• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Pembacaan Al-Qur`an pada saat Pembangunan Rumah di Nagari Batu Basa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Tradisi Pembacaan Al-Qur`an pada saat Pembangunan Rumah di Nagari Batu Basa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

lathaif: Literasi Tafsir, Hadis dan Filologi, Vol. 2 (1), 2023, (Januari-Juni)

ISSN Print : 2963-7678 ISSN Online : 2962-6153

Tersedia online di: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/lathaif/index

Tradisi Pembacaan Al-Qur`an pada Prosesi Batagak Rumah

Yunandra Putri1 Hafizzullah2

1Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia

2Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia yunandraputri00@gmail.com

Abstract

This study aims to explain how the history of reading verses of the Koran at the stages of building a house, the time of reading verses of the Koran, the verses of the Koran that are read, as well as the values contained in reading the verses of the Koran Qur'an at the time of construction of the house.

This type of research is field research or (field research) using a phenomenological approach. Data collection techniques in this study were obtained from interviews, observation and documentation.

Based on research that has been conducted in Nagari Batu Basa on the tradition of reciting verses of the Koran in building houses, it is known that this tradition has been carried out from generation to generation which is still carried out by the people of Nagari Batu Basa. In this tradition, the verses of the Qur'an that are read are al-Fatihah, verses of chairs (Q. S. al-Baqarah verse 255), letters of al- Ikhlas, letters of al-Falaq, and finally, letters of an-Naas. This verse of the Qur'an is recited during the manduaso, Naik Kudo-kudo and manaiki rumah events. With the recitation of verses of the Qur'an, people believe they will get peace, tranquility and protection from Allah SWT from disturbances by supernatural beings. This tradition also shows community togetherness so that Islamic ukhuwah can be established between people.

Keywords: Tradition, Qur`anic Verse, House, Batagak Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sejarah pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah, waktu pembacaan ayat al-Qur`an, ayat-ayat al-Qur`an yang dibaca, serta nilai-nilai yang terkandung dalam pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau (field research) dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pemaknaan dari ayat atau surat yang dibaca. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Nagari Batu Basa tentang tradisi pembacaan al-Qur`an pada Prosesi Batagak Rumah diketahui bahwa tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun yang sampai saat ini tetap dilaksanakan oleh masyarakat Nagari Batu Basa. Dalam tradisi ini ayat al-Qur`an yang dibaca adalah surat al-Fatihah, ayat kursi (Q. S. al-Baqarah ayat 255), surat al-Ikhlas, surat al- Falaq, dan terakhir adalah surat an-Naas. Ayat al-Qur`an ini dibaca ketika acara manduaso, Naiak kudo- kudo dan manaiki rumah. Dengan adanya pembacaan ayat al-Qur`an, masyarakat yakin akan mendapatkan ketenangan, ketentraman dan perlindungan dari Allah SWT dari gangguan makhluk gaib.

Tradisi ini juga memperlihatkan kebersamaan masyarakat sehingga dapat terjalin ukhuwah islamiyah antar sesama.

Kata Kunci: Tradisi, Ayat Al-Qur`an, Rumah, Batagak

PENDAHULUAN

Al-Qur'an merupakan pedoman bagi umat Islam yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW oleh malaikat Jibril. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT sebagai pengingat bagi seluruh umat manusia, baik orang yang membaca al-Qur'an maupun yang mendengarnya dapat mengambil manfaat darinya. Sebagaimana dalam QS. Al- Anfal [8]: 2 yang berbunyi:

اَمَّنِإ﴿

َ ٱ نوُن ِمۡؤ ُمۡل َني ِذَّٱ

ا َذ ِإ ل َر ِكُذ َُّٱ للّ

ۡتَ ل ِج َو

ۡم ُهُبوُ لقُ ا َذ ِإ َو

ۡتَيِلُت ۡم ِهِ ب َر َٰىَ َع

ل َع َو اٗن ََٰمي ِإ ۡم ُهۡتَداَز ۥُهُتََٰياَء ۡم ِهۡيَ ل

َ نوُ

لَّ

كَوَتَي ٢﴾

:لافنألا [ ٢-٢

]

(2)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal". (QS. Al-Anfal [8]: 2).

Ayat al-Qur'an dapat menjadi obat untuk menenangkan hati dan menentramkan jiwa. Selain untuk pengobatan, al-Qur'an juga bermanfaaat untuk penyembuhan dan keselamatan seseorang dari berbagai bencana dan hal buruk lainnya. Oleh karena itu, orang mukmin bisa mengamalkan kandungan al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Firman Allah SWT:

َن ِم ُ ﴿ ل ِ زَنُنَو ِناَءۡرُ ٱ

قۡل ا َم َو ُه

ٞءٓاَ ف ِش

ٞة َمۡح َر َو َنيِن ِمۡؤ ُمۡلِل اَ

ُدي ِزَي ل َو َني ِمِل ََّٰظلٱ اَّ

لِإ ا ٗرا َس َخ ٨٢

﴾ [ :ءارسإلا ٨٢]

"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian". (Q. S. Al-Isra': [17]: 82).

Bagi umat Islam, al-Qur'an adalah kitab suci yang menjadi landasan dan pedoman dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupannya sehari-hari, umat Islam sebagian besar berupaya untuk mendapatkan fungsi al-Qur'an, baik melalui membaca, memahami, dan mengamalkannya, maupun dalam bentuk resepsi sosio-kultural. Itu semua karena mereka memiliki keyakinan bahwa mengamalkan Al-Qur'an secara maksimal akan memperoleh kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat (Mustaqim, 2014: 103).

Tujuan al-Qur'an dalam kehidupan seseorang adalah untuk menanamkan perasaan aman, bahagia, dan ketenangan batin, karena perbuatan seseorang dilandasi oleh keimanan dan ketundukan penuh kepada Allah SWT, maka perasaan positif tersebut akan melindunginya. Al-Qur'an sendiri telah menjelaskan bahwa Allah SWT menyembuhkan segala macam penyakit, karena al-Qur'an berfungsi sebagai obat dan memenuhi prinsip-prinsip pengobatan, untuk kesehatan mereka dan apa yang berbahaya bagi mereka, karena langsung dari Allah SWT dan al-Qur'an adalah kitab suci yang berisi kebenaran (Latif, 2014: 84).

Di Minangkabau, ada di kalangan masyarakat banyak orang memanfaatkan lantunan al-Qur'an untuk fungsi keselamatan. Masyarakat yang menyelenggarakan acara ini terutama mengharapkan kesejahteraan dan perlindungan dari malapetaka.

Setiap peristiwa penting masyarakat, termasuk kelahiran, pernikahan, kematian, peristiwa perayaan Islam, dan pindah rumah. Saat mengadakan acara bangun rumah, diketahui banyak anggota masyarakat, seperti di Nagari Batu Basa, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, yang berdoa dengan membacakan ayat-ayat al-Qur'an agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, agar rumahnya bersih, dan terlindung dari malapetaka atau gangguan makhluk halus.

Secara ringkas tradisi Batagak Rumah ini dilakukan dalam tiga tahap, pertama dimulai dengan peletakan batu pertama atau biasa disebut Manduaso, kedua, Naiak kudo-kudo, dan ketiga, saat rumah siap ditempati, tetapi untuk membacakan ayat al- Qur`an itu yang wajibnya pada acara manduaso dan rumah siap ditempati (manaiki rumah). Ayat al-Qur'an yang dibaca adalah Surat Al-Fatihah, Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, dan yang terakhir adalah Surat An-Nas. Selain membaca ayat al-Qur'an, dalam acara manduaso ini masyarakat melakukan pemotongan ayam atau yang biasa disebut dengan mandarahi. Setelah proses ini selesai, dilanjutkan dengan makan bersama para tamu (Tarmizi, tokoh agama, wawancara pra riset, 17 Januari 2022).

(3)

Mengenai tradisi ini, penulis berpendapat bahwa banyak orang yang sering mengamati dan mengalami fenomena seperti ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang praktek yang umum terjadi di masyarakat ini.

Penulis ingin mengetahui mengapa membaca surat dan ayat tertentu itu penting dalam prosesi Batagak rumah. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dilihat bahwa penulis menggunakan tradisi ini sebagai objek kajian dalam pembahasan ini dan menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, penulis mengambil judul tentang "Tradisi Pembacaan Al-Qur'an pada Prosesi Batagak Rumah".

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau (field research) dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu atau kelompok, (Zuchri, 2021: 94). Pendekatan fenomenologi dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pemaknaan dari ayat atau surat yang dibaca. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan tradisi pembacaan Al-Qur'an pada Prosesi Batagak Rumah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data kualitatif model interaktif dari Milen dan Huberman, yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Conclusion Drawing/Verification ((Sugiono, 2018: 141).

PEMBAHASAN

Sejarah Pembacaan Ayat Al-Qur`an pada Prosesi Batagak Rumah

Di Minangkabau tepatnya di Nagari Batu Basa, sejarah pembacaan ayat al- Qur`an pada prosesi Batagak rumah ini sudah ada sejak zaman dahulu yang masih dilaksanakan sampai sekarang. Masyarakat Nagari Batu Basa menjalankan kebiasaan ini tanpa mengetahui secara pasti kapan datangnya dan siapa yang membawa tradisi ini pertama kali, karena kebiasaan ini sudah ada dan sudah dijalankan secara turun temurun oleh masyarakat.

Membaca al-Qur`an saat membangun rumah adalah suatu kebaikan dan perbuatan yang mendatangkan pahala. Membaca al-Qur`an dapat melindungi diri dari pengaruh makhluk-makhluk gaib, apalagi di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.

