• Tidak ada hasil yang ditemukan

tradisi nanggal subang dalam proses pernikahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tradisi nanggal subang dalam proses pernikahan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Dari beberapa pendapat dapat dipahami bahwa secara umum urf dapat dijadikan sebagai dasar rujjah, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-A'raf ayat 199. Dengan demikian, tradisi pernikahan di desa Sibak ingin dilihat dari sudut pandang Urf Sahih yaitu 'urf itu baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan dengan syariat'. Urf Fasid adalah 'urf yang tidak baik dan tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan syariat'.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, setiap daerah/suku mempunyai tradisi yang berbeda-beda dalam merayakan resepsi pernikahan, seperti masyarakat Pekal di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Muko-muko. Yang mempunyai tradisi yang berbeda dengan daerah/suku lain yang bernama Nanggal Subang, nanggal Subang merupakan salah satu bentuk tradisi yang dilakukan oleh para tukang roti pada saat akan melangsungkan pesta pernikahan, kegiatan ini dilakukan sebagai pembuktian bahwa calon pengantin akan menikah dan menikah. adalah pasangan yang masih lajang dan berjenis kelamin perempuan. Sebab subang nanggal tidak dipentaskan apabila pasangan atau calon mempelai bukan bujangan dan anak perempuan (duda/duda).

Proses Perkawinan Adat Dalam Perspektif Urf Masyarakat Pekal (Studi di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko)”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kata 'Urfفﺮﻌﻟا' secara etimologis (bahasa) berasal dari kata 'araf, ya'rufu artinya baik/bagus. Menurut para ahli syariat, tidak ada perbedaan antara 'urf dan adat (adat), namun dalam pengertian umum maksudnya. Al-'Urf al-khas (Adat Khusus) adalah adat istiadat yang berlaku pada masyarakat atau negara tertentu, misalnya adat Irak yang menggunakan kata Al-dabbah hanya untuk kuda dan.

Adat atau 'Urf' secara umum dan sama berlaku di antara orang-orang dalam 'lingkungan biasa atau di antara mayoritas warganya. Para ulama ushul fiqh membedakan adat dan 'urf sebagai salah satu dalil pembentukan hukum syariah. Al-'Urf al-khas (Adat istiadat khusus) adalah adat istiadat yang berlaku pada suatu masyarakat atau negara tertentu, misalnya adat istiadat masyarakat.

Namun para ahli hukum Islam masih memberikan definisi yang berbeda, dimana 'urf' digunakan sebagai adat yang dilakukan oleh banyak orang (kelompok) dan muncul dari kreativitas imajinatif manusia dalam konstruksi nilai-nilai budaya.

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Metode Penelitian

Data diperoleh dari buku, dokumen dan data tambahan lainnya yang berkaitan dengan subjek penelitian. Observasi digunakan untuk memperoleh data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, benda, serta rekaman dan gambar. Dalam metode ini peneliti dan responden bertemu secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh informasi secara lisan dengan tujuan memperoleh data yang dapat menjelaskan masalah penelitian.

Jumlah data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak sehingga harus dicatat secara cermat dan rinci. Triangulasi sumber merupakan pengujian untuk menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari ketika sumbernya masih segar dan tidak banyak permasalahan akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber, dalam hal ini peneliti memeriksa kembali data yang diperoleh dari berbagai sumber dan menyusunnya sesuai kebutuhan.

Sistematika Penulisan

Triangulasi teknis, Triangulasi teknis merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.

LANDASAN TEORI

Pernikahan

Perkataan Urf juga terdapat dalam al-Quran dengan maksud perkataan Al-ma'ruf ُفوُرْجَمْلَا yang bermaksud Kebajikan (perbuatan yang baik), seperti dalam Surah Al-A'raf ayat 199:24. Maksudnya “Memaafkan dan menyuruh orang berbuat kebaikan dan menjauhi orang bodoh” kerana itu sudah menjadi kebiasaan dan sebati dengan kehidupan mereka sama ada dalam bentuk perbuatan atau perkataan.” Sesuatu tabiat itu boleh dikatakan sebagai ‘urf’. jika memenuhi syarat berikut: pertama, tabiat itu mesti disukai ramai orang.

Kedua, sesuai dengan pertimbangan akal sehat. Ketiga, dapat diterima oleh fitrah manusia. Oleh karena itu, kebiasaan yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak dapat dikatakan 'urf.29. Dari pengertian adat dan ‘urf sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa secara etimologis istilah al-’adah terbentuk dari mashdar al-’aud dan al-mu’awadah yang artinya. Oleh karena itu, para ahli hukum Islam menyatakan bahwa dari segi terminologis, adat dan 'urf tidak mempunyai perbedaan yang mendasar, artinya penggunaan istilah 'urf dan adat istiadat tidak mengandung perbedaan yang berarti dengan akibat hukum yang berbeda pula.

Umumnya 'Urf atau 'adat diamalkan oleh semua ulama fiqh, khususnya di kalangan ulama Hanafiyah dan Malikiyah. Ulama Hanafiyah menggunakan istihsan dalam ijtihad dan salah satu bentuk istihsan itu ialah al-'urf (istihsan bersandarkan 'urf). Menurut ulama Hanafiyah, 'Urf didahulukan daripada qiyas khafi dan juga didahulukan daripada nash umum dalam erti kata 'Urf tidak mendahulukan nash umum. Mereka menyarankan peraturan berikut: Segala sesuatu yang syar'a' datang secara mutlak, dan tidak ada sekutu dalam syar'a' atau dalam bahasa, kemudian ia dikembalikan kepada 'Urf.

Urf yang dijadikan asas penetapan hukum itu sudah ada (berlaku) pada masa itu, bukan 'Urf yang muncul kemudiannya. Untuk mengetahui isu kedudukan adat/tradisi atau 'urf' sebagai salah satu piawaian hukum, para pakar berpendapat bahawa ini adalah hujah hukum antaranya: Imam Malik: al-Quran, as-Sunnah, Ijma', Qiyas. , Istihsan, Istishhab, Maslahah Mursalah, Syadduzdharai, and .. the urf society. C. Malikiyyah membahagikan adat atau 'urf kepada tiga iaitu: 1) Apa yang boleh ditetapkan sebagai hukum kerana nas menunjukkan;

Manakala Abdul Karim Zaidah pula mentakrifkan 'urf sebagai sesuatu yang tidak asing lagi bagi sesebuah masyarakat kerana sudah menjadi kebiasaan dan sebati dengan kehidupan mereka, sama ada dalam bentuk perbuatan atau perkataan.5 Menurut Abdul Wahhab Khallaf, 'urf ialah apa-apa yang itu dia. Ulama ushul fiqh mendefinisikan urf sebagai sesuatu yang diketahui oleh manusia antara satu sama lain dan mereka menjadikan tradisi itu, baik berupa perkataan, perbuatan atau sikap meninggalkan sesuatu. Apabila dikatakan فﻼﻧ اﻮﻠ عﺮﻓا (Si Fulan lebih dari yang lain dari segi 'Urfnya), bermakna si fulan lebih dikenali daripada yang lain.

Manakala Abdul Karim Zaidah pula mendefinisikan ‘urf sebagai sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat kerana sudah menjadi kebiasaan dan sebati dalam kehidupan mereka, baik dalam bentuk perbuatan mahupun perkataan. dalam bentuk perkataan, perbuatan atau peninggalan. 51 Ulama ushul fiqh mendefinisikan 'urf sebagai sesuatu yang telah diketahui oleh manusia antara satu sama lain dan melakukannya sebagai tradisi sama ada dalam bentuk perkataan, perbuatan atau sikap meninggalkan sesuatu, di mana 'urf juga disebut sebagai adat52.

Tadisi Nanggal Subang Masyarakat Pekal

Pengertian Urf

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Tradisi nanggal subang dalam Proses Pernikahan Adat Di Desa Sibak

Tradisi nanggal subang dalam proses pernikahan adat di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko. Mengamalkan tradisi Nanggal Subang dalam proses perkawinan adat pada masyarakat Pekal Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan tokoh adat dan tokoh agama yang mengatakan bahwa rangkaian pelaksanaan Nanggal Subang terdiri dari makan Besak diiringi dengan pembacaan kitab, kemudian dilakukan Baddarak, setelah itu kedua mempelai dinasihati oleh tokoh adat, pemimpin marga, pemimpin agama, maka dilakukan Nanggal Subang..71.

Hal serupa juga disampaikan oleh para umat beragama yang mengatakan bahwa tradisi Nanggal Subang tidak melanggar aturan agama dan dilakukan dengan cara makan besak diiringi pembacaan kitab, kemudian membuat Baddarak, setelah itu calon pengantin dinasihati oleh tokoh adat, kepala suku, pemimpin agama, maka Nangal selesai. Subangnya.72. “Makan Besak merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan pelaksanaan tradisi Nanggal Subang yang dilakukan oleh Suku Pekal yang diiringi dengan pembacaan kitab/doa.” Prosesi Nanggal Subang menandakan bahwa perkawinan tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai dengan syariat dan hukum adat yang berlaku pada suatu suku tertentu, apalagi dalam hal ini dilakukan oleh suku Pekal.

Dalam tradisi Nanggal Subang yang dilakukan masyarakat suku Pekal tidak melanggar syariat dalam agama islam. Perspektif Urf Terhadap Pengamalan Tradisi Nanggal Subang Dalam Proses Perkawinan Adat Masyarakat Pekal Di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko. Sikap Islami terhadap Tradisi Nanggal Subang Dalam Proses Perkawinan Adat Masyarakat Pekal di Desa Sibak Kecamatan Ipuh yaitu Islam menghormati hukum adat atau tradisi ('urf) sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah syariat Islam. Sedangkan hukum adat yang bertentangan dengan syariat harus dikesampingkan dan aturan Islam harus diutamakan.

Adat atau adat istiadat tersebut dilakukan secara terus menerus, padahal tradisi Nanggal Subang di Kecamatan Ipuh sudah dilakukan sejak lama yaitu pada awal terbentuknya daerah ini dan masih berlangsung hingga saat ini. Jadi, tradisi Nanggal Subang diperbolehkan dalam Islam karena tidak bertentangan dengan peraturan agama dan negara, serta dalam pelaksanaannya tidak ada perkataan atau tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai hakiki yang terkandung dalam tradisi tersebut. Adat atau adat istiadat tersebut dilakukan secara terus menerus, padahal tradisi Nanggal Subang di Kecamatan Ipuh sudah dilakukan sejak lama yaitu pada awal terbentuknya daerah ini dan masih berlangsung hingga saat ini.

Berdasarkan landasan hukum, syarat-syarat hukum dan tujuan usul yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Tradisi Subang Nanggal dapat dilaksanakan apabila sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.87. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, Tradisi Nanggal Subang merupakan salah satu acara dalam perkawinan adat masyarakat Pekal di Desa Sibak Kecamatan Ipuh dengan tujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa calon pengantin akan menjadi pasangan pengantin. suami istri menurut hukum dan agama. Amalan Tradisi Nanggal Subang Dalam Proses Pernikahan Adat Masyarakat Pekal di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko dilakukan dengan rangkaian Amalan Nanggal Subang berupa Makan Besak yang diiringi dengan pembacaan Kitab, kemudian dilakukan Baddarak, kemudian calon pengantin dinasihati oleh tokoh adat, kepala marga, tokoh agama, kemudian dilangsungkan prosesi Nanggal Subang.

Pandangan Urf terhadap praktik tradisi Nanggal Subang dalam proses perkawinan adat pada masyarakat Pekal di Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko termasuk dalam penggunaan yang diperbolehkan karena tidak bertentangan dengan syariat Islam, oleh karena itu termasuk dalam penggunaan yang sah. Urf.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui nilai yang terkandung dalam tradisi berapeq pada pernikahan masyarakat Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur

Abstrak: Mantu Bubak dalam pernikahan adat Jawa merupakan salah satu tradisi yang dilestarikan secara turun – menurun di Desa Gunungan kecamatan Kartoharjo Kabupaten

a.) Kebiasaan yang bersifat umum (al-„urf al-„am). „Urf „Am adalah „urf yang berlaku di mana saja dan dalam keadaan apapun. Seperti memberi hadiah kepada orang yang

di Desa Banaran Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen masuk ke dalam ‘ urf fasid , yakni kebiasaan yang berlaku di masyarakat yang bertentangan dengan syara’, tradisi

Dari paparan data yang ada, dapat dipahami bahwa makna dari tradisi bubakan yang berkembang di masyarakat Desa Sidowayah Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan menurut perspektif ‘urf

Dengan judul Masyarakat Terhadap Perhitungan Hari Baik Dalam Pernikahan di Desa Mapok Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas.. Dengan Judul Tradisi Berbalas Pantun Pada Adat

141 ETNOGRAFI KOMUNIKASI TRADISI PARIBAN DALAM PERNIKAHAN ADAT SUKU BATAK TOBA Friska Widawaty Hutagaol1, Erfina Nurussa’adah2 Abstrak Perkawinan adat Batak merupakan syarat

Misbakhul Munir NIM : 931115618 Program Studi : Hukum Keluarga Islam Fakultas : Syariah Judul Skripsi : Praktik Tradisi Bubak Kawah Dalam Pernikahan Adat Jawa Perspektif Maslahah