• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - MANAJEMEN STRATEGI

N/A
N/A
ALDA MUNALISSA

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS AKHIR - MANAJEMEN STRATEGI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

MANAJEMEN STRATEGI

KINERJA PERUSAHAAN (PT PERTAMINA PERSERO)

BALANCED SCORECARD

Disusun oleh Analis:

ALDA MUNALISSA 230200008

PRODI MANAJEMEN

STIE-IBEK PANGKALPINANG

2023

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 2

DAFTAR TABEL ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 VISI ... 4

1.2 MISI ... 4

1.3 TUJUAN ... 4

1.4 SASARAN ... 4

1.5 STRUKTUR ORGANISASI... 4

BAB II ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BALANCED SCORECARD ... 5

2.1 Perspektif Finansial ... 5

2.2 Perspektif Pelanggan ... 6

2.3 Perspektif Internal Proses Bisnis ... 7

2.4 Perspektif Pertumbuhan Inovasi dan Pembelajaran ... 8

BAB III INTEGRASI HASIL ANALISIS ... 10

3.1 Analisis Laporan Keuangan PT Pertamina Persero ... 10

3.2 Perspektif Finansial ... 11

3.3 Perspektif Pelanggan ... 13

3.4 Perspektif Internal Proses Bisnis ... 15

3.5 Perspektif Pertumbuhan Inovasi dan Pembelajaran ... 17

3.4 Pembahasan Tiap Perspektif ... 20

BAB IV PENUTUP ... 22

4.1 Kesimpulan... 22

4.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 24

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Laporan Keuangan PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020 ... 10

Tabel 3. 2 Tabel Penilaian Tiap Perspektif ... 11

Tabel 3. 3 Net Profit Margin (NPM) Tahun 2017-2020 ... 11

Tabel 3. 4 Penilaian Net Profit Margin (NPM)... 11

Tabel 3. 5 Return On Investment (ROI) ... 12

Tabel 3. 6 Penilain Return On Investment (ROI) ... 12

Tabel 3. 7 Return On Equity (ROE) ... 12

Tabel 3. 8 Penilaian Return On Equity (ROE) ... 12

Tabel 3. 9 Hasil Penilian Perspektif Finansial PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020... 13

Tabel 3. 10 Tingkat Perolehan Pelanggan Baru (Customer Acquisition) ... 13

Tabel 3. 11 Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama (Customer Acquisition) ... 14

Tabel 3. 12 Pangsa Pasar PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020 ... 14

Tabel 3. 13 Penilian Perspektif Pelanggan ... 15

Tabel 3. 14 Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Pertamina Persero ... 15

Tabel 3. 15 Biaya Pemeliharaan Kilang dan Jaringan Distribusi PT Pertamina Persero ... 15

Tabel 3. 16 Margin Laba Operasional PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020 ... 16

Tabel 3. 17 Penilian Perspektif Internal Proses Bisnis ... 16

Tabel 3. 18 Hasil Pengukuran Perspektif Internal Proses Bisnis ... 16

Tabel 3. 19 Daftar Karyawan Masuk dan Keluar PT Pertamina Persero Tahun 2017- 2020 .. 17

Tabel 3. 20 Penilian Perputaran Karyawan... 17

Tabel 3. 21 Tingkat Produktivitas Karyawan PT Pertamina Persero ... 18

Tabel 3. 22 Penilian Tingkat Produktivitas Karyawan ... 18

Tabel 3. 23 Nilai Indikator dalam Perspektif Balanced Scorecard PT Pertamina Persero ... 18

Tabel 3. 24 Pengukuran Bobot Indikator dan Skor Tertimbang ... 19

Tabel 3. 25 Kriteria Standar Penilaian ... 19

Tabel 3. 26 Rincian Hasil Pengukuran Kinerja Masing-Masing Perspektif ... 20

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 VISI

Visi PT Pertamina Persero adalah menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia.

1.2 MISI

Misi PT Pertamina Persero adalah melaksanakan pengelolaan aktivitas Minyak dan Gas Bumi dengan mengedepankan langkah untuk menciptakan Nilai Tambah bagi Pemangku Kepentingan melalui paradigma Industri Energi Kelas Dunia, meliputi: Inovasi Teknologi, Fundamental Bisnis yang Kuat dan Keunggulan Operasional

1.3 TUJUAN

Tujuan PT Pertamina Persero adalah

1. Meningkatkan citra perusahaan melalui program kerja sama dengan insan pers yang menghasilkan pemberitaan positif tentang Pertamina.

2. Memotivasi insan pers untuk membuat karya-karya jurnalistik yang berkualitas dan informatif tentang Pertamina.

3. Memberikan apresiasi kepada insan pers yang telah berkontribusi terhadap pemberitaan Pertamina.

1.4 SASARAN

Adanya sasaran dari PT Pertamina Persero adalah

1. Meningkatkan produksi minyak dan gas bumi sebesar 10% pada tahun 2024.

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional sebesar 5% pada tahun 2024.

3. Meningkatkan nilai tambah dari usaha energi baru dan terbarukan sebesar 20% pada tahun 2024.

4. Meningkatkan peran perusahaan dalam pembangunan nasional sebesar 15% pada tahun 2024.

1.5 STRUKTUR ORGANISASI

(5)

BAB II

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BALANCED SCORECARD

2.1 Perspektif Finansial

1. Indikator Kinerja Finansial

Indikator Kinerja Finansial (IKK) adalah ukuran kinerja keuangan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan keuangannya. Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran dari semua perspektif scorecard lainnya. Bagi sebagian besar perusahaan tema finansial berupa peningkatan pendapatan, penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, peningkatan pemanfaatan aktiva, dan penurunan risiko.

Perspektif Finansial dalam Balanced Scorecard mengukur kinerja keuangan perusahaan ini memperhitungkan rasio-rasio manajemen keuangan seperti:

a) Net Profit Margin (NPM)

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari tingkat volume penjualan. Semakin tinggi angka rasio ini maka semakin baik hasil bagi perusahaan.

b) Return on investment (ROI)

Menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. ROI yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dengan baik, seluruh investasi yang dilakukan mampu mendatangkan kemanfaatan yang tinggi.

c) Return on Equity (ROE)

Menunjukkan kemampuan dari ekuitas yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROE, semakin baik hasilnya.

2. Kaitan dengan Tujuan Strategis

Tujuan strategis perusahaan adalah tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan. Tujuan strategis ini biasanya berkaitan dengan aspek keuangan, operasional, dan pemasaran.

(6)

Rasio-rasio keuangan adalah ukuran kinerja keuangan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan keuangannya. Rasio-rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: rasio profitabilitas, rasio likuiditas rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas.

Analisis rasio keuangan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan rasio-rasio keuangan industri atau rasio-rasio keuangan perusahaan sejenis. Hal ini dapat membantu dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan secara lebih objektif dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja keuangan perusahaan.

Kaitan antara tujuan strategis perusahaan dan rasio-rasio keuangan dapat diidentifikasi dengan melakukan analisis rasio keuangan. Misalnya, jika tujuan strategis perusahaan adalah meningkatkan pangsa pasar sebesar 10% pada tahun 2024, maka manajemen dapat menggunakan rasio laba bersih untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut. Jika rasio laba bersih perusahaan meningkat, maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan pendapatannya, yang berarti perusahaan juga berhasil meningkatkan pangsa pasarnya.

2.2 Perspektif Pelanggan

1. Indikator Kepuasan Pelanggan

Untuk mengukur kinerja PT Pertamina terhadap pelanggan, perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan: pendekatan rasio keuangan dan pendekatan kuesioner kepuasan pelanggan.

 Pendekatan Rasio Keuangan

Pendekatan rasio keuangan mengukur kepuasan pelanggan dengan menggunakan indikator-indikator keuangan, seperti:

 Tingkat Perolehan Pelanggan baru: untuk mengetahui seberapa banyak perusahaan berhasil mendapatkan pelanggan baru dengan menghitung peningkatan akuisisi pelanggan dinilai sangat baik, konstan dinilai baik, fluktuatif dinilai cukup baik, dan penurunan dinilai kurang baik.

 Kemampuan mempertahankan pelanggan lama: Retensi pelanggan dinilai berdasarkan trennya. Turun dinilai sangat baik, konstan dinilai baik, fluktuatif dinilai cukup baik, dan naik dinilai kurang baik.

(7)

 Pangsa Pasar: Pangsa pasar adalah persentase penjualan produk/jasa suatu perusahaan dibandingkan dengan total penjualan di pasar. Pangsa pasar dinilai baik jika meningkat atau konstan, dan kurang baik jika menurun.

 Pendekatan Kuesioner Kepuasan Pelanggan

Pendekatan kuesioner kepuasan pelanggan mengukur kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh pelanggan. Kuesioner ini biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menanyakan tentang kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan perusahaan, termasuk kualitas, harga, layanan pelanggan, dan sebagainya.

2. Pengaruh terhadap Keberhasilan Strategi

Hasil analisis kinerja PT Pertamina terhadap pelanggan dapat memberikan informasi penting bagi manajemen untuk memahami bagaimana keberhasilan strategi terkait erat dengan kinerja dan kepuasan pelanggan. Analisis ini juga dapat membuka peluang untuk pengembangan strategi yang lebih efektif dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.

Jika hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan menurun, maka manajemen dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

Faktor-faktor ini dapat berupa masalah dengan produk atau layanan perusahaan, masalah dengan layanan pelanggan, atau masalah dengan lingkungan persaingan. Setelah faktor- faktor tersebut diidentifikasi, manajemen dapat mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan meningkat, maka manajemen dapat memperkuat strategi yang telah diterapkan. Strategi yang telah terbukti berhasil dapat terus diterapkan atau bahkan ditingkatkan. Dengan memahami pengaruh kinerja terhadap pelanggan terhadap keberhasilan strategi, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2.3 Perspektif Internal Proses Bisnis 1. Proses Kunci yang Dianalisis

PT Pertamina adalah perusahaan energi nasional yang bergerak di bidang eksplorasi, produksi, pengolahan, dan distribusi minyak bumi dan gas alam. PT Pertamina memiliki berbagai proses bisnis yang penting untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Proses bisnis kunci yang dimiliki oleh PT Pertamina antara lain:

 Proses eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas alam

 Proses pengolahan minyak bumi dan gas alam

 Proses distribusi minyak bumi dan gas alam

(8)

a) Proses Inovasi

Dalam penelitian ini, proses inovasi PT Pertamina (Persero) dinilai pada kualitas produk, yaitu BBM dan solar. Kemampuan dalam proses inovasi dinilai sangat baik apabila mengalami peningkatan, dinilai baik apabila konstan, dinilai cukup baik apabila fluktuatif, dan dinilai kurang baik apabila kemampuan akuisisi pelanggan mengalami penurunan.

b) Proses Operasi

Pengukuran kegiatan operasional PT Pertamina (Persero) dapat diukur berdasarkan waktu, kualitas, dan biaya. Ukuran yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

 Margin laba operasional

Margin laba operasional digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi.

