• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS BESAR ALIRAN AIR DALAM TANAH

N/A
N/A
willy

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS BESAR ALIRAN AIR DALAM TANAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BESAR

ALIRAN AIR DALAM TANAH Diampu oleh :

Ir. Pangeran Holong Sitorus, ST., M.T

Dibuat oleh

Ilien Chesha Aryani (20611026) Gitta Trixie Wayar (20611043) Dimas Chandra Prabowo (20611038) Muhammad Iqbal Aillah Walilo (20611048)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-NYA lah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan, yang merupakan salah satu kewajiban dari mata kuliah Aliran Air Dalam Tanah.

Laporan ini saya buat sebagaimana mestinya, sesuai dengan literatur yang saya dapatkan baik dari buku maupun media lainnya. Oleh karena itu saya sangat

berterimakasih apabila ada yang menyampaikan saran serta kritikan demi kesempurnaan tugas saya.

Disamping itu, tak lupa saya berterimakasih kepada dosen dan teman-teman se- program Studi Teknik Sipil Universitas Yapis Papua yang telah membimbing saya dan bantuan dari teman-teman sehingga makalah ini dapaat terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua.

Jayapura, 16 Desember 2023

Kelompok 1

(3)

REVIEW JURNAL

TUGAS BESAR ALIRAN AIR DALAM TANAH Penulis

Tahun

Risman, 2011

Judul (1) Analisa Daya Dukung Tanah Lempung Yang DiStabilisasi Dengan Kapur dan Pasir.

Abstrak Pengaruh penambahan kapur dan pasir pada tanah lempung terhadap CBR tanah, penelitian dilakukan pengujian laboratorium pada campuran tanah lempung dengan variasi penambahan kapur dan pasir. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kapur dan pasir pada tanah lempung dapat meningkatkan nilai CBR tanah baik pada kondisi tanpa rendaman maupun dengan rendaman. Penambahan pasir 15% dan penambahan kapur 10% kedalam campuran tanah lempung dapat memberikan nilai CBR yang maksimum. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa presentase kapur dan pasir optimum untuk mencapai kepadatan dan daya dukung tanah maksimum adalah 10% kapur dan 15% pasir.

Tujuan 1. Untuk membuktikan bahwa stabilisasi dengan bahan kapur dan pasir pada tanah tempung dapat meningkatkan berat isi kering maksimum, kadar air optimum dan meningkatkan daya dukung tanah (CBR) 2. Untuk mengetahui presentase kapur dan pasir optimum sehingga

diperoleh kepadatan dan daya dukung tanah maksimum

Metode a. Diambil contoh tanah dan kapur dari lokasi penelitian dan pasir muntiran dari toko bahan bangunan.

b. Dilanjutkan dengan studi literatur yang mengkaji penelitian serupa yang telah dilakukan.

c. Pengujian laboratorium dilakukan dengan menyiapkan bahan uji kapur, pasir dan tanah (5%, 10%, 15%)

Hasil 1. Penambahan pasir 15%, kapur 10% kedalam campuran tanah dapat meningkatkan daya dukung tanah (CBR)

2. Di temukannya presentase hasil dari penelitian meningkat pada kondisi tanpa rendaman maupun rendaman

(4)

Penulis Tahun

Maryati, Yayuk Apriyanti 2016

Judul (2) Analisis Perbandingan Menggunakan Penggunaan Limbah Gypsum dengan Semen Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Lempung

Abstrak Tanah lempung merupakan tanah yang banyak bermasalah karena mempunyai plastisitas yang tinggi dan permeabilitas yang rendah sehingga proses konsolidasi membutuhkan waktu yang lama. Sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah dengan proses stabilisasi. Pada penelitian ini, stabilisasi untuk tanah lempung menggunakan limbah gypsum dengan tiga variasi campuran yaitu 5%, 10% dan 15% dari berat tanah kering.

Tanah lempung yang telah dicampur dengan limbah gypsum diperam selama 7 hari, kemudian dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah gypsum terhadap parameter hasil uji konsolidasi dan perbandingan penggunaan limbah gypsum dengan semen sebagai bahan stabilisasi tanah lempung ditinjau dari parameter hasil uji konsolidasi, penurunan

konsolidasi dan biaya yang yang harus dikeluarkan. Dari hasil pengujian konsolidasi tanah asli didapat nilai koefisien konsolidasi (Cv) sebesar 0,0318 cm2 /detik, nilai indeks kompresi (Cc) sebesar 0,0086 dan tekanan prakonsolidasinya ( ' Pc ) yaitu 0,427 kg/cm2 . Dengan adanya

penambahan limbah gypsum pada kadar campuran 15%, nilai Cv meningkat signifikan menjadi 0,0519 cm2 /detik, nilai ' Pc mengalami kenaikan maksimum sebesar 0,441 kg/cm2 sedangkan untuk nilai Cc mengalami penurunan maksimum sebesar 0,0086. Dari hasil analisis, tanah yang distabilisasi dengan limbah gypsum dan dengan semen terkonsolidasi secara normal dan nilai ' Pc mengalami kenaikan

maksimum pada kadar 15% masing-masing sebesar 0,441 kg/cm2 untuk limbah gypsum dan 0,487 kg/cm2 untuk semen. Peningkatan nilai koefisien konsolidasi (Cv) tertinggi dan penurunan nilai indeks kompresi (Cc) terendah untuk kedua bahan stabilisasi terjadi pada kadar variasi campuran 15%. Nilai Cv tanah yang distabilisasi dengan limbah gypsum sebesar 0,0519 cm2 /detik dan 0,0588 cm 2 /detik untuk tanah yang distabilisasi dengan semen sehingga perbedaan nilai Cv sebesar 11,73%, sedangkan nilai Cc tanah yang distabilisasi menggunakan limbah gypsum dengan semen masing-masing sebesar 0,0086 dan 0,0031 sehingga perbedaan nilai Cc sebesar 177,42%. Penurunan konsolidasi terkecil untuk kedua bahan stabilisasi terjadi pada kadar variasi campuran 15 % yaitu sebesar 3,24 cm untuk tanah yang distabilisasi dengan limbah gypsum dan 1,25 cm untuk tanah yang distabilisasi dengan semen.

Sehingga perbedaan nilai penurunan konsolidasi keduanya adalah 159,2%. Biaya penggunaan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi tanah lempung lebih ekonomis dibandingkan semen. Biaya total dari penggunaan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi sebesar Rp 3.600.000,00 sedangkan biaya penggunaan semen sebagai bahan

(5)

stabilisasi Rp 136.725.000,00.

Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah gypsum

terhadap parameter hasil uji konsolidasi tanah lempung di wilayah Kelurahan Selindung, Kecamatan Pangkalbalam, Kota

Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui perbandingan penggunaan limbah gypsum dengan semen sebagai bahan stabilisasi tanah lempung ditinjau dari parameter hasil uji konsolidasi, penurunan konsolidasi dan biaya yang harus dikeluarkan

Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Uji pemadatan untuk menentukan kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum menggunakan lima lapisan (Modified Proctor) . b. Pengujian konsolidasi tanah lempung dilakukan dengan menggunakan

alat Oedometer untuk mengetahui perilaku konsolidasi dari tanah lempung

c. Pengujian koefisien konsolidasi (Cv) menggunakan metode akar waktu (Square Root of Time Method) dengan cara menggambarkan hasil uji konsolidasi pada grafik hubungan akar waktu terhadap penurunan tebal sampel

Hasil 1. Penambahan limbah gypsum memberikan pengaruh terhadap parameter hasil uji konsolidasi tanah lempung, di mana nilai koefisien konsolidasi (Cv) meningkat signifikan pada kadar campuran 15% limbah gypsum.

2. Tanah lempung terkonsolidasi secara normal dengan nilai tekanan prakonsolidasi (σcP) yang mengalami kenaikan maksimum pada variasi campuran 15% limbah gypsum.

3. Nilai indeks kompresi (Cc) tanah lempung menurun secara signifikan pada kadar 15% limbah gypsum.

4. Parameter hasil uji konsolidasi tanah lempung yang distabilisasi menggunakan semen memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tanah lempung yang distabilisasi dengan

(6)

limbah gypsum.

5. Peningkatan nilai koefisien konsolidasi (Cv) tertinggi dan

penurunan nilai indeks kompresi (Cc) terendah untuk kedua bahan stabilisasi terjadi pada kadar variasi campuran 15%.

