• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN PELAPORAN ... - Politeknik NSC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN PELAPORAN ... - Politeknik NSC"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DAN PELAPORAN

PPh FINAL 4 AYAT (2) PT SELENA CAHAYA GEMILANG SURABAYA

Oleh :

AGENG PUSPITANINGSIH NIM : 21160007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2019

(2)

ii

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DAN PELAPORAN

PPh FINAL 4 AYAT (2) PT SELENA CAHAYA GEMILANG SURABAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Studi Akuntansi

Politeknik NSC Surabaya

OLEH :

AGENG PUSPITANINGSIH NIM : 21160007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya dengan judul “Perhitungan dan Pelaporan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) PT Selena Cahaya Gemilang.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III Program Studi Akuntansi di Politeknik NSC Surabaya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang terkait dengan Tugas Akhir ini yang telah memberikan dukungan moral dan bimbingannya kepada saya. Ucapan terima kasih ini saya tunjukan kepada:

1. Bapak Rudianto, S.T., M.Cs. selaku Direktur Politeknik NSC Surabaya.

2. Ibu Nina Triolita, S.E., M.M. selaku Kaprodi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya

3. Ibu Ita Megasari, S.E., M.SA. selaku dosen pembimbing.

4. Bapak Heru Mulyono, S.T. selaku Direktur PT Selena Cahaya Gemilang.

5. Orang tua dan teman-teman saya yang ikut mendukung proses Tugas Akhir sampai selesai.

6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya Angkatan 2016 yang selalu mendukung, memberi semangat agar proses Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.

(6)

vi

Penulis menyadari apabila masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca guna menambah pengetahuan tentang Tugas Akhir.

Surabaya, 25 Juli 2019

Penulis

(7)

vii PERNYATAAN

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

SURAT PERNYATAAN……... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRACT ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan dan Manfaat Masalah... 3

1. Tujuan... 3

2. Manfaat... 3

BAB II LANDASAN TEORI... 4

A. Pengertian Pajak... 4

1. Pengertian Pajak secara umum... 4

2. Berdasarkan Jenis Pajak... 5

3. Berdasarkan Sistem Pemungutan Pajak... 6

4. Berdasarkan Keberadaannya... 7

B. Pajak Penghasilan Final... 8

1. Pengertian Pajak Penghasilan Final... 8

2. Tidak Termasuk Subjek Pajak... 9

3. Tarif Pajak Penghasilan Final... 9

4. Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Final... 10

(9)

ix

5. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang... 10

BAB III PEMBAHASAN... 11

A. Tinjauan Umum... 11

1. Profil Perusahaan... 11

2. Struktur Organisasi... 12

3. Bidang Usaha ... 17

B. Pembahasan... 17

1. Perhitungan PPh Final 4 Ayat 2... 18

2. Penyetoran PPh Final 4 Ayat 2... 20

3. PembayaranBillingPajak... 23

BAB IV PENUTUP... 25

A. Kesimpulan... 25

B. Saran... 25 DAFTAR PUSTAKA

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Selena Cahaya Gemilang... 12

Gambar 3.2 Halaman AwalLoginDJBOnline... 20

Gambar 3.3 Masuk DJBOnline... 21

Gambar 3.4 Halaman PilihanE-Billing... 21

Gambar 3.5 Halaman Pengisian Masa Pajak... 22

Gambar 3.6 Pilihan PenyimpananBilling... 22

Gambar 3.7 Halaman Pembuatan KodeBilling... 23

Gambar 3.8 Cetakan KodeBilling... 23

Gambar 3.9 Nomor Transaksi Penyetoran Negara (NTPN)... 24

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penghasilan PeredaranBrutoTahun 2018 ... 19

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Bimbingan

Lampiran 2 PP Nomor 46 Tahun 2013

Lampiran 3 PP Nomor 23 Tahun 2018

Lampiran 4 Surat Izin Publikasi

(13)

xiii

ABSTRACT

This study aims to determine the calculation and reporting of Income Tax Article 4 paragraph (2) in PT. Selena Cahaya Gemilang. The method used in this study uses descriptive – qualitative, which describes how to calculate and report PPh Article 4 Paragraph (2) with the provisions of PP No. 46 of 2013, and PP No. 23 of 2018. The results showed that PT Selena Cahaya Gemilang earned an income not exceeding Rp4,800,000,000.00, the amount of PPh owed by PT Selena Cahaya Gemilang amounting to Rp3,660,467.00 for the period January to Desember 2018, then PT Selena Cahaya Gemilang uses0.5% Final PPh facility..

Keywords: Final PPh, Calculation, Reporting, Income Tax (PPh)

(14)

xiv

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan dan pelaporan PPh Pasal 4 Ayat (2) PT Selena Cahaya Gemilang. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan deskriptif – kualitatif, yaitu menggambarkan bagaimana perhitungann dan pelaporan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) dengan ketentuan PP No.

46 Tahun 2013, dan PP No. 23 Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT Selena Cahaya Gemilang mendapatkan penghasilan tidak melebihi Rp4.800.000.000,00, jumlah PPh terutang PT Selena Cahaya Gemilang sebesar Rp3.660.467,00 untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2018 maka PT Selena Cahaya Gemilang menggunakan fasilitas PPh Final 0,5%.

Kata Kunci: PPh Final, Perhitungan, Pelaporan, Pajak Penghasilan (PPh)

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan penerimaan negara yang memiliki kontribusi paling besar untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran rutin negara dalam peningkatan kesejahteraan dan pembangunan di Indonesia. Salah satu pajak penghasilan bagi adalah wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan yang memiliki penghasilan usaha dari peredaran bruto atau omset. Sebagaimana yang sudah diatur dalam PMK No. 107/PMK.011/2013 tata cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Pajak dengan tarif dasar pengenaan pajak atau DPP tersebut adalah jumlah dari peredaran bruto setiap bulan untuk setiap tempat yang terdapat kegiatan usaha atau cabang. Pajak Penghasilan dari objek pajak usaha yang memiliki peredaraan brutotertentu yang dikenal dengan Pajak Penghasilan yang bersifat final. Wajib Pajak yang memenuhi kriteria yang memiliki peredaran bruto tertentu adalah Wajib Pajak Badan yang tidak termasuk dalam Bentuk Usaha Tetap yang memiliki peredaran bruto tidak lebih dari Rp4.800.000.000,00 (Empat Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah) dalam satu Tahun Pajak, tarif pajak ini diatur dalam Pasal 6 Undang–

Undang Nomor 20 Tahun 2008. Wajib pajak yang tidak termasuk ke dalam wajib pajak orang pribadi adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha

(16)

2

perdagangan dan atau usaha yang terdapat sarana atau prasarana yang didalamnya dapat dibongkar pasang baik yang menetap maupun tidak menetap, menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukan bagi tempat usaha atau berjualan contohnya, pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar dan sejenisnya.

Wajib Pajak Badan yang tidak termasuk dalam Subjek Pajak sebagaimana wajib pajak badan yang belum beroperasi secara komersial atau wajib pajak badan yang telah beroperasi secara komersial yang dalam jangka waktu satu tahun beroperasi mempunyai peredaran bruto tidak melebih dari Rp4.800.000.000,00 (Empat Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah). Tarif Pajak dari Pajak Penghasilan Final ini sebesar 1% (satu persen) sesuai dengan PP Nomer 46 Tahun 2013 yang dibayarkan tanggal 10 pada setiap bulannya. Pada PP Nomor 46 Tahun 2013 diubah menjadi PP Nomer 23 Tahun 2018 dengan tarif sebesar 0,5% (nol koma lima). Dasar Pengenaan tarif pajak ini adalah jumlah peredaranbrutosetiap bulan dari usaha.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah adalah bagaimana perhitungan dan pelaporan PT Selena Cahaya Gemilang ?

