Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya sebagai sebuah empayar yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Wikramawardhana memerintah hingga 1426 dan digantikan oleh puterinya, Ratu Suhita, yang memerintah dari 1426 hingga 1447. Para penguasa Majapahit adalah keturunan keluarga kerajaan Singhasari, yang dipelopori oleh Sri Ranggah Rajasa, pengasas dinasti Rajasa pada akhir zaman. abad ke-13.
Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh. Informasi yang ada diperoleh dari Yupa/Prasasti pada upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ia juga dikenal sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembangun keluarga. Aswawarman mempunyai 3 orang putra, salah satunya adalah Mulawarman. Kerajaan Kutai seakan sudah tidak terlihat lagi oleh dunia luar akibat minimnya komunikasi dengan pihak asing sehingga hanya sedikit orang yang pernah mendengar namanya. Raja ini pernah melaksanakan upacara “Aswa Medha”, yaitu upacara perawatan kuda. Konon Raja Aswawarman ibarat Dewa Ansuman (Dewa Matahari).
Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang berdiri antara tahun 932 hingga tahun 1579 Masehi. di Pulau Jawa bagian barat (Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat dan sebagian Pulau Sumatera. Kerajaan ini mempunyai corak Budha dan Hindu, kemudian sekitar abad ke 14 diketahui kerajaan ini pernah beribukota di Pakuan Pajajaran dan mempunyai dua ka Kerajaan Sunda runtuh setelah ibu kota kerajaan direbut oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara itu, dua pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda juga pernah direbut.
Berdasarkan naskah kuno Primer Bujangga Manik (yang menceritakan perjalanan Bujangga Malik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat suci Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), saat ini disimpan di Perpustakaan Boedlian, Universitas Oxford, Inggris, sejak tahun 1627. Batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (“Sungai Pamali”, sekarang disebut Kali Brebes) dan Ci Serayu (sekarang disebut Kali Serayu) di provinsi Jawa Tengah. Menurut naskah Wangsakerta, wilayah Kerajaan Sunda juga mencakup wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung melalui perkawinan antara keluarga kerajaan Sunda dan. Bukti paling awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7, seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.
Selain itu, prasasti tertua yang berkaitan dengan Sriwijaya juga berasal dari abad ke-7, yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang pada tahun 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah-daerah bawahan mulai melemah akibat beberapa peperangan, termasuk serangan Raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990. , dan pada tahun 1025 terjadi serangan Rajendra Chola 1 dari Coromandel, kemudian pada tahun 1183. Setelah jatuhnya kerajaan ini, kerajaan ini dilupakan dan keberadaannya baru ditemukan kembali pada publikasi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Coedes dari Ecole Francaise d 'Orientasi Ekstrim.
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara sepanjang abad ke-10, namun pada akhir abad ini Kerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan maritim baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya. Serangan dari Pulau Jawa ini diyakini terjadi sekitar tahun 990an yaitu antara tahun 988 hingga tahun 992 pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa. Kerajaan Medang berhasil merebut Palembang untuk sementara pada tahun 992, namun kemudian pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya.Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan penyerangan Jawa ke Pulau Sumatera. Kalinga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Cina) adalah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat kerajaan ini mungkin belum jelas.
Kalinga sudah ada pada abad ke 6 Masehi dan diketahui keberadaannya dari sumber Tiongkok.Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima yang terkenal mempunyai aturan bahwa siapapun yang mencuri akan dipenggal.
PENINGGALAN
Kerajaan Singhasari, atau sering ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan pada tahun 1222 oleh Ken Arok. Pada tahun 1275, ia mengirimkan prajurit dalam Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatera sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi Mongol. Kerajaan ini akhirnya dinilai takluk dengan mengirimkan bukti patung Amoghapasa dari Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Nagarakretagama menyebutkan wilayah-wilayah bawahan Singhasari di luar Jawa pada zaman Kertanagara, antaranya Melayu, Bali, Pahang, Gurun dan Bakulapura. Kerajaan Singhasari yang sibuk menghantar pasukan tenteranya ke luar Jawa, akhirnya mengalami keruntuhan dalaman. Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah kerajaan yang pernah berkuasa di bahagian barat Pulau Jawa pada abad ke-4 hingga ke-7 Masehi.
Dalam catatan sejarah dan sisa-sisa artefak di sekitar lokasi kerajaan terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma merupakan kerajaan Hindu yang berbasiskan Wisnu. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian sungai Gomati dan Candrabaga (Sungai Bekasi) sepanjang 6.112 lanset (sekitar 11 km). Dari prasasti tersebut diketahui bahwa kerajaan ini diperintah oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan memerintah hingga tahun 382 M.
Prasasti tersebut menggambarkan penggalian sungai Candrabaga di Rajadirajaguru dan penggalian sungai Gomati sepanjang 6.112 tombak atau 12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22. Di Bogor, prasasti tersebut ditemukan di Pasir Muara, di pinggir sawah, tak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.
Raja-raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Timur, serta banyak membangun candi bercorak Hindu dan Budha. Istana Kerajaan Medang (Rajya Medang i Bhumi Mataram) konon berdiri di kawasan ini. Istilah Mataram kemudian sering digunakan untuk menyebut kerajaan secara keseluruhan, meskipun kerajaan itu tidak selalu berpusat di sana.
Bahkan, pusat kerajaan Medang telah beberapa kali mengalami pergeseran, bahkan hingga ke wilayahnya.Menurut perkiraan, Mataram terletak di wilayah Yogyakarta sekarang. Istana terakhir yaitu Wwatan yang sekarang bernama Wotan terletak saat ini di daerah Madiun, Jawa Timur.