6. Biaya penggunaan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi tanah lempung lebih ekonomis dibandingkan dengan semen

(7)

Penulis Tahun

Sjelly Haniza, Harnedi Maizir, Danil Jesa Putra

Judul (3) Analisa Karakteristik Tanah Dasar Lempung Menggunakan Metode Stabilitas Aspal Emulsi

Abstrak Struktur jalan paling akhir menerima beban pada konstruksi jalan adalah tanah dasar. Kemampuan tanah dasar (daya dukung) dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan California Bearing Ratio (CBR) laboratorium ataupun dari CBR lapangan. Permasalahan yang sering dihadapi terutama jalan di Provinsi Riau khususnya pekanbaru tanah dasar merupakan tanah lunak berupa lempung dengan plastisitas tinggi. Salah satu cara untuk

meningkatkan daya dukung tanah dasar tersebut menggunakan metode stabilisasi tanah dengan aspal emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakteristik tanah dasar lempung organik dengan plastisitas tinggi (CH) berdasarkan Unified Soil Clasification System (USCS). Stabilisasi menggunakan aspal emulsi jenis Cationik Rapid Setting (CRS) dengan variasi penambahan 4%, 6%, 8% dan 10%. Hasil pengujian diperoleh nilai CBR tertinggi pada penambahan kadar aspal emulsi 8% sebesar 6,05%. Pengujian terhadap kuat tekan bebas diperoleh pada penambahan aspal emulsi kadar 10% sebesar 0,174 MPa. Hasill pengujian yang direkomendasikan untuk tanah lempung organic dengan plastisitas tinggi adalah pemakaian kadar aspal 8%, dengan nilai CBR 6,05% dan UCS 0,141 MPa.

Tujuan 1. Untuk membuktikan bahwa stabilisasi dengan bahan kapur dan pasir pada tanah tempung dapat meningkatkan berat isi kering maksimum, kadar air optimum dan meningkatkan daya dukung tanah (CBR) 2. Untuk mengetahui presentase kapur dan pasir optimum sehingga

diperoleh kepadatan dan daya dukung tanah maksimum Metode Penelitian ini menggunakan metoda stabilisasi tanah dengan

menggunakan aspal emulsi. Material yang digunakan berupa tanah berjenis lempung dengan plastisitas tinggi, aspal emulsi dengan jenis kationik. Campuran dibuat dengan beberapa variasi penambahan kadar aspal emulsi sebesar 4%, 6%, 8% dan 10%. Pemeriksaan daya dukung tanah dengan CBR dan UCS. Hasil yang diperoleh untuk mengetahui perubahan karakteristik tanah lempung tersebut

Hasil a. Penambahan kadar aspal emulsi pada stabilisasi tanah lempung cenderung menurunkan nilai OMC dan meningkatkan nilai MDD b. Pemakaian aspal emulsi terhadap daya dukung tanah memberikan

kenaikan sampai kadar 8% dan mengalami penurunan pada

(8)

penambahan 10%

(9)

Penulis Tahun

Agmi Dimas Isbusandi, Masayu Widiastuti, Heri Sutanto, 2018

Judul (4) Analisis Pengaruh Penggunaan Geotekstil Terhadap Peningkatan Daya Dukung Fondasi Dangkal pada Tanah Lempung di Kota Samarinda

Abstrak alam perencanaan suatu bangunan haruslah diperhatikan kemampuan tanah tersebut dalam memikul gayagaya di atasnya, sehingga kegagalan konstruksi akibat keruntuhan tanah dapat dihindari. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu perkuatan tanah sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanah yang diuji berdasarkan sistem klasifikasi Unified dan AASHTO, mengetahui nilai daya dukung ultimit (qult) untuk tanpa perkuatan, 1 lapis serta 2 lapis geotekstil, dan mengetahui persentase peningkatan daya dukung tanah lempung pada fondasi dangkal ditinjau dari nilai Bearing Capacity Ratio (BCR). Geotekstil merupakan salah satu jenis geosintetik yang berfungsi untuk memperbesar daya dukung tanah.