2. Pengukuran Kinerja Proses Bisnis

Analisis perspektif internal proses bisnis dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan PT Pertamina Persero seperti berikut:

a) PT Pertamina dapat mengidentifikasi proses bisnis yang tidak efektif dan efisien, serta mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya. Misalnya, PT Pertamina dapat mengurangi biaya produksi dengan mengoptimalkan proses produksi atau menggunakan bahan baku yang lebih murah.

b) PT Pertamina dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memperbaiki proses bisnis yang berorientasi pada pelanggan. Misalnya, PT Pertamina dapat mempersingkat waktu tunggu pelanggan atau meningkatkan kualitas produk dan layanan.

c) PT Pertamina dapat mengembangkan strategi baru yang lebih efektif dengan mengintegrasikan proses bisnis internal dengan strategi perusahaan. Misalnya, PT Pertamina dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar dengan meningkatkan efisiensi produksi dan menurunkan harga produk.

2.4 Perspektif Pertumbuhan Inovasi dan Pembelajaran 1. Inisiatif Pertumbuhan dan Inovasi

Perspektif ini bertujuan untuk mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar sekaligus mendorong pertumbuhannya. Proses belajar dan perkembangan organisasi

(9)

bersumber dari tiga inisiatif, yaitu: proyek-proyek inovatif, pengembangan keterampilan dan pengetahuan karyawan, dan kultur dan lingkungan kerja.

Proyek-proyek inovatif yang bertujuan untuk mengembangkan produk, layanan, atau proses baru. Inovasi merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan berinovasi, perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan baru yang lebih baik, memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah, dan memenangkan persaingan.

Pengembangan keterampilan dan pengetahuan karyawan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi. Karyawan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai akan lebih mampu mendukung pertumbuhan dan inovasi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan karyawan.

Kultur dan lingkungan kerja yang mendukung pembelajaran dan inovasi. Kultur dan lingkungan kerja yang mendukung pembelajaran dan inovasi akan mendorong karyawan untuk belajar dan berinovasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan kultur dan lingkungan kerja yang kondusif bagi pembelajaran dan inovasi.

2. Pengukuran Kinerja dalam Konteks Pembelajaran

Dalam metode pengukuran ini mencakup pendekatan rasio keuangan, seperti tingkat partisipasi atau peningkatan keterampilan, serta penggunaan kuesioner untuk mengukur kepuasan peserta dan penerapan pembelajaran dalam pekerjaan sehari-hari.

Pendekatan rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur efektivitas program pembelajaran dari segi biaya dan manfaat. Misalnya, tingkat partisipasi dapat digunakan untuk mengukur efektivitas program pembelajaran dalam menjangkau target peserta.

Peningkatan keterampilan dapat digunakan untuk mengukur efektivitas program pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi karyawan.

(10)

BAB III

INTEGRASI HASIL ANALISIS

3.1 Analisis Laporan Keuangan PT Pertamina Persero

Dalam menganalisis data perusahaan maka diperlukan laporan keuangan, data jumlah pelanggan, serta data karyawan PT. Pertamina Persero. Laporan keuangan digunakan untuk mengukur perspektif keuangan pada balanced scorecard. Laporan keuangan PT.

Pertamina Persero tahun 2017-2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3. 1 Laporan Keuangan PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020

Tahun Total Aset Total Utang Total Ekuitas Penjualan Laba Bersih

2017 2.065.327.112.949 533.335.141.668 1.532.060.948.712 1.496.345.885.469 161.293.313.103 2018 2.345.240.098.662 664.838.378.833 1.680.401.729.829 1.605.381.892.600 156.693.063.997 2019 2.671.001.285.439 863.574.460.221 1.807.426.825.218 1.726.851.123.414 183.270.089.808 2020 3.069.173.823.206 1.089.278.572.816 1.979.895.250.390 1.865.457.445.262 205.541.233.064

Sumber: Laporan Keuangan PT Pertamina Persero yang sudah di olah.

Berdasarkan laporan keuangan PT Pertamina Persero tahun 2017-2020, dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Total aset perusahaan meningkat dari Rp2.065 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp3.069 triliun pada tahun 2020. Total utang perusahaan juga meningkat dari Rp533 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp1.089 triliun pada tahun 2020. Namun, total ekuitas perusahaan juga meningkat lebih pesat, yaitu dari Rp1.532 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp1.979 triliun pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur keuangan yang sehat.

Peningkatan penjualan perusahaan juga cukup signifikan, yaitu dari Rp1.496 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp1.865 triliun pada tahun 2020. Peningkatan penjualan ini terutama didorong oleh peningkatan harga minyak dunia pada tahun 2020. Laba bersih perusahaan juga meningkat dari Rp161 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp205 triliun pada tahun 2020.

Analisis yang dilakukan untuk megukur kinerja perusahaan PT. Pertamina Persero adalah dengan menggunakan empat perspektif balanced scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

(11)

3.2 Perspektif Finansial

Perspektif keuangan menggambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan seperti Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE).

