TUGAS PRAKTEK ACCEPTANCE SAMPLING
Oleh
1. Anisa Fauziyah (1203201016) 2. Efin Sahila Putri (1203204013) 3. Muhammad Yanuar Soendjatmo (1203204010) 4. Putri Nurhidayati (1203204064) 5. Teguh Asmara (1203202071)
TL-44-02
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LOGISTIK FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...2
BAB I...3
DESKRIPSI PRODUK DAN KRITERIA PRODUK...3
BAB II...5
PRAKTEK ACCEPTANCE SAMPLING...5
BAB III...8
ANALISA HASIL...8
BAB IV...12
KESIMPULAN DAN SARAN...12
BAB I
DESKRIPSI PRODUK DAN KRITERIA PRODUK
JNE adalah singkatan dari Jalur Nugraha Ekakurir. JNE didirikan pada tanggal 26 November 1990 dengan nama PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir yang didirikan oleh Soeprapto Suparno. JNE dinaungi oleh PT Lintas Nugraha Ekakurir. Awalnya, JNE didirikan sebagai divisi dari PT Citra van Titipan Kilat atau TIKI yang merupakan perusahaan pelayaran internasional dan terlibat dalam urusan kepabeanan, impor barang, dokumentasi dan pengiriman. Seiring berjalannya waktu, mulai tahun 1991, JNE mulai memperluas cakupan bisnisnya dari domestik hingga internasional. Dengan bermitra dengan perusahaan yang melakukan layanan pengiriman atau disebut ACCA di seluruh Asia. Perusahaan yang berbasis di Hong Kong ini memungkinkan JNE untuk berekspansi ke pasar internasional. Tidak hanya sampai itu, kini JNE semakin berkembang lebih dari sekedar dokumen dan paket kecil, mereka telah merambah ke confectionery, pengiriman,
logistik dan distribusi serta memperluas jaringannya di kota-kota besar. JNE memiliki lebih dari 6.000 titik layanan dan lebih dari 40.000 karyawan. JNE telah menambahkan layanan aplikasi bagi pelanggan untuk memantau paket, cek tarif dan lokasi JNE terdekat, nama aplikasinya adalah My JNE. JNE memiliki slogan “Connecting Happiness” yang artinya memberikan kebahagiaan.
Seiring pertumbuhan JNE, JNE terus memberikan pelayanan dan penawaran terbaik kepada pelanggannya. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, Keandalan yang diberikan oleh JNE berupa pengiriman tepat waktu. Untuk memenuhinya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu layanan pengiriman, yang mengacu pada frekuensi pengiriman, batch pengiriman, penentuan waktu pengiriman, dan penentuan lokasi pengiriman. Namun pada kenyataannya, ketidaksesuaian dalam penentuan lokasi pengiriman dan kecepatan waktu dalam pengiriman barang sering kali mengakibatkan terjadinya penundaan pengiriman. Jika penundaan ini terus berlanjut, JNE akan mengalami kerugian internal dimana barang dapat menumpuk di gudang dan kerugian eksternal yaitu keluhan dari pelanggan bahwa barang tidak sampai tepat waktu dan tidak dalam kondisi yang seharusnya. Unsur ketidakpuasan terhadap sesuatu, baik itu produk atau jasa, disebabkan oleh ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang dialami, biasanya dalam proses menikmati pelayanan yang tidak memuaskan.
Seperti yang dijabarkan sebelumnya, kekurangan yang terjadi pada kualitas pelayanan perlu dianalisis lebih lanjut guna meningkatkan pelayanan yang diberikan JNE kepada pelanggannya agar tercipta kepuasan pelanggan. Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima nilai sebagaimana yang mereka harapkan. Oleh karena itu, JNE perlu mengetahui penyebab penundaan pengiriman barang agar nantinya dapat sesuai dengan kualitas pelayanan yang diharapkan serta pelanggan merasa puas.
BAB II
PRAKTEK ACCEPTANCE SAMPLING
Acceptance sampling merupakan komponen dari quality control yang digunakan ketika membutuhkan waktu pengujian yang singkat, jumlah tenaga kerja yang sedikit, biaya terbatas, sifat pengujian yang merusak atau destruktif, serta populasi produk atau lot yang akan diuji berukuran besar secara kuantitatif. Acceptance sampling berprinsip mengambil sampel, menguji sampel lalu memutuskan menerima atau menolak sampel.
