Transformasi Komunikasi Digital Pada Layanan Publik Pemerintah DKI Jakarta menjadi Smart City melalui Aplikasi Super-Apps Jakarta Kini (JAKI)
Muhammad Fahmi Tri Kurniawan
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Cirebon Email : [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi mengubah paradigma komunikasi pada konteks perubahan yang lebih dinamis dan pragmatis. Di era globalisasi yang makin masif komunikasi menjadi dasar dalam membangun dan menciptakan perubahan yang terstruktur dan signifikan. Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia yang memiliki beragam permasalahan yang kompleks dalam akses administratif pelayanan publik seperti kesehatan, sosial, perizinan, kelembagaan, transportasi, aduan masyarakat, dan berbagai layanan lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk DKI Jakarta dari tahun ke tahun mengalami peningkatkan pada tahun 2017 tembus dengan angka 10,4 juta dan kini di tahun 2023 10,7 juta. Pertumbuhan penduduk yang pesat ini diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan akses layanan publik di DKI Jakarta. Permasalahan tersebut menjadi alasan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meluncurkan aplikasi super Apps JAKI atau Jakarta Kini. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji arah perubahan dan kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang mentransformasikan komunikasi administratifnya menuju arah digitalisasi, sehingga kebutuhan masyarakat DKI Jakarta dalam menyelesaikan berbagai permasalahannya dapat diselesaikan secara efektif, efisien, cepat dan mandiri.
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana perubahan itu dapat mempengaruhi prilaku komunikasi masyarakat DKI Jakarta dalam menyelesaikan permasalaha administratifnya. Metode penelitian pada kajian komunikasi kontemporer ini menggunakan metode studi pustaka yaitu mengumpulkan data-data informasi dari buku, jurnal, artikel, dan berbagai bacaan pendukung yang memuat data dan fakta mengenai pembahasan transformasi komunikasi konvensional layanan publik menuju digitalisasi. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pemilihan strategi komunikasi akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi super-app Jakarta Kini (JAKI) itu tergantung pada bagaimana pola rekrutmen SDM, dan seberapa inovatif pengembangan layanan dapat dilakukan.
Kata Kunci : Transformasi Komunikasi Digital, Layanan Publik, Aplikasi Jakarta Kini (JAKI)
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan era disrupsi bersanding menyatu menjadi satu dalam membentuk dan membuat perubahan arah arus informasi. Digitalisasi dan globalisasi mempengaruhi gaya komunikasi yang kian efektif, dinamis, dan efisien. Lebih lanjut, istilah digital ini lekat juga dengan apa yang disebut digitalisasi. Yunaningsih, mendefinisikan digitalisasi sebagai proses membuat atau memperbaiki proses bisnis dengan menggunakan teknologi dan data digital (Yunaningsih et al., 2021). Sementara Crawford et al (2020) danJohannessen & Olsen (2010) menyatakan bahwa istilah digitalisasi mengacu pada penggunaan teknologi dan data digital untuk meningkatkan bisnis, pendapatan, dan menciptakan budaya digital (Yunaningsih et al., 2021). Berdasarkan uraian tersebut, inovasi digitalisasi dimaksud dalam kajian ini adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang dilakukan dengan membuat atau memperbaiki proses bisnis dengan menggunakan teknologi dan data digital untuk peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inovasi digitalisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah memiliki tiga bentuk, yakni inovasi digitalisasi pelayanan publik, inovasi digitalisasi tata kelola pemerintahan, dan inovasi digitalisasi bentuk lainnya sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Transformasi administrasi publik memiliki tujuan utama, yaitu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanan publik. Dengan mengadopsi teknologi baru, pengambilan keputusan yang lebih terinformasi, dan pendekatan yang lebih responsif, administrasi publik dapat memberikan dampak yang lebih positif bagi masyarakat. Transformasi ini juga mendorong perubahan dalam pola pikir dan praktek birokrasi, yang mengarah pada pemerintahan yang lebih terbuka, akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Dalam kesimpulannya, konsep administrasi publik dan transformasinya memiliki peran sentral dalam mengelola dan menyelenggarakan pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat. Transformasi administrasi publik menjadi penting dalam menghadapi tantangan zaman dan memastikan bahwa pelayanan publik tetap relevan dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Transformasi ini tidak hanya tentang perubahan teknologi, tetapi juga tentang perubahan budaya, nilai, dan prinsip dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.
Modernisasi teknologi menjadi corong aksesibilitas yang lebih mudah untuk diterapkan dan diimplementasikan, tak terkecuali kemajuan teknologi juga diterapkan di Ibu Kota Indonesia yaitu DKI Jakarta. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik atau BPS tercatat pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta setiap tahunnya terus mengalami peningkatan mulai dari pada 2017 dengan 10,4 juta penduduk dan terakhir pada 2023 berjumlah 10,7 juta penduduk. Kegiatan masyarakat semakin berkembang dan beragam seiring dengan bertambahnya kebutuhannya. Kebutuhan masyarakat dalam suatu negara menjadi tanggung jawab negara melalui pemerintah terutama di sektor-sektor vital seperti kesehatan, keamanan, pendidikan sampai dengan pertukaran informasi. Kebutuhan masyarakat yang menjadi tanggung jawab negara dilaksanakan melalui pelayanan sebagai tugas pokok pemerintah melalui organisasi pemerintah
seperti pegawai negeri sipil (public servant) (Wasistiono,2003). Namun di Indonesia, pelayanan publik sarat dengan permasalahan seperti ketidakpastian waktu, bertele-tele dan sukar terjadi penyuapan agar proses administrasi menjadi lebih cepat (Maryam,2016).
Permasalahan yang sering sekali kita jumpai dalam pelayanan birokrasi di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk ini diiringi dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat di DKI Jakarta dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks terkait dengan hal-hal yang bersifat administratif seperti layanan kesehatan, transportasi, sosial, pendidikan, ekonomi, pengaduan masyarakat, dan berbagai layanan lainnya. Pelayanan yang serba konvensional atau kuno dengan serba fotocopy, mendatangi kantor, mengantri dan seringkali tidak sesuai ekspektasi masyarakat menjadikan kepuasan masyarakat terhadap pemerintah semakin rendah. Sudah seharusnya pemerintah melakukan berbagai kebijakan dan arah perubahan yang tepat guna dalam pelaksanaan proses administrasi pelayanan publik karena Kebutuhan masyarakat yang menjadi tanggung jawab negara dilaksanakan melalui pelayanan sebagai tugas pokok pemerintah melalui organisasi pemerintah seperti pegawai negeri sipil (public servant) (Wasistiono,2003) Transformasi digital layanan publik dapat menjadi solusi dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam pelayanan publik. DKI Jakarta dengan masyarakat yang bervariatif dalam konteks sosial menjadi nilai tambah dalam perubahan yang signifikan dalam perubahan layanan publik. Pemenfaatan teknologi dalam layanan publik sangat diperlukan guna menjangkau layanan yang akuntabel, transparan, dan partisipatif. Dalam Hal ini pemerintah berupaya menyelaraskan layanan publik dengan kebijakan- kebijakan yang lebih inovatif dalam aksebilitas layanan publik, khususnya pemerintah daerah salah satunya dengan melakukan transformasi, sehingga dapat menuju Jakarta Smart City atau Kota Jakarta Pintar.
Jakarta Smart City atau Kota Jakarta Pintar sebelumnya pernah digagas dalam Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang diperbaharui Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga pada akhirnya dapat diimplementasikan pada Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan berbagai variasi perubahan yang signifikan terhadap digitalisasi layanan publik hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2017 yang mengangkat visi
“Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik” dan diperbaharui kembali pada RPJMD tahun 2017-2022 menjadi “Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.”
Konsep Jakarta Smart City dikenal dari e-government atau pemerintah berbasis digital, yang menjadi akses masyarakat dalam mengakses data terkini terkait dengan informasi layanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini tentunya menjadi prioritas pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membentuk pelayanan publik yang dapat diakses oleh seluruh warga DKI Jakarta. Perubahan layanan publikasi
melalui Jakarta Smart City dengan berbasis aplikasi merupakan langkah besar pemerintah DKI Jakarta untuk mengubah sistem pelayanan yang lebih terintegrasi melalui gadget dan smartphone agar dapat memudahkan masyarakat dalam memaksimalkan kebutuhannya. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama kemudian membuat Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 280 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart City yang kemudian dirubah dengan peraturan baru yaitu Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 306 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi, Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart City dengan tujuan untuk memperkuat secara kelembagaan. Kemudian pada tahun 2020 Anies Baswedan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 15 Tahun 2020 tentang Jakarta Kini (JAKI). Pergub ini bertujuan untuk mengatur penyelenggaraan layanan publik di Provinsi DKI Jakarta melalui aplikasi JAKI. Pergub tersebut terdiri dari 12 bab dan 53 pasal. Berikut adalah beberapa ketentuan penting yang diatur dalam Pergub tersebut yaitu Penyelenggara aplikasi JAKI adalah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta; Aplikasi JAKI dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses berbagai layanan publik dari berbagai instansi pemerintah DKI Jakarta; & Pemerintah DKI Jakarta dapat memberikan sanksi kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran dalam penggunaan aplikasi JAKI.
