TUGAS KAPITA SELEKTA BUDAYA NUSANTARA INTERIOR DAN BUDAYA NUSANTARA
DOSEN PENGAMPU :
PUTRI SEKAR HAPSARI, S.SN., M.A
DI SUSUN OLEH : DEWI SINTIA PURBASARI
211501055
DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
2021/2022
REVIEW JURNAL I Judul : IMPLEMENTASI KEKAYAAN
NUSANTARA PADA DESAIN INTERIOR LOBBY THE APURVA KEMPINSKI BALI Volume dan Tahun : Vol.4, April 2021
Nama Jurnal : Porsiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Penulis : Ni Kadek Yuni Utami dan Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Reviewer : Dewi Sintia Purbasari
1. Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh modernisasi membuat bangunan dengan nuansa interior khas nusantara pada era modern yang kini eksistensinya sudah mulai jarang ditemukan.
Ciri khas penerapan kearifan lokal setempat yang menjadi unsur-unsur kebudayaan semakin punah seiring berkembangnya jaman modern ini. Akan tetapi dijaman modern ini beberapa arsitek dan desainer interior menjadikan hal itu sebagai sebuah tantangan yang menghasilkan karya-karya dengan penerapan kembali unsur unsur kebudayaan nusantara pada bangunan dalam bentuk transformasi desain.
2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengatahui lebih dalam mengenai implementasi kekayaan budaya nusantara pada desain interior lobi sebab desain lobby resor hotel yang menarik ana berpengaruh terhadap minat pengunjung. Hal ini dapat dikatakan bahwa lobi juga memiliki pengaruh dalam meningkatkan citra resor hotel.
3. Permasalahan Budaya yang berkaitan dengan nusantara yang kini mulai tergusur oleh adanya modernisasi. Budaya nusantara perlu dilestarikan dan dikembangkan meskipun era modernisasi telah menyebar luas. Salah satu pelestarian budaya nusantara yaitu dengan mengimplementasikan kekayaan nusantara pada interior supaya unsur budaya tetap ada dimasa mendatang.
4. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian analisis deskriptif melalui oendekatan kualitatif yang dijelaskan dengan beberapa tahapan untuk memperoleh data. Tahap pertama dengan melakukan pengumpulan data studi melalui observasi langsung terhadap variabel elemen ruang dan dekorasi yang ada.
Tapa kedua melakukan proses pencarian dan pengkajian model yang diimplementasikan dalam desain lobi hotel. Tahap terakhir melakukan penginterpretasi data, kemudian data yang telah dianalisis akan menghasilkan suatu penemuan dan hipotesis tentang implementasi kekayaan budaya nusantara dalam sebuah
desain interior serta hasil yang muncul dari implementasi tersebut.
5. Pembahasan Implemetasi Kekayaan Nusantara pada Interior Lobi The Apurva Kempinski Bali
a. Elemen Lantai
Lantai dibuat sengaja dapat memantulkan pencahayaan low-light illumination untuk mendapatkan kesan elegan dan mewah. Material yang dipilih oleh desainer adalah Granit Labradorite Blue Madagaskar sebagain material seluruh lobi.
b. Elemen Dinding
Bagian desain dinding, desainer menempatkan empat area duduk yang masing-masing dibatasi oleh 12 x 8m panel partisi kayu jatiyang diukir oleh tangan seniman di beberapa daerah Indonesia.
c. Elemen Plafon
Plafon lobi terdapat aksen ketinggian ruang dengan menempatkan plafon yang berlapis diadaptsi dari desain plafon pendopo. Plafon dibuat lima lapisan terbesar diletaakkan ditengah lobi yang seolah menyambut pengunjung dengan kemegaha. Pencahayaan sebagai aksen yang dramatis disetiap lapisannya membuat plafon terkesan memberi penekanan akan skala manusia dan memberikan pantulan cahaya pada lantai.
d. Elemen Dekorasi dan Ornamen
Elemen dekorasi dan ornamen yang digunakan baik artwork maupun furniture secara keseluruhan menggunakan produk dari desainer dan seniman lokal.