(17)

3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Untuk mendeskripsikan perhitungan dan pelaporan wajib pajak badan pada PT Selena Cahaya Gemilang tempat saya bekerja apakah sudah sesuai dengan ketentuan perhitungan wajib pajak setiap bulannya.

2. Manfaat a. Bagi Penulis

1) Menjadi tambahan informasi atau pengetahuan bagaimana perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan Final.

2) Dapat menerapkan pajak yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan yang ada di Indonesia.

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat yang mempunyai perusahan dan menjadi wajib pajak badan dapat melaporkan hasil laporan pajak di kantor pajak yang ditunjuk sesuai dengan peraturan pajak berlaku di Indonesia.

c. Bagi Politeknik NSC Surabaya

Dapat meningkatkan dan mempertahankan mutu pendidikan di Politeknik NSC Surabaya dengan menyesuaikan kurikulum sesuai dengan Prodi jurusan pendidikan yang ada di Politeknik NSC Surabaya.

(18)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pajak

1. Pengertian Pajak secara umum

Menurut Undang–Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 (pajak.go.id) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Soemitro (ruangguru.co.id) Pajak adalah suatu iuran atau berupa pungutan terhadap rakyat yang di lakukan oleh pemerintah berdasarkan undang- undang berlaku serta sebagai peralihan kekayaan dari segi swasta ke sektor publik yang bisa dipaksakan secara langsung ditunjuk kemudian dipakai atau digunakan dalam membiayai kebutuhan negara.

Menurut Soemahamidjaya (ruangguru.co.id) Pajak merupakan iuran yang harus dibayarkan yang mana sifat wajib bagi setiap warga negara (masyarakat) baik itu bentuknya berupa uang atau barang yang dilakukan oleh penguasa dengan beratasdasarkan dari norma hukum yang berlaku digunakan sebagai menutup biaya produksi barang serta jasa bertujuan untuk meraih kesejahteraan masyarakat.

(19)

5

2. Berdasarkan Jenis Pajak

Menurut Halim, dkk. (2016:5-6) mengatakan bahwa jenis pajak dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

a. Pajak Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan.

2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.

Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai.

b. Pajak Menurut Sifatnya

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contohnya: Pajak Penghasilan.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai.

c. Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contohnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

(20)

6

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

a) Pajak Provinsi, contohnya Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Permukaan.

b)Pajak Kabupaten/Kota, contohnya Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

3. Berdasarkan Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Halim, dkk. (2016:5-6) mengatakan bahwa sistem pemungutan pajak dibagi dalam tiga bagian :

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak menurut perundang – undangan perpajakan yang berlaku.

b. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarna pajak yang terutang. wajib pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

(21)

7

4. Berdasarkan Keberadaannya

Menurut Pandiangan (2014:10) mengatakan bahwa berdasarkan keberadaannya wajib pajak ada 2 kelompok yaitu:

a. Wajib Pajak Dalam Negeri

1) Wajib Pajak Dalam Negeri yang terdaftar sebagai wajib pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak;

2) Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia;

3) Wajib Pajak Dalam Negeri dikenai pajak penghasilan netto dengan tarif umum;

4) Wajib Pajak Dalam Negeri yang wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.

b. Wajib Pajak Luar Negeri

1) Wajib Pajak Luar Negeri tidak wajib terdaftar;

2) Wajib Pajak Luar Negeri dikenai pajak hanya atas penghasilan yang berasal atau diperoleh dari sumber penghasilan di Indonesia;

3) Wajib Pajak Luar Negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilanbruto dengan tarif sepadan;

4). Wajib Pajak Luar Negeri tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat final.

(22)

8

B. Pajak Penghasilan Final

1. Pengertian Pajak Penghasilan Final

Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. Pembayaran, pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) yang dipotong pihak lain maupun yang disetor sendiri buka merupakan pembayaran dimuka atas PPh terutang akan tetapi merupakan pelunasan PPh terutang atas penghasilan tersebut, sehingga wajib pajak dianggap telah melakukan pelunasan kewajiban pajaknya.

