• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Politeknik NSC Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS AKHIR - Politeknik NSC Surabaya"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN SOSIAL SABILILLAH AN NAHDLIYAH

SIDOARJO

Oleh : Ainul Yaqin NIM: 21180014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2021

(2)

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN SOSIAL SABILILLAH AN NAHDLIYAH

SIDOARJO

Diajuakan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Akuntansi

Politeknik NSC Surabaya

Oleh : Ainul Yaqin NIM:21180014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2021

(3)

ii

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN SOSIAL SABILILLAH AN NAHDLIYAH

SIDOARJO

Disusun Oleh : Ainul yaqin Nim: 21180014

Politeknik NSC Surabaya Tanggal 23 juli 2021

Mengetahui Menyetujui

Ketua Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing

PrasetyoWidyo Iswara, S.E, M.A Halida Ahmad Bagraff,S.E.,M.SA.,Ak,,C.A

NIDN 0728088506 NIDN: 0727028704

(4)

iii

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN SOSIAL SABILILLAH AN NAHDLIYAH

SIDOARJO

Disusun Oleh : Ainul yaqin Nim: 21180014

Telah dipertahankan didepan tim Penguji Pada tanggal 30 Agustus 2021 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Tim Penguji :

3. Thomas Khrisna Sidharta, S.E., M.Si. 3. ………

1. Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A. 1………

2. Halida Achmad. Bagraff, S.E., M.SA., Ak., CA. 2. ………

(5)

v

PERNYATAAN

Saya, Ainul Yaqin (21180014) menyatakan Bahwa :

1. Tugas akhir saya ini adalah benar benar hasil karya sendiri, bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil penjiplaan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Tugas akhir ini belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Polteknik NSC Surabaya, maupun di perguruan tinggi lain.

2. Dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar kepustakaan.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apa bila kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima saknsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi-sanksi lainya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di Politeknik NSC Surabaya.

Surabaya 23 juli 2021

Ainul Yaqin NIM. 21180014

(6)

iv

KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat nya, penyusunan tugas akhir yang ber judul “Analisis Penerapan Akuntansi pada

Yayasan Sosial Sabililillah An Nahdliyah”dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menyadari tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari semua pihak serta berkah dari Tuhan yang maha Esa, sehingga kendala kendala yang di hadapi tersebut di atasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Rudianto, S.T., M.Cs., selaku Direktur Politeknik NSC Surabaya.

2. Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A., Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya.

3. Ibu Halida Ahmad Bagraff,S.E.,M.SA.,Ak,C.A selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pkiran untuk memberikan arahan dan saran.

4. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Penulis menyadari apabila banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi rekan rekan mahasiswa dan pembaca guna menambah pengetahuan tentang Tugas Akhir.

Surabaya, 23 Juli 2021

Ainul Yaqin NIM. 21180014

(7)

vi DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xiii

ABSTRACT ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan manfaat penelitian... 4

1. Tujuan………..…...……….…… 4

2. Manfaat………..……….. 4

BAB II TELAAH PUSTAKA... 6

A. Konsep Yayasan ... 6

1. Pengertin yayasan………..……….… 6

2. Dasar hukum yayasan………...……….. 6

(8)

vii

3. Jenis jenis pendapatan yayasan………... 10

4. Kegiatan usaha yayasan……….. 11

B. Konsep Akuntansi………. ... 14

1. Pengertian akuntansi………...……… 14

2. Definisi Laporan Keuangan………...…. 18

3. Laporan posisi keuangan……….…... 24

4. Laporanaktivitas………..………….. 28

C. KERANGKA PEMIKIRAN………...………. 33

BAB III PEMBAHASAN... 34

A. Tinjauan Umum... 34

1. Profil Yayasan………...……….…… 34

2. Struktur Yayasan ………..…. 37

3. Job Description………...……… 38

B. Pembahasan…... 44

1. Jenis Penelitian………... 44

2. Metode Pengumpulan Data………..………….. 45

3. Analisis Data………..……… 46

4. Hasil Penelitian………...……… 47

BAB IV PENUTUP………..…….. 134

1. Kesimpulan………... 134

2. Saran………... 135 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Posisi Keuangan ………...………..27

Tabel 2.2 Laporan Aktivitas ………...29

Tabel 3.1 Laporan Donator ……….……..………...94

Tabel 3.1 Laporan Pemanfaatan Dana ……...……….…...95

Tabel 3.2 Jurnal Umum……… ………..…………...96

Tabel 3.3 Buku Besar …………. ………..……….……..108

Tabel 3.4 Penyusutan Peralatan ………..…...122

Tabel 3.5 Penyusutan Kendaraan ….………..………..123

Tabel 3.6 Laporan Posisi Keuangan………..………....……..…….127

Tabel 3.7Laporan Aktivitas………...……..…………129

Tabel 3.8 Arus Kas………...………..………..131

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Gambar Kerangka Pemikiran……….……….33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi………..………37

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kartu Bimbingan Tugas Akhir

(12)

xi ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo dengan prinsip akuntansi berterima umum. Adapun penelitian dilakukan di Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dimana tujuannya adalah untuk menggambarkan secara sistematis penyusunan laporan keuangan lembaga nirlaba untuk mengetahui tingkat kinerjanya. Analisis data bertujuan untuk merumuskan sebuah format laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan Dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak komponen laporan keuangan yang tidak sesuai dengan standar umum yang berlaku bahkan belum disajikan. Sehingga peneliti mencoba untuk membuat laporan keuangan lembaga nirlaba berdasarkan PSAK No. 45 yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja pengelolaan dalam periode 2020. sesuai dengan Penerapan akuntansi pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah sidoarjo belum sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Kata Kunci : Laporan keuangan lembaga nirlaba, PSAK No. 45.

(13)

xii ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the suitability of the accounting application at the Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo Social Foundation with generally accepted accounting principles. The research was conducted at the Sabilillah An Nahdliyah Social Foundation, Sidoarjo. This type of research is descriptive qualitative where the aim is to systematically describe the preparation of financial statements of non-profit institutions to determine the level of performance. Data analysis aims to formulate a financial report format based on PSAK No. 45. Data obtained from interviews, observations, and documentation.

The results of this study indicate that many components of the financial statements that are not in accordance with generally accepted standards have not even been presented. So the researchers tried to make financial statements for non- profit institutions based on PSAK No. 45 which can be used to find out how the management performance in the 2020 period is in accordance with the application of accounting at the Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo Social Foundation not in accordance with generally accepted accounting principle.

Keywords : Financial statements of non-profit institutions, PSAK No. 45

(14)

1.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi sektor publik saat ini dituntut untuk mampu mengefisienkan biaya ekonomi maupun biaya sosial yang dikeluarkan untuk suatu aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut akhirnya membuat akuntansi sebagai suatu ilmu yang dibutuhkan untuk membantu organisasi mengelola semua urusan-urusan yang berhubungan dengan publik. Hal ini memunculkan suatu ilmu akuntansi baru yang saat ini dikenal oleh masyarakat sebagai akuntansi sektor publik.

Menurut Setiawan (1992:201) masyarakat cenderung memilih bentuk yayasan karena proses pendiriannya sederhana, tanpa memerlukan pengesahan dari pemerintah, serta persepsi masyarakat bahwa yayasan bukan merupakan subjek pajak. Kegiatan-kegiatan yang pada umumnya dilakukan oleh yayasan antara lain adalah memberikan santunan kepada anak yatim piatu, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, kepada orang-orang yang sedang menderita suatu penyakit, memberikan beasiswa kepada anak yang berasal dari golongan tidak mampu, memberikan bantuan kepada korban bencana, dan lain sebagainya.

Umumnya transaksi pada yayasan dapat dibedakan dengan organisasi laba yaitu dengan adanya transaksi penerimaan sumbangan.

Namun dalam praktik yang ada di masyarakat hal ini sering kali berbeda dan

(15)

2.

beragam. Pada organisasi nirlaba cenderung tidak ada suatu kepemilikan organisasi yang mutlak. Karena biasanya organisasi nirlaba ini didirikan oleh beberapa orang maupun kelompok. Modal untuk mendirikan organisasi nirlaba ini juga bisa didapatkan melalui hutang. Sedangkan untuk kebutuhan operasionalnya bisa didapatkan dari pendapatan atau jasa yang diberikan.

Namun hal ini berakibat pengukuran jumlah dan kepastian arus kas masuk menjadi ukuran yang penting bagi para pemakai dari laporan keuagan yayasan tersebut, misalnya seperti donator, kreditur maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Yayasan semacam ini memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan organisasi laba (swasta).

Yayasan merupakan salah satu contoh dari organisasi nirlaba.

Seperti halnya organisasi laba, organisasi nirlaba juga membutuhkan ilmu akuntansi untuk mencatat pengeluaran dan pendapatannya. Guna memberikan suatu bentuk pertanggung jawaban dan akuntabilitas kepada masyarakat maka yayasan juga dituntut untuk dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan aturan atau standar yang telah ada. Dijaman globalisasi seperti sekarang ini akuntansi juga dapat digunakan yayasan untuk membantu dalam mengambil keputusankeputusan yang penting dibidang keuangan. Keputusan yang telah diambil tidak hanya berpengaruh kepada kondisi keuangan yang ada di yayasan, namun juga pihak-pihak yang berkepentingan dengan yayasan. Bentuk konkrit yang dilakukan oleh yayasan adalah dengan cara membenahi administrasinya serta mempublikasi laporan keuangannya setiap tahun.

(16)

3.

Akuntansi dibutuhkan oleh yayasan untuk menghasilkan informasi keuangan maupun untuk meningkatkan mutu pada yayasan itu sendiri.

Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak bertujuan mencari keuntungan, melainkan untuk usaha-usaha yang bersifat sosial (Sumarni dan Soeprihanto, 1998:64). Dengan adanya organisasi nirlaba ini, maka disusunlah PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi No. 45. Di dalam PSAK No. 45 diatur mengenai bagaimana bentuk format dari laporan keuangan yang terdapat pada yayasan yang berisi mengenai laporan posisi keuangan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Standar ini juga mengatur bagaimana model pencatatannya dan pelaporannya.

Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah adalah yayasan sosial di kota sidoarjo. Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah adalah organisasi nirlaba maka informasi yang dihasilkan untuk kepentingan manajemen yayasan, donatur dan masyarakat. Dalam penyusunan laporan keuangan Yayasan Sosial sabilillah an Nahdliyah hanya terdiri dari Buku Kas Umum, Neraca dan Laporan Laba Rugi sedangkan Rencana Penggunaan Dana donatur, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan belum dibuat.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti kembali dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan atau penerapan akuntansi pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah. Dengan demikian peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA

(17)

4.

