• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Tugas Akhir Evaluasi Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal Di Kota Makassar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Tugas Akhir Evaluasi Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal Di Kota Makassar"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penelitian skripsi yang berjudul Evaluasi Efisiensi Simpang Tiga Tanpa Sinyal di Kota Makassar (Seksi Jl. Antang Raya) <–> Tujuan penyusunan tesis ini adalah untuk mengetahui evaluasi kinerja simpang tak bersinyal di kota Makassar Kota Makassar menghadapi kemacetan lalu lintas yang parah, diperkirakan dalam 10 tahun ke depan kota Makassar akan mengalami kondisi yang memprihatinkan, diperlukan waktu hingga 1 jam untuk menempuh jarak satu atau dua kilometer.

Simpang yang dianalisa dalam penelitian ini adalah simpang tiga cabang tanpa rambu pada ruas jalan tersebut. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di wilayah timur Indonesia, luasnya 175,79 km2 dengan jumlah penduduk sehingga kota ini menjadi kota metropolitan. Moda transportasi di kota Makassar adalah pete-pete, bus, taksi, becak, bentor dan ojek.

Kota Makassar hanya memiliki panjang jalan sepanjang 3.049,66 km dengan pertumbuhan jalan hanya 1-35 km per tahun atau hanya mengalami pertumbuhan 0,8-2%. Kota Makassar terancam kemacetan parah, diperkirakan Kota Makassar akan mengalami situasi yang memprihatinkan dalam 10 tahun mendatang, sehingga perjalanan sejauh satu atau dua kilometer memakan waktu hingga 1 jam.

Table 2.1. Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal
Table 2.1. Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal

Perumusan Masalah

Data jumlah kendaraan menyebutkan bahwa pertumbuhan kendaraan mencapai 15%-16% per tahun atau setara dengan 8 kali - 18,75 kali dibandingkan dengan pertumbuhan jalan kota. Dengan perbandingan ini, pertumbuhan kendaraan yang lebih tinggi dari pertumbuhan total jalan kota, tinggal menghitung waktu untuk menjadi kota yang macet total akibat jalan kota yang dipenuhi kendaraan.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian .1 Tujuan Penelitian

Pokok Pembahasan Dan Batasan Masalah

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Simpang

Menurut Buku Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997, pemilihan tipe simpang suatu kawasan harus didasarkan pada pertimbangan ekonomi, pertimbangan keselamatan lalu lintas dan pertimbangan lingkungan. Di persimpangan ini, pengguna harus memutuskan apakah mereka cukup aman untuk melewati persimpangan tersebut atau harus berhenti sebelum melintasi persimpangan tersebut. Simpang bersinyal, yaitu pengguna jalan dapat melewati simpang sesuai dengan fungsi lampu lalu lintas.

Peserta lalu lintas hanya boleh berkendara di lampu lalu lintas yang menyala hijau di sisi simpang. Pertemuan sebidang atau simpang adalah pertemuan dua ruas jalan atau lebih pada banyak (tidak ditumpuk menjadi satu). Simpang atau simpang tidak sebidang adalah simpang di mana dua ruas jalan atau lebih bertemu satu sama lain tidak pada tingkat yang sama, tetapi salah satu ruas jalan berada di atas atau di bawah ruas jalan yang lain.

Landasan Teori MKJI

Perencanaan, desain dan pelaksanaan lalu lintas dari persimpangan bersinyal, persimpangan tidak bersinyal dan bagian sambungan dan bundaran, jalan (jalan dalam kota, jalan ekstra perkotaan dan jalan bebas hambatan. Panduan ini dirancang khusus untuk memungkinkan pengguna memperkirakan perilaku lalu lintas suatu fasilitas pada kondisi lalu lintas tertentu, kondisi geometrik dan lingkungan Analisis penentuan rencana yang sesuai dan rencana awal fasilitas jalan baru berdasarkan prakiraan arus lalu lintas.