Pajak Penghasilan Final yang memiliki peredaran bruto tertentu Pasal 1 berbunyi (www.ortax.org):

a. Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UndangUndang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

b. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Pajak Penghasilan Final yang memiliki peredaran bruto tertentu Pasal 2 berbunyi (www.ortax.org):

a. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaraan bruto tertentu dikenal Pajak Penghasilan yang bersifat final.

(23)

9

b. Wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak Badan tidak termasuk bentuk

usaha tetap dan,

2) Menerima penghasilan dari usaha tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan degan pekerjaan bebas, dengan peredaraan bruto tidak melebihi Rp4.800.0000.000,00 (Empat Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah) dalam 1 (satu) tahun pajak.

2. Tidak Termasuk Subjek Pajak ( Wajib Pajak Badan)

Menurut Halim, dkk. (2016:315) mengatakan bahwa yang tidak termasuk Wajib Pajak badan adalah:

a. Wajib Pajak Badan yang belum beroperasi secara komersial atau

b. Wajib Pajak Badan yang dalam jangka waktu satu tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4.800.000.000,00 (Empat Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah).

3. Tarif Pajak Penghasilan Final

Menurut Halim, dkk. (2016:316) mengatakan bahwa besarnya tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah 1 (satu) persen.

(24)

10

4. Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Final

Menurut Halim, dkk. (2016:316) mengatakan bahwa dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk untuk menghitung Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah jumlah peredaranbrutosetiap bulan.

5. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang

Menurut Halim, dkk. (2016:316) mengatakan bahwa pajak penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif pajak dikalikan dengan dasar pengenaan pajak yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tahun 2018 telah terjadi penurunan tarif yang semula 1 % (satu persen) menurut PP No. 46 Tahun 2013 pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu menjadi PP No. 23 Tahun 2018 Pasal 2 Ayat 2 yang berbunyi tarif pajak penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang dimaksud Ayat 1 sebesar 0.5%

(nol koma lima persen).

PPh terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak

= 1 % X Jumlah peredaran bruto setiap bulan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati. 2017. ” Perhitungan dan Pelaporan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Sesuai Ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 pada CV. Tentrem Surabaya”.

Surabaya: Akuntansi Politeknik NSC.

Http://djbonline.pajak.go.id. Diakses pada 11 Juli 2019.

Halim, Bawono dan Dara. 2016.Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Https://www.online-pajak.com/pajak-penghasilan-pph-pasal-4-ayat-2-tarif.

Diakses 12 Mei 2019.

Https://www.pajak.go.id. Diakses 24 Juli 2019.

http://ruangguru.co.id. “Pajak menurut para ahli”. Diakses 24 Juli 2019.

Http://www.ortax.org”. Diakses pada 24 Juli 2019.

Pandiangan, Liberti. 2014. Mudahnya Menghitung Pajak UMKM. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syafrianto. ”Kriteria Wajib Pajak yang dikenakan PPh”.

http://syafrianto.blogspot.co.id. Diakses pada 24 Juli 2019.

(26)
(27)

Referensi

Dokumen terkait

2013 yang mengatur mengenai pajak penghasilan dari usaha yang diperoleh. wajib pajak dengan peredaran

Menyerahkan surat pernyataan yang ditandatangani Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak yang menyatakan bahwa peredaran bruto usaha yang diterima atau diperoleh termasuk

Wajib Pajak orang pribadi yang dalam 1 (satu) Tahun Pajak sebelumnya memiliki peredaran bruto dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan

Dalam hal CV Santap Siang memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak dengan peredaran bruto idak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun pajak yang dikenai PPh Final

Wajib Pajak orang pribadi yang dalam 1 (satu) Tahun Pajak sebelumnya memiliki peredaran bruto dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan

Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13) dengan

pajak terhadap penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib. Pajak yang memiliki peredaran

Dalam hal CV Santap Siang memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun pajak yang dikenai PPh Final