Nilai yang digunakan dalam mengukur setiap perspektif dinyatakan dalam huruf. Jika kinerja perusahaan yang dilihat dari indikator masing-masing perspektif adalah sangat baik maka nilai = A, baik = B, cukup baik = C, dan kurang baik = D.

Tabel 3. 2 Tabel Penilaian Tiap Perspektif

Nilai Skor

A 4

B 3

C 2

D 1

Setelah skor-skor dari keempat perspektif tersebut diakumulasi, tahap selanjutnya ialah menghitung skor tertimbang yaitu dengan mengalikan jumlah skor indikator dengan bobot indikator. jumlah skor tertimbang tersebut digunakan untuk menghitung nilai akhir total score. Dan untuk menghitung nilai akhir total atau total score digunakan rumus :

1) Net Profit Margin (NPM)

Tabel 3. 3 Net Profit Margin (NPM) Tahun 2017-2020

Tahun Laba Bersih Penjualan NPM

2017 Rp161,293,313,103 Rp1,496,345,885,469 10.78%

2018 Rp156,693,063,997 Rp1,605,381,892,600 9.76%

2019 Rp183,270,089,808 Rp1,726,851,123,414 10.61%

2020 Rp205,541,233,064 Rp1,865,457,445,262 11.02%

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa NPM PT Pertamina Persero mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, NPM perusahaan sebesar 10,78%. Pada tahun 2018, NPM perusahaan meningkat menjadi 9,76%. Pada tahun 2019, NPM perusahaan meningkat lagi menjadi 10,61%. Pada tahun 2020, NPM perusahaan meningkat menjadi 20%. Nilai rata-rata industri untuk NPM sebesar 15%, dan setiap tahun NPM perusahaan masih dibawah rata-rata industri.

Tabel 3. 4 Penilaian Net Profit Margin (NPM)

Nilai Skor

A 15% - 20%

B 10% - 15%

C 5% - 10%

D <5%

(12)

2) Return On Investment (ROI)

Tabel 3. 5 Return On Investment (ROI)

Tahun Laba Bersih Total Aset ROI

2017 Rp 161,293,313,103 Rp 2,065,327,112,949 7.81%

2018 Rp 156,693,063,997 Rp 2,345,240,098,662 6.68%

2019 Rp 183,270,089,808 Rp 2,671,001,285,439 6.86%

2020 Rp 205,541,233,064 Rp 3,069,173,823,206 6.70%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ROI PT Pertamina Persero mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, ROI perusahaan berada di level yang rendah, yaitu 7,81%. Namun, pada tahun 2018, ROI perusahaan meningkat menjadi 6,68%. Pada tahun 2019, ROI perusahaan kembali meningkat menjadi 6,86%. Pada tahun 2020, ROI perusahaan menurun menjadi 6,70%. Nilai rata-rata industri untuk ROI sebesar 30%, dan setiap tahun ROI perusahaan masih dibawah rata-rata industri.

Tabel 3. 6 Penilain Return On Investment (ROI)

Nilai Skor

A 22,5% - 30%

B 15% - 22,5%

C 7,5% - 15%

D <7,5%

3) Return On Equity (ROE)

Tabel 3. 7 Return On Equity (ROE)

Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE

2017 Rp 161,293,313,103 Rp 1,532,060,948,712 10.53%

2018 Rp 156,693,063,997 Rp 1,680,401,729,829 9.32%

2019 Rp 183,270,089,808 Rp 1,807,426,825,218 10.14%

2020 Rp 205,541,233,064 Rp 1,979,895,250,390 10.38%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa bahwa ROE PT Pertamina Persero mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, ROE perusahaan berada di level yang rendah, yaitu 10,53%. Namun, pada tahun 2018, ROE perusahaan meningkat menjadi 21,8%. Pada tahun 2019, ROE perusahaan menurun menjadi 14,0%. Pada tahun 2020, ROE perusahaan kembali meningkat menjadi 13,6%. Nilai rata-rata industri untuk ROE sebesar 40%, dan setiap tahun ROE perusahaan masih dibawah rata-rata industri.

Tabel 3. 8 Penilaian Return On Equity (ROE)

Nilai Skor

A 30% - 40%

B 20% - 30%

C 10% - 20%

D <10%

(13)

Dengan mendapatkan hasil Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) maka dapat ditentukan nilai dari seluruh perspektif keuangan selama 3 tahun. Berikut adalah hasil pengukuran perspektif keuangan PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020:

Tabel 3. 9 Hasil Penilian Perspektif Finansial PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020 Tahun

Rasio

NPM ROI ROE

Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai

2017 10.78% A 7.81% B 10.53% A

2018 9.76% B 6.68% B 9.32% B

2019 10.61% A 6.86% B 10.14% A

2020 11.02% A 6.70% B 10.38% A

Total 42.17% 28.05% 40.37%

Rata-Rata 10.54% A 7.01% B 10.09% A

3.3 Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan akan mengukur seberapa besar perusahaan dapat memperoleh tingkat kepuasan pelanggan, pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama dan pangsa pasar dari pendekatan rasio keuangan. Berikut adalah hasil pengukuran perspektif pelanggan

3.1 Tingkat Perolehan Pelanggan Baru (Customer Acquisition)

Tabel 3. 10 Tingkat Perolehan Pelanggan Baru (Customer Acquisition)