Membaca al-Qur`an dapat mendatangkan kebahagiaan kepada sesama. Sebagaimana dalam hadis Nabi SAW yang berbunyi:

نع دعس نب يبأ صاقو يضر للّا هنع نع لوسر للّا ىلص للّا هيلع ملسو عبرأ :لاق نم

ةداع سلا

ةأرملا

،ةحلا صلا نكسملاو

،عساولا راجلاو

،حلا صلا بكرملاو

ءينهلا ( ر هاو نبا )هجام

"Dari Sa’ad bin Abi Waqash, dari Rasulullah SAW bersabda: Empat perkara yang menjadi kebahagiaan, istri yang shalehah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman” (HR. Ibnu Majah, Kitab Sunan Ibnu Majah, Bab. Iman, Hadits nomor 64, dikutip dari Aplikasi Hadits Soft).

Dari Hadist di atas, dapat dipahami bahwa rumah yang luas adalah rumah yang di dalamnya mendapatkan banyak keberkahan, dan luasnya rasa syukur, kebahagiaan dan ketenangan yang dirasakan oleh pemilik rumah.

(4)

Mengenai pembangunan rumah yang baik, Rasulullah SAW pernah berkata dalam ungkapan bahasa Arab bahwa Baiti Jannati, rumahku adalah surgaku. Demikian sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan betapa pentingnya peran rumah yang baik untuk kehidupan manusia. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar Baiti Jannati dapat terwujud adalah dengan membaca ayat suci al-Qur`an. Sebagaimana dalam hadist Nabi SAW yang berbunyi:

نع يبأ

،ةريره لاق :لاق لوسر

للّا ىلص للّا

َ هيلع ال :ملسو ا ْوُ

ل َع ْج َ ت ْمُ

كَت ْو ُيُب نإ , َرِباَّ ق َمَ

َنا َط ْي َّشلا

ُر ِفْنَي َن ِم ِتْيَبلا ْي ِذَّ

ُ لا أ َرقُتْ ِهْي ِف ُة َر ْو ُس ِة َرق َبلاَ هاور(

)ملسم

"Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah" (HR. Muslim, Kitab Undangan, Bab. Keutamaan Mengingat Allah SWT, Hadits Nomor 6407, dikutip dari Aplikasi Hadits Soft).

Selain membaca al-Qur`an yang dianjurkan oleh sabda Nabi SAW di atas, perbanyak ibadah sebagai pondasi utama juga merupakan salah satu cara untuk mencapai Baiti Jannati. Karena rumah yang penghuninya selalu beribadah kepada Allah SWT menjadikan rumah tersebut dapat terhindar dari keburukan.

Dari beberapa ciri-ciri yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa kebiasaan masyarakat Nagari Batu Basa dalam mendirikan rumah dengan membaca ayat al-Qur`an adalah melihat gambaran dan menerapkan bagaimana anjuran Nabi SAW dalam mewujudkan rumah yang baik untuk ditinggalkan. Sebagaimana ungkapannya yaitu Baiti Jannati artinya rumahku adalah surgaku. Dilihat dari proses mendirikan rumah yaitu manduaso, Naiak kudo-kudo dan manaiki rumah, dimana semua proses itu selalu membaca ayat suci al-Qur`an, dengan keyakinan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan tentram serta dijauhkan dari gangguan makhluk gaib. Dan dengan pembacaan ayat-ayat al-Qur`an tersebut dapat dilihat bagaimana masyarakat benar-benar menfungsikan al-Qur`an dalam kehidupan.

Waktu Pembacaan Ayat Al-Qur`an pada Prosesi Batagak Rumah

Waktu pembacaan ayat al-Qur`an pada pembangunan rumah dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu pada acara manduaso, Naiak kudo-kudo dan manaiki rumah.

Pada saat Naiak kudo-kudo hanya sebagian orang yang melaksanakan pembacaan ayat al-Qur`an, karena pembacaan ayat al-Qur`an itu wajib dilakukan pada acara manduaso dan manaiki rumah. Pembacaan ayat al-Qur`an ini merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh masyarakat Nagari Batu Basa saat mendirikan rumah. Mereka meyakini dengan membaca al-Qur`an dalam setiap proses yang dilakukan dapat memberikan perlindungan dalam hal apapun.

No Tahapan Ayat al-Qur`an

1 Manduaso 1. QS. al-Fatihah [1]

2. Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah [2] ayat 255)

3. QS. Al-Ikhlas [112]

4. QS. Al-Falaq [113]

5. QS. An-Naas [114]

(5)

2 Naiak kudo-kudo 1. QS. al-Fatihah [1]

2. Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah [2] ayat 255)

3. QS. Al-Ikhlas [112]

4. QS. Al-Falaq [113]

5. QS. An-Naas [114]

3 Manaiki Rumah 1. QS. al-Fatihah [1]

2. Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah [2] ayat 255)

3. QS. Al-Ikhlas [112]

4. QS. Al-Falaq [113]

5. QS. An-Naas [114]

Pada saat manduaso, pembacaan ayat al-Qur`an dilakukan setelah rangkaian acara seperti peletakan batu pertama, penyembelihan ayam, memercikkan air si tawa dan setelah makan bersama dengan para tamu. Kenapa ada penyembelihan ayam ketika acara manduaso? Karena masyarakat memiliki keyakinan bahwa dengan menyembelih ayam dapat melindungi para tukang yang bekerja agar tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Contohnya ketika tukang memasang atap rumah. Hal yang dihindari adalah agar tidak terjatuh dan membahayakan pekerja lainnya. Begitu juga dengan memercikkan air si tawa, masyarakat berkeyakinan bahwa air si tawa ini menjadi penyejuk tanah yang dapat memberikan rasa tenang dan nyaman.