Apabila jumlah defective atau cacat ≤ angka penerimaan, maka sampel diterima, dan apabila hasil menunjukkan sebaliknya maka populasi produk atau lot ditolak.
Keterangan :
BAB III ANALISA HASIL
Pada uji praktik acceptance sampling dengan menggunakan metode double sampling plan kelompok kami melakukan analisis berikut:
- Pada lot ke-1 barang dapat dikatakan accept, sebab jumlah defect yang dihasilkan dari inspeksi normal lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot satu.
- Pada lot ke-2 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot kedua sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot kedua
- Pada lot ke-3 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot ketiga sehingga barang dapat dikatakan accept pada lot ketiga
- Pada lot ke-4 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal , sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot keempat sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot keempat
- Pada lot ke-5 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan R1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot kelima sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot kelima
- Pada lot ke-6 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat sebab sebelumnya terdapat tiga lot yang telah dinyatakan reject. Selain itu juga, jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot keenam dan dinyatakan bahwa barang yang diterima lot keenam accept - Pada lot ke-7 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan
menggunakan inspeksi ketat, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan R1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot ketujuh sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot ketujuh
- Pada lot ke-8 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat sebab jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot kedelapan dan dinyatakan bahwa barang yang diterima oleh lot ke delapan reject
- Pada lot ke-9 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat sebab jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot kesembilan dan dinyatakan bahwa barang yang diterima oleh lot kesembilan reject
- Pada lot ke-10 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi ketat, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot kesepuluh sehingga barang dapat dikatakan accept pada lot kesepuluh.
- Pada lot ke-11 barang dapat dikatakan accept, sebab jumlah defect yang dihasilkan dari inspeksi ketat lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot satu.
- Pada lot ke-12 barang dapat dikatakan accept, sebab jumlah defect yang dihasilkan dari inspeksi ketat lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot satu.
- Pada lot ke-13 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi ketat, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot ke tiga belas sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot tiga belas.
- Pada lot ke-14 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi ketat, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot ke empat belas, sehingga barang dapat dikatakan accept pada lot ke empat belas.
- Pada lot ke-15 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspiksi ketat sebab sebelumnya terdapat tiga lot yang telah dinyatakan reject. Selain itu juga, jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot keenam dan dinyatakan bahwa barang yang diterima lot ke empat belas accept.
- Pada lot ke-16 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi normal sebab jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot ke enam belas dan dinyatakan bahwa barang yang diterima oleh lot ke delapan reject.
- Pada lot ke-17 barang dapat dikatakan accept, sebab jumlah defect yang dihasilkan dari inspeksi normal lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot ke tujuh belas.
- Pada lot ke-18 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut tidak dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot Ke delapan belas sehingga barang dapat dikatakan reject pada lot ke delapan belas
- Pada lot ke-19 dilakukan uji sampling sebanyak dua kali dengan menggunakan inspeksi normal, sebab jumlah defect nya berada diantara nilai Ac 1 dan Re1, maka dari itu pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode double sampling plan dan ternyata hal tersebut dapat menurunkan jumlah defect yang diterima pada lot kesembilan belas sehingga barang dapat dikatakan accept pada lot kesembilan belas
- Pada lot ke-20 barang dapat dikatakan accept, sebab jumlah defect yang dihasilkan dari inspeksi normal lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot dua puluh.
- Pada lot ke-21 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat.
Jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot kedua puluh satu dan dinyatakan bahwa barang yang diterima lot kedua puluh satu accept.
- Pada lot ke-22 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat.
Jumlah defect nya lebih banyak dari total barang yang diterima di lot kedua puluh dua dan dinyatakan bahwa barang di ditolak pada lot kedua puluh dua.
- Pada lot ke-23 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat.
Jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot kedua puluh tiga dan dinyatakan bahwa barang yang diterima lot kedua puluh tