TUGAS KELOMPOK STOPWATCH
PENGUKURAN DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
Dosen Pengampu: Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M.
Oleh :
Daniel Dimas Sencaki 230535001 Jihad Akbar Hidayatullah 40522100117 Muhammad Iqbal Ramdani 405221100111
Rizky Nasrullah 40522100117
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG
2023
2 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 2
DAFTAR GAMBAR ... 3
DAFTAR TABEL ... 4
BAB I PENDAHULUAN ... 5
1.1 Profil UMKM ... 5
1.2 Tujuan Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Studi Waktu ... 6
2.2 Pengukuran Waktu ... 7
2.3 Metode Jam Henti ... 7
2.3.1 Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data ... 7
2.3.2 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan ... 10
2.3.3 Perhitungan Waktu Baku ... 10
2.3.4 Penyesuaian ... 11
2.3.5 Kelonggaran ... 13
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 16
3.1 Pengumpulan Data ... 16
3.1.1 Dokumentasi Pengambilan Data ... 16
3.1.2 Alur Proses Produksi ... 17
3.1.3 Data Waktu Setiap Elemen Pekerjaan ... 18
3.2 Pengolahan Data ... 18
3.2.1 Uji Keseragaman Data ... 18
3.2.2 Uji Kecukupan Data ... 21
3.2.3 Waktu Baku ... 22
BAB IV ANALISIS ... 25
4.1 Hasil dan Pembahasan ... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
5.1 Kesimpulan ... 26
5.2 Saran ... 26
3 DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Pak Deden ... 16
Gambar 3. 2 Proses pembuatan susu murni ... 16
Gambar 3. 3 Proses Produksi ... 17
Gambar 3. 4 Grafik BKA dan BKB ... 21
4 DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tabel Penyesuaian Schumard ... 11
Tabel 2. 2 Tabel penyesuaian Westinghouse ... 12
Tabel 2. 3 Tabel faktor kelonggaran ... 15
Tabel 3. 1 Data waktu pekerjaan ... 18
Tabel 3. 2 tabel hasil pengukuran waktu ... 19
Tabel 3. 3 Tabel perhitungan standar deviasi ... 19
Tabel 3. 4 Tabel keseragaman data... 20
Tabel 3. 5 Tabel waktu pelayanan setelah dikuadratkan ... 22
Tabel 3. 6 Tabel uji kecukupan ... 22
Tabel 3. 7 Tabel Allowance ... 23
Tabel 3. 8 Tabel Hasil... 23
5 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Profil UMKM
Salah satu UMKM di kecamatan cicalengka adalah susu murni. Usaha susu murni yang dilakukan Pak Deden dimulai pada tahun 2020. Pak Deden merupakan warga asli Majalaya kelahiran tahun 1991 (32 tahun). Sebelum berjualan susu murni, Pak Deden bekerja di rumah makan dari tahun 2009. Ketika penyebaran covid mulai tinggi, terjadi pengurangan karyawan di rumah makan tempat Pak Deden bekerja, sehingga dari tahun 2020 sampai sekarang Pak Deden fokus berjualan susu murni.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalahh:
a) Mengidentifikasi jam kerja dan jam kerja efektif agar usaha susu murni dapat meningkatkan produktivitasnya.
b) Mampu melakukan pengukuran kerja.
c) Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan pengukuran kerja.
6 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Studi Waktu
Pengukuran waktu kerja (Time Study) dikemukan oleh F.W. Taylor. Taylor melakukan penelitian terhadap rendahnya produktivitas pekerja -pekeja di tempatnya bekerja. Dia melihat para pekerja menghasilkan produk di bawah hasil sebenarnya yang mungkin dicapai. Anggapannya bahwa penyebab hal tersebut adalah pengukuran jam henti yang tidak baik. F.W. Taylor juga mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat dan frekuensi istirahatnya. Dalam melakukan penelitiannya dia menggunakan pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study).
Stopwatch Time Study merupakan studi gerakan-gerakan yang digunakan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bagaimana pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengetahui apakah pekerjaan dari pekerja tersebut berlangsung secara efektif atau tidak, maka diperlukan suatu metode untuk mengamati pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut.