Setelah itu, pembacaan ayat al-Qur`an dilaksanakan pada saat manaiki rumah.

Manaiki rumah merupakan proses dimana rumah sudah siap untuk ditempati. Dalam acara ini banyak mengundang masyarakat sekitar untuk turut hadir dalam acara tersebut, dengan tujuan ikut merasakan kebahagiaan, dan saling mendoakan yang terbaik untuk satu sama lain.

Ayat-ayat Al-Qur`an yang Dibaca pada Tahapan Pembangunan Rumah Surat Al-Fatihah [1]

ِمۡسِب﴿

َِّٱ للّ

ِنََٰمۡح َّرلٱ ِمي ِح َّرلٱ

١ ُدۡمَحۡلٱ ِ َّ

ِللّ

ِ ب َر َني ِمَ ٱ

ل ََٰعۡل ٢ ِنََٰمۡح َّرلٱ ِمي ِح َّرلٱ

ِكِل ََٰم٣ ِمۡوَي ِني ِ دلٱ َكاَّيِإ ٤

ُد ُبۡعَن َكاَّيِإ َو ُني ِعَتۡسَ

ن ٥ اَن ِدۡهٱ َط ََٰر ِ صلٱ َمي ِقتۡس ُمۡلَ ٱ

َط ََٰر ِص ٦ َني ِذَّٱ

ل َتۡم َعۡنَ ۡم ِهۡيَ أ

ِرۡيَ ل َع غ ِبو ُضۡغ َمۡلٱ

ۡم ِهۡيَ ل َع اَ

ل َو َنيِل ٓا َّضلٱ ٧

﴾ [ ةحتافلا :١- ٧]

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".

Surat Al-Ikhlas [112]

﴿ َو ُه ۡلقُ َُّٱ للّ

د َحَ أ ١ َُّٱ للّ

ُد َم َّصلٱ ٢ ۡمَ

ۡدِلَي ل

ۡمَ ل َو

ۡدَ لوُي ٣

ۡمَ ل َو نُ

كَي ۥ ُهَّ

ل وفُ ُ

ك ُۢ ُد َحَ

أ ا ٤﴾

[ :صالخإلا ١-٤

]

(6)

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada- Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Surat Al-Falaq [113]

ِ ب َرِب ُذو ُعَ ﴿ أ ۡلقُ ِقَ ٱ

لفۡلَ ن ِم ١ ِ ر َش ا َم َقَ

ل َخ ن ِم َو ٢ ِ ر َش ق ِساَ ا َذ ِإ غ َبق َوَ ن ِم َو ٣ ِ ر َش ِتََٰ ٱ

ثفَّنلََّٰ

يِف ِدق ُعۡلَ ٱ ٤

ن ِم َو ِ ر َش د ِسا َح ا َذ ِإ َد َس َح ٥

﴾ :قلفـلا [ ١-٥

]

"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, Dari kejahatan makhluk- Nya, Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".

Surat An-Naas [114]

ِ ب َرِب ُذو ُعَ ﴿ أ ۡلقُ ِساَّنلٱ

ِكِل َم ١ ِساَّنلٱ ِهََٰ ٢

ل ِإ ِساَّنلٱ ن ِم ٣ ِ ر َش ِسا َوۡس َوۡلٱ ِساَّنَخۡلٱ

٤ ي ِذَّٱ ُس ِوۡس َوُي ل يِف

ِروُد ُص ِساَّنلٱ َن ِم ٥ ِةَّن ِجۡلٱ َو ِساَّنلٱ ٦

﴾ :سانـلا [ ١-٦

]

"Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, Dari (golongan) jin dan manusia".

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah [2]: 255)

﴿ َو ُه اَّ ٱ

لِإ َهََٰ

ل ِإ ٓاَ ل ُ َّ

للّ

ي َحۡلٱ ُمو يقۡلَ ٱ اَ ۥُهُ ل

ذ ُخۡأَت

ٞةَن ِس اَ

ل َو يِف ا َم ۥُهَّ ۡوَن

ل ٞم ِت ََٰو ََٰم َّسلٱ

ا َم َو يِف ِ ٱ

ضۡرَ

أۡل ن َم ا َذ ي ِذَّٱ

ل

ُعفۡشَيَ

ٓۥُه َدن ِع اَّ

ل ِإ ۦِهِنۡذ ِإِب ُمَ

لۡعَي ا َم َنۡيَب

ۡم ِهي ِدۡيَ أ ا َم َو ۡم ُهفۡل َخَ اَ

َ ل َو نو ُطي ِح ُ ءۡي َشِب ي

ۡن ِ م

ٓۦِه ِمۡل ِع اَّ

ل ِإ اَمِب َءٓا َش َع ِس َو

ُه ي ِسۡرُ ك ِت ََٰو ََٰم َّسلٱ

َو َضۡرَ ٱ

أۡل اَ

ل َو َو ُه َو اَم ُه ُظۡف ِح ۥُهُدؤُ ٔ َي ي ِل َعۡلٱ

ُمي ِظ َعۡلٱ ٢٥٥

﴾ :ةرقبلا [ ٢٥٥

- ٢٥٥ ]

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar".