Tahun Jumlah

Pelanggan Baru Total Pelanggan Customer Acquisition

2017 1,200,000 70,000,000 1.71%

2018 1,300,000 75,000,000 1.73%

2019 1,500,000 80,000,000 1.88%

2020 1,600,000 85,000,000 1.88%

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat perolehan pelanggan baru PT Pertamina Persero mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, tingkat perolehan pelanggan baru sebesar 1,71%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memperoleh 1.200.000 pelanggan baru dari total 70.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Tahun 2018, tingkat perolehan pelanggan baru meningkat menjadi 1,73%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memperoleh 1.300.000 pelanggan baru dari total 75.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Tahun 2019, tingkat perolehan pelanggan baru meningkat lebih lanjut menjadi 1,88%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memperoleh 1.500.000 pelanggan baru dari total 80.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Dan tahun 2020, tingkat perolehan pelanggan baru kembali meningkat sebesar 1,88%. Angka ini menunjukkan bahwa

(14)

perusahaan berhasil memperoleh 1.600.000 pelanggan baru dari total 85.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan.

3.2 Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama

Tabel 3. 11 Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama (Customer Acquisition) Tahun Jumlah Pelanggan

Baru Total Pelanggan Customer Retention

2017 63.400.000 70.000.000 90.57%

2018 65.700.000 75.000.000 87.60%

2019 68.200.000 80.000.000 85.25%

2020 69.800.000 85.000.000 82.12%

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mempertahankan pelanggan lama PT Pertamina Persero mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, kemampuan mempertahankan pelanggan lama sebesar 90,57%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan 63.400.000 pelanggan lama dari total 70.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Tahun 2018, kemampuan mempertahankan pelanggan lama menurun menjadi 88,00%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan 65.700.000 pelanggan lama dari total 75.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Tahun 2019, kemampuan mempertahankan pelanggan lama kembali menurun menjadi 85,25%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan 68.200.000 pelanggan lama dari total 80.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan. Dan tahun 2020, kemampuan mempertahankan pelanggan lama kembali menurun menjadi 83,64%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan 69.800.000 pelanggan lama dari total 85.000.000 pelanggan yang dimiliki perusahaan.

3.3 Pangsa Pasar

Tabel 3. 12 Pangsa Pasar PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020 Tahun Volume Penjualan BBM-

Solar (KL)

Persentase Kenaikan Volume Penjualan

2017 67.500.000.000 -

2018 73.750.000.000 10,00 %

2019 79.000.000.000 9,38 %

2020 84.250.000.000 8,75 %

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa volume penjualan BBM dan solar PT Pertamina Persero mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, volume penjualan BBM dan solar perusahaan sebesar 67.500.000.000 liter. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual 67,5 miliar liter BBM dan solar.

Pada tahun 2018, volume penjualan BBM dan solar perusahaan meningkat menjadi

(15)

73.750.000.000 liter. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual 73,75 miliar liter BBM dan solar. Peningkatan ini sebesar 10,00%. Pada tahun 2019, volume penjualan BBM dan solar perusahaan kembali meningkat menjadi 79.000.000.000 liter Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual 79 miliar liter BBM dan solar. Peningkatan ini sebesar 9,38%. Pada tahun 2020, volume penjualan BBM dan solar perusahaan kembali meningkat menjadi 84.250.000.000 liter. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual 84,25 miliar liter BBM dan solar.

Peningkatan ini sebesar 8,75%.

Tabel 3. 13 Penilian Perspektif Pelanggan

Nilai Keterangan

A Sangat Baik (Meningkat)

B Baik (Konstan)

C Cukup Baik (Fluktuatif) D Kurang Baik (Menurun)

Setelah menganalisis hasil dari masing-masing indikator pada perspektif pelanggan, maka dapat diketahui nilai dari masing-masing indikator persepktif pelanggan sebagai berikut :

Tabel 3. 14 Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Pertamina Persero Indikator Perspektif Pelanggan Nilai

Customer Acquisition B Customer Retention B

Pangsa Pasar B

Berdasarkan tabel tersebut, disimpulkan bahwa PT Pertamina Persero memiliki kinerja yang cukup baik dalam hal menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama, dan menguasai pasar.

3.4 Perspektif Internal Proses Bisnis a) Proses Inovasi

Proses inovasi PT Pertamina Persero diukur berdasarkan kualitas produk perusahaan, yaitu BBM dan solar. Kualitas produk dilihat berdasarkan seberapa besar perusahaan mengeluarkan biaya untuk mempertahankan kualitas produk melalui pemeliharaan kilang dan jaringan distribusi.

Tabel 3. 15 Biaya Pemeliharaan Kilang dan Jaringan Distribusi PT Pertamina Persero Tahun Biaya Pemeliharaan Kilang

dan Jaringan Distribusi

Persentase Kenaikan Biaya Pemeliharaan Kilang dan Jaringan Distribusi 2017 Rp 27,500,000,000,000 -50%

2018 Rp 13,750,000,000,000 -50%

2019 Rp 14,000,000,000,000 +1,7%

2020 Rp 25,500,000,000,000 +80,0%

(16)

Berdasarkan tabel tersebut, Biaya pemeliharaan kilang dan jaringan distribusi mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi BBM dan solar. Pada Tabel 3.15, biaya pemeliharaan kilang dan jaringan distribusi pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 50% dari tahun 2017. Namun pada tahun 2019 dan 2020, perusahaan meningkatkan kembali pemeliharaan kilang dan jaringan distribusi sebesar 1,7% dan 80%.

b) Proses Operasi

Proses operasi diukur berdasarkan efisiensi biaya yang dilakukan perusahaan dalam proses operasi perusahaan. Pengukuran tersebut menggunakan margin laba operasional guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi.

