MAKALAH
TRANSPLANTASI ORGAN DAN JARINGAN
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bioteknologi Dosen Pengampu: Dr. Jujun Ratnasari M.Si
Kelompok 8:
1. Intan Dwi Yulianti 2231011004 2. Husna Sabila Rahmatullah 22310110027 3. Reni Ramdaniah 2231021001 4. Sheni Septia Andini 22310110017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kasih sayang, serta shalawat dan salam semoga tercurah pada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita ilmu pengetahuan.
Kami bersyukur dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Transplantasi Organ dan Jaringan” ini yang merupakan salah satu pembahasan yang terdapat pada mata kuliah Bioteknologi sehingga kami mendapat tambahan pengetahuan akan khazanah keilmuan yang begitu agung.
Kami berharap makalah ini bisa menambah bacaan bagi pembaca tentang Apa saja dan Bagaimana Transplantasi Organ dan Jaringan. yang dikaji dalam mata kuliah Bioteknologi dan pembaca dapat lebih memahami berbagai aliran dalam pembahasan Transplantasi Organ dan Jaringan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Jujun Ratnasari, M.Si selaku dosen Mata Kuliah Bioteknologi yang telah memberikan bimbingan kepada kami, dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga kebaikanya bernilai ibadah.
Demikian pengantar dari kami, meskipun singkat semoga bermanfaat dan bisa memberi inspirasi dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami begitu sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Kritik dan saran yang sifatnnya membangun sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB 1... 1
PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan...2
BAB II...3
PEMBAHASAN... 3
A. Pengertian Transplantasi Organ...3
B. Prinsip Kerja Transplantasi Organ dan Jaringan...3
C. Mekanisme Tahapan Kerja Transplantasi Organ dan Jaringan...4
D. Pengaplikasian Transplantasi Organ dan Jaringan...6
BAB 3... 8
PENUTUP...8
A. Kesimpulan...8
B. Saran...8
DAFTAR PUSTAKA...9
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1
Latar BelakangDalam periode globalisasi saat ini, pengetahuan menjadi semakin tidak terspesialisasi. Dengan demikian, banyak perubahan yang terjadi, yang mengarah pada perkembangan teknologi kontemporer yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan manusia, terutama kesehatan. Salah satu topik yang dibahas dalam bidang ini adalah praktik transplantasi organ tubuh manusia. (Jamali, 2019)
Transplantasi organ dan jaringan telah menjadi terobosan medis yang mengubah hidup bagi jutaan orang di seluruh dunia. Dengan kemajuan dalam teknologi medis, prosedur ini telah menjadi solusi bagi banyak pasien dengan penyakit akut atau kronis yang mengancam jiwa (Angelika et al., n.d.).Transplantasi organ dan jaringan melibatkan pengambilan organ atau jaringan yang sehat dari donor dan menempatkannya ke dalam tubuh penerima yang membutuhkan. Meskipun memiliki potensi untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup, prosedur transplantasi juga melibatkan tantangan yang signifikan, termasuk ketersediaan organ yang terbatas, risiko penolakan, dan masalah kepatuhan terhadap pengobatan pasca-transplantasi.
Dalam beberapa dekade terakhir, terobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperbaiki tingkat keberhasilan transplantasi organ dan jaringan. Pengembangan imunosupresan yang lebih efektif, peningkatan dalam teknik pembedahan, dan kemajuan dalam identifikasi dan kesesuaian donor- penerima telah meningkatkan kesempatan untuk transplantasi yang sukses.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan transplantasi, termasuk peningkatan akses terhadap organ donor, pengurangan risiko penolakan, dan peningkatan kualitas hidup penerima.
Dalam pengaplikasiannya, transplantasi organ dan jaringan telah menjadi solusi utama bagi banyak pasien dengan penyakit terminal atau kegagalan organ yang mengancam nyawa. Dari transplantasi jantung, ginjal, hati, hingga sumsum tulang, berbagai jenis transplantasi telah memberikan kesempatan baru bagi pasien untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, tantangan terus ada, termasuk ketersediaan organ yang terbatas, risiko penolakan, dan masalah kepatuhan terhadap pengobatan pasca-transplantasi. Untuk mengatasi hal ini, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya donor organ, mengembangkan teknologi imunosupresan yang lebih canggih, dan meningkatkan koordinasi antara pusat transplantasi dan penyedia layanan kesehatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari transplantasi organ atau jaringan 2. Bagaimana prinsip kerja transplantasi organ dan jaringan?
