• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI PARTISIPASI PEREMPUAN MELALUI LITERASI DIGITAL IMPLEMENTASI PROGRAM SEGERPUAN DI DESA AMPELSARI

N/A
N/A
Bing Emma

Academic year: 2025

Membagikan "TRANSFORMASI PARTISIPASI PEREMPUAN MELALUI LITERASI DIGITAL IMPLEMENTASI PROGRAM SEGERPUAN DI DESA AMPELSARI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSFORMASI PARTISIPASI

PEREMPUAN MELALUI LITERASI DIGITAL:

IMPLEMENTASI PROGRAM SEGERPUAN DI DESA AMPELSARI

01

Universitas Telkom | Teknologi Informasi

P R E S E N T A S I

Kelompok B

(2)

Agenda penting dalam pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-5, adalah mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan. Di Indonesia, pemberdayaan perempuan ditekankan di berbagai sektor, termasuk pembangunan desa, namun tantangan utama adalah rendahnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan, terutama di daerah pedesaan. Desa Ampelsari di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dipilih sebagai pilot project program Desa Anti Korupsi yang diinisiasi oleh KPK, bertujuan mengintegrasikan nilai antikorupsi dalam tata kelola pemerintahan desa dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan. Meskipun ditetapkan sebagai desa percontohan, partisipasi perempuan dalam kegiatan desa masih rendah, dengan hanya 30% yang aktif. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kebumen meluncurkan program Wani Lemper (Wanita Melek Perencanaan) untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. Namun, penerimaan program ini masih terbatas karena hambatan budaya dan minimnya dukungan teknologi digital untuk keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa.

LATAR BELAKANG

02

(3)

Meskipun program Wani Lemper telah berjalan, beberapa tantangan masih menghambat pencapaian tujuannya. Pertama, peran perempuan dalam pembangunan desa terbatas pada kegiatan rutin yang tidak strategis, dengan keputusan penting masih didominasi oleh laki-laki, mencerminkan ketidaksetaraan gender dalam pengambilan keputusan. Kedua, resistensi masyarakat lokal terhadap perubahan sosial dan kultural menjadi tantangan utama, di mana peran perempuan masih dianggap subordinat dalam urusan publik, mengurangi dukungan terhadap inisiatif pemberdayaan perempuan. Ketiga, keterbatasan dalam pemanfaatan teknologi juga menjadi masalah, dengan pencatatan dan pelaporan kegiatan di Desa Ampelsari yang masih manual, berisiko kehilangan data dan tidak efisien. Kurangnya literasi teknologi di kalangan perempuan desa menghambat mereka dalam memanfaatkan media sosial dan teknologi digital. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan baru yang memperkuat kapasitas individu dan menciptakan sistem yang lebih inklusif dan efisien untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan pembangunan desa yang berkelanjutan.

RUMUSAN MASALAH

03

(4)

TUJUAN PENELITIAN

04

1. Meningkatkan Literasi Perencanaan Desa

Memberikan pelatihan kepada perempuan mengenai perencanaan pembangunan desa.

Memungkinkan mereka berperan aktif dalam pengambilan keputusan terkait program pembangunan di Desa Ampelsari.

2. Penggunaan Teknologi Digital

Mengembangkan aplikasi Segerpuan yang dapat digunakan oleh anggota komunitas Wani Lemper.

Mendokumentasikan dan melaporkan kegiatan mereka secara digital.

Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan.

Memudahkan proses pelaporan.

3. Optimalisasi Media Sosial

Mengajarkan perempuan untuk menggunakan media sosial sebagai alat promosi dan pengawasan.

Mendukung kegiatan Desa Anti Korupsi.

Memanfaatkan platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.

Menyebarkan informasi yang berkaitan dengan program antikorupsi dan mengawasi

pelaksanaannya di desa.

(5)

MANFAAT PENELITIAN

05

Manfaat Teoritis dan Praktis Teoritis:

Kontribusi terhadap literatur pemberdayaan perempuan melalui teknologi digital.

