• Tidak ada hasil yang ditemukan

TPT INDUSTRI - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TPT INDUSTRI - Spada UNS"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

TPT PERKEBUNAN

KOPI

(2)

PENDAHULUAN

Kopi adalah komoditas perkebunan dan juga bisa kita masukan dalam

kelompok tanaman industri, yang peranannya dalam perekenomian nasional sangat penting. kontribusi komoditas kopi terhadap ekonomi nasional. yaitu:

a) sebagai sumber devisa negara.

b) pendapatan petani.

c) penciptaan lapangan kerja.

d) pembangunan wilayah.

e) pendorong agribisnis dan agroindustri.

f) dan pendukung konservasi lingkungan

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

POTENSI KOPI DI INDONESIA

Kopi merupakan komuditas perkebunan yang merupakan komuditas ekspor unggulan yang mempunyai peranan penting terhadap

ekonomi nasional.

Berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao.

(8)

Kontribusi terhadap ekonomi nasional meliputi :

• a)sebagai sumber devisa negara,

• b)pendapatan petani,

• c) penciptaan lapangan kerja.

• d)pembangunan wilayah,

• e) pendorong agribisnis dan agroindustry, serta

• f) ebagai komoditas ekspor unggulan

(9)

• Indonesia (1,24 Juta ha) penghasil kopi terbesar

ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam (630 ha.)

• Produksi kopi di Indonesia rata-rata ±700 kg biji kopi/Ha/th.

• Produktivitas ini tergolong sangat rendah bila

dibanding negara pesaing seperti Vietnam yang produktivitas tanamannya telah mencapai 1.542 kg/ha/tahun.

(10)

• Peluang untuk meningkatkan produktivitas

tanaman kopi Indonesia masih sangat terbuka lebar(potensi produksinya baru mencapai 50 %) sebab Indonesia memiliki iklim tropis yang

secara agronomis sangat cocok untuk pengusahaan tanaman kopi tersebut (Sudjarmoko. 2013

(11)
(12)
(13)

Peraturan Menteri Perindustrian kopi menjadi

salah satu hasil perkebunan yang diperdagangkan secara luas di pasar dunia.

• Berdasarkan catatan GAEKI di tahun

2018 Indonesia hanya mengekspor 278.000 ton kopi biji dan mengimpor 104.000

ton kopi biji. Hampir semua eksport masih dalam bentuk biji kopi.

(14)

• Dalam hal penciptaan lapangan kerja. komoditas kopi memberikan lapangan kerja kepada 1.88

juta KK dengan luas kepemilikan rata-rata 0.6 hektar.

• perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar

perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika.

(15)

Lebih dari 90% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil yang memiliki perkebunan relatif kecil sekitar 1-2 hektar, masing-masing. dan hanya ± 10% yang diusahakan dalam bentuk Perkebunan besar baik swasta maupun negara.

Tanaman kopi yang diusahakan juga masih didominasi oleh kopi robusta (83%) dibanding kopi arabika (17%). sementara pasar

internasional lebih menyukai kopi arabika (Ditjenbun. 2012).

(16)
(17)
(18)

• Berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao.

(19)

Impor kopi th 2018 naik 524 % th 2017 11.810 ton menjadi 73.756 ton. Turun di th 2019 menjadi 16.617 ton

Ind 1,2 juta ha vietnam 630 ha

Harga kopi global biasa sekitar 1-2 dolar tapi kopi kita berani bayar 7 dolar

Prod nas Rp. 130.000/kg free on board (FOB), kopi import hanya Rp. 80.000/kg

Herga kopi mentah gayo Rp 65.000 standar 100.000 utk kualits terbaik dan 250.000 setelah roasting

Berdasarkan catatan GAEKI di tahun

2018 Indonesia hanya mengekspor 278.000 ton kopi biji dan mengimpor 104.000 ton kopi biji.

(20)
(21)
(22)

Daerah

Luas lahan (ha) Robusta (ton) Arabika (ton)

NAD 108.678 42.308

SUMUT 79.870 11.636 38.839

SUMSEL 280.606 149538

KALBAR 13.953 4.312

KALTENG 8.279 2.734

KALSEL 7.612 2.869

JAWA TENGAH 39.340 13.318 974

LAMPUNG 164.006 140.946 37

SUMBAR 48.928 15.748 14.033

BENGKULU : 121.759 60.657

BANTEN 6.779 2.667

JAWA BARAT 21.732 7.626

JAWA TIMUR 91.837 44.707 : 6.408

KEP. RIAU 157 15

DIY 1.641 138 37

BALI 31.389 13.259 2.968

NTB 12.891 4.988

NTT 68.778 14.920 : 4.094

KALTIM 16.418 4.254

RIAU 10.835 3.815

JAMBI 24.386 12.459

PAPUA 8.326 2.588

IRJABAR 709 218

SULTENG 10.727 2.873 120

SULBAR 27.554 8.177 4.778

SULTRA 10.718 3.690

SULSEL 71.874 13.123 19.574

SULUT 9.456 4.974

GORONTALO 1.645 871

MALUKU 7.972 738

MALUKU UTARA 3.132 458

PETA DAERAH PENGHASIL KOPI

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, 2008

(23)

Kopi arabika, beberapa daerah yang khas (coffee specialty).