Ayat al-Qur`an yang dipaparkan di atas merupakan ayat al-Qur`an yang dibaca pada saat tahapan pembangunan rumah. Dengan membaca al-Qur`an seperti surat al-Fatihah, masyarakat meyakini bahwa surat al-Fatihah dapat memberikan efek yang luar biasa seperti pemaknaan pada ayat pertama yaitu "Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih maha penyayang" dalam artian bahwa Allah SWT memberikan perlindungan kepada hamba yang beriman kepada-Nya, sehingga seorang muslim membuktikan keimanannya kepada Allah SWT dengan mengamalkan isi kandungan yang ada dalam al-Qur`an. Al-Qur`an dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan perlindungan kepada orang yang

(7)

membaca dan mendengarnya. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam Q. S.

Al-Anfal [8]: (2)

اَمَّنِإ﴿

َ ٱ نوُن ِمۡؤ ُمۡل َني ِذَّٱ

ا َذ ِإ ل َر ِكُذ َُّٱ للّ

ۡتَ ل ِج َو

ۡم ُهُبوُ لقُ ا َذ ِإ َو

ۡتَيِلُت

ۡم ِهۡيَ ۥُهُتََٰياَء ل َع ۡم ِهِ ب َر َٰىَ ا َز

ل َع َو اٗن ََٰمي ِإ ۡم ُهۡتَد

نوَ ُ لَّ

كَوَتَي ٢﴾

:لافنألا [ ٢-٢

]

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal".

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pembacaan Ayat Al-Qur`an pada Prosesi Batagak Rumah

Surat al-Fatihah ini merupakan surat pembuka dalam al-Qur`an dan merupakan surat yang paling agung. Surat al-Fatihah merupakan surat yang paling mulia dalam al-Qur`an. Pada hakikatnya persoalan-persoalan al-Qur`an, problematika kehidupan, permasalahan, dan pemikiran umat manusia semuanya terangkum dalam tujuh ayat, yakni surat al-Fatihah. Surat al-Fatihah adalah penyembuh, pemelihara, dan pelindung bagi manusia, yang memberikan kesembuhan maknawi dan kesembuhan fisik. Dalam surat al-Fatihah tersimpan kunci kemenangan yang besar bagi orang-orang yang bertauhid. Di sana ada cahaya yang terang bagi orang-orang yang menghambakan diri pada Allah, yang di dalamnya adalah intisari dari keseluruhan kandungan al-Qur`an (al-Qarni, 2005: 111).

Ada beberapa makna dari surat al-Fatihah, antara lain: 1) Pekerjaan baik apa saja yang dikerjakan hendaklah dengan nama Allah SWT, artinya karena Allah SWT mengharapkan keridhaannya yaitu dengan menyebut Bismillah. 2) Nikmat apa saja yang diterima dan apa saja yang indah di antara isi alam ini, hendaklah memuji Allah SWT, karena pokok dan asalnya dari Allah SWT. 3) Allah itu maha pengasih dan penyayang kepada hambaNya, karena Dia yang menganugrahkan pikiran yang luas dan anggota yang cukup. Tetapi dengan begitu Dia berkuasa pada hari kemudian untuk menyiksa orang-orang yang tidak menuruti perintahnya. 4) Allah SWT banyak memberi hambanya bermacam-macam nikmat, maka wajiblah seorang mukmin menyembahnya, dan tidak ada yang disembah selain dari padanya. Sebagai seorang mukmin meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT, baik dalam mewujudkan cita-cita, karena Dialah yang berkuasa untuk menghilangkan segala pengaruh buruk.

5) Hendaklah memohon kepada Allah SWT, agar diberi hidayah dan taufiq untuk melalui jalan yang lurus yang menyampakan seorang hamba kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat, yaitu dengan menuruti petunjuk al-Qur`an. 6) Manusia itu ada tiga macam, pertama, orang-orang yang memperoleh nikmat dari Allah SWT, tidak dimurkai dan tidak pula sesat, karena mereka menggunakan nikmat itu dengan semestinya. Kedua, orang-orang yang dimurkai oleh Allah SWT karena ingkar kepadanya. Ketiga, orang-orang yang sesat atau salah mempergunakan nikmat itu atau dalam keraguan, sehingga mereka itu tidak mengetahui jalan manakah yang akan ditempuhnya (Mahmud Yunus, Tafsir Qur`an Karim, juz 1, hal: 1).

Selain membaca surat al-Fatihah seperti yang diuraikan di atas, masyarakat juga meyakini bahwa dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas pada saat proses mendirikan rumah, dapat melindungi si pemilik rumah, orang yang diundang dalam setiap prosesnya, bahkan para tukang yang bekerja dijauhi dari pengaruh

(8)

negatif, baik manusia maupun dari makhluk gaib. Menurut Bapak Tarmizi surat al- Ikhlas adalah surat dimana seorang mukmin meyakini bahwa Allah SWT itu Maha Esa, tempat meminta segala sesuatu, surat di mana seorang mukmin berdoa memohonkan ampunan kepadaNya. Begitu juga dengan surat al-Falaq dan surat an- Naas yang mana membacanya sama seperti membaca sepertiga dari al-Qur`an, yang dapat memberikan perlindungan kepada orang yang membacanya. Kemudian ada surat al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi), yang apabila dibaca bisa melindungi seorang mukmin dari gangguan buruk.

Ayat kursi merupakan bagian dari pada al-Qur`an yang sering dibaca dalam wirid setelah sholat wajib ataupun dalam tradisi tahlilan, biasanya dibaca setelah surat al-Fatihah. Kandungan ayat ini menjelaskan tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Ayat kursi juga merupakan salah satu ayat paling sering digunakan dalam ruqyah untuk mengusir jin atau makhluk gaib (Rahman, 2018: 135). Hal yang serupa juga digunakan oleh masyarakat Nagari Batu Basa dalam mendirikan rumah dengan tujuan melindungi diri dari gangguan makhluk gaib.

Berdoa dengan membaca ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah adalah suatu kebaikan, karena masyarakat meyakini bahwa dengan membaca ayat al-Qur`an itu dapat menambah keimanan dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Dengan membaca ayat al-Qur`an dapat memberikan energi positif kepada orang yang membacanya, seperti ketenangan, ketentraman, kebahagiaan, dan perlindungan.

Karena berdoa dengan membaca ayat al-Qur`an itu merupakan bentuk seorang hamba yang meyakini bahwa Allah SWT sebaik-baiknya tempat meminta.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh muslim sebagai berikut:

اَنَ ث َّد َح ُد َّمَح ُ

م ُنْب ى َّنَث ُمْ

لا ُنْبا َو راشَبَّ

اَ لاقَ اَنَ

ث َّد َح ُد َّمَح ُ

م ُنْب رف ْع َجَ اَنَ

ث َّد َح ُة َب ْع ُش ُت ْع ِم َس اَبَ

َق َح ْس ِإ أ

ُث ِ د َح ُ ي ْن َع ِ رَ

غَ أْ ي ِبَ لا مِل ْس ُم أ ُهَّنَ

َ أ لاقَ ُد َه ْشَ

أ ىَ

ي ِبَ ل َع أ َة َرْيَر ُه يِبَ دي ِع َس أ َو ِ ي ِر ْدُخْ

لا اَم ُهَّنَ

ا َد ِهَش أ ىَ

ِ ي ِبَّنلا ل َع

ىَّ

ل َص َُّ

ِهْيَ للّا ل َع َمَّ

ل َس َو ُهَّنَ

َ أ لاقَ اَ

ل ُد ُعقَيْ م ْوقَ

َنو ُرُ كْ

ذَي ََّ

َّ للّا ل َج َو َّزَع اَّ

ل ِإ ْم ُهْتف َحَّ

ُةَ كِئا َ

ل َمْ ْم ُهْتَي ِشَ لا

غ َو

ُة َم ْح َّرلا ْتَ

ل َزَن َو ْم ِهْيَ

ُةَني ِك َّسلا ل َع ْم ُه َرَ

كَذ َو ُ َّ

ِف للّا ْن َمي ُه َدْن ِع ِهيِنَ

ث َّد َحو ُنْب ُرْي َه ُز

ب ْر َح

ِنَمْح َّرلا ُدْب َعاَنَث َّد َح اَنَ

ث َّد َح ُة َب ْع ُش يِف اَ ِداَن ْسِإْ ذ َه

لا ُهَو ْح َ

ن هاور(

)ملسم

"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar mereka berdua berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah aku mendengar Abu Ishaq bercerita dari Al A'raj Abu Muslim bahwasanya dia berkata: 'aku bersaksi atas Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Nabi shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: 'Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah AzzaWajalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya.

Dan telah menceritakannya kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Syu'bah dalam sanad ini dengan Hadits yang serupa" (H.R. Muslim, Kitab Dzikir, Doa, Taubat dan Istighfar, Bab. Keutamaan berkumpul untuk membaca al-Qur`an dan dzikir, Hadis nomor 4868, dikutip dari Aplikasi Hadits Soft).