Dalam penelitian ini, prosedur yang dilakukan adalah pengujian sifat fisis tanah untuk memastikan sampel tanah yang diuji merupakan tanah

lempung sesuai sistem klasifikasi Unified dan AASHTO. Uji pembebanan fondasi dangkal dilakukan dengan menggunakan tiga model uji yang berbeda untuk masing-masing tanah sampel, untuk mendapatkan kapasitas daya dukung dari pemodelan yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel tanah yang digunakan termasuk tanah lempung sesuai sistem klasifikasi Unified dan AASHTO. Sampel tanah yang menggunakan perkuatan 1 lapis dan 2 lapis geotekstil mengalami peningkatan daya dukung ultimit dibandingkan dengan sampel tanah tanpa perkuatan, yang juga dapat dilihat dari nilai Bearing Capacity Ratio (BCR).

Tujuan Tujuan penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan geotekstil terhadap peningkatan daya dukung fondasi dangkal pada tanah lempung di Kota Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanah yang diuji, nilai daya dukung tanah tanpa perkuatan, serta persentase peningkatan daya dukung tanah lempung pada fondasi dangkal

Metode Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini meliputi pengujian sifat fisis tanah untuk memastikan sampel tanah yang diuji merupakan tanah lempung sesuai sistem klasifikasi Unified dan AASHTO. Selain itu, dilakukan uji pembebanan fondasi dangkal dengan menggunakan tiga model uji yang berbeda untuk masing-masing tanah sampel, untuk

(10)

mendapatkan kapasitas daya dukung dari pemodelan yang dibuat Hasil Hasil penelitian dari jurnal ini menunjukkan bahwa sampel tanah yang

digunakan termasuk tanah lempung sesuai sistem klasifikasi Unified dan AASHTO. Sampel tanah yang menggunakan perkuatan 1 lapis dan 2 lapis geotekstil mengalami peningkatan daya dukung ultimit dibandingkan dengan sampel tanah tanpa perkuatan, yang juga dapat dilihat dari nilai Bearing Capacity Ratio (BCR). Dengan demikian, penggunaan geotekstil dapat meningkatkan daya dukung tanah lempung pada fondasi dangkal.

(11)

Penulis Tahun

Febiola Nasrani Landangkasiang, Oktovian B. A. Sompie, J. E. R.

Sumampouw, 2020

Judul (5) Analisis Geoteknik Tanah Lempung Terhadap Penambahan Limbah Gypsum

Abstrak Tanah lempung merupakan merupakan jenis tanah dengan kondisi daya dukung dan kuat geser yang rendah, diperlukan stabilitas perbaikan tanah secara kimiawi. Parameter yang dapat diketahui apakah tanah tersebut daya dukungnya baik atau tidak bisa dilihat dari nilai CBR dan nilai kuat geser. Penelitian ini menggunakan limbah gypsum sebagai bahan

stabilisasi, yaitu dengan menambahkan limbah gypsum dengan variasi campuran 5%, 10%, 15%, dan 20% gypsum terhadap berat contoh tanah.

Tujuannya untuk meningkatkan nilai CBR dan kuat geser pada tanah lempung. Berdasarkan hasil penelitian, untuk nilai CBR pada kondisi tanah asli sebesar 1,52% dan terus mengalami peningkatan hingga pada campuran 10% sebesar 3.05% kemudian kembali turun pada campuran 15% menjadi 2.38% dan pada campuran 20% menjadi 1.91%. Untuk nilai tegangan geser pada kondisi tanah asli sebesar 3.152 t/m2 dan terus mengalami peningkatan hingga pada campuran 15% sebesar 6.174 t/m2 kemudian kembali turun pada campuran 20% menjadi 5.088 t/m2 . Dapat disimpulkan bahwa untuk nilai CBR maksimum terjadi pada sampel tanah yang dicampur dengan limbah gypsum dengan kadar campuran 10%, sedangkan untuk nilai tegangan geser maksimum berada pada kadar campuran 15%.

Tujuan Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menguji pengaruh penambahan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi pada tanah

lempung terhadap nilai CBR dan kuat geser. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui campuran limbah gypsum yang paling efektif dalam meningkatkan daya dukung tanah lempung.