Gerakan-gerakan yang ada dalam setiap pekerjaan haruslah sesuai dengan prinsip- prinsip ekonomi gerakan yang ada agar selain bisa menghasilkan hasil yang maksimal adalah memberi kenyamanan bagi pekerja tersebut. Adapun tujuan pokok dari studi gerakan dan waktu kerja ini adalah untuk memperoleh metode kerja yang lebih baik dan sederhana (memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan cara menghilangkan gerakan- gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan-gerakan kerja, serta menetapkan gerakan dan urutan langkah kerja yang paling efektif guna mencapai tingkat efisiensi kerja yang optimal) dan mengukur dan menetapkan waktu baku untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
7 2.2 Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan oleh operator terlatih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran kerja dapat diartikan sebagai teknik untuk menyeimbangkan kegiatan manusia yang dilakukan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang diamati. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dengan tidak melakukan perhitungan secara langsung dan mengamati langsung tempat kerjanya melainkan hanya membaca tabel waktu yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan melalui elem-elemen gerakan.
2.3 Metode Jam Henti
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti merupakan suatu metode yang dapat optimal jika diaplikasikan pada pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang- ulang (repititive). Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain- lain.
2.3.1 Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data
Pengujian keseragaman data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data waktu pengukuran yang kita dapatkan ini dipengaruhi oleh suatu sistem penyebab, situasi atau kondisi yang sama atau tidak. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan pengeplotan data dalam peta kontrol (Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah). Jika dari data-data waktu pengukuran tersebut didapatkan data yang keluar
8 dari batas kontrol maka data tersebut harus dibuang, karena data tersebut disebabkan oleh sistem penyebab, situasi, atau kondisi yang berbeda
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan pengukuran pendahuluan.
Tujuan dari pengukuran pendahuluan ini adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan. Hal tersebut didasarkan pada tingkat ketelitian dan keyakinan yang ingin dicapai. Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:
• Menghitung rata-rata dari data yang diperoleh 𝑥̅ = ∑ 𝑋𝑖
𝑛 (2.1)
Keterangan: x adalah rata-rata waktu penyelesaian.
xi adalah data waktu penyelesaian yang diperoleh.
n adalah banyaknya jumlah data.
• Menghitung rata-rata dari harga rata-rata subgrup 𝑥̿ = ∑ 𝑥̅
𝑘 (2.2)
Keterangan: k adalah banyaknya subrup yang terbentuk
• Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
σ = √∑(𝑋𝑖−𝑥)2
𝑛−1 (2.3)
Keterangan: σ adalah standar deviasi
n adalah jumlah data pengamatan
9 xi adalah data waktu penyelesaian yang diperoleh x adalah rata-rata waktu penyelesaian
• Menghitung standar deviasi dari distribusi rata-rata subgrup σ𝑥 = σ
√𝑛 (2.4)
Keterangan: n adalah besarnya subgrup
• Menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah
𝐵𝐾𝐴 = 𝑥̅ + σ𝑥 (2.5) 𝐵𝐾𝐵 = 𝑥̅ − σ𝑥 (2.6) Keterangan: BKA adalah batas kendali atas
BKB adalah batas kendali bawah x adalah rata-rata waktu penyelesaian σ adalah standar deviasi dari data waktu penyelesaian
k adalah nilai Z dari 2 α
• Menghitung kecukupan data
𝑁’ = (
𝑘⁄ √𝑁 (∑ 𝑥̅𝑠 2)−(∑ 𝑥)2
∑ 𝑥̅ )
2
(2.7)
Keterangan: N’ adalah jumlah data yang dibutuhkan
k adalah nilai Z dari 2 α s adalah derajat ketelitian N adalah jumlah data pengamatan pendahuluan
10 2.3.2 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan
Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu yang sebenarnya, sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.
2.3.3 Perhitungan Waktu Baku
Langkah-langlah menentukan waktu baku dari elemen-elemen pekerjaan yang telah diukur, yaitu:
a. Menghitung waktu siklus rata-rata dengan:
𝑊𝑠 = ∑ 𝑋𝑖
𝑁 (2.8)
xi adalah data waktu yang telah diperoleh N adalah jumlah data yang diperoleh b. Menghitung waktu normal dengan:
𝑊𝑛 = P 𝑥 𝑊𝑠 (2.9)
p adalah faktor penyesuaian.
c. Menghitung waktu baku dengan :
𝑊𝑏 = (1 + A%) x 𝑊𝑛 (2.10)
% allowance adalah tingkat kelonggran yang diberikan kepada operator, akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya.
