• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kemaritiman perencanaan wilayah dan kota

anjani sabrina

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas Kemaritiman perencanaan wilayah dan kota"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 4

“Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Maritim Melalui Kajian Isu-isu Kemaritiman”

Mata Kuliah : Kemaritiman

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Beby Sintia Dewi Banteng, S.T.,MSP

Oleh :

Nama : Sri Anjani Sabrina Suherman NIM : 552423020

Kelas : B

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2024

(2)

A. Kebijakan Ketahanan Maritim Indonesia

Analisis Kebijakan Ketahanan Maritim Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan dan Ancaman Keamanan Maritim

Analisis kebijakan ketahanan maritim yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan dan ancaman keamanan maritim dapat meliputi langkah- langkah berikut (Aprilia, Prakoso, & Sudiarso, 2022):

a. Pembentukan Badan Keamanan Laut:

Pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia. Bakamla berperan dalam melakukan patroli, pengawasan, dan penegakan hukum maritim untuk mencegah aktivitas ilegal, seperti perompakan, perdagangan manusia, dan perburuan ikan ilegal.

b. Peningkatan Kemampuan Militer di Laut:

Pemerintah Indonesia telah meningkatkan kemampuan militer di laut melalui pengadaan dan modernisasi alat-alat pertahanan dan keamanan maritim. Hal ini termasuk peningkatan kapabilitas angkatan laut, termasuk kapal perang, kapal patroli, pesawat patroli maritim, dan sistem pertahanan pantai. Peningkatan kemampuan militer ini bertujuan untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia dan mencegah ancaman dari luar.

c. Kerja Sama Regional dalam Bidang Maritim:

Pemerintah Indonesia juga telah aktif dalam membangun kerja sama regional dalam bidang maritim. Indonesia menjadi anggota aktif dalam forum regional, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan Indian Ocean Rim Association (IORA). Melalui kerja sama ini, Indonesia berupaya memperkuat koordinasi dengan negara-negara tetangga dalam mengatasi ancaman keamanan maritim bersama-sama, termasuk melalui patroli bersama, pertukaran informasi, dan latihan militer gabungan.

(3)

d. Peningkatan Pengawasan dan Patroli Maritim:

Pemerintah Indonesia telah meningkatkan pengawasan dan patroli maritim di wilayah perairannya. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kehadiran kapal patroli di perairan yang strategis serta menggunakan teknologi canggih, seperti radar, sistem pemantauan satelit, dan sistem identifikasi otomatis (AIS). Langkah ini membantu dalam mendeteksi dan merespons ancaman keamanan maritim dengan lebih efektif.

e. Penegakan Hukum Maritim :

Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan upaya penegakan hukum maritim melalui pengadilan maritim yang khusus menangani kasus pelanggaran hukum di perairan Indonesia. Langkah ini memberikan efek jera kepada pelaku ilegal dan mendukung penegakan hukum yang lebih tegas dalam menjaga keamanan maritim (Suyadi, Simanjuntak, Priyonggo, & Suharto, 2022).

Melalui langkah-langkah ini, pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan ketahanan maritim dan menjaga keamanan negara. Namun, tantangan terus muncul, termasuk ancaman terorisme maritim, perburuan ikan ilegal, perompakan, serta klaim wilayah maritim yang bersengketa.

B. Evaluasi Efektivitas Kebijakan Ketahanan Maritim Yang Telah Diambil Oleh Pemerintah Indonesia

Evaluasi efektivitas kebijakan ketahanan maritim yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor kunci:

1. Penegakan Hukum dan Pengawasan: Evaluasi efektivitas kebijakan ketahanan maritim dapat melibatkan penilaian terhadap kemampuan pemerintah dalam menegakkan hukum dan melakukan pengawasan yang efektif di wilayah perairan. Hal ini mencakup penegakan hukum terhadap pelaku ilegal, seperti perompakan, perburuan ikan ilegal, dan penyelundupan narkoba. Jika kebijakan tersebut berhasil dalam

(4)

mengurangi kegiatan ilegal dan meningkatkan tingkat keamanan di perairan Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut efektif.

2. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat: Evaluasi juga dapat melibatkan penilaian terhadap tingkat kesadaran masyarakat tentang keamanan maritim dan tingkat partisipasi mereka dalam melaporkan kegiatan mencurigakan. Jika kebijakan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memotivasi partisipasi aktif dalam menjaga keamanan perairan, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut berhasil dalam melibatkan masyarakat dalam upaya ketahanan maritim.

3. Respons terhadap Tantangan Maritim: Evaluasi efektivitas kebijakan ketahanan maritim juga melibatkan penilaian terhadap kemampuan pemerintah dalam merespons dengan cepat dan tepat terhadap tantangan dan ancaman keamanan maritim yang muncul. Jika kebijakan berhasil dalam memberikan respons yang efektif, seperti pengamanan terhadap kapal-kapal asing yang melanggar wilayah perairan Indonesia atau penindakan terhadap aktivitas ilegal, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut berhasil dalam menjaga keamanan dan kedaulatan maritim negara.

4. Kerja Sama Regional dan Internasional: Evaluasi juga perlu melibatkan penilaian terhadap kerja sama regional dan internasional yang terjalin dalam rangka kebijakan ketahanan maritim. Jika kebijakan mampu meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga dan lembaga regional/internasional dalam hal pertukaran informasi, patroli bersama, dan penanggulangan ancaman bersama, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut berhasil dalam memperkuat kerjasama keamanan maritim.

5. Peningkatan Infrastruktur dan Kemampuan Militer: Evaluasi efektivitas kebijakan juga mencakup penilaian terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur maritim, seperti pembangunan pangkalan militer, pelabuhan, dan stasiun radar. Selain itu, peningkatan kemampuan

(5)

militer di laut juga menjadi faktor penting yang perlu dievaluasi. Jika kebijakan berhasil dalam meningkatkan infrastruktur dan kemampuan militer yang relevan, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut berkontribusi pada peningkatan ketahanan maritim.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Renaldo, A. E. TINJAUAN KEBIJAKAN KETAHANAN MARITIM INDONESIA DALAM MENJAGA PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA.

Referensi

Dokumen terkait

4) Memiliki kemampuan untuk berperan serta dalam penyusunan kebijakan perencanaan wilayah dan kota yang berbasis pada SDA dan lingkungan. 5) Mampu melakukan penelitian

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Perencanaan bangunan 10 lantai di wilayah kota Gresik dengan intensitas wilayah gempa sedang,Berdasarkan analisis perencanaan dan pembebanan struktur