Konsep mengenai Jakarta Smart City tidak terlepas dari berbagai inovasi teknologi salah satunya adalah aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Aplikasi Jakarta Kini (JAKI) diluncurkan pada tanggal 27 September 2019 sebagai sebagai city-super app dan one stop service bagi warga DKI Jakarta dengan mengintegrasikan seluruh layanan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta, masyarakat hingga komunitas (Media Indonesia,2018). Dalam aplikasi Jakarta Kini tersedia pelayanan dan pengaduan yang dikelola serta dikembangkan oleh Badan Layanan Umum Daerah Jakarta Smart City yang berada di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta. Fitur atau menu di dalam aplikasi JAKI ini ada JakLapor, JakWarta, JakRespons, JakPangan, JakPantau, JakCLM, JakAman, JakWifi, JakSiaga, JakIspu, JakSurvei, JakApps, dan JakCo. Fitur-fitur tersebut ditujukan agar pelayanan publik dapat lebih maksimal dan optimal. Aplikasi sudah tersedia dalam platform seperti Google Play dan Apple Store.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwasanya proses pemetaan target awal untuk pengguna aplikasi JAKI masih terhambat akibat banyaknya aplikasi yang harus diintegrasikan oleh JAKI terhadap 54 aplikasi dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal tersebut disebabkan setiap aplikasi memiliki target tersendiri dan harus dilakukan pemetaan ulang yang menimbulkan lambatnya pelayanan selain itu masih adanya kendala internal dalam prosesnya yaitu seperti masalah pengadaan dan pemeliharaan aplikasi layanan publik. Secara mendetail, dalam jurnal penelitian ini menyebutkan bahwa ada beberapa aspek yang masih terkendala seperti kekurangan sumber daya, kepemimpinan kurang inovatif, dan kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan. Hal tersebut menyebabkan ada beberapa mekanisme yang tidak sinkron dalam pelayanan publik nya. Dalam kendala eksternal adalah kesiapan
publik dalam menggunakan aplikasi JAKI ini mengingat kemampuan ekonomi yang berbeda antar warga sehingga penggunaan smartphone sebagai penunjang aplikasi juga berbeda.hasil penelitian tersebut belum dapat melihat bagaimana aplikasi JAKI benar-benar dapat menjalankan pelayanan secara prima sebagai inovasi pelayanan. Belum dilihat dari sisi bagaimana pelaksana bersikap, sumber daya, hubungan antar organisasi, lingkungan sosial, politik dan ekonomi hingga standard kebijakan. Peneliti tertarik untuk melihat dan menganalisis lebih mengenai bagaimana komunikasi digital yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam mengimplementasikan aplikasi JAKI dengan penggunaannya.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana strategi komunikasi digital yang diterapkan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam aplikasi JAKI?
Bagaimana efektivitas komunikasi digital dalam aplikasi JAKI dalam meningkatkan aksesibilitas, kecepatan, kualitas, transparansi, dan akuntabilitas layanan publik?
METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yang merupakan suatu studi yang digunakan dalam mengeumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb (Mardalis:1999). Studi kepustakaan juga dapat mempelajari beberbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono:2006). Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir:1988). Sedangkan menurut ahli lain studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono:2012). Metode penelitian kepustakaan ini digunakan untuk menyusun konsep mengenai Expressive Writing (EW) yang nantinya dapat digunakan sebagai pijakan dalam mengembangkan langkah-langkah praktis untuk mendapatkan informasi kritis.Adapun langkah- langkah dalam penelitian kepustakaan menurut Kuhlthau (2002) adalah pemilihan topik ,eksplorasi informasi,menentukan fokus penelitian ,pengumpulan sumber data persiapan penyajian data, dan pembahasan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jakarta saat ini (JAKI) adalah aplikasi yang mencakup berbagai akses ke informasi resmi dan berbagai layanan Pemerintah Negara (Negara) DKI Jakarta. Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” mewujudkan konsep Jakarta smartcity yang mengacu pada pemanfaatan teknologi internet untuk mewujudkan kota
pintar di Jakarta. Aplikasi ini berbasis teknologi internet. Penerapan aplikasi Jaki ini sebagai wujud untuk membantu meningkatkan kualitas layanan publik. Hal ini dikarenakan kualitas pelayanan publik secara umum masih dapat dikatakan kurang baik, ini berdampak kepada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. (Dwiyanto, 2006, p. 45. ). Jakarta Smart City merupakan sebuah lembaga yang menjadi implementasi nyata dalam pengembangan teknis untuk menata kota yang cerdas dan berbasis data yang terintegrasi dibawah naungan Diskomtik (Dinas Komunikasi Informatik dan Analisis Data). Kehadiran Jakarta Smart City merupakan upaya pemerintah daerah, seperti Gubernur dan Wakil Gubernur untuk mewujudkan program kerja dalam aksi nyata untuk merespon setiap permasalahan yang sedang muncul dan terjadi saat ini. Jakarta Smart City berupaya menghadirkan informasi yang memuat berbagai kebijakan dan program layanan yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sistem yang terintegrasi menjadi menjadi poros utama dalam mengatasi berbagai permasalahan dengan waktu yang singkat dan akurat. Transformasi digitalisasi melalui layanan publik merupakan kewajiban penting bagi pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dalam menghadapi era globalisasi karena menurut Ruhana dalam jurnal Transformasi pemerintahan (2010;17) Pelayanan publik yang harus diberikan oleh pemerintah sebagai unsur pemberi pelayanan publik seperti yang dikemukankan oleh Mahmudi (2005;229) dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu pelayanan kebutuhan dasar (meliputi kesehatan, pendidikan dasar dan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan pelayanan umum (terdiri dari pelayanan administratif, pelayanan barang, dan pelayanan jasa).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa klasifikasi pelayanan publik memiliki dua kategori, yakni;1. Pelayanan kebutuhan dasar, yang meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan, pendidikan dasar, dan pelayanan jasa; 2. Pelayanan umum, yang meliputi pelayanan administratif, pelayanan barang, danp elayanan jasa. Maka dari itu kehadiran Jakarta Smart City melalui berbagai aplikasinya menjadi prioritas pemerintah dalam memberikan pelayanan administrasi yang terintegrasi meliputi berbagai layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam perkembangannya berbagai inovasi informasi dan komunikasi yang diterapkan oleh Jakarta Smart City dapat menjadi contoh bagaimana perwujudan kota yang cerdas dan terintegrasi secara data dan fakta yang lebih memiliki akuntabilitas dan faktual. Hal ini dibuktikan dengan kolaborasi nyata development program aplikasi yang bekerja sama dengan pemerintah untuk sama-sama menyelesaikan berbagai permasalahan kompleks yang sedang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta.
Migrasi sistem ini merupakan bagian penting perwujudan transformasi komunikasi antara lembaga pemerintah dengan masyarakat dari yang tadinya konvensional menuju era digital. Pada dasarnya e-government merupakan penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak yang lain. Setidaknya terdapat empat klasifikasi hubungan bentuk baru dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini (Indrajit 2006; Aprianty, 2016) :
1. Government to Citizens(G-to-C)
Aplikasi e-government dalam tipe G-to-C ini merupakan aplikasi yang paling umum, di mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi untuk berinteraksi dengan masyarakat;
2. Government to Business (G-to-B)
Tipe G-to-B adalah bentuk penyediaan pelayanan informasi bagi kalangan bisnis. Kalangan bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan data dan informasi dari pemerintah. Selain itu, interaksi antara kalangan bisnis dengan lembaga pemerintahan juga berkaitan dengan hak dankewajiban dari kalangan bisnis tersebut sebagai entity yang berorientasi profit;
3. Government to Government (G-to-G)
Aplikasi e-government juga diperlukan dalam berinteraksi antara satu pemerintah dengan pemerintah lainnya (government to government) untuk memperlancar kerjasama, baik antar negara atau kerjasama antar entiti-entiti negara dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik,mekanisme hubungan sosial dan budaya,
dan lain sebagainya; dan
4. Government to Employees (G-to-E)
Tipe aplikasi G-to-E diperuntukkan secara internal bagi para staf di instansi
pemerintahan. Dari ke empat hal tersebut menunjukkan bahwa e-goverment dalam implementasi Jakarta Smart City menjadikan kehadiran sebagai langkah awal untuk memperbaiki setiap hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Aduan masyarakat seperti kritik dan saran menjadi modal utama untuk membentuk persepsi masyarakat bahwa pemerintah peduli dan mau mendengarkan setiap berbagai keluhan masyarakatnya.
