietilen glikol larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua perbandingan
Rentang Konsentrasi : Semua jenis polietilen glikol larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua perbandingan
Kegunaan :
Bahan pengsuspensi
suhu sekitar.
Nilai cair (PEG 200– 600) terlihat bening, tidak berwarna, atau sedikit cairan kental berwarna kuning
dengan polietilen glikol lainnya (setelah meleleh, jika perlu
dengan polietilen glikol lainnya (setelah meleleh, jika perlu
CMC Pemerian :
Warna putih sampai krem, hampir tidak berasa, hampir tidak berbau berbentuk serbuk dan granul (Rowe et al., 2009)
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air,
membentuk larutan koloid, tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organic
lain. (Rowe et al., 2009)
Rentang Konsentrasi : Digunakan sebagai pengikat. (Rowe et al., 2009)
Kegunaan : Digunakan sebagai pengikat. (Rowe et al., 2009)
Natrium Lauryl Sulfate
Pemerian :
Kristal berwarna putih pucat kekuningan atau
Kelarutan :
tertutup yang dingin dan kering; jauhkan dari agen
Rentang Konsentrasi : 1-5% sebagai surfaktan (Rowe et al., 2009)
Kegunaan : Surfaktan
bubuk dengan rasa lembut, berasa pahit, dan bau tajam Stabilitas :
Stabil dalam suhu ruang;
terhidrolisis menjadi lauryl alcohol pada pH 2.5 kebawah; harus disimpan pada tempat tertutup yang dingin dan kering; jauhkan dari agen oksidasi kuat (Rowe et al., 2009
oksidasi kuat (Rowe et al., 2009
Natrium Sakarin Pemerian :
Kristal bubuk berwarna putih, tidak berbau; berasa manis dengan aftertaste pahit.
Kelarutan :
Pada suhu 20°C 1 : 1.5 pada buffer; 1 : 102 pada ethanol , 1 : 50 pada ethanol (95%); 1 : 3.5
Rentang Konsentrasi : 0,12-0,3 % sebagai dental paste
0,9% sebagai IM/IV
Kegunaan : Dental Paste
Stabilitas :
Stabil pada suhu ruang;
terdekomposisi pada suhuh 125°C pada pH rendah;
harus disimpan pada wadah tertutup dan kering
(Rowe et al., 2009)
pada propilen glikol 1 : 1.2 pada air
(Rowe et al., 2009)
injeksi 0,075-0,6%
sebagai solusi oral 0,04- 0,25% sebagai oral sirup (Rowe et al., 2009)
Menthol Pemerian :
mentol dapat berupa mentol alami atau sintetis bubuk kristal, atau kristal mengkilat yang tidak berwarna, prismatik, atau berbentuk jarum
Stabilitas :
stabil hingga 18 bulan bila
Kelarutan :
Sangat larut dalam etanol (95%), kloroform, eter, minyak dan parafin cair;
bebas larut dalam asam asetat glasial
larut dalam aseton dan benzena; sangat sedikit larut dalam gliserin;
Rentang Konsentrasi : Menthol banyak
digunakan dalam obat- obatan, gula-gula, dan produk perlengkapan mandi sebagai bahan penyedap atau penambah bau. Selain itu dengan ciri khas rasa
Kegunan : Eksipien
disimpan di ruangan suhu.Menthol sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat di a suhu tidak melebihi 258C, karena mudah menyublim (Paul J Sheskey, 2017)
praktis tidak larut dalam air.
(Paul J Sheskey, 2017)
peppermintnya
Aquadest Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Stabilitas :
Air stabil secara kimia disemua keadaan fisik es,
Kelarutan :
Dapat larut dengan sebagian pelarut polar
Rentang Konsentrasi : Sebagai pelarut dengan rentan pH 5-7
Kegunaan : Pelarut
cair, & uap
(Paul J Sheskey, 2017)
6. Perhitungan Bahan
Berikut merupakan tabel 6.1 Perhitungan bahan sediaan pasta.
Nama Zat Jumlah dalam Formula (%)
Jumlah yang Dibutuhkan
(gram)
Real Penimbangan
Paraf
Calcium
Carbonate 40% 40
PEG 400 1% 1
CMC 3% 3
Gliserin 15% 15
Natrium laurul
Sulfate 1,5% 1,5
Natrium Sakarin 0,5% 0,5
Menthol 1% 1
Aquadest Ad 100ml
7. Cara Kerja
Berikut merupakan tabel 7.1 cara kerja yang telah kami lakukan ; No
.
Cara Kerja
Waktu pengerja
an
Suhu Setting Alat
Hal Yang Diamati
Cara Mengamati
Hasil Pengamatan
8. Produk di Pasaran
Pasta gigi memilki berbagai variasi yang beredar di pasaran, berikut ini adalah contoh pasta gigi yang beredar di pasaran :
Tabel 8.1 Contoh Produk di Pasaran Zat Aktif Bentuk
Sediaan
Merk Dagang Perusahaan
Calsium carbonte, sodium
mooflouriphosphate
Pasta gigi Pepsodent PT. Unilever
Zinc oxside, zinc sitrat, charcoal
Pasta gigi Colgate total charcoal
PT. Colgate Palmolive Indonesia Baking soda,
coconut oil, Flouride
Pasta gigi Darlie All Shiny White Baking Soda
Group Hawley
& Hazel
9. Hasil Praktikum
Uji evaluasi merupakan proses yang penting pada akhir praktikum untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran, pemahaman peserta praktikum, dan kemajuan mereka dalam mencapai tujuan praktikum. Berikut adalah tabel uji evaluasi yang kami lakukan:
Tabel 9.1 Uji Evaluasi No. Parameter
Evaluasi
Metode Pengamatan (Jelaskan Metode dalam
Pengamatan)
Target Pengamatan
Hasil Pengamatan 1. Homogenitas Produk sediaan diarahkan ke
cahaya matahari dan diamati
homogenitas produk. Homogen
2. pH Menggunakan pH meter.
3. Viskositas Menggunakan viscometer dengan cara mengatur spped pada rpm dan spindle no
Kurang dari 2000 - 50.000cPs (Sari, 2021)
4. Organoleptik Pada warna menggunakan panca indra ; melihat warna pada sediaan
Pada bau menggunakan indra penciuman ; meletakan produk sekitar 10cm dri hidung.
Pada tesktur menggunakan indra perasa ; mengaplikasikan pada tangan bagian dalam lalu digosok secara perlahan dengan jari telunjuk
Warna : Putih
Bau : memiliki bau khas Tekstur : setengah padat
5. Tipe Emulsi Mengambil sedikit sediaan kedalam 100 ml air dan melihat apakah sediaan larut dalam air atau tidak
6. Evaluasi Sensori
Meletakan sedian sekitar 5 ml pada tangan dan merasakannya denga indra sensori yaitu kulit
Sebelum digunakan : Warna Produk : Saat digunakan :
7. Evaluasi Daya Sebar
Meletakkan 0,5 gram sediaan diatas kaca persegi kemudian ditimpah menggunakan beban seberat 80 gram selama 5 menit
8. Evaluasi Daya Lekat
Meletakkan sediaan diatas kaca objek dan ditimpah
menggunakan batu selama 1 menit
10. Pembahasan
11. Kesimpulan
12. Daftar Pustaka
13. Dokumentasi