Metode Metode yang digunakan dalam jurnal ini meliputi pengumpulan sampel tanah dari desa Sawangan kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, identifikasi lempung berdasarkan klasifikasi USCS & AASHTO, serta pengujian CBR laboratorium rendaman dan kuat geser tanah dengan uji triaksial Unconsolidated Undrained Test (UU test)

Hasil Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa penambahan limbah gypsum pada tanah lempung dapat meningkatkan nilai CBR dan kuat geser. Hasil percobaan menunjukkan bahwa campuran dengan 10%

limbah gypsum memberikan nilai CBR maksimum. Selain itu, penelitian ini juga mengklasifikasikan tanah lempung sebagai lempung anorganik

(12)

dengan plastisitas tinggi, termasuk dalam kelompok campuran CH.

(13)

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari tugas besar mereview 5 jurnal Aliran Air Dalam Tanah terdapat beberapa hasil sebagai berikut :

1. Dari hasil jurnal pertama ini dapat disimpulkan bahwa penambahan kapur dan pasir pada tanah lempung dapat meningkatkan kepadatan dan nilai daya dukung/CBR (Clifornia Bearing Ratio) tanah.

2. Dari hasil jurnal kedua dapat disimpulkan Penambahan limbah gypsum memberikan pengaruh terhadap parameter hasil uji konsolidasi tanah lempung 3. Dari hasil jurnal ketiga dapat disimpulkan Penambahan kadar aspal emulsi pada

stabilisasi tanah lempung cenderung menurunkan nilai OMC (Optimum moisture content) dan meningkatkan nilai MDD (Maximum Dry Density), 4. Dari hasil jurnal keempat dapat disimpulkan Jenis tanah berdasarkan sistem

klasifikasi Unified untuk sampel tanah A adalah OH yaitu lempung organik dan sampel tanah B adalah CL yaitu lempung tak organik.

5. Dari hasil jurnal kelima dapat disimpulkan Tanah lempung yang distabilisasi dengan limbah gypsum 5% sampai dengan 10% menunjukan adanya

peningkatan nilai CBR rendaman sampai pada kadar limbah gypsum 10% dan setelah kadar 15% nilai CBR mulai menurun sesuai dengan grafik.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Artikel, S. (2020). Analisis Karakteristik Tanah Dasar Lempung Menggunakan Metode Stabilisasi Aspal Emulsi. 01, 37–41.

Di, L., & Samarinda, K. (2018). Analisis pengaruh penggunaan geotekstil terhadap peningkatan daya dukung fondasi dangkal pada tanah lempung di kota samarinda.

2(November), 48–56.

Landangkasiang, F. N., Sompie, O. B. A., Sumampouw, J. E. R., Teknik, F., Sipil, J., Sam, U., Manado, R., & Belakang, L. (2020). Analisis geoteknik tanah lempung terhadap penambahan limbah gypsum. 8(2), 197–204.

(Apriyanti et al., 2016)Apriyanti, Y., Teknik, J., Fakultas, S., Universitas, T., Belitung, B., & Gypsum, L. (2016). ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN LIMBAH GYPSUM DENGAN SEMEN SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH. 4.

(Kapur & Pasir, 1995)Kapur, D., & Pasir, D. A. N. (1995). No Title.

Referensi

Dokumen terkait

Proses stabilisasi tanah tersebut dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan stabilisator seperti gypsum, semen, bitumen,dan bahan-bahan olahan limbah pabrik seperti

D., Iskandar R .2014, Studi Experimental Perbandingan Perilaku Kuat Geser Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Bahan Pencampur Gypsum dan Semen ,

Pengaruh Penggunaan Semen Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Daerah Lembung Bukit Terhadap Nilai CBR Tanah.. Jurnal REKAYASA

Pengujian ini dilakukan untuk pengaruh elektroosmosis pada tanah lempung ditinjau dari parameter konsolidasi dengan penambahan abu ampas tebu sebesar 10% dari

Tugas Akhir dengan judul “Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Di Daerah Godong KM-51 Dengan Menggunakan Gypsum Atau Arang” disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

Konsoli dasi 9 Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang lempung NC dan OC dan mengalisi penurunan konsolidasi pada berbagai lapisan tanah lempung Menjelaskan karateristik

Racangan Benda Uji Stabilisasi tanah lempung yang membedakan dengan penelitian ini adalah memanfaatkan abu ampas tebu dan limbah karbit sebagai bahan stabilisasi tanah lempung

Studi pengaruh campuran arang tempurung kelapa terhadap sifat konsolidasi tanah lempung untuk perbaikan dan stabilisasi