Peluncuran aplikasi super-app Jakarta Kini atau JAKI merupakan salah satu bagian dari inovasi teknologi yang diterapkan di Jakarta Smart City. JAKI sendiri memiliki layanan publik yang membuka ruang komunikasi antara warga DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melalui berbagai fitur seperti JakLapor, JakWarta, JakRespons, JakPangan, JakPantau, JakCLM, JakAman, JakWifi, JakSiaga, JakIspu, JakSurvei, JakApps, dan JakCo. Fitur-fitur tersebut menjadi layanan prioritas utama yang mengintegrasikan komunikasi dengan data dan fakta di lapangan sehingga Pemerintah DKI Jakarta dapat melakukan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.
Namun dalam konteks perkembangannya aplikasi Jakarta Kini (JAKI) tidak serta merta mudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat DKI Jakarta, masih ada beberapa kendala yang perlu dihadapi.
Salah satunya adalah literasi digital yang masih rendah dan tidak semua orang memiliki gadget. Maka
dari itu diperlukan beberapa langkah strategis untuk dapat menjangkau itu semua yaitu pengembangan sosialisasi yang merata baik digital maupun konvensional oleh divisi komunikasi melalui salah satu strategi yang diterapkan yaitu strategi pull dan pass, kedua strategi tersebut membuahkan hasil yang signifikan dengan hadirnya konten informatif dan variatif dengan design menarik di media sosial secara rutin untuk masyarakat.
Strategi komunikasi digital menargetkan adanya perubahan paradigm masyarakat untuk merasakan rasa keterbukaan dari system yang dikelola oleh pemerintah. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mengubah pandangan yang semula tertutup menjadi platform yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan berbasis teknologi. Karakter open gov yakni, transparansi, partisipasi, dan kolaborasi (Nurdin, 2019:). Pada perkembangannya, Open gov kemudian diterjemahkan menjadi era keterbukaan (open gov data), akuntabel, partisipatif, dan inovatif. Sehingga, untuk mencapai open gov, inovasi menjadi salah satu pilar utama. Untuk membuat kebijakan yang berparadigma opengov salah satunya melalui Bottom Up Innovation. Yakni, inovasi yg bersumber dari hasil partisipasi masyarakat sebagai upaya utk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu. (George, dkk, 2012:661- 683).
Strategi berikutnya merupakan strategi yang dijalankan sebagai kegiatan lintas divisi antara divisi komunikasi dan marketing berupa event webinar online yang bernama Jakarta Smart City Talks atau yang biasa dikenal dengan sebutan JSC Talks. JSC Talks merupakan event online yang diadakan sebagai sarana sosialisasi yang bertujuan nuntuk mengedukasi serta memberikan informasi dengan mengangkat topik hangat atau permasalahan di DKI Jakarta yang dikaitkan dengan berbagai fitur di aplikasi JAKI. Selain itu, pada event ini dapat dihadirkan narasumber dari berbagai kalangan ataupun dari pihak internal Jakarta Smart City yang dianggap kompatibel untuk menjadi pembicara. Kegiatan JSC Talks ini gratis bagi masyarakat umum, terutama masyarakat DKI Jakarta dengan rentang usia 18-45 tahun. Adapun berbagai tema yang pernah dibahas dalam JSC Talks meliputi penanganan Covid-19, jumlah wifi gratis yang tersebar di DKI Jakarta dan fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi JAKI.
Dalam konteks efektivitas komunikasi digital aplikasi JAKI memprioritaskan bagaimana aksesibilitas, kecepatan, kualitas, transparansi, dan akuntabilitas layanan publik. Aplikasi ini membangun kesetaraan yang dibangun atas dasar demokrasi karena ide dasar dari konsep e-government bekaitan erat dengan prinsip-prinsip demokrasi. E-government merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata pemerintahan yang Baik (Good Governance) yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan transparan, akuntabel, efektif dan memperhatikan aspek kesetaraan (United Nations, 2008b). Kualitas pelayanan dalam komunikasi digital dipengaruhi dengan perekrutan SDM untuk mengelola system tersebut kualitas SDM yang profesional dalam menjalankan pemerintahan digital menjadi sebuah prasyarat penting. Untuk ini, berbagai pelatihan dapat diberikan kepada para aparatur pelaksana layanan. Selain itu, mindset
aparatur juga menjadi hal penting untuk diarahkan kepada pemberian layanan yang tepat waktu, cepat, mudah, dan terjangkau.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil studi pustaka dan pengumpulan informasi pendukung lainnya ditemukan inovasi dalam aksebilitas layanan publik menjadi hal yang sangat krusial bagi pemerintah, hal ini tentunya tidak terlepas dari bagaiamana pemerintah terus berupaya meningkatkan setiap layanannya menjadi lebih modern dan praktis. Peluncuran aplikasi Jakarta Kini (JAKI) dalam mendukung Jakarta menjadi Smart City atau Jakarta cerdas membutuhkan proses kolaborasi yang kompleks terstruktur antara pemerintah dan masyrakatnya maka dari itu bahkan dalam konteks komunikasi digital, diperlukan ruang komunikasi yang luas antara pemerintah dan masyarakat sehingga tercipta rasa saling percaya dan keterbukaan. Sehingga akan melahirkan implikasi nyata yang merubah pola pelayanan yang jauh lebih baik dari ruang yang telah terciptakan tersebut. Langkah-langkah ini menghadirkan paradigma baru dimana komunikasi yang sifatnya tidak terbatas itu memiliki ruang baru yang bisa dijangkau oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun terutama dalam aspek komunikasi antara pemerintah dan masyarakatnya. Saran dalam penelitian ini memerlukan data-data yang lebih otentik secara faktual kembali sehingga bisa menghadirkan pembahasan yang lebih dinamis dan komprehensif terutama dalam kajian komunikasi kontemporer.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Irawan, Muhammad Nizar Hidayat. (2021) E-government : konsep, esensi dan studi kasus. Jakarta : Mulawarman University Press
Farahdinta Destantia ,Uljanatunnisab, Lusia Handayani. (2021). Analisis The Whalen Seven Steps Strategic Divisi Komunikasi dan Marketing Jakarta Smart City pada Aplikasi Jakarta Kini. Jurnal Komunika 10(2), 84-9
Hadi, Krishno, Listiano Asworo, and Iradhad Taqwa Sihidi. 2020. “Inovasi Dialogis: Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem Pelayanan Malang Online).”
Journal
of Government and Civil Society 4(1):115–29
Jerry Walo, S.Sos, MM; Drs Awan Yanuarko, M.Si; Drs. AsroriTini Apriani, S. Sos; Anthonius Riva, SE, M.Si; M. Sadik UL. Amin Faruk, S.STP; Septian Putri Palupi, S.STAT; Naomi Ratna Sari, S.Si;
Diah Ayu Kusumaningrum, S.Si (2021). INOVASI DIGITALISASIPELAYANAN PUBLIKTATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN INOVASI BENTUK LAINNYA PADA DAERAH TERINOVATIF. Jakarta: Bina Praja Press.
Mokobombang, Wahyudi, Syafaruddin, Andi Riska Andreani, Khaeriyah,Natsir, Nurasia. 2023. "Dampak Perubahan Layanan Publik Yang Disebabkan
Oleh Teknologi Dan Media Sosial". Journal of Business Finance and Economic (JBFE) 4 (1):
348-359
Mulidiyah, Sri, S.Sos. M.Si. (2014) Pelayanan Publik Administrasi Kecamatan (PATEN). Bandung : CV Indra Prahasta
Reza Ilhami, Natalina Nilamsari, Prasetya Yoga Santoso. (2023). Peran Humas Pemprov DKI Jakarta Dalam Mensosialisasikan Aplikasi JAKI (Jakarta Kini). Jurnal Cyber PR, Volume 3(1), 34-43 Riris Katharina, Robert Na Endi Jaweng. (2020) Pelayanan Publik dan Pemerintahan Digital Indonesia.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Sadar, S.IP., M.IP. (2023) E-GOVERNMENT
(KONSEP, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI E-GOVERNMENT DI INDONESIA).
Bandung : Widina Media Utama
Utami, Pri. 2023. "Transformasi Administrasi Publik: Inovasi dan adaptasi menuju efesiensi dan pelayanan publik berkualitas. Jurnal Papatung 6(1): 1-8