Tabel 3. 16 Margin Laba Operasional PT Pertamina Persero Tahun 2017-2020

Tahun Laba Operasi Penjualan Margin Laba

Operasional 2017 Rp 85,400,000,000,000 Rp 49,030,000,000,000 17,4%

2018 Rp 69,300,000,000,000 Rp 47,270,000,000,000 14,5%

2019 Rp 35,200,000,000,000 Rp 36,020,000,000,000 9,8%

2020 Rp 54,700,000,000,000 Rp 47,280,000,000,000 11,7%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa margin laba operasional PT Pertamina Persero mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, margin laba operasional perusahaan sebesar 17,4%. Pada tahun 2018, margin laba operasional perusahaan menurun menjadi 14,5%. Pada tahun 2019, margin laba operasional perusahaan menurun lebih lanjut menjadi 9,8%. Pada tahun 2020, margin laba operasional perusahaan meningkat menjadi 11,7%.

Tabel 3. 17 Penilian Perspektif Internal Proses Bisnis

Nilai Keterangan

A Sangat Baik (Meningkat)

B Baik (Konstan)

C Cukup Baik (Fluktuatif) D Kurang Baik (Menurun)

Setelah menganalisis hasil dari masing-masing indikator pada perspektif internal proses bisnis, maka dapat diketahui nilai dari masing-masing indikator persepktif internal proses bisnis sebagai berikut :

Tabel 3. 18 Hasil Pengukuran Perspektif Internal Proses Bisnis Indikator Perspektif Pelanggan Nilai

Proses Inovasi A

Proses Operasi B

Berdasarkan tabel tersebut, disimpulkan bahwa kinerja PT Pertamina Persero dalam perspektif bisnis internal dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai "B" yang

(17)

diperoleh untuk indikator proses operasi. Nilai "B" menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang fluktuatif dalam hal efisiensi biaya dalam proses operasi.

3.5 Perspektif Pertumbuhan Inovasi dan Pembelajaran 1) Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)

Tingkat perputaran karyawan menunjukkan seberapa baik perusahaan mempertahankan karyawan terbaiknya. Dapat dilihat dari tabel 3.19 di bawah ini:

Tabel 3. 19 Daftar Karyawan Masuk dan Keluar PT Pertamina Persero Tahun 2017- 2020

Tahun Jumlah Karyawan Awal

Jumlah Karyawan

Masuk

Jumlah Karyawan

Keluar

Jumlah Karyawan

Akhir

Retensi Karyawan

2017 55 6 0 61 110.91%

2018 55 0 1 54 98.18%

2019 54 2 3 53 98.15%

2020 55 3 5 55 100.00%

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa retensi karyawan PT Pertamina Persero mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, retensi karyawan perusahaan mencapai 110,91%. Pada tahun 2018, retensi karyawan perusahaan menurun menjadi 98,18%. Pada tahun 2019, retensi karyawan perusahaan menurun menjadi 98,15%. Pada tahun 2020, retensi karyawan perusahaan meningkat lagi menjadi 100,00%.

Gambar 3 1 Tingkat Perputaran Karyawan

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa retensi karyawan PT Pertamina mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Maka tingkat perputaran karyawan PT Pertamina Persero dapat dikatakan kurang baik.

Tabel 3. 20 Penilian Perputaran Karyawan

Nilai Keterangan

A Sangat Baik (Meningkat)

B Baik (Konstan)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2017 2018 2019 2020 Tingkat Perputaran Karyawan

Tahun

Retensi Karyawan (%)

(18)

C Cukup Baik (Fluktuatif) D Kurang Baik (Menurun) 2) Produktivitas karyawan

Pengukuran produktivitas karyawan adalah untuk melihat seberapa banyak output yang dihasilkan oleh setiap karyawan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 3. 21 Tingkat Produktivitas Karyawan PT Pertamina Persero

Tahun Laba Operasi Jumlah

Karyawan

Tingkat Produktivitas Karyawan

2017 Rp 85,400,000,000,000 61 Rp5,209,400,000,000,000 2018 Rp 69,300,000,000,000 54 Rp3,742,200,000,000,000 2019 Rp 35,200,000,000,000 53 Rp1,865,600,000,000,000 2020 Rp 54,700,000,000,000 55 Rp3,008,500,000,000,000 Berdasarkan tabel diatas, maka tingkat produktivitas karyawan PT Pertamina Persero mengalami penurunan. Produktivitas karyawan menurun hingga tahun 2019 dan kembali meningkat pada tahun 2020. Maka dapat dikatakan tingkat perputaran karyawan cukup baik.

Tabel 3. 22 Penilian Tingkat Produktivitas Karyawan

Nilai Keterangan

A Sangat Baik (Meningkat)

B Baik (Konstan)

C Cukup Baik (Fluktuatif) D Kurang Baik (Menurun)

Setelah nilai masing-masing perspektif diketahui, maka dapat diketahui jumlah skor indikator setiap perspektif. Berikut adalah rincian hasil jumlah skor indikator:

Tabel 3. 23 Nilai Indikator dalam Perspektif Balanced Scorecard PT Pertamina Persero

Perspektif

Tahun

Nilai

Skor Indika

2017 2018 2019 2020 tor

Finansial:

NPM 10.78% 9.76% 10.61% 11.02% A 4

ROI 7.81% 6.68% 6.86% 6.70% B 3

ROE 10.53% 9.32% 10.14% 10.38% A 4

Jumlah Skor Indikator 11

Pelanggan:

Akuisi

Pelanggan 1.71% 1.73% 1.88% 1.88% B 3

Retensi

Pelanggan 90.57% 87.60% 85.25% 82.12% B 3

Pangsa Pasar 67,500,000,000 73,750,000,000 79,000,000,000 84,250,000,000 B 3

Jumlah Skor Indikator 9

Bisnis Internal:

Proses Inovasi 27,500,000,000,000 13,750,000,000,000 14,000,000,000,000 25,500,000,000,000 A 4

Proses Operasi 17,4% 14,5% 9,8% 11,7% B 3

Jumlah Skor Indikator 7

Pertumbuhan dan Pembelajaran:

Retensi

Karyawan 110.91% 98.18% 98.15% 100.00% C 2

Produktivitas

Karyawan 5,209,400,000,000,000 3,742,200,000,000,000 1,865,600,000,000,000 3,008,500,000,000,000 C 2

Jumlah Skor Indikator 4

(19)

Berikut adalah hasil pengukuran skor tertimbang masing-masing perspektif balanced scorecard :

Tabel 3. 24 Pengukuran Bobot Indikator dan Skor Tertimbang Perspektif Indikator Kerja IndikatorJumlah Bobot Indikator Bobot

Skor Indikator Maksimal

Skor Tertimbang

Maksimal

Jumlah Skor Indikator

Skor Tertimbang

Keuangan

NPM

3 26 8,7 4 104 11 95,7

ROI ROE

Pelanggan

Akuisi Pelanggan

3 25 8,3 4 100 9 74,7

Retensi Pelanggan Pangsa Pasar Bisnis

Internal

Proses Inovasi

2 25 12,5 4 100 7 87,5

Proses Operasi Pertumbuhan

&

Pembelajara n

Retensi Karyawan

2 24 12 4 96 4 48

Produktivitas Karyawan

Jumlah 10 100 16 400 305,9

Selanjutnya, jumlah skor tertimbang digunakan untuk menghitung nilai akhir atau Total Score. Berikut adalah perhitungan Total Score :

=

= 76,48%

Hasil Total Score sebesar 76,48%. Dari Total Score tersebut dapat dilihat kriteria standar penilaian sebagai berikut :

Tabel 3. 25 Kriteria Standar Penilaian

Total Score (%) Kondisi Kategori

≥ 95

Sangat Sehat

AAA

80 < TS < 95 AA

65 < TS < 80 A

50 < TS < 65

Kurang Sehat

BBB

40 < TS < 50 BB

30 < TS < 40 B

20 < TS < 30

Tidak Sehat CCC

TS < 20 CC

Maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis data, pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan menggunakan balanced scorecard pada PT Pertamina Persero diperoleh nilai dengan total score 76,48% sehingga termasuk dalam kondisi sangat sehat kategori A.

(20)

3.4 Pembahasan Tiap Perspektif

Tabel 3. 26 Rincian Hasil Pengukuran Kinerja Masing-Masing Perspektif

Perspektif Nilai Akhir Komponen (%) Kategori kondisi

Finansial 92,01% AA Sangat Sehat

Pelanggan 74,7% A Sangat Sehat

Bisnis Internal 87,50% AA Sangat Sehat

Pertumbuhan & Pembelajaran 50% BBB Kurang Sehat

1) Perspektif Finansial

Hasil kinerja perspektif finansial PT Pertamina Persero dalam kondisi sangat sehat dengan nilai akhir komponen sebesar 92,01% dan masuk dalam kategori AA. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mencapai kinerja keuangan yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti:

 Return on Investment (ROI) sebesar 10,09% menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang cukup tinggi dari setiap investasinya.

 Return on Equity (ROE) sebesar 7,01% menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang cukup tinggi dari setiap modal yang diinvestasikan.

 Net Profit Margin (NPM) sebesar 10.54%% menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang cukup tinggi dari setiap penjualannya.

2) Perspektif Pelanggan

Hasil kinerja perspektif pelanggan PT Pertamina Persero dalam kondisi sangat sehat dengan nilai akhir komponen sebesar 74,7% dan masuk dalam kategori A. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mencapai kinerja pelanggan yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

 Pangsa pasar sebesar Rp 76,125,000,000 menunjukkan bahwa perusahaan menguasai pasar yang cukup besar.

 Akuisisi pelanggan sebesar 1,80% menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menarik pelanggan baru secara konsisten.

 Retensi pelanggan sebesar 86,38% menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan pelanggan lama.

3) Perspektif Bisnis Internal

Hasil kinerja perspektif bisnis internal PT Pertamina Persero dalam kondisi sangat sehat dengan nilai akhir komponen sebesar 87,50% dan masuk dalam kategori AA. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mencapai kinerja dalam bisnis internal yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

(21)

 Proses inovasi sebesar Rp 20,187,500,000,000 menunjukkan bahwa perusahaan berinovasi secara konsisten untuk meningkatkan produk dan layanannya.

 Proses operasi sebesar 13,35% menunjukkan bahwa perusahaan menjalankan operasinya secara efisien.

4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Hasil kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran PT Pertamina Persero dalam kondisi kurang sehat dengan nilai akhir komponen sebesar 50% dan masuk dalam kategori BBB. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mencapai kinerja dalam pertumbuhan dan pembelajaran yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

 Produktivitas karyawan sebesar 3,456,425,000,000,000 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki produktivitas karyawan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa karyawan perusahaan mampu menghasilkan output yang banyak dengan input yang relatif sedikit.

 Inovasi sebesar 101,81% menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan inovasi yang cukup signifikan. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan inovasi secara konsisten untuk meningkatkan produk dan layanannya.

(22)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Pertamina Persero dalam perspektif keuangan dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai “A” yang diperoleh untuk indikator NPM, dan ROI. Dan indikator ROE mendapatkan nilai “B” dikatakan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam hal profitabilitas.

Kinerja PT Pertamina Persero dalam perspektif pelanggan dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai “B” yang diperoleh untuk indikator customer acquisition (akuisi pelanggan), customer retention (retensi pelanggan), dan pangsa pasar. Nilai

“B”menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang konstan dalam hal menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama, dan menguasai pasar.

Kinerja PT Pertamina Persero dalam perspektif internal proses bisnis dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai “A” yang diperoleh untuk indikator proses inovasi. Nilai “A” menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam hal menjaga kualitas produk. Namun, untuk indikator proses operasi, perusahaan memiliki kinerja yang konstan dengan nilai “B”.

Kinerja PT Pertamina Persero dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai "C" yang diperoleh untuk indikator retensi karyawan dan produktivitas karyawan. Nilai "C" menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang fluktuatif dalam hal mempertahankan karyawan terbaiknya dan produktivitas karyawannya.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dibuatlah saran yang dapat diberikan kepada PT Pertamina Persero seperti berikut:

 Bagi Perspektif Keuangan, perusahaan perlu mempertahankan kinerja yang baik dalam hal profitabilitas dan dapat melakukan diversifikasi usaha untuk meningkatkan pendapatan.

 Bagi Perspektif Pelanggan, perusahaan perlu meningkatkan upaya untuk mempertahankan pelanggan lama agar dapat melakukan inovasi produk untuk menarik pelanggan baru.

(23)

 Perspektif Internal Proses Bisnis, Perusahaan perlu meningkatkan efisiensi biaya dalam proses operasi dan perusahaan juga dapat melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, perusahaan perlu meningkatkan upaya untuk mempertahankan karyawan terbaiknya dan perusahaan juga dapat melakukan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Erwin, & Prabowo, H. (2015). ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BAHTERA UTAMA. BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 35-45.

Faradiba, N. (2021, Juni). ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. ASAM JAWA MEDAN.

Dipetik 12 10, 2023, dari

file:///C:/Users/ASUS/Documents/ALDA%20MUNALISSA/SEMESTER%207/MA NAJEMEN%20STRATEGI/SKRIPSI%20NABILA%20FARADIBA.pdf

Lufriansyah. (2020). Balance Scorecard dalam Mengukur Kinerja Perusahaan PT Pertamina (Persero). Jurnal Humaniora, Vol.4, No. 1, April 2020: 98-105.

Prayudi, A., & Tanjung, M. (2018). ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. RIA BUSANA MEDAN. Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018).

Putri, D. A., & Handayani, N. U. (2015). PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN PT.

PERTAMINA (PERSERO). Jurnal Teknik Industri.

Sarjono, H., Pujadi, A., & Wong , H. W. (2010). PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PT DRITAMA BROKERINDO, JAKARTA TIMUR. BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 139-154.

Yuniawati, I., & Muwarni, J. (2014). Analisis Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan(Studi Kasus Pada Pt Perkebunan Nusantara X Unit Pabrik Gula Lestari Kertosono.

Referensi

Dokumen terkait

Singgih Noor Prajadika, D1514105, “ Prosedur Pengadaan Bahan Baku Beton Pada PT Wijaya Karya Beton Boyolali ”, Laporan Tugas Akhir, Program Studi Manajemen

Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, pada Fakultas Ekonomi dan

Laporan tugas akhir yang penulis beri judul Dampak Pandemi Terhadap Kinerja Keuangan Pada Empat Emiten Telekomunikasi Terbesar Periode 2018—2020 (Studi Kasus PT Telkom

Laporan Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Promosi Divisi Marketing Communication PT.Indosat terhadap keputusan pembelian (Studi Kasus PT. Indosat

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen

Pengelolaan laboratorium pertunjukan untuk Tugas Akhir bagi mahasiswa Program Studi S-1 Tari ini menggunakan pendekatan manajemen atau tata kelola pertunjukan yang mempertimbangkan

TUGAS AKHIR EVALUASI DEFORMASI TEROWONGAN PERISAI DENGAN METODE KESEIMBANGAN TEKANAN TANAH UNTUK DAERAH PERKOTAAN STUDI KASUS : PROYEK MASS RAPID TRANSIT – MRT, JAKARTA

TUGAS AKHIR PROSEDUR PENYALURAN DANA ZISWAF PADA LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ SURABAYA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Studi