Dari uraian diatas Roby Dodo sebagai desainer membawa kemegahan nusantara melalui prinsip-prinsip modern. Salah satunya mengadopsi morfologi pendopo. Pendopo merupakan bagian dari sebuah rumah tradisional Jawa yang mempunyai arti penting, selain karena letaknya yang terdapat pada bagian paling depan dari sebuah rumah tinggal, juga difungsikan sebagai tempat untuk bersosialisasi, bertemu dengan keluarga, menerima tamu dan menyelenggarakan pesta (Hidayatun,1999; 37-39).
Perpaduan desain kekinian dalam pemillihan material lantai berbeda dari budaya tradisional justru menbuat sebuah konmbinasi antara prinsipa desain modern dapat terpenuhi.
Bakhtiar (2014) menyebutkan bahwa pemikiran desain nusantara adalah desain yang mampu menerima teknologi modern namun tetap menghargai ragam masa lampau. Unsur budaya nusantara diimplementasikan juga pada bentuk dan pola
ragam hias Gebyok yang dikombinasikan pada partisi lobi dengan skala dan penyederhanaan motif ukiran dibuat tanpa mengurangi esensi dari proporsi dan keseimbangan sebuah kekayaan nusantara yang diangkat.
6. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian yaitu implemetasi kekayaan nusantara pada desain interior lobi hotel The Apurva Keminski berupa morfologi pendopo dan gebyok yang sejalan dengan pemikiran desain nusantara. Ideologi Bhineka Tunggal Ika yang tidak mengkotak-kotakkan, pemilihan pendopo dan gebyok sebagai wakil perwujudan kekayaan Indonesia yang beragam.
Esensi, proporsi dan keseimbangan tetap dipertahankan sebagai penghargaan terhadap sejarah dan tradisi. Budaya nusantara kekinian diaplikasikan dengan kombinasi prinsip modern, skala, dan material tambahan yang unik, membuat desain lobi mampu memperlihatkan keindahan nusantara. Dari pembahasan, kekayaan nusantara adalah sebuah hal yang terus berkembangn, kombinasi, dan perpaduan yang dapat dilakukan untuk menjadikan desain nusantara yang berkelanjutan.
Pengadaptasian elemen masa lampau yang diinterpretasikan dalam wujud yang baru adalah salah satu cara untuk tetap mempertahankan kekayaan nusantara baik dalam arsitektur maupun desain.
7. Kelebihan Penelitian ini menggunakan teori dan referensi yang sangat jelas sehingga sangat mudah dipahami secara runtut. Penulisan menggunakan referensi cukup banyak dan detail.
8. kekurangan Dokumentasi yang kurang jelas dan mendetail akan mempersulit dalam pemahaman.
REVIEW JURNAL II
Judul : PENGAPLIKASIAN RAGAM HIAS BUDAYA SOLO PADA DESAIN INTERIOR DAPUR SOLO DI JAKARTA
Volume, Hal dan Thn : Dimensi, Vol.14-No.1, hal 31-44, 2017
Penulis : Polniwati Salim, Amarena Neidiari, Grace Hartanti Reviewer : Dewi Sintia Purbasari
1. latar belakang Kota Solo identik dengan tradisi yang saat ini mulai menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Hal tersebut melatarbelakangi oleh budaya keraton solo yang sangat kuat mempengaruhi perilaku dan kehidupan masyarakat setempat dengan sebuah upacara dan ritual yang dilaksanakan.
Ragam hias budaya yang dihasilkan yaitu peda pengaruh dari budaya Hindu dan Jawa yang memiliki perlambangan dan makna tertentu, dan ragam hias ini dapat dijumpai pada arsitektur maupun interior dari bangunan Solo. Tidak hanya dikota Solo, ragam hias dan ornamen khas Solo kini dapat dijumpai di Jakarta pada ruang publik.
Dalam desian interior, ragam hias Solo dapat dijumpai pula di berbagai fasilitas ruang publik contohnya mall, hotel, toko, restoran ataupun kafe. Salah satu objek yang menjadi sasaran dalam melestarikan tradisi adalah arsitektur tradisional yang merupakan satu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias dan cara membuatnya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan aktifitas kehidupaan (Kepala Biro Hukum & Organisasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu melestarikan budaya bangsa melalui ragam hias Indonesia supaya dapat tercapai dengan baik selain itu juga untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan terhadap makna ragam hias yang tidak sesuai penempatanya sehingga memiliki arti yang berbeda.
3. Metodelogi penelitian Penelitian dilakukan dengan melakukan pengumpulan data literatur terhadap bermacam ragam hiaas budaya Solo yang diaplikasikan pada ukiran dan batik sebagai hasil kerajinan khas kota Solo dan sekaligus melakukan pendataan secara langsung di lapangan. Dari data lapangan itu didapat beberapa restoran yang dirasa layak untuk dieksplorasi lebih dalam terkait dengan penerapa ragam hias budaya Solo pada elemen interior restoran. Di restoran Dapur Solo terlihat adanya perpaduan antara ragam hias budaya Solo yang diaplikasikan secara modern pada interior restoran. Kegiatan penelitian yang berupa pendokumentasia fokus dilakukan pada aplikasi ragam hias budsya Solo pada interior restoran Dapur Solo. Dari data lapangan selanjutnya hasil pendokumentasian dibandingkan dengan data literatur terhadap jenis ragam hias budaya Solo, beberapa temuan yang dijumpai adanya ketidaksesuaian ataupun kesesuaian makna ankan disampaikan dalam kesimpulan dari penelitian.
4. Hasil penelitian Implementasi ragam hias pada elemen restoran Dapur Solo
Pintu utama restoran terdiri dari dua daun pintu yang menggunakan material kayu solid yang difinishing dengan melamikm berwarna dark brown. Detail pada pintu itdak terdapat ukiran khusus namun warna finishing kayu cukup memperkuat kesan tradisional Jawa-Solo. Lampu gantung dihiasi dengan motif kain batik Solo yang menerapkan ragam hias tumbuhan dan bunga. Kesederhanaan bentuk menampilkan kesan modern dan aplikasi kain batik sebagai nuansa nusantara tradisional.
Area kasir ditempatkan pada bagian depan dekat pintu masuk utama dengan menggunakan material top table berupa
multipleks finishing melamik natural, dan material untuk badan meja konter berupa glass stone berwarna putih ditambah dengan akse berupa lis stainless yang memberikan kesan modern dengan dipadukan dengan kain batik Solo sebagai penutup counter kasir. Void pada ruang makan, diatas sitting area menggunakan lampu gantung yang terbuat dari sangkar burung. Pengaplikasian dekorasi tersebut untuk menimbulkan kesan natural- tradisional. Area display makanan menggunakan meja untuk meletakkan showcase terbuat dari kayu finishing cat duco dan bagian bawah menggunakan motif anyaman dengan finishing berwarna coklat menimbulkan kesan natural- tradisional dengan top table granit hitam dan display kaca.
Pengaplikasian pendant lamp pada setiap grouping sitting area dengan menggunakan kain batik Solo motif batik kuno di Indonesia dari jaman keraton Mataran Kartasura, berasal dari kata Pereng yang berarti lereng dimana perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal.
5. Kesimpulan Hasil karya budaya yang perlu di jaga dan dilestarikan makna dan keberadaanya salah satunya ragam hias budaya Solo. Salah satu perencanaan ruang umum yang akan banyak melibatkan manusia sebagai pengguna ruang yaitu ruang publik. Dalam pengaplikaisan ragam hias Solo di Restoran Dapur Solo, dapat diketahui bahwa penerapan batik Solo, menjadi inspirasi utama dalam menyampaikan sentuhan budaya Solo dalam sebuah ruangan. Sebuah kebaruan dalam hal penerapan interior, namuan tentu akan menjadi lebih sempurna jika hal tersebut bisa didasari dengan pemahaman yang kuat terhadap pemilihan
jenis dan motif ragam hias yang digunakan, sehingga makna yang terkandung dapat terus diperhatikan da dilestarikan keberadaanya.
6. Kelebihan Menjelaskan dengan lengkap dan detail, menjelaskan urutan penelitian, rujukan dan referensi pada jurnal jelas dan mudah untuk dipahami.
7. Kekurangan Data dokumentasi kurang begitu jelas dan lengkap