YAYASAN SOSIAL SABILILLAH AN NAHDLIYAH SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan akuntansi pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo periode 2020 telah sesuai dengan perinsip akuntansi yang berterima di umum”.

C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo dengan perinsip akuntansi berterima umum.

2. Manfaat

a. Bagi Perusahaan

Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang implementasi akuntansi keungan pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo.

b. Bagi Penulis

Mampu menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang diterima selama studi dan untuk menambah pengalaman, wawasan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dalam bidang akuntansi.

(18)

5.

c. Bagi si pembaca

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai hubungan sejenis dalam penelitian ini untuk dimasa yang akan datang.

(19)

6.

BAB II

LANDASAAN TEORI

A. Konsep Yayasan 1. Pengertian Yayasan

Yayasan merupakan sebuah badan hukum yang mana tujuan dari badan hukum tersebut adalah untuk sebuah tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Lembaga ini didirikan dengan persyaratan yang telah diatur dan keberadaannya telah diakui oleh masyarakat dan Negara. Di Indonesia dibangunnya sebuah Yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 serta kini telah diperbarui yaitu pada Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001, pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dan juga Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.

2. Dasar Hukum Yayasan

Menurut Borahima (2012:12) setelah 56 tahun Indonesia merdeka, tepatnya 6 Agustus 2001, barulah dapat dibuat undang- undang yang mengatur mengenai Y ayasan yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dimuat dalam Lembaga Negara (LN) No112/2001 dan Tambahan Lembaran Negara (TLN) 4123. Itu pun baru diberlakukan 6 Agustus 2002. Sebelumnya, tidak ada satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus tentang yayasan di Indonesia. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa Indonesia sama sekali tidak ada ketentuan yang mengatur Yayasan. Ketentuan

(20)

7. perundang-undangan yang ada pada waktu itu, tidak satupun yang memberikan rumusan mengenai defenisi yayasan, status hukum yayasan, serta cara mendirikan yayasan.

a. Undang-UndangYayasan Nomor 16 Tahun 2001

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah mengenai yayasan dan menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur yayasan di Indonesia. Namun dalam Undang-Undang tersebut ternyata dalam perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, sehingga perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang tersebut. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.

b. Undang-UndangYayasan Nomor 28 Tahun 2004.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 merupakan penyempurna dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2001, Undang- Undang ini dimaksudkan untuk lebih menjami kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar pada masyarakat mengenai yayasan, sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Selain hukum kebiasaan, Doktrin dan Yurisprudensi dan Undang-UndangYayasan sebagai Dasar Hukum Yayasan dalam Hukum Positif, masalah

(21)

8. yayasan meskipun secara eksplisit tidak mencantumkan suatu rincian yang pasti sebagai dasar pijakan. Berbeda halnya dengan di Belanda, yang secara tegas didalam undang-undangnya menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum. Walaupun tidak disebutkan secara tegas, yayasan di Indonesia telah diakuipula sebagai badan hukum.

Pengakuan sebagai badan hukum didasarkan pada kebiasaan dan Yurisprudensi. Untuk diakui sebaga badan hukum, yayasan hanya perlu memenuhi syarat tertentu, yaitu Borahima (2012;14) :

1) Syarat materil yang terdiri dari; harus ada suatu pemisahan harta kekayaan, adanya suatu tujuan, dan mempunyai suatu organisasi;

2) Syarat formil yaitu harus dengan akta autentik.

Didalam praktek hukum yang berlaku di Indonesia, pada umumnya yayasan didirikan dengan akta notaris. Akta notaris ini ada didaftarkan pengadilan negeri dan diumumkan dalam Berita Negara.

Hal ini dikarenakan tidak ada ketentuan yang mengaturnya sehingga masih bebas bentuk. Dengan demikan, yayasan dapat juga didirikan dengan akta dibawah tangan.

Setelah keluarnya Undang-Undang Yayasan, secara otomatis penentuan status badan hukum yayasan harus mengikuti ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Yayasan tersebut. Dalam Undang- Undang Yayasan disebutkan bahwa yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri. Dari ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008

(22)

9. dapat disimpulkan bahwa ada beberapa syarat pendirian, yaitu:

a. Didirikan oleh 1 (satu) orang atau lebih;

b. Ada kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya;

c. Harus dilakukan dengan aktanotaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia;

d. Harus memperoleh pengesahan Menteri;

e. Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia;

f. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan lain, ataubertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;

g. Nama yayasan harus didahului dengan kata“Yayasan”.

Bagi yayasan yang belum terdaftar, harus melakukan pendaftaran lebih dahulu, kemudian menyesuaikan anggaran dasarnya. Persyaratan pendaftaran merupakan suatu hal yang kontradiktif, karena justru didalam Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tidak ada kewajiban bagi yayasan yang baru untuk didaftarkan setelah mendapatkan pengesahan dari Menteri. Kewajiban yang dibebankan kepada yayasan setelah disahkan hanyalah kewajiban untuk mengumumkan dalam berita Negara. Seharusnya penekanan aturan peralihan bukan pada pendaftaran, melainkanpada syarat jumlah minimal kekayaan yang dimilki serta prospek kegiatan yayasan itu sendiri.