11 2.3.4 Penyesuaian
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mendapatkan suatu nilai waktu normal suatu elemen kerja perlu dipertimbangkan mengenai faktor penyesuaian (p). Penyesuaian perlu dilakukan untuk menormalkan keadaan kerja yang tidak normal atau tidak wajar. Ada beberapa metode untuk menentukan faktor penyesuaian, yaitu: metode Shumard dan Westinghouse. Pada proses pengukuran ini pengukur menggunakan metode Westinghouse untuk menentukan nilai penyesuaian berdasarkan faktor keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penyesuaian Schumard Kelas Penyesuaian
Super Fast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
Tabel 2. 1 Tabel Penyesuaian Schumard
12 PENYESUAIAN WESTINGHOUSE
FAKTOR Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan
Superskill A1 0,15
A2 0,13
Excellent B1 0,11
B2 0,08
Good C1 0,06
C2 0,03
Everage D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22
Usaha
Excessive A1 0,13
A2 0,12
Excellent B1 0,10
B2 0,08
Good C1 0,05
C2 0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1 -0,12
F2 -0,17
Kondisi
Ideal A 0,06
Excellent B 0,04
Good C 0,02
Average D 0
Fair E -0,03
Poor F -0,07
Konsistensi
Ideal A 0,04
Excellent B 0,03
Good C 0,01
Average D 0
Fair E -0,02
Poor F -0,04
Tabel 2. 2 Tabel penyesuaian Westinghouse
13 2.3.5 Kelonggaran
Di dalam penentuan waktu baku perlu dipertimbangkan masalah kelonggaran yang diberikan kepada operator. Kelonggaran ini diberikan untuk memenuhi tiga hambatan, yaitu: untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kesemuanya ini merupakan hal- hal yang secara nyata dibutuhkan oleh operator dan setelah mendapatkan waktu
normal, kelonggaran perlu ditambahkan.
14
15 Tabel 2. 3 Tabel faktor kelonggaran
16 BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Dokumentasi Pengambilan Data
Gambar 3. 1 Pak Deden
Gambar 3. 2 Proses pembuatan susu murni
17 3.1.2 Alur Proses Produksi
Gambar 3. 3 Proses Produksi
18 3.1.3 Data Waktu Setiap Elemen Pekerjaan
Sub Grup
Waktu Pembuatan (detik)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 31 39 40 32 40 35 39 30 31 30 2 32 31 32 33 30 32 30 32 35 30 3 30 37 32 40 33 32 39 38 37 40 4 39 33 30 31 38 40 32 33 33 33 5 31 35 31 33 32 30 33 35 33 30 6 34 35 33 33 32 33 35 33 35 34 7 32 34 30 30 34 36 39 34 30 30 8 34 36 31 39 33 39 39 37 37 31 9 33 30 30 30 33 35 35 34 33 30 10 34 32 32 35 35 32 34 33 35 35
Tabel 3. 1 Data waktu pekerjaan 3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Uji Keseragaman Data
Dibawah ini terdapat tabel hasil pengukuran waktu penyajian (detik) dengan 10 subgroup, yaitu sebagai berikut :
Sub Grup
Waktu Pembuatan (detik)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Xi
1 31 39 40 32 40 35 39 30 31 30 34,7
2 32 31 32 33 30 32 30 32 35 30 31,7
3 30 37 32 40 33 32 39 38 37 40 35,8
4 39 33 30 31 38 40 32 33 33 33 34,2
5 31 35 31 33 32 30 33 35 33 30 32,3
6 34 35 33 33 32 33 35 33 35 34 33,7
7 32 34 30 30 34 36 39 34 30 30 32,9
8 34 36 31 39 33 39 39 37 37 31 35,6
19
9 33 30 30 30 33 35 35 34 33 30 32,3
10 34 32 32 35 35 32 34 33 35 35 33,7
Σ x̄ 336,9
x̄̄ 33,69
Tabel 3. 2 tabel hasil pengukuran waktu Nilai rata-rata
𝑥̅ = ∑ 𝑋𝑖
𝑛 = 336,9
Nilai rata-rata subgroup 𝑥̿ = ∑ 𝑥̅
𝑘 = 336,9
10 = 33,69
Sebelum melakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data, diperlukan beberapa perhitungan terlebih dahulu, dintaranya :
Standar deviasi
Sub Grup
(Xi - x̄̄)^2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 7,24 28,20 39,82 2,86 39,82 1,72 28,20 13,62 7,24 13,62
2 2,86 7,24 2,86 0,48 13,62 2,86 13,62 2,86 1,72 13,62
3 13,62 10,96 2,86 39,82 0,48 2,86 28,20 18,58 10,96 39,82
4 28,20 0,48 13,62 7,24 18,58 39,82 2,86 0,48 0,48 0,48
5 7,24 1,72 7,24 0,48 2,86 13,62 0,48 1,72 0,48 13,62
6 0,10 1,72 0,48 0,48 2,86 0,48 1,72 0,48 1,72 0,10
7 2,86 0,10 13,62 13,62 0,10 5,34 28,20 0,10 13,62 13,62
8 0,10 5,34 7,24 28,20 0,48 28,20 28,20 10,96 10,96 7,24
9 0,48 13,62 13,62 13,62 0,48 1,72 1,72 0,10 0,48 13,62
10 0,10 2,86 2,86 1,72 1,72 2,86 0,10 0,48 1,72 1,72
Σ 877,39
Tabel 3. 3 Tabel perhitungan standar deviasi
20 Standar deviasi
σ = √∑(𝑋𝑖−𝑥)2
𝑛−1 = 2,98
Standar deviasi dan distribusi rata-rata subgroup σ𝑥 = σ
√𝑛 = 2,98
√10 = 0,94 Batas Kontrol 𝐵𝐾𝐴 = 𝑥̅ + σ𝑥 𝐵𝐾𝐵 = 𝑥̅ − σ𝑥
𝐵𝐾𝐴 = 33,69 + 3 (0,94) = 36,515 𝐵𝐾𝐵 = 33,69 – 3 (0,94) = 30,87
Dari data diatas, maka dapat dihitung uji keseragaman data yaitu sebagai berikut :
UJI KESERAGAMAN DATA
Sub Grup
Standar Deviasi
𝛔 = √∑(𝐱𝐢 − 𝐱)𝟐 𝐍 − 𝟏
Standar Deviasi Sub Grup
𝛔𝐗=√𝝈𝑵
BKA
= 𝐗 ̿+ 3𝝈𝑿
BKB
= 𝐗 ̿- 3𝝈𝑿
Nilai rata- rata
𝒙 ̿= ∑𝒙̅
𝒌
1 - 10 2,98 0,94 36,51 30,87 33,69
Tabel 3. 4 Tabel keseragaman data
Dibawah ini merupakan grafik BKA dan BKB dari data diatas. Dimana BKA (Batas Kontrol Atas) berada pada angka 36,51 sedangkan BKB (Batas Kontrol Bawah) pada angka 30,87.
21 Gambar 3. 4 Grafik BKA dan BKB
3.2.2 Uji Kecukupan Data
Sebelum masuk ke tahap uji kecukupan data, kita harus menghitung total kuadrat waktu penyajian dari setiap sub grup.
Sub Grup
X^2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 961 1521 1600 1024 1600 1225 1521 900 961 900
2 1024 961 1024 1089 900 1024 900 1024 1225 900
3 900 1369 1024 1600 1089 1024 1521 1444 1369 1600
4 1521 1089 900 961 1444 1600 1024 1089 1089 1089
5 961 1225 961 1089 1024 900 1089 1225 1089 900
6 1156 1225 1089 1089 1024 1089 1225 1089 1225 1156
7 1024 1156 900 900 1156 1296 1521 1156 900 900
8 1156 1296 961 1521 1089 1521 1521 1369 1369 961
9 1089 900 900 900 1089 1225 1225 1156 1089 900
10 1156 1024 1024 1225 1225 1024 1156 1089 1225 1225 Σ
(X)^2 114379
28,00 29,00 30,00 31,00 32,00 33,00 34,00 35,00 36,00 37,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Grafik BKA & BKB
BKA BKB
22 Tabel 3. 5 Tabel waktu pelayanan setelah dikuadratkan
Setelah mengetahui total kuadrat waktu pelayanan dari setiap sub grup, maka dapat diketahui :
Indikator Jumlah
Jumlah (∑x) 3369
(∑x)² 11350161
Σ𝑥̅2 11437900
Tingkat Keyakinan (k) 95%
Tingkat Ketelitian (s) 5%
Jumlah Data (N) 100
Tabel 3. 6 Tabel uji kecukupan Uji kecukupan data
Gunakan persamaan untuk menghitung uji kecukupan data : 𝑁’ = (
𝑘⁄ √𝑁 (∑ 𝑥̅𝑠 2)−(∑ 𝑥)2
∑ 𝑥̅ )
2
𝑁’ = (40√100(11437900)− (3369)2
(3369) )
2
= 159636,83
3.2.3 Waktu Baku
Untuk dapat menentukan waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut :
Allowance %
Bekerja dimeja, berdiri 6
Berdiri di atas dua kaki 1,5
Normal 0
Pekerjaan yang teliti 0,5
Temperatur Normal 4
23
Keadaan atmosfir baik 0
Lingkungan bersih, sehat, cerah kebisingan
rendah 0
Total 12
Tabel 3. 7 Tabel Allowance 𝑊𝑛 (WestingHouse)
Keterampilan : C2 : 0,03 Usaha : E1 : 0,02 Kondisi : B : 0,00 Konsistensi : E : 0,01 Total P = 0,06 𝑊𝑛 (Shumard)
𝑊𝑛 = P = 80
60 = 1,3
Sehingga waktu siklus, waktu normal dan waktu baku dari data waktu pengemasan tersebut yaitu :
Penyesuaian
Waktu Siklus
𝐖𝐬 = ∑𝐱 𝐍
Waktu Normal
𝐖𝐧 = 𝐏 × Ws
Waktu Baku
𝐖𝐛 = (𝟏+A%) × 𝐖𝐧
Shummard 33,69 44,92 583,960
Westing House - 31,67 411,692