(9)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa narasumber, selain berdoa dengan membaca ayat al-Qur`an, prosesi Batagak rumah ini juga terdapat di dalamnya kebersamaan, seperti pada acara manduaso, Naiak kudo-kudo, dan manaiki rumah, acara ini banyak mengundang para tamu seperti niniak mamak, angku-angku, karib kerabat dan masyarakat yang ada di sekitar rumah tersebut untuk turut andil dalam proses mendirikan rumah tersebut. Seperti adanya sikap saling tolong menolong antar sesama, dan dapat menjalin ukhuwah islamiah. Dengan adanya pembacaan ayat al-Qur`an pada saat mendirikan rumah disertai dengan banyaknya orang yang berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan rumah. Makan bersama setiap prosesi Batagak rumah merupakan kegiatan yang baik, karena memberi makan adalah suatu amalan yang diajarkan dalam Islam. Sebagaimana dalam hadis Nabi sebagai berikut:

َّد َح ُنْبو ُر ْم َعاَنَ دِلاَخ ث

َلاَ ق اَنَ

ث َّد َح

ُثْيَّ

للا ْن َع َدي ِزَي ْن َع يِبَ ِرْيَخْلا أ ْن َع ِ َّ

للّا ِدْبَع ِنْب

َي ِض َرو ر ْمَع َُّ

للّا

اَم ُهْن َع نََّ

أ ال ُج َر

َلَ َّي ِبَّنلا أ َس ىَّ

ل َص َُّ

ِهْيَ للّا ل َع َمَّ

ل َس َو يَ ِما َ أ

ل ْس ِإْ لا رْي َخ

َلاَق ُم ِع ْطُت َما َع َّطلا

ُأ َرْقَت َو

َما َ ل َّسلا ىَ

ل َع ْن َم َتْ

ف َر َع ْن َم َو ْمَ

ْ ل ف ِرْعَت هاور(

)يراخبلا

"Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Khalid berkata: Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid dari Abu Al Khair dari Abdullah bin 'Amru radliyallahu 'anhuma bahwa, Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihiwasallam: "Islam manakah yang paling baik?" Nabi shallallahu 'alaihiwasallam menjawab: "Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal" (H.R.

Bukhari, Kitab Iman, Bab memberi makan bagian dari Islam, Hadits nomor 11, dikutip dari Aplikasi Hadits Soft).

Dari Hadist di atas dapat dipahami bahwa memberi makan pada sesama adalah bentuk perbuatan baik dan banyak memberi dampak yang positif kepada sesama. Memberi ucapan salam juga merupakan bentuk seseorang mendoakan orang lain agar diberi keselamatan, karena Islam sangat menganjurkan untuk mengucapkan salam, mengingat ucapan salam di dalamnya terkandung doa.

Ibu Jamidar selaku warga Nagari Batu Basa telah menjelaskan bahwa tradisi ini banyak melibatkan masyarakat, maksudnya mengundang banyak orang untuk hadir dan duduk bersama pada acara manduaso, Naiak kudo-kudo, dan manaiki rumah.

Tujuannya untuk saling mendoakan sesama muslim dan juga menghidupkan kepedulian sosial antar sesama. Sebagaimana yang terdapat dalam hadis Nabi SAW:

ي ِنث َّد َحَ ُد َم ْحَ

أ ُنْب َر َم ُع ِنْب صف َحْ ي ِعي ِكَوْ

لا اَنَ

ث َّد َح ُد َّمَحُ

م ُنْب لْيَضُف اَنَ

ث َّد َح ي ِبَ

أ ْن َع َة َحْ ِنْب ل َط ِدْيَبُع ِ َّ

للّا

ِنْب ْن َع زيِرَ ِ مُ ك

أ ِءاَد ْر َّدل ا ْن َع يِبَ ِءاَد ْر َّدلا أ

َلاَق

َلاَق

ُلو ُس َر َِّ

للّا ىَّ

ل َص َُّ

ِهْيَ للّا ل َع َمَّ

ل َس َو ْن ِما َم دْبَع مِل ْس ُم

ِهي ِخَ أ ِلوُع ْدَي ِبْي َغْلاِرْه َظِب

اَّ

ل ِإ اَ

لاقَ ُكَ

ل َمْ ل َكَ لْث ِمِب ل َو هاور(

)ملسم

"Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin 'Umar bin Hafsh Al Waki'i telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail telah menceritakan kepada kami bapakku dari Thalhah bin 'Ubaidullah bin Kariz dari Ummu Ad Darda' dari Abu Ad Darda' dia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: 'Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat

(10)

akan mendoakannya pula: Dan bagimu kebaikan yang sama" (H.R. Muslim, Kitab Dzikir, Doa, Taubat dan Istighfar, Bab Keutamaan mendoakan kaum muslimin, Hadis nomor 4912, dikutip dari Aplikasi Hadits Soft).