1. Kopi Aceh Gayo

Sesuai namanya, Gayo ada di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terutama di Kabupaten Aceh Tengah,

Bener Meriah dan Gayo Lues.

salah satu perkebunan kopi arabica terluas di Asia (81.000 hektar

2. Kopi Mandailing dan Lintong Dari Sumatera Utara.

(24)

4. Kopi Bali Kintamani

Satu produk lagi dari pulau dewata. Pulau Bali tak henti bikin kita kagum. Kopi dari pulau ini pun terkenal

karena keunikannya: keasaman (acidity), rasa lemon serta aroma bunga.

Sekitar 13.800 ton kopi dihasilkan oleh Bali setiap

tahunnya, dan mayoritas bisa menembus pasar Eropa dan Amerika.

(25)

5. Kopi Flores Bajawa

Flores adalah salah satu daerah penghasil kopi

arabica yang utama, walaupun tak terlalu besar. a.

6. Kopi Toraja

Salah satu kopi dari Sulawesi Selatan, yang sedang naik daun karena kadar kemanisan (sweetness)-

nya.

(26)

7. Kopi Papua

Salah satu daerah penghasil kopi yang unik, karena kabarnya tak ada perkebunan kopi di sana. Kopi ditanam sporadis,

organik, dan tradisional. Inilah sebabnya harganya agak mahal.

Selain daerah penghasil yang sudah terkenal di atas,

sebenarnya ada banyak daerah lain di Indonesia yang sedang menggalakkan produksi kopi. Terbukti muncul

beberapa coffee specialty baru, seperti kopi Java Preanger, Solok, Dolok Sanggul, dan lain-lain

(27)
(28)

Jenis kopi yg banyak diusahakan

Jenis kopi yang banyak dibudidayakan yakni kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea canephora). Sementara itu, ada juga jenis Coffea

liberica dan Coffea congensis yang merupakan perkembangan dari jenis robusta.

Satu varietas kopi yang sama jika ditanam di daerah yang berbeda bisa

menghasilkan cita rasa yang berbeda pula. Oleh karena setiap daerah memiliki karakter dan cita rasa yang khas pada kopinya, maka muncullah istilah single origin.

Single origin adalah istilah yang merujuk pada daerah budidaya asal kopi tersebut ditanam. Istilah ini bermaksud memudahkan orang-orang dalam mengenali karakter kopinya.

(29)

A. Kopi Arabika.

Lebih dari 80% produksi kopi Indonesia adalah robusta

Kopi jenis arabika sangat baik ditanam di daerah yang berketinggian 1.000-2.100 meter di atas permukaan laut (dpl). Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin baik.

Berbagai klon unggulan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia (PPKKI), di antaranya AB 3, S 795, USDA 762, Kartika 1, Kartika 2, Andungsari 1 dan BP 416. Sebagai gambaran awal, hasil produksi arabika klon Kartika sekitar 800-2.500 kg/ha/tahun

(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2002).

(30)

Karakteristik biji kopi arabika secara umum:

1. Rendemannya lebih kecil dari jenis kopi lainnya (18-20%).

2. Bentuknya agak memanjang.

3. Bidang cembungnya tidak terlalu tinggi.

4. Lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya.

5. Ujung biji lebih mengkilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah.

6. Celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi

berlekuk.

7. Untuk biji yang sudah dipanggang (roasting), celah tengah terlihat putih.

8. Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel di celah atau

(31)

B. Kopi Robusta

Aroma robusta kuat, kasar, dan

cenderung earthy dan nutty. Rasanya pun lebih pahit dibanding dengan jenis-jenis kopi lainnya. Hal ini

membuatnya sangat cocok dijadikan minuman dengan campuran bahan lain seperti susu dan cokelat karena rasa kopinya tidak akan kalah.

(32)

Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia

relatif luas. Pasalnya, kopi jenis robusta dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi kopi arabika.

Saat ini, beberapa jenis robusta sudah bercampur menjadi klon atau hibrida, seperti klon BP 39, BP 42, SA 13, SA 34, dan SA 56. Produksi kopi jenis robusta secara umum dapat mencapai 800-2.000

kg/hektar/tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2002).

(33)

Berikut ini karakteristik fisik biji kopi robusta:

Rendeman kopi robusta relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rendeman kopi arabika (20-22%).

Biji kopi agak bulat.

Lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika.

Garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata.

Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari di lekukan atau bagian parit.

(34)

C. Kopi Liberika

Dahulu, kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia, tetapi sekarang sudah ditinggalkan oelh perkebunan atau petani.

Pasalnya, bobot biji kopi keringnya hanya sekitar 10% dari bobot kopi basah. Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering.

Rendeman kopi liberika hanya sekitar 10-12%.

Karakteristik biji kopi liberika hampir sama dengan jenis arabika.

Pasalnya, liberika merupakan pengembangan dari jenis arabika.

Kelebihannya, jenis liberika lebih tahan terhadap serangan

hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika.

(35)

Klasifikasi mutu fisik berdasarkan SNI 01- 2907-1999 untuk setiap

300 gr biji kopi green bean

(36)
(37)

Referensi

Dokumen terkait

Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.. Penebar