3. Bagaimana mekanisme tahapan kerja transplantasi organ dan jaringan?
4. Pada bidang apa saja pengaplikasian transplantasi organ dan jaringan dilakukan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja transplantasi organ dan jaringan
2. Mengetahui mekanisme tahapan kerja transplantasi organ dan jaringan 3. Mengetahui pada bidang apa saja pengaplikasian transplantasi organ dan
jaringan dilakukan?
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Transplantasi Organ
Transplantasi berasal dari bahasa inggris yaitu transplantation, bentuk kata kerja to transplant, yang artinya pengcangkokan. Dalam istilah Ilmu Kedokteran, transplantasi diartikan memindahkan jaringan atau organ yang berasal dari tubuh yang sama atau tubuh yang lain (Priambodo, 2023).
Hal ini dapat dilakukan di sesama manusia maupun hewan. Menurut KBBI Organ diartikan sebagai alat yang mempunyai tugas tertentu di dalam tubuh manusia, Bagian organ yang dimaksud yaitu jantung, ginjal, paru-paru, kornea, mata, hati, pancreas dan katup jantung.
Transplantasi ini merupakan pengobatan terbaik bagi pasien yang organ tubuhnya gagal berfungsi dengan baik dan perlu diganti dengan organ tubuh mereka sendiri atau organ tubuh orang lain. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa transplantasi organ adalah proses tindakan perpindahan salah satu atau beberapa organ tubuh atau jaringan tubuh dari seseorang ke orang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain dengan ketentuan berlaku akibat dari ketidakfungsian organ atau jaringan tubuh itu sendiri. Selain bidang medis dan kesehatan, transplantasi juga perlu mempertimbangkan bidang non-medis seperti agama, budaya, hukum, etika, dan lain sebagainya.
Yang dimaksud dengan organ adalah sekelompok jaringan terkait yang memiliki fungsi berbeda, sehingga menjadi satu kesatuan dengan fungsi tertentu, seperti hati, jantung, atau sesuatu yang lain sama sekali.
Sebaliknya, tujuan dari transplantasi organ atau jaringan adalah untuk menjadi pilihan terakhir bagi pengobatan pasien setelah beberapa bentuk pengobatan lainnya gagal. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan eksistensi manusia, seperti pencangkokan jantung, hati, ginjal, dan hal-hal lain semacam itu.
B. Prinsip Kerja Transplantasi Organ dan Jaringan
Ketika transplantasi organ dilakukan, ada tiga pihak yang terlibat:
pertama, donor, yang merupakan individu yang mendonasikan organ sehatnya kepada orang lain yang organnya sakit atau pernah mengalami penyakit. Kedua, resipien, yaitu orang yang menerima organ tubuh dari pendonor karena organ tubuh resipien perlu diganti. Ketiga, para ahli adalah dokter yang mengawasi operasi transplantasi dari pihak donor ke resipien. ( Jamali, 2019)
Kategori transplantasi organ dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan segi donor: pendonor hidup, donor dalam koma dan donor meninggal. Donor organ manusia dapat menyumba ngkan organ yang tidak vital (tidak menyebabkan kematian pada pendonor) seperti ginjal, hati, pankreas, sebagian usus, dan jaringan (tulang, kulit, darah); sebaliknya, organ yang dapat ditransplantasikan dari pendonor yang telah meninggal dunia antara lain mata, jantung, paru-paru, hati, pankreas, ginjal, dan jaringan.
1. Donor hidup: Donor dalam keadaan hidup sehat,
Jenis prosedur ini memerlukan proses seleksi yang cermat dan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, baik untuk donor maupun penerima (resipien), untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh penolakan organ penerima.
2. Donor Koma: Donor dalam keadaan diprediksi akan meninggal
Untuk jenis ini, donor organ memerlukan alat kontrol dan modifikasi gaya hidup, seperti alat pemantau transplantasi khusus. Selanjutnya, alat bantu hidup sehari-hari yang disebutkan di atas digunakan setelah proses pengembangan organ di dalam tubuh selesai.
3. Donor meninggal: Donor dalam keadaan sudah mato tetapi organnya masih sehat
Jenis ini merupakan tipe yang ideal, karena tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis dan juga perlu mempertimbangkan daya tahan tubuh yang perlu diambil untuk transplantasi.
C. Mekanisme Tahapan Kerja Transplantasi Organ dan Jaringan
Tahapan kerja dari transplantasi organ atau jaringan melibatkan serangkaian langkah yang terjadi sebelum, selama, dan setelah prosedur transplantasi. Berikut tentang tahapan kerja tersebut:
1. Penemuan Donor: Tahap pertama dalam transplantasi organ atau jaringan adalah penemuan donor yang cocok. Organ atau jaringan dapat berasal dari donor yang masih hidup, seperti donor ginjal, atau dari donor yang telah meninggal dan menyatakan keinginannya untuk menjadi donor sebelumnya. Proses penemuan donor melibatkan evaluasi kesehatan donor dan kesesuaian organ atau jaringan dengan penerima yang membutuhkannya.
2. Evaluasi Penerima: Sebelum transplantasi dilakukan, penerima harus menjalani serangkaian tes dan evaluasi medis untuk menentukan kelayakan mereka untuk menerima organ atau jaringan tertentu. Ini meliputi evaluasi kesehatan umum, tes darah, tes pencitraan, dan penilaian psikologis.
3. Pemilihan Organ atau Jaringan: Setelah donor dan penerima telah dievaluasi, organ atau jaringan yang cocok dipilih berdasarkan faktor- faktor seperti kesesuaian antigen, ketersediaan, dan faktor-faktor medis lainnya. Kesesuaian antigen sangat penting untuk mengurangi risiko penolakan organ oleh sistem kekebalan tubuh penerima.
4. Prosedur Transplantasi: Tahap utama dari transplantasi organ atau jaringan adalah prosedur bedah itu sendiri. Organ atau jaringan yang telah dipilih dipindahkan dengan hati-hati dari donor ke penerima oleh tim bedah terlatih. Prosedur ini memerlukan keterampilan bedah yang tinggi dan peralatan medis yang canggih.
5. Perawatan Pasca-Transplantasi: Setelah transplantasi selesai, penerima harus menjalani perawatan intensif untuk memastikan kesuksesan transplantasi. Ini melibatkan penggunaan obat imunosupresan untuk mencegah penolakan organ atau jaringan baru, serta pemantauan terhadap kemungkinan komplikasi dan respons tubuh terhadap transplantasi.
Mekanisme kerja transplantasi organ atau jaringan melibatkan serangkaian proses kompleks yang terjadi dalam tubuh penerima setelah organ atau jaringan yang cocok ditempatkan. Berikut adalah gambaran umum tentang mekanisme kerja transplantasi organ atau jaringan:
1. Pengenalan Organ atau Jaringan Baru: Setelah organ atau jaringan yang cocok ditempatkan dalam tubuh penerima, sistem kekebalan tubuh penerima akan mulai mengenali organ atau jaringan baru tersebut sebagai benda asing.
2. Respon Imunologis: Sistem kekebalan tubuh penerima akan merespons keberadaan organ atau jaringan baru dengan mengaktifkan respons imunologis. Respons ini melibatkan produksi sel-sel imun seperti limfosit T dan sel B, serta pelepasan sitokin dan zat lainnya yang bertujuan untuk melindungi tubuh dari invasi benda asing.
3. Penolakan Organ atau Jaringan: Dalam beberapa kasus, respons imunologis ini dapat mengarah pada penolakan organ atau jaringan baru oleh tubuh penerima. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh penerima mengenali organ atau jaringan baru sebagai ancaman dan berusaha untuk menghancurkannya.
4. Penggunaan Imunosupresan: Untuk mencegah atau mengurangi penolakan organ atau jaringan, penerima transplantasi sering diberikan obat imunosupresan. Obat-obatan ini bertujuan untuk menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh penerima sehingga organ atau jaringan baru dapat diterima dengan lebih baik.
5. Pemeliharaan Kesesuaian: Setelah transplantasi, penting untuk terus memantau dan memelihara kesesuaian antara organ atau jaringan baru
dengan tubuh penerima. Ini melibatkan pemantauan terhadap respons imunologis, penggunaan obat imunosupresan dengan tepat, serta penanganan komplikasi yang mungkin timbul.
D. Pengaplikasian Transplantasi Organ dan Jaringan
Gambar diatas menunjukkan diagram yang mengilustrasikan potensi aplikasi penelitian sel punca dalam mengobati berbagai penyakit dan kondisi. Diagram ini dibagi menjadi tiga bagian utama:
1. Mengidentifikasi Target Obat dan Menguji Potensi Terapi
Penemuan Obat: Sel punca dapat digunakan untuk mengidentifikasi target obat baru dan mengembangkan pengobatan potensial untuk berbagai penyakit. Dengan mempelajari bagaimana sel punca berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, para peneliti dapat mengidentifikasi jalur pensinyalan utama dan target molekuler yang dapat dimodifikasi untuk mengobati penyakit.
Pengujian Obat: Sel punca juga dapat digunakan untuk menguji kemanjuran dan keamanan obat terapeutik yang potensial. Dengan menumbuhkan sel punca dalam kultur dan memaparkannya pada kandidat obat yang berbeda, para peneliti dapat menilai kemampuan obat untuk memengaruhi pertumbuhan, diferensiasi, dan fungsi sel 2. Mempelajari Diferensiasi Sel:
Memahami Perkembangan: Sel punca dapat memberikan wawasan tentang mekanisme diferensiasi dan perkembangan sel. Dengan mempelajari bagaimana sel punca berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai proses kompleks yang mengatur pembentukan organ dan regenerasi jaringan.
Memodelkan Penyakit: Sel punca dapat digunakan untuk membuat model penyakit di laboratorium. Dengan memanipulasi sel punca untuk menginduksi kondisi yang menyerupai penyakit, para peneliti dapat
mempelajari mekanisme yang mendasari penyakit dan mengembangkan strategi terapeutik baru.
3. Pencegahan dan Pengobatan Cacat Lahir:
Diagnosis Dini: Sel punca dapat digunakan untuk mengembangkan metode non-invasif untuk diagnosis dini cacat lahir. Dengan menganalisis sel punca yang berasal dari embrio atau cairan ketuban, para peneliti dapat mendeteksi kelainan genetik dan potensi cacat lahir di awal kehamilan.
Terapi Gen: Sel punca dapat digunakan untuk memberikan terapi gen untuk memperbaiki cacat genetik yang menyebabkan cacat lahir.
Dengan memasukkan gen fungsional ke dalam sel punca dan mentransplantasikannya ke dalam tubuh pasien, para peneliti berpotensi memperbaiki mutasi genetik dan mencegah atau mengobati cacat lahir.
4. Transplantasi Jaringan/Sel:
Memulihkan Jaringan yang Rusak: Sel punca dapat digunakan untuk meregenerasi jaringan dan organ yang rusak. Dengan membedakan sel punca ke dalam jenis sel tertentu, seperti sel otot jantung atau sel saraf, para peneliti berpotensi mengganti jaringan yang rusak dan memulihkan fungsi organ.
Mengobati Penyakit: Transplantasi sel punca dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang melibatkan kerusakan jaringan atau organ. Sebagai contoh, transplantasi sel punca sumsum tulang digunakan untuk mengobati leukemia dan kelainan darah lainnya.
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke tubuh lain, dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Autograft, adalah pemindahan organ atau jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain pada tubuh pasien itu sendiri, jenis ini tidak memerlukan donor eksternal. Misalnya operasi bibir sumbing, transplantasi sumsum tulang belakang, transplantasi tulang rawan, transplantasi kornea, transplantasi tendon
2. Allograft, adalah pemindahan jaringan atau organ dari satu individu (donor) ke individu lain (penerima) yang berbeda secara genetik, tetapi masih dalam spesies yang sama. Misalnya transplantasi ginjal, transplantasi hati, transplantasi jantung, transplantasi kornea, transplantasi tulang dan jaringan
3. Xenograft, adalah pemindahan jaringan organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain dengan beda spesies seperti hewan dengan manusia. Dan transplantasi ini masih dalam proses penelitian dan pengembangan, misalnya transplantasi katup jantung babi ke manusia, transplantasi kulit babi ke manusia, transplantasi ginjal babi ke primata, transplantasi sel punca babi ke manusia.
BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan
Transplantasi organ adalah pemindahan organ, atau struktur mirip organ dari manusia atau hewan, yang sebagian besar digunakan untuk menggantikan organ yang sudah tidak berfungsi lagi dalam hal pengobatan penyakit dan nyawa penerima organ.
Transplantasi organ telah menjadi salah satu solusi yang paling umum di dunia modern; banyak manusia yang terpengaruh oleh metode transplantasi organ ini. Kualitas hidup donor penerima cukup rendah saat ini, itulah sebabnya permintaan transplantasi organ semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Angelika, M., Firmansyah, Y., Sylvana, Y., & Wijaya, H. (n.d.). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF INDONESIA . https://doi.org/10.1101/cshperspect.a01
https://healthlibrary.askapollo.com/what-are-the-different-types-of-organ-transplant/
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/organ-and-tissue- transplantation
Jamali, L. L. (2019). Transplantasi Organ Tubuh Manusia Perspektif Al-Qur’an. Diya Al-Afkar:
Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis, 7(01), 113-128.
Nursanthy, A. T. R. (2020). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Jurnal Ilmu Hukum The Juris, 4(1), 1-11.
Priambodo, L. S. (2023). Transplantasi Organ.
Suwasti, Nyoman., Aspek Yuridis Transplantasi Organ Dalam Hubungannya Dengan UU Kesehatan, Kertha Patrika, Majalah Ilmiah FH UNUD, Bali, 1994.
Usman, M. (2020). Transplantasi Organ Tubuh Dalam Pandangan Islam. Pancawahana: Jurnal Studi Islam, 15(1), 154-16