Dari Hadist di atas dapat dipahami bahwa mendoakan sesama muslim adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan, karena kebaikan yang dilakukan akan kembali kepada orang yang mendoakan. Dengan mendoakan orang lain, dapat menguatkan iman dari orang yang didoakan, secara tidak langsung dengan bertambah kuatnya iman dari orang yang didoakan, maka kehidupannya pun akan menjadi lebih baik dan menjadi tentram. Mendoakan sesama muslim juga merupakan bentuk dari kepedulian dan saling mengasihi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang tradisi pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah di Nagari Batu Basa, dapat disimpulkan beberapa point:

Pertama; Tradisi pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah merupakan tradisi turun temurun yang ada di Minangkabau khususnya di Nagari Batu Basa yang sampai saat ini tetap dilaksanakan. Tradisi ini tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dan oleh siapa datangnya, karena kebiasaan ini sudah dijalankan masyarakat dari generasi ke generasi. Dalam hal ini masyarakat Nagari Batu Basa meyakini dengan membaca ayat al-Qur`an pada tahapan pembangunan rumah dapat melindungi pemilik rumah dan orang sekitar dari gangguan mahkluk gaib.

Kedua; Waktu pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah adalah ketika acara manduaso, Naiak kudo-kudo dan manaiki rumah. Ayat al-Qur`an tersebut dibaca ketika acara pertama yaitu manduaso yang merupakan langkah awal dalam mendirikan rumah, kemudian yang kedua pada acara Naiak kudo-kudo, dan yang ketiga pada acara manaiki rumah.

Ketiga; Ayat al-Qur`an yang dibaca pada saat prosesi Batagak rumah di Nagari Batu Basa memiliki kesamaan dalam setiap prosesnya, yaitu surat al-Fatihah, ayat kursi (Q. S. al-Baqarah ayat 255), surat al-Ikhlas, surat al-Falaq, dan terakhir adalah surat an-Nass.

Keempat; Pembacaan ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah di Nagari Batu Basa memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Masyarakat meyakini bahwa dengan membaca al-Qur`an ketika membangun rumah dapat memberikan kebaikan dan melindungi diri dari hal-hal yang negatif. Masyarakat juga meyakini bahwa pembacaan ayat al-Qur`an ketika pembangunan rumah adalah menjalankan suatu kebaikan yang sudah diwariskan dari nenek moyang terdahulu yang masih dijalankan sampai sekarang, dengan tujuan dapat mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan mendapatkan ketenangan, ketentraman, kebahagiaan ketika membaca al- Qur`an. Selain itu, dengan kebersamaan yang terjalin dalam proses mendirikan rumah ini dapat menumbuhkan sikap saling tolong menolong antar sesama, dan mengeratkan ukhuwah islamiah sesama muslim.

(11)

REFERENSI

Aplikasi Ensiklopedia Hadits-Kitab 9 Imam Hadist soft

Jamidar, Wawancara, Sabtu, 25 Februari 2023, Masyarakat/Warga Nagari Batu Basa.

Latif, U. 2014. Al-Qur'an Sebagai Sumber Rahmad Dan Obat Penawar (Syifa') Bagi Manusia. Jurnal Al-Bayani 21(30).

Mahmud Yunus. Tafsir Qur`an Karim. Juz 1.

Mustaqim, A. 2014. Metode Penelitian al-Qur'an dan Tafsir. Cetakan Pertama. Idea Press. Yogyakarta.

Rahman, M. 2018. Resepsi Terhadap Ayat Kursi dalam Literatur Keislaman.

MAGHZA, Jurnal Ilmu al-Qur`an dan Tafsir 3(2).

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Keempat. ALFABETA. Bandung.

Tarmizi, Tokoh Agama Nagari Batu Basa, Wawancara pra riset 17 Januari 2022.

al-Qarni, A. Nikmatnya Hidangan al-Qur`an. Cetakan Pertama. Maghfirah Pustaka.

Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoritis, karya ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang waqf al-mu‟ânaqah dalam kepustakaan ilmu Al-Qur‟an dan Tafsîr Al-Qur‟an melalui studi

Data dalam penelitian ini adalah penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang menyebut beberapa istilah yang mendekati kata istri dalam al-Qur‟an,yang lebih spesifik dalam

sebenar-benarnya membaca. Pada ayat tersebut berisikan kabar gembira. Yang mana pada ayat sebelumnya ditunjukan sebuah kedurhakaan dan pelanggaran terhadap janji-janji yang mereka

Kegiatan tadarus Al-Qur‟an termasuk kegiatan ibadah dimana peserta didik dibiasakan untuk membaca Al-Qur‟an dalam kesehariannya. Hal ini dilakukan karena dengan

Dalam khazanah „Ulûm al-Qur‟ân makna mutashâbih al-lafz}} adalah ayat-ayat al- Qur‟an yang muncul berulang-ulang pada satu kisah atau tema yang sama dengan susunan

Panduan Praktis Menemukan Ayat dan Hadis, al-Qur‟an al-Karim yang dikaji dengan asal kata dan derivasinya yang bermakna kewirausahaan dalam 3 bentuk kata

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) adapun formulasi strategi yang dibuat guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa MI

Upaya-upaya yang dilakukan orangtua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca al-Qur‟an di desa Huta Baru adalah: memberikan pendidikan al-Qur‟an anak di rumah, memberikan