TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN
Nama : Ilyas
NPM : 22510018
Fakultas : Teknik Prodi : Teknik Sipil
Kelas : Eksekutif
Dosen : Dr. Mardiaman ST., MT.
Soal :
1. Jelaskan definisi pengelolaan limbah padat
2. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis dan besarnya timbunan sampah 3. Jelaskan karakterisktik limbah padat
4. Jelaskan komponen limbah padat
5. Bagaimana menghitung berat isi limbah padat
6. Jelaskan cara pengumpulan dan pengangkutan limbah padat 7. Jelaskan sub sistem pengumpul dengan meggunakan container
Jawaban :
1. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah padat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat..
Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-1991 yang telah diperbaharui dalam SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, limbah padat adalah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi Pembangunan.
Kemudian berdasarkan pada Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink 1996, limbah padat merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Cara pengelolaan limbah padat :
• Penimbunan terbuka
Penimbunan terbuka ini memanfaatkan kinerja mikroorganisme dalam menguraikan bahan limbah. Anda bisa menimbun dengan memisahkan limbah antara yang organik dan anorganik.
• Sanitary landfill
Cara pengolahan limbah padat dengan sanitary landfill ini memang masih jarang diterapkan oleh orang awam. Alasannya karena kegiatan yang satu ini mampu menghasilkan gas metana yang juga belum banyak dikenal oleh masyarakat umum.
Cara untuk melakukan sanitary landfill sendiri yakni dengan memanfaatkan sebuah lubang yang sudah dilapisi dengan lapisan tanah liat dan plastik. Pelapisan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pembesaran yang berada di dalam tanah.
Kemudian, dari proses tersebut, Anda akan mendapatkan gas metana sebagai hasil dari pengolahan. Gas metana itu bisa Anda manfaatkan untuk menghasilkan listrik yang tentunya bisa Anda gunakan untuk kebutuhan sehari hari.
• Membuat kompos padat
Seperti yang terdapat pada pembahasan pengelolaan limbah padat sebelumnya, limbah padat sendiri memiliki manfaat untuk membuat tanah menjadi lebih subur ketika dilakukan penimbunan yang tepat.
Pengolahan menjadi kompos padat ini akan menjadi lebih mudah apabila Anda memanfaatkan limbah padat organik karena kemudahannya dalam proses penguraian oleh mikroorganisme.
• Melakukan daur ulang
Hampir semua limbah padat merupakan bahan yang sudah tidak layak pakai dan tidak berbentuk. Dengan memilahnya berdasarkan jenis, bahan dasar, dan juga tingkat kekeringannya, Anda bisa melakukan pengolahan limbah padat dengan cara daur ulang.
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan dalam proses daur ulang ini. Contoh sederhananya yaitu dengan memanfaatkan botol minum yang sudah tidak terpakai kemudian diolah menjadi sebuah wadah tempat alat tulis.
Selain itu, bisa juga dengan memanfaatkan bungkus rokok untuk hiasan rumah, dan lain sebagainya.
• Pengolahan limbah padat dengan pembakaran
Cara mengatasi limbah padat yang terakhir adalah dengan pembakaran. Pembakaran memang sangat mudah untuk Anda lakukan. Namun, perlu Anda ketahui dan Anda perhatikan bahwa proses pembakaran ini akan menghasilkan gas yang apabila tidak terkontrol jumlahnya akan menyebabkan terjadinya polusi udara.
Sistem pembakaran yang lebih modern yaitu dengan metode insinerasi (pembakaran sampah system termal menggunakan insenerator), Insinerator biasanya dirancang secara umum untuk pembakaran oksidatif penuh dengan kisaran suhu 850 °C - 1.400 °C. Ini mungkin suhu di mana proses kalsinasi dan mencair juga dapat terjadi. Gasifikasi dan pirolisis merupakan perlakuan termal alternatif yang membatasi jumlah udara pembakaran utama untuk mengubah sampah menjadi gas proses, yang dapat digunakan sebagai bahan baku kimia atau dibakar untuk pemulihan energi. Namun, dibandingkan dengan pembakaran, penerapan sistem ini masih rendah dan kesulitan operasional dilaporkan di beberapa instalasi.Aktivitas pada instalasi insinerator limbah dapat dicirikan sebagai berikut: pengiriman limbah, penyimpanan, pretreatment, pemulihan insinerasi / energi,
pengendalian emisi gas buang,residu padat manajemen, dan pengolahan air limbah. Sifat limbah masukan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana setiap komponen dirancang dan dioperasikan.
Limbah umumnya bahan yang sangat heterogen, terdiri terutama dari zat organik, mineral, logam dan air. Selama pembakaran, gas buang akan berisi sebagian besar energi bahan bakar yang tersedia sebagai panas.
Dalam sepenuhnya insinerasi oksidatif, konstituen utama dari gas buang adalah uap air, nitrogen, karbon dioksida dan oksigen. Tergantung pada komposisi bahan yang dibakar, kondisi operasi dan sistem pengendalian emisi gas buang dipasang, gas asam (sulfur oksida, nitrogen oksida, hidrogen klorida), partikulat (termasuk partikel-terikat logam), dan berbagai senyawa organik yang mudah menguap, serta logam yang mudah menguap (seperti merkuri) yang dipancarkan. Pembakaran limbah padat perkotaan dan limbah berbahaya juga telah terbukti mengarah pada pembentukan yang tidak disengaja dan pelepasan polutan organik yang persisten (PCDD / PCDF, PCB, HCB). Selain itu potensi untuk melepaskan bifenil dibenzo-p-dioxin (PBDD) dan bifenil dibenzofuran (PBDF). Pembentukan senyawa tersebut biasanya meningkat secara substansial dalam instalasi yang dirancang atau dioperasikan dengan buruk.
2. Faktor yang mempengaruhi macam, jenis dan besarnya timbunan sampah
• Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menjadi salah satu faktor bertambahnya jumlah dan banyaknya jenis sampah yang terjadi. Semakin padat penduduk, semakin menumpuk sampah yang dihasilkan karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang.
• Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi masyarakat memengaruhi jumlah dan jenis sampah yang dibuang.
Masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi cenderung bergaya hidup konsumtif, sehingga semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Jenis sampahnya pun semakin
banyak yang bersifat sulit atau bahkan tidak dapat membusuk. Perubahan jenis sampah tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku, serta kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Kenaikan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan juga akan meningkatkan kegiatan pembangunan gedung gedung baru, meningkatnya jumlah transportasi umum maupun transportasi pribadi, produk pertanian, industri dan lain-lain juga akan bertambah yang mengakibatkan bertambahnya jumlah dan jenis sampah.
• Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi juga mempunyai peran dalam menentukan jumlah dan jenis sampah.
Masyarakat kota yang sudah mengenal teknologi tinggi cenderung membuang sampah lebih banyak daripada penduduk desa yang baru mengenal teknologi sederhana. Jumlah sampah yang dibuang oleh penduduk kota juga lebih beragam, tidak hanya sampah organik, melainkan juga sampah anorganik yang sukar terurai seperti plastik bungkus makanan, dan bekas perabot elektronik. Sedangkan penduduk desa cenderung membuang sampah dalam jumlah sedikit dan sebagian besar merupakan sampah organik yang mudah terurai. Kemajuan teknologi di bidang industri juga memengaruhi jumlah dan jenis sampah yang ada. Seperti pemakaian bahan baku, cara pengemasan, dan produk industri yang semakin beragam.
• Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan mempunyai peran dalam meningkatkan mutu lingkungan. Melalui pendidikan, masyarakat diajak berpikir kritis dan rasional mengenai kondisi lingkungannya.
Pendidikan juga dapat menjadi jembatan dalam upaya peningkatan kesadaran dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya sampah bagi lingkungan serta cara pengelolaan sampah baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, selayaknya semakin tinggi tingkat kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah.
• Letak Geografi
Disadur dari buku Analisis Sampah Domestik (2021) oleh Ricky Febriyanto dan kawan-kawan, letak geografi memengaruhi tumbuhan dan kebiasaan masyarakat, di dataran tinggi umumnya banyak sayur-sayuran, buah-buahan, dan jenis tanaman lain yang akhirnya akan memengaruhi jenis dan jumlah sampah.
• Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contohnya, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak dibandingkan jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
3. Karakterisktik limbah padat :
Limbah padat Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain. Karakteristik limbah padat berdasarkan sifat fisik (berat jenis dan kadar air) serta kimia (kadar volatil, kadar abu, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan kalium)
4. Komponen limbah padat :
• Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
• Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
• Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
• Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
• Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
• Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan industri.
Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
5. Bagaimana menghitung berat isi limbah padat
Berat Jenis Sampah = Berat (Kg)/ Volume Sampah (m3)
Kelembaban sampah (%) = (berat sampah awal-berat sampah setelah dikeringkan)/berat sampah awal x 100%
6. Cara pengumpulan dan pengangkutan limbah padat : Sistem Pengumpulan :
Sistem individual Sistem komunal Sistem pengangkutan :
Individual TPS TPA
Pengumpulan (Komunal) TPS TPA
7. Sub sistem pengumpul dengan meggunakan container
Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial. Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber ke TPS atau ke TPA :
THCS = (PHCS+S+ h)
Keterangan:
THCS = waktu per ritasi (jam/rit).
PHCS = waktu pengambilan (jam/rit).
S = waktu bongkar-muat di TPS atau TPA (jam/rit).
h = waktu angkut dari sumber ke TPS atau TPA.
P dan S relatif konstan
h → tergantung kecepatan dan jarak, yang dapat
dihitung dengan : h = a + bx ... a dan b = konstanta empiris.
a = jam/ritasi.
b = jam/jarak.
x = jarak pulang pergi (km).
sehingga:
THCS = PHCS + S + a + bx PHCS = pc + uc + dbc
PHCS = waktu pengambilan/rit.
pc = waktu untuk mengangkut kontainer isi (jam/rit).
uc = waktu untuk mengosongkan kontainer.
dbc = waktu untuk menempuh jarak dari container ke kontainer lain (jam/rit).
Catatan: pada pelayanan dengan gerobak lain → PHCS = waktu mengambil sampai mengembalikan bin kosong di TPS.