Bagi yayasan yang tidak memenuhi syarat jumlah minimal

(23)

10. kekayaan yang harus dimilki oleh yayasan dan atau prospek kegiatan yayasan tidak mungkin untuk dikembangkan, yayasan tersebut dapat dibubarkan. Dengan demikian kerugian yang mungkin timbul baik bagi organisasi yayasan maupun dengan pihak ketiga dapat diminimalisir.

3. Jenis-Jenis Pendapatan Yayasan

Pendapatan yang diperoleh dibagi dalam tiga kategori berdasarkan retriksi (pembatasan) yang ditentukan oleh sumber pendapatan itu.

Pendapatan yayasan dengan demikian terbagidalam tiga kategori sebagai berikut (Bastian, 2007:4) :

a. Pendapatan Tidak Terikat (unrestrited) yaitu sumbangan atau donasi yang diterima yang tidak menyebutkan limitasi atau penggunaan yang diinginkan oleh pemberinya adalah sumbangan yang termasuk dalam golongan sumbangan tidak terikat. Dengan demikian yayasan memiliki kebebasan penuh untuk mengalokasikan penggunanya.

b. Pendapatan Terikat Sementara (Temporarily Restricted)

Pendapatan ini umumnya diperoleh dari sumbangan yang diperoleh dari donor secara khusus menyebutkan tujuan penggunaannya serta jangka waktu penggunannya.

c. Pendapatan Terikat Permanen (restricted)

Kategori sumber dana lain adalah sumber dana dengan batasan atau retriksi permanen. Sumber dana ini biasanya diperoleh dengan

(24)

11. batasan yang jelas untuk penggunaannya dan diasumsikan bahwa waktu penggunaan selamanya. Artinya, hanya untuk tujuan yang dimaksud dan berlaku selamanya. Misalnya, suatu yayasan yang memperoleh donasi dalam bentuk gedung kantor yang diberikan batasan bahwa gedung tadi hanya boleh digunakan untuk kegiatan operasional yayasan. Dengan demikian, gedung tidak boleh diperjual belikan baik sekarang maupun dimasa depan untuk alasan apapun.

4. Kegiatan Usaha Yayasan

Kegiatan usaha yayasan adalah untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya, yaitu suatu tujuan yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Hal ini mengakibatkan seseorangyang menjadi organ yayasan harus bekerja secara sukarela tanpa menerima gaji, upah atau honor tetap. Sesuai ketentuan pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Yayasan No. 28 Tahun bahwa kegiatan usaha yang dimaksud adalah untuk tujuan-tujuan yayasan dan bukan untuk kepentingan organ yayasan. Undang-undang Yayasan No. 28 Tahun 2004 memberikan kesempatan bagi yayasan untuk melakukan kegiatan usaha, sebagaimana terlihat dalam Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 8.

a. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan usaha.

(25)

12. b. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada

Pembina, pengurus dan Pengawas. Dalam yayasan terdapat suatu maksud dan tujuan yang tercantum dalam anggaran dasar. Adapun manfaat dari suatu yayasan akan terlihat tergantung kepada bidang kegiatan yang bersangkutan.

c. Yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan, yang bertujuan ikut membantu Pemerintah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dalam bidang usaha pelayanan medik (kesehatan). Tujuan-tujuan untuk memajukan kesehatan dapat berupa:

1). Mendirikan rumah sakit, rumah peristirahatan bagi para jompo, rumah perawatan,tanpa tujuan laba.

2). Menyediakan berbagai fasilitas untuk membantu / meneyenangkan pasien.

3). Pelatihan dokter dan perawat.

4). Memajukan penggunaan khusus bagi pengobatan.

5). Riset Kesehatan.

6). Bantuan untuk penderita penyakit tertentu, seperti kebutaan dan kebergantunganobat.

7). Menyediakan asrama perawat dsb.

Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004 Pasal 9 menyatakan, untuk memperoleh izin operasionalnya yang bergerak dalam bidang pendidikan maka mendapat pengesahan atau izin dari

(26)

13. Menteri Pendidikan.

a. Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, bertujuan membantu pemerintah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan untuk memajukan pendidikan dapat berupa :

1) Mendirikan sekolah.

2) Mendirikan perpustakaan.

Untuk izin operasionalnya mendapat pengesahan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

b. Yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan, bertujuan ikut membantu Pemerintah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat,terutama dalam melestarikan Kebudayaan Bangsa.

Tujuan untuk memajukan kebudayaan dapat berupa:

1) Pendirian museum.

2) Pendirian tempat-tempat wisata.

Untuk memperoleh izin operasionalnya karena yayasan ini bergerak dalam bidang kebudayaan, maka pengesahannya didapat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

c. Yayasan yang bergerak dalam bidang keagamaan, bertujuan ikut membantu Pemerintah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, terutama dalam kehidupan beragama atau peribadatan. Kegiatan dalam memajukan agama antara lain:

(27)

14. 1) Sumbangan untuk membangun, memelihara dan

merawat bangunan-bangunan keagamaan, atau bagiannya, serta pekarangan.

2) Sumbangan atau bantuan untuk pelayanan.

3) Sumbangan atau bantuan untuk pemuka agama.

Untuk memperoleh izin operasionalnya mendapat pengesahan dari Departemen Agama.

Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial, bertujuan ingin memebantu pemerintah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, terutamaberkaitan dengan masalah sosial seperti : menyantuni anak yatim, fakir miskin.

1) Menyantuni anak yatim.

2) Menyantuni fakir miskin.

Dari semua kegiatan diatas dapat terlihat bahwa semua tujuan berfungsi sosial, kemanusiaan dan keagamaan, atau semata-mata untuk tujuan sosial yang tujuannya diperuntukkan untuk kepentingan orang lain yang ada di luar yayasan tersebut.

B. Konsep Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, meringkas, mengidentifikasi, mengolah dan menyajikan laporan data transaksi yang terkait dengan laporan keuangan serta untuk menggambarkan suatu

(28)

15. keadaan perusahaan (Mulyadi:2016). Hans Kartikahandi, dkk. (2016:03) menyatakan akuntansi merupakan suatu sistem informasi keuangan, yang tujuannya untuk mengahasilkan dan melaporkan informasi yang relevaan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Kieso, et al. (2016:2) menyatakan pengertian akuntansi adalah:

“Accounting consist of the three basic activities-it identifies, records,

and communicates the economic events of an organization to interest users. A company identifies the economic events relevant to its business and then records those events in order to provide a history of financial activities. Recording consists of keeping a systematic, chronological diary of events, measured in dollar and cents. Finally, communicates the collected information to interest user by means accounting reports are called financial statement”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulakan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, meringkas, mengidentifikasi, mengolah dan menyajikan laporan keuangan serta pencatatan dan mengkomunikasi hasil akhir berupa laporan keuangan yang menggambarkan keadaan perusahaan kepada pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.

Perlakuan Akuntansi Rahman (2013:25) menyatakan beberapa konsep yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi merupakan konsep pengakuan, konsep pengukuran atau penilaian, konsep pencatatan, konsep penyajian, dan konsep pengungkapan. Konsep-konsep perlakuan akuntansi

(29)

16.

dapat diuraikan sebagai berikut.

Kriteria minumun yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa agar mendapatkan pengakuan, yaitu (1) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan bersangkutan. (2) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Perlakuan akuntansi yang seharusnya dilakukan diantaranya :

1. Pengakuan

Pengakuan dalam akuntansi adalah sebuah proses penetapan terpenuhi kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi, sehingga kejadian atau peristiwa itu akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan dari entitas pelaporan yang bersangkutan.

2. Pengukuran

Pengukuran dalam akuntansi adalah sebuah proses penempatan nilai uang demi mengakui dan memasukkan setiap pos pada laporan keuangan. Pengukuran terhadap pos-poslaporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing harus dikonversi.

3. Pencatatan

Pencatatan dalam akuntansi adalah sebuah proses analisis atau suatu

(30)

17. transaksi atau peristiwa keuangan yang terjadi dalam entitas dengan cara menempatkan transaksi di sisi debet dan sisi kredit. Pencatatan terhadap suatu transaksi keuangan menggunakan sistem tata buku berpasangan (double entry), yaitu pencatatan secara berpasangan atau sering disebut dengan istilah menjurnal. Setiap pencatatan tersebut ada sisi debet dan kredit. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Aset = Kewajiban + Ekuitas 4. Penyajian

Penyajian dalam akuntansi adalah sebuah proses panjang.

pendapatan dan beban disajikan berdasarkan kegiatan perusahaan.

penempatan suatu akun secara terstruktur pada laporan keuangan.

Akun aset, kewajiban, dan ekuitas (akun riil) disajikan dalam laporan neraca, sedangkan akun pendapatan dan beban (akun nominal) disajikan dalam laporan laba rugi. Penempatan akun secara terstruktur berarti bahwa akun aset disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan sifat likuidasi, yaitu aset yang lebih cepat likuid disajikan terlebih dahulu sehingga penyajiannya dimulai dari aset lancar kemudian diikuti dengan aset tetap. Akun kewajiban disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan tanggal jatuh tempo, yaitu kewajiban yang memiliki jatuh tempo lebih pendek disajikan terlebih dahulu sehingga penyajian dimulai dari kewajiban lancar (jangka pendek) kemudian diikuti kewajiban jangka yaitu

(31)

18. pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pokok ditempatkan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh pendapatan yang diperoleh dari kegiatan lainnya. Demikian juga dengan beban, di mana beban untuk pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan pokok perusahaan ditempatkan terlebih dahulu kemudian disusul dengan pengeluaran lainnya.

5. Pengungkapan

Pengungkapan dalam akuntansi adalah sebuah proses penjelasan secara naratif atau rincian menyangkut angka-angka yang tertera dalam laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Penjelasan secara naratif terhadap pos-pos laporan keuangan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Catatatn atas Laporan Keuangan ini jiga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas dan informasi lain yang diharuskan serta dianjurkan untuk diungkapkan demi menghasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar.

2. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu organisasi atau perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja organisasi atau perusahaan tersebut.Laporan keuangan merupakan sarana untuk pengomunikasikan informasi keuangan utama kepada pihak dari luar prusahaan. Laporan yang sering disajikan seperti laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,

(32)

19. laporan arus kas, dan laporan peruahan modal. Catatan Laporan Keuangan merupakan bagain itegral dari setiap laporan keuangan (Kieso, et al, 2014: 02).

Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan Metode atau prosedur dalam menyajikan laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu kesamaan dalam menjelaskan bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan. Di indonesia standar akuntansi terdapat empat standar akuntansi keuangan antara lain :

a. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.Efektif 1 Januari 2015 yang berlaku di Indonesia secara garis besar akan konvergen dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang berlaku efektif 1 Januari 2014. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan perbedaan antara kedua standar, dari tiga tahun di 1 januari 2012 menjadi satu tahun di 1 Januari 2015.

b. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)

Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas

(33)

20. yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.

c. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa kuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan.

SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

d. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)

(34)

21. SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif EMKM.

1. PSAK No.1 Penyajian Laporan Keuangan

PSAK No 1 menjelaskan laporan keuangan merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas (IAI, 2015: 1). Laporan keuangan bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang kondisi perusahaan pada waktu tertentu kepada para pengguna laporan keuangan. Para penggua laporan keuangan menggunakan informasi itu untuk memilih altratif keputusan yang akan di ambil. PSAK No 1 menjelaskan tujuan dari laporan keuangan adalah untuk emmberikan suatu inforamasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan suatu keputusan (IAI, 2015: 1.3). Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK No 1 antara lain : a. Laporan posisi keuangan padaa akhir periode.

b. Laporan laba - rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

c. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan infomasi penjelasan lainnya.

(35)

22. d. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

2. PSAK No.45 Entitas Nirlaba

Menurut PSAK No. 45 entitas nirlaba merupakan entitas yang sumber dananya berasal dari pemberi atau donator yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah dana yang diberikan (IAI, 2011:45).

Entitas Nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Sujarweni, 2015:185).

Berdasarkan pengertian diatas kesimpulannya adalah Organisasi Nirlaba merupakan suatu lembaga sekumpulan seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tanpa mencari keuntungan, sumber dana yang didapat yaitu dari orang- orang yangini membantu seksama atau dapat dari donatur yang sudah mempercaya organisasi tersebut.

3. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Tujuan entitas atau organisasi membuat laporan keuangan nirlaba antara lain Untuk menilai kemampuan perusahaan. Dalam Laporan keuangan organisasi nirlaba dibuat untuk menyediakan informasi

(36)

23. yang relevan unntuk memenuhi kepentingan para donatur, anggota organisasi, kreditur, dan pihak- pihak yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Menurut PSAK 45, tujuan laporan keuangan adalah untuk menediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba (IAI, 2011: 45.06).

4. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Didalam ruang lingkup PSAK 45 (2011:01) terdapat karakteristik organisasi nirlaba sebagai berikut :

a. Sumber daya entitas atau pengahasilan nirlaba berasal dari pemberi sumber daya atau donatur yang tidak mengaharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberi.

b. Menghasilkan suatu barang atau jasa tanpa mengambil laba, dan jika entitas tersebut mendapatkan laba maka laba tersebut tidak dibagikan kepada pemilik atau pendiri entitas tersebut.

c. Tidak ada kepemilikan lazimya pada entitas bisnis, artinya kepemilikan alam entitas nirlaba tidak boleh di jual, dialihkan, dan ditebus kembali. Atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

(37)

24. Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaaan organisasi laba dengan organisasi nirlaba, dimana dalam kepemilikan organisasi laba pemilik jelas mendapatkan keuntungan dari usaha organisasinya. Sedangkan dalam organisasi nirlaba membutuhkan sumber pendanaan baik itu dari donatur maupun dari masyarakat yang ingin menyubangkan dananya untuk organisasi tersebut. Adapun jika organisasi nirlaba menghasilkan suatu jasa atau barang maka keuntungan tidak dibagikan kepada pemilik atau pendiri organisasi tersebut.

3. Laporan Posisi Keuangan

Tujuan dari laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (IAI, 2011 45: 10). Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset dan liabilitas, dan aset neto.

a. Klasifikasi aset Liabilitas

Laporan posisi keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan menngenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas.

Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik berupa dalam kelompok yang relatif homogen. Contoh unsur aset yang homogen seperti:

(38)

25. 1). Kas Dan Setara Kas

2). Piutang Pasien, Pelajar, Anggota, dan Penerima Jasa yang lain 3). Persediaan

4). Sewa Asuransi, dan jasa lain yang di bayar di muka 5). Instrumen Keuangan dan investasi jangka panjang

6). Tanah Gedung, Peralatan, serta asset tetap lain yang di gunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

b. Aset Neto terikat atau tidak terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada tidaknya pembatasan oleh pemberi sumberdaya yag tidak mengharapkan pembayaran kembali yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat.Informasi megenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau secara catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan permanen terhadap aset, seperti aset, tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau aset yang diberikan untuk invstasi yang mendatangkan pendapat secara permanen atau disajikan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas tertentu, aktifitas untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu di masa depan atau memperoleh aset tetap dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam

(39)

26. kelompok aset neto yang menggunakannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas lapora keuangan. Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berbentuk pembatasaan waktu aatau pembatasan penggunaaan atau keduanya. Aset neto tidak terikat umumnya meiputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengeai batasan tersebut umumya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Berikut merupakan contoh format laporan posisi keuangan PSAK No 45.

(40)

27. Tabel 2.1 Laporan Posisi Keuangan

Sumber; Standar Akuntansi Keuangan

ENTITAS NIRLABA Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20X1

Dalam Jutaan Rupiah

20X2 20X1

ASET

Aset lancer xxxx xxxx

Kas dan Setara Kas xxxx xxxx

Piutang Bunga xxxx xxxx

Persediaan dan Biaya di bayar dimuka xxxx xxxx

Piutang lain-lain xxxx xxxx

Investasi jangka pendek xxxx xxxx

Aset tidak lancer xxxx xxxx

Properti investasi xxxx xxxx

Aset tetap xxxx xxxx

Investasi jangka panjang xxxx xxxx

Jumlah Aset xxxx xxxx

LIABILITAS

Liabilitas jangka pendek xxxx xxxx

Utang dagang xxxx xxxx

Pendapatan diterima dimuka yang dapat Dikembalikan

xxxx xxxx

Liabilitas jangka panjang xxxx xxxx

Kewajiban tahunan xxxx xxxx

Utang jangka panjang xxxx xxxx

Jumlah liatbilitas xxxx xxxx

ASET NETO

Tidak terikat xxxx xxxx

Terikat temporer (catatan B) xxxx xxxx

Terikat temporer (catatan C) xxxx xxxx

Jumlah aset neto xxxx xxxx

Jumlah aset neto xxxx xxxx

(41)

28.

4. Laporan Aktivitas

Informasi dalam laporan aktivitas, yang di gunakan bersama dengan pegungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya yang dapat membantu memberi sumber daya yang tidak mengharapka pembayaran kembali. Tujuan laporan aktifitas merupakan menyedia informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa , bagaimana sumber daya dan pelaksanaan berbagi program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainya, dapat membatu memberi sumber daya yang tidak mengharapkan, pembayaran kembali, anggota, keditur, dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. Berikut merupakan format laporan aktivitas PSAK No. 45 sebagai berikut:

(42)

29. Tabel 2.2 Laporan Aktivitas

ENTITAS NIRLABA

Laporan aktivitas untuk tahun berakhirPer 31 Desember 20X2 Dalam Jutaan Rupiah

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT

Pendapatan xxxx

Sumbangan xxxx

Jasa layanan xxxx

Penghasilan investasi jangka panjang xxxx

Penghasilan investasi lain-lain xxxx

Penghasilan neto investasi jangka panjang sebelum di Realisasi

xxxx

Lain-lain xxxx

Jumlah xxxx

Aset neto yang berakhir pembatasannya xxxx

Pemenuhan program pembatasan xxxx

Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan xxxx

Berakhir pembatasan waktu xxxx

Jumlah xxxx

Jumlah pendapatan xxxx

Beban

Program A xxxxx

Program B xxxx

Program C xxxx

Manajemen dan umum xxxx

Pencarian dana xxxx

Jumlah beban xxxx

Kerugian akibat kebakaran xxxx

Jumlah xxxx

Kenaikan aset neto tidak terikat xxxx

Sumbangan xxxx

Penghasilan investasi jangka panjang penghasilan neto terealisasi dan belum

xxxx Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan xxxx

Aset neto terbebaskan dari pembatasan xxxx

Penurunan aset neto temporer xxxx

Berlanjut...

(43)

30. Tabel 2.2 Laporan Aktivitas

ENTITAS NIRLABA

Laporan aktivitas untuk tahun berakhirPer 31 Desember 20X2 Dalam Jutaan Rupiah

Lanjutan…

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN

Sumbangan xxxx

Penghasilan investasi jangka panjang penghasilan neto terealisasi dan belum

xxxx Terealisasi dari investasi jangka panjang xxxx Kenaikan aset Neto Terikat Permanen xxxx

KENAIKAN ASET NETO xxxx

ASET NETO AWAL TAHUN xxxx

ASET NETO AKHIR TAHUN xxxx

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan

1. Laporan Arus kas

Tujuan dari laporan kas merupakan penyajian informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Laporan arus kas di klasifikasi dalam arus kas yaitu sebagai berikut.

a. Aktifitas Operasi

Merupakan aktivitas penghasil utama pendapata entitas dan aktivitas lainnya yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.

b. Aktifitas Investasi

Merupakan aktivitas berupa perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk kas.

(44)

31. c. Aktivitas pedanaan Merupakan Aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Berikut merupakan format laporan arus kas PSAK 45, sebagai berikut : Tabel 2.3 Laporan Arus Kas

e r :

S t a n d a r s u m s u

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan

ENTITAS NIRLABA

Laporan arus kas untuk tahun berakhir pada 31 desember 20x2

(dalam jutaan rupiah) AKTIVITAS OPERASI

Kas dari pendapatan jasa xxxx

Kas dari pemberi sumber daya xxxx

Kas dari piutang lain-lain xxxx

Bunga dan deviden yang diterima xxxx

Penerimaan lain lain xxxx

Bunga yang dibayarkan xxxx

Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan supplier xxxx

Utang lain-lain yang dilunasi xxxx

Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas Kopersi

xxxx

AKTIVITAS INVESTASI xxxx

Penerimaan dan kontribusi terbatas: xxxx

Ganti rugi dari asuransi kebakaran xxxx

Pembelian peralatan xxxx

Penerimaan dan penjualan investasi xxxx

Kas neto yang diterima untuk aktivitas investasi xxxx

AKTIVITAS PENDANAAN xxxx

Penerimaan dan kontribusi terbatas dari: xxxx

Investasi dalam endowment xxxx

Berlanjut

(45)

32. Tabel 2.3 Laporan Arus Kas

S s s u m b e r

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan

d. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah suatu catatan yang mengungkapkan tentang :

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan disajikan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2) Informasi yang disajikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas.

Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar.

ENTITAS NIRLABA

Laporan arus kas untuk tahun berakhir pada 31 desember 20x2

(dalam jutaan rupiah) Lanjutan…

Investasi dalam endowment berjangka xxxx

Investasi bangunan xxxx

Investasi perjanjian bangunan xxxx

Aktivitas pendanaan lain xxxx

Bunga dan deviden berbatas untuk reinvestasi xxxx

Pembayaran kewajiban tahunan xxxx

Pembayaran utang wesel xxxx

Pembayaran liabilitas jangka panjang xxxx

Kas neto yang diterima untuk aktivitas pendanaan xxxx KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM

KAS SETARA KAS

xxxx KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN xxxx KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN xxxx

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Angelia Novrina M.T. 2014. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No.45 Pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana Universitas Sam Ratulangi Manado. Skripsi.

Buchori, Achmad. 2017. Implementasi PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (Study Kasus Pada Panti Asuhan Muhammadiyah Karang Pilang Surabaya). Skripsi.

Creswell, John W. 2015. Penelitian kualitatif & desain dan riset. Yogyakarta: edisi 3.

Pustaka Pelajar.

Gunawan, Imam. 2015. Metode kualitatif teori dan praktek. Jakarta: Bumi aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2011. Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No.45.

Jakarta: Dewan Standart Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2015. Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No.1.Jakarta: Dewan Standart Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.

Jianti, Ervina. 2017. Penerapan Akuntansi Pokok Organisasi Nirlaba Pada Masjid Al- Jihad Banjarmasin Berdaarkan PSAK No.45.

Jusup, Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Khoirotul. 2018. Akuntabilitas pegelolaan keuangan masjid: PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Study Pada Masjid Al-Islami Jenderal M.Jusuf). Skripsi.

Liana, Melva, 2016. Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Pada Yayasan Panti Asuhan Subullussalam Palembang. Skripsi.

Martani, Dwi, 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta:

Salemba Empat.

Pujileksono, Sugeng. 2016. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:

Kelompok Instans Publishing.

Rudianto. 2018. Akutansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.

(47)

Sri, Wahyuni. 2016. Evaluasi Implementasi pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Pada Organisasi Nirlaba (Study kasus Panti Asuhan mandhani siwi PKU MuhammadiyahPurbalingga). Skripsi.

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: cetakan 16, Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004, tentang Yayasan

(48)

33. 5. Kerangka Pemikiran

Pembahasan penelitian ini di dasarka oleh keragka berfikir seperti berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah

Sidoarjo

Mengindentifikasi Laporan Keuangan Yayasan Sosial Sabilillah AN Nahdliyah

Sidoarjo

Menyusun Laporan Keuangan PSAK NO 45 Pada Laporan Keuangan Yayasan Sosial

Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo

Laporan Keuangan Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo Berdasarkan PSAK

NO.45

Kesimpulan

(49)

134.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, dihaslikan beberapa kesimpulan berikut, antara lain:

1. Dapat diambil kesimpulan bahwa yayasan Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo belum menerapkan PSAK No. 45 yaitu tentang pelaporan Keuangan entitas Nirlaba.

2. Laporan Keuanga Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo Hanya sekedar Pemasukan dan Pengeluaran yang di paparkan di buku kas yayasan.

3. Aset yang di miliki oleh Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo belum dilakukan perhitungan Akumulasi Penyusutanya.

4. Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliayah Sidoarjo Belum Membuat kebijakan Akuntansi Yang relevan yang dapat di andalkan dalam penyusunan laporan keuangan.

5. Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo juga belum mengelompokkan aset neto yang berdasarkan PSAK No. 45, yang berdasarkan PSAK 45 adalah asset neto terikat dan asset neto tidak terikat.

(50)

135.

6. Dalam pengelolaan dana pada Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah sidoarjo ini sudah baik hanya saja belum efektif dan efisien, karena cara menyajikan laporan keuangan yang belum sesuai dengan standar yang berlaku.

B. Saran

Penelitian ini difokuskan pada penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45, disarankan penelitian selanjutnya untuk menambah ruang lingkup penelitian menjadi lebih luas lagi, seperti mencakup pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan. Dan semoga format laporan keuangan ini dapat membantu pihak Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah Sidoarjo dalam membuat laporan keuangan kedepannya.

(51)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Yayasan Sosial Sabilillah An Nahdliyah

Referensi

Dokumen terkait

1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK No 45 tentang entitas nirlaba yang dilakukan oleh Yayasan Sosial Panti

45 (2010:2) laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan PSAK no. 45 Entitas Nirlaba dan penyusunan laporan keuangan di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Metode penelitian

PSAK No. 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba agar mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi. Berikut ini

Pondok Pesantren Salafiyah Putra Putri Al-Miftah Lil Ulum tidak membuat laporan arus kas yang sesuai dengan format PSAK No.45 serta catatan atas laporan keuangan juga tidak

Selain itu apabila dilihat di dalam PSAK No.45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ditunjukkan tentang bagaimana format bentuk dari laporan keuangan yang terdapat

45 (2012:1) laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang

Selain itu apabila dilihat di dalam PSAK No.45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ditunjukkan tentang bagaimana format bentuk dari laporan keuangan yang terdapat