Pengembangan model pemberdayaan berbasis teknologi di tingkat desa.

Pemahaman tentang peran perempuan dalam mendukung program anti-korupsi.

Praktis:

Bagi Perempuan di Desa Ampelsari:

Peningkatan kapasitas dan keterampilan dalam literasi digital.

Peningkatan partisipasi aktif dalam pembangunan desa.

Penguatan peran sebagai agen perubahan.

Bagi Pemerintah Desa:

Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan.

Dukungan dalam implementasi program Desa Anti Korupsi.

Sistem dokumentasi dan pelaporan yang lebih efisien.

Bagi Masyarakat Luas:

Model yang dapat direplikasi di desa-desa lain.

Peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat desa secara keseluruhan.

Penguatan kohesi sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

desa.

(6)

KAJIAN TEORI

1. Perempuan Itu Penting (Kesetaraan Gender):

Dunia setuju perempuan punya hak yang sama dan harus diberdayakan, ini juga tujuan global (SDGs). Di Indonesia, perempuan didorong untuk ikut membangun, termasuk di desa.

2. Kenyataan di Desa (Partisipasi Rendah):

Sayangnya, perempuan di desa sering belum banyak dilibatkan dalam mengambil keputusan penting untuk desanya. Keterlibatan mereka kadang hanya formalitas saja.

3. Kenapa Perempuan Harus Diberdayakan?

Agar perempuan lebih bisa memimpin perubahan di lingkungannya. Bisa bantu ekonomi desa dan keluarga jadi lebih sejahtera. Desa bisa lebih maju kalau semua ikut bersuara, termasuk perempuan.

4. Apa Saja Penghalangnya?

Budaya yang masih menganggap perempuan tidak perlu banyak ikut urusan publik. Perempuan belum banyak dilibatkan dalam hal-hal strategis. Masih banyak yang belum familiar dengan teknologi (gaptek). Pencatatan kegiatan masih manual, jadi kurang efisien.

06

Kajian Teori

(7)

PROGRAM SEGERPUAN

(SEKOLAH PENGGERAK PEREMPUAN)

Definisi: Sebuah platform edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam memimpin perubahan di desanya.

Pendekatan: Berbasis teknologi untuk meningkatkan partisipasi aktif perempuan.

Fokus Pelatihan: Literasi sosial dan teknologi untuk memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan.

Komunitas Sasaran: Komunitas Wani Lemper (Wanita Melek Perencanaan) di Desa Ampelsari.

07

Kelompok B

(8)

MENGAPA PARTISIPASI PEREMPUAN PENTING?

1. Mendukung Integritas & Transparansi: Peningkatan partisipasi perempuan berdampak positif pada upaya pencegahan korupsi.

2. Perspektif Baru & Inklusif: Keterlibatan aktif perempuan membawa perspektif yang lebih beragam untuk kebijakan yang adil dan efektif.

3. Kesejahteraan Sosial & Ekonomi: Mendorong partisipasi dalam kegiatan produktif dan usaha mikro.

4. Pengawas Sosial: Perempuan dapat menjadi pengawas sosial untuk memastikan proses pengambilan keputusan berjalan transparan dan akuntabel.

5. Agen Perubahan: Melatih perempuan menjadi agen perubahan untuk memperkuat budaya antikorupsi di tingkat desa.

08

Kelompok B

(9)

1. Sosialisasi dan Penggalian Masalah

METODE PELAKSANAAN PROGRAM

09

Diskusi kelompok terarah (FGD) dengan komunitas Wani Lemper dan Pemerintah Desa.

Identifikasi masalah: rendahnya partisipasi perempuan dan kurangnya pemanfaatan teknologi digital.

2. Pelatihan SDM Perempuan

Fokus pada literasi teknologi, pemanfaatan media sosial, dan penggunaan aplikasi Segerpuan.

Materi: pembuatan konten media sosial, dokumentasi kegiatan via aplikasi digital.

Pendekatan partisipatif.

3. Pengembangan Aplikasi Segerpuan

Alat digitalisasi kegiatan Wani Lemper, mendukung transparansi dan efisiensi pencatatan.

Pelatihan penggunaan aplikasi untuk pelaporan dan pemantauan program antikorupsi.

Kelompok B

(10)

4. Pendampingan dan Evaluasi

METODE PELAKSANAAN PROGRAM

10

Pendampingan berkala untuk memastikan implementasi berjalan baik.

Evaluasi periodik untuk mengukur partisipasi perempuan dan efektivitas teknologi.

Lokasi: Desa Ampelsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Durasi: Delapan bulan pada tahun 2024.

Kelompok B

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN - PENINGKATAN SIGNIFIKAN

11

1. Peningkatan Kapasitas Perempuan

Program Segerpuan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kapasitas perempuan untuk terlibat aktif dalam pembangunan desa.

2. Efisiensi dan Akurasi

Penggunaan aplikasi Segerpuan dan pelatihan media sosial meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan kegiatan Wani Lemper.

Kelompok B

(12)

HASIL DAN PEMBAHASAN - PENINGKATAN SIGNIFIKAN

12

Peningkatan Keterlibatan (6,3%)

Dari 75% menjadi 81,3% perempuan aktif berkontribusi.

Peningkatan Signifikan Penggunaan Teknologi Digital (37,5%)

Dari 56,3% menjadi 93,8%, menunjukkan keberhasilan edukasi pentingnya teknologi digital.

Peningkatan Pemahaman Perencanaan (15,8%)

Dari 78% menjadi 93,8%, menegaskan program berhasil memberikan pemahaman lebih baik.

Kelompok B

Lonjakan Penggunaan Media Sosial: Dari 69,1%

menjadi 93,8%, menunjukkan keberhasilan program mendorong pemanfaatan media sosial.

Kesimpulan Hasil

Program Segerpuan berhasil memberdayakan perempuan,

meningkatkan partisipasi aktif, dan memperkuat peran mereka

dalam pembangunan desa, khususnya mendukung transparansi dan

akuntabilitas.

(13)

DOKUMENTASI KEGIATAN

13

Kelompok B

(14)

KESIMPULAN

14

Kesimpulan - Kelompok B

Program Segerpuan berhasil meningkatkan partisipasi aktif perempuan di Desa Ampelsari melalui literasi digital.

Peningkatan terlihat pada keterlibatan dalam kegiatan desa, penggunaan media sosial, dan pemahaman perencanaan pembangunan.

Aplikasi Segerpuan menjadikan perempuan lebih terampil dalam dokumentasi dan pemanfaatan media sosial untuk mendukung Desa Anti Korupsi.

Pemberdayaan perempuan melalui teknologi digital dapat memperkuat transparansi,

akuntabilitas, dan mendorong peran perempuan sebagai agen perubahan.

(15)

SARAN

15

Saran - Kelompok B

Melanjutkan Pelatihan Literasi Digital: Fokus pada keterampilan praktis untuk kegiatan sehari-hari dan pembangunan desa.

Implementasi di Desa Lain:

Mempertimbangkan kebutuhan dan konteks lokal untuk memperluas manfaat.

Kerja Sama Pemerintah Desa: Dukungan kebijakan, penyediaan sumber daya, dan fasilitasi program pemberdayaan.

Pelibatan Masyarakat Luas: Mendorong partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat, termasuk laki-laki.

Monitoring dan Evaluasi Berkala: Mengukur efektivitas, identifikasi tantangan, dan melakukan penyesuaian.

Tujuan Akhir: Kontribusi positif

berkelanjutan dalam pemberdayaan

perempuan, peningkatan transparansi, dan

penguatan tata kelola pemerintahan desa.

(16)

16

Daftar Pustaka

Bahtiar, A. R., Ramadhani, R. D., Hikmaturokhman, A., Nugraha, N. A. S., Raharja, P. A., Anto, N., Muna, B. L., Setiawan, R. N., Fadilah, M. L., Agustianto, S. H., Mahargyani, Y. S., &

Purwono, A. (2024). Implementasi Platform Si Cantik Bangsa di Kabupaten Kebumen dalam Pembangunan Desa. Warta LPM, 27(2), 380-391.

Febri, H. (2022). Persepsi Masyarakat terhadap Kesetaraan Gender dalam Keluarga Di Desa Krandegan Madiun. IJouGS: Indonesian Journal of Gender Studies, 3(2), 11-24.

Harini, N., Suhariyanto, D., Indriyani, I., Novaria, N., Santoso, A., & Yuniarti, E. (2023). Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Perekonomian Desa.

Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement, 4(2), 363-375.

Helminasari, S., Salami, M. F. A., Gidion, O., & Mustaf, S. (2023). Penerapan Nilai-Nilai Korupsi Pada Organisasi Sosial Kemasyarakatan Sebagai Bagian Dari Pendidikan Anti Korupsi Di Kelurahan Karang Anyar Kota Samarinda. Jurnal Pengabdian Kreativitas Pendidikan Mahakam (JPKPM), 3(1), 85-90.

Manuputty, F., Loppies, L. R., Afdhal, A., & Litaay, S. C. H. (2023). Menuju Desa Inklusif: Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan Untuk Desa Adat Negeri Hukurilla Di Kota Ambon. SEMAR: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Masyarakat, 1(03), 27-32.

Munasaroh, A. (2022). Problematika Kekerasan Berbasis Gender Dan Pencapaian Gender Equality Dalam Sustainable Development Goals Di Indonesia. IJouGS: Indonesian Journal of Gender Studies, 3(1), 1-24.

Ningrum, K. K. (2018). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. In DSpace Universitas Islam Indonesia. Universitas Islam Indonesia.

Noviar, I., & Priyanti, E. (2023). Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Desa di Desa Warung Bambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang.

Jurnal Pemerintahan Dan Politik, 8(3), 213-220.

Nugraha, N. A. S., Khomsah, S., Ramadhani, R. D., & Laksana, T. G. (2022). Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat Desa Melalui Agrowisata Berbahasa Inggris. Devote: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 1(2), 155-162.

Prasetyo, N. A., Bahtiar, A. R., Febriani, A., & Saputra, W. A. (2023). Penerapan Aplikasi Point of Sales pada UMKM Forum Ecoprint Purbalingga. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 7(1), 17-22.

Putra, I., Maimun, Adawiyah, D., & Yunus, M. (2024). Kolaborasi Masyarakat Perbatasan Aceh dan Sumatera Utara dalam Memperkuat Kohesi Sosial. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 8(2), 235-243.

Ramadhani, R. D., Hikmaturokhman, A., Bahtiar, A. R., Nugraha, N. A. S., Muna, B. L., & Raharja, P. A. (2023). Penguatan Kapasitas Peran Aktif Perempuan Melalui Program Wanita Melek Perencanaan Desa) (Wani Lemper) Berbasis Teknologi Informasi Di Desa Logede, Kabupaten Kebumen. Jurnal Hilirisasi Technology Kepada Masyarakat (SITECHMAS), 4(2), 96-105.

Simbolon, N. Y. (2019). Whistleblower Tindak Pidana Korupsi. JURNAL RECTUM, I(1), 41-46.

Wahyuningrum, T., Fitriana, G. F., Bahtiar, A. R., Ardani, A. A., Imelda, I., & Soares, T. G. (2023). Meranti Island E-Government Master Plan: A Root Cause and SWOT Analysis.

Indonesian Journal of Information Systems, 5(2), 17-29.

Widadi, T., & Eldo, D. H. A. P. (2023). Urgensi Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan Desa (Studi di Desa Wonoyoso Kabupaten Kebumen tahun 2022). Jurnal Studi Pemerintahan Dan Akuntabilitas, 2(2), 109-120.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

TERIMA KASIH

17

Universitas Telkom | Teknologi Informasi

Referensi

Dokumen terkait