Analisis untuk menentukan rencana geometris rinci dan parameter kontrol lalu lintas dari fasilitas jalan baru atau yang diperbaiki berdasarkan kebutuhan arus lalu lintas yang diketahui. Analisis prakiraan yang akan terjadi akibat perubahan kecil pada kontrol geometrik, arus lalu lintas dan sinyal yang digunakan. Dengan melakukan perhitungan terus menerus menggunakan data yang disesuaikan, untuk kondisi dan lingkungan lalu lintas tertentu.

Dengan cara yang sama, penurunan kinerja fasilitas lalu lintas sebagai akibat dari peningkatan lalu lintas dapat dianalisis untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk tindakan intervensi seperti peningkatan kapasitas. Jenis ini cocok diterapkan pada saat arus lalu lintas di jalan kecil dan lalu lintas berbelok dengan mudah. Persimpangan tak bersinyal secara resmi dikendalikan oleh peraturan lalu lintas dasar Indonesia untuk memberi jalan bagi kendaraan dari kiri.

Catatan, istilah dan definisi dibagi menjadi 3 yaitu: Kondisi geometrik, Kondisi lingkungan dan kondisi lalu lintas. Lebar bagian pendekatan beraspal, diukur pada bagian tersempit, digunakan oleh lalu lintas yang bergerak. Pada persimpangan khususnya pada perlintasan sebidang terdapat 4 jenis pergerakan arus lalu lintas yang dapat menimbulkan konflik yaitu : 1.

Arus lalu lintas yang terkena konflik pada suatu simpang menunjukkan perilaku yang kompleks, setiap pergerakan belok (kiri atau kanan) atau lurus masing-masing menghadapi konflik yang berbeda dan berhubungan langsung dengan perilaku pergerakan tersebut. Kepadatan adalah pengukuran ketiga dari kondisi arus lalu lintas dan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan di jalan raya atau lajur dan biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan per mil (vehicles per mile) atau kendaraan per mil per lajur. Kapasitas dapat didefinisikan sebagai arus lalu lintas yang dapat dipertahankan dari suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau smp/jam (MKJI; 1997).

Tabel 2.1.Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal Sumber :  MKJI 1997
Tabel 2.1.Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal Sumber : MKJI 1997

Volume Lalu Lintas

Landasan Teori .1 Kinerja Simpang

Diagram arus lalu lintas memberikan informasi lalu lintas yang lebih rinci daripada yang diperlukan untuk analisis persimpangan tak bersinyal. Total potensi kapasitas lalu lintas yang memasuki simpang dari jalan minor ke jalan utama dan sebaliknya. Hasil dan data survei lapangan di Simpang Raya, Antang <-> Badan Perumnas Antang <-> Tamangapa Raya Tabel 4.1 Data lalu lintas jalan utama A per jam Titik 1 pada hari Senin.

Head A memiliki tingkat pelayanan F dengan karakteristik volume lalu lintas terpaksa (tabel 2.3). Head A memiliki tingkat pelayanan F dengan karakteristik volume lalu lintas terpaksa (tabel 2.3). Head B memiliki tingkat pelayanan F dengan karakteristik volume lalu lintas terpaksa (tabel 2.3).

Tabel 2.4.Batas Nilai Variasi dan Variabel
Tabel 2.4.Batas Nilai Variasi dan Variabel

Gambar

Table 2.1. Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal
Table 4.13. Data Lalu Lintas Jalan Utama A PerJam Titik 2
Gambar 2.1. Contoh Simpang 3 .....................................................  II - 2  Gambar 2.2
Gambar 2.1.Contoh Simpang 3 Lengan Bersinyal (a) dan Tak Bersinyal  (b).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pada Tahun 2015 (eksisting) dan atau Tahun 2020 nilai derajat kejenuhan pada ruas-ruas jalan di sekitar simpang tak bersinyal Pasar Tanah Merah melebihi 0,85,