Tabel 3. 8 Tabel Hasil Waktu Siklus
𝑊𝑠 = ∑ 𝑋𝑖
𝑁 𝑊𝑠 = 3369
100 = 33,69
24 Waktu Normal
𝑊𝑛 (Shumard) 𝑊𝑛 = P = 80
60 = 1,3 𝑊𝑛 = P x 𝑊𝑠
𝑊𝑛 = 1,3 x 33,69 = 44,92
𝑊𝑛 (WestingHouse) P = 1 - 0,06 = 0,94
𝑊𝑛 = 33,69 x 0,94 = 31,67
Waktu Baku
𝑊𝑏 = (1 + A%) x 𝑊𝑛
Shumard = (1 + 12%) x 44,92 = 583,960 Westinghouse = (1+12%) x 31,67= 411,692
25 BAB IV
ANALISIS 4.1 Hasil dan Pembahasan
Waktu proses penyajian dilakukan dengan menggunakan metode jam henti.
Selanjutnya data dikelompokkan ke dalam subgroup dan dihitung harga rata- ratanya. Selanjutnya dari data tersebut dihitung rata-rata dari harga rata-rata subgrup, standar deviasi serta standar deviasi dari distribusi rata-rata subgroup.
Dari gambar 3.4, dapat diketahui bahwa pedagang mayoritas bekerja secara normal, dengan beberapa kali melebihi waktu normal. Hal ini terlihat dari grafik waktu rata-rata penyajian mayoritas berada dalam batas kendalinya baik batas kendali atas (BKA) maupun batas kendali bawah (BKB). Batas kendali atas merupakan batas waktu rata-rata terlama dari penyajian susu murni sedangkan batas kendali bawah merupakan batas waktu rata-rata tercepat dari penyajian susu murni.
Sedangkan garis tengah menunjukan waktu rata-rata dari harga rata-rata subgrup dalam menyajikan susu murni.
Selanjutnya menghitung (N’) banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dengan tingkat keyakinan yang digunakan sebesar 95% sedangkan tingkat ketelitian 5%.
Waktu siklus merupakan waktu rata-rata pedagang dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan mendapatkan waktu siklus kita dapat melihat rata-rata kecepatan. Dari 100 kali penyajian susu murni terdapat 15 data yang tidak berada dalam batas kendali 28 dan didapatkan rata-rata atau waktu siklus sebesar 33,69 detik. Faktor penyesuaian jika dengan metode Schumard 1,3 dan Westinghouse 0,06 dengan begitu didapatkan waktu normal dengan metode Shumard sebesar 44,92 s, dengan metode westinghouse 31,67 s.Waktu baku didapatkan yaitu dengan metode Shumard sebesar 583,960 s, dengan metode Westinghouse 411,692 s.
26 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Melalui analisa pengukuran kerja jam henti yang dilakukan di UMKM Susu Murni dapat menghasilkan waktu baku. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap pedagang yang sedang berjualan sebagaimana mestinya. Setelah pengamatan berhasil dikumpulkan data waktu sebanyak 100 kali penyajian dengan mengurainya menjadi 10 subgroup. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa waktu rata-rata penyajian susu murni adalah 33,69 s. Waktu normal dengan metode Shumard sebesar 44,92 s, dengan metode Westinghouse 31,67 s. Serta waktu baku didapatkan dengan metode Shumard sebesar 583,960 s, dengan metode Westinghouse 411,692 s. Penelitian kali ini juga memiliki suatu kelemahan, yaitu hanya menggunakan 1 sampel saja dan tidak ada perbandingan dari metode lain
5.2 Saran
. Untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya atau yang akan datang sebaiknya dapat dilaksanakan dengan mengambil sampel dari setiap jenis produk dan menggunakan metode lain sehingga dapat dibandingkan dengan metode pada penelitian ini. Supaya bisa mendapatkan hasil pengukuran waktu baku yang terbaik untuk pengoptimalan kerja. Adapun untuk kedepannya kala pengukuran waktu kerja lebih baik mengukur pekerjaan yang tingkat kesulitannya moderate (medium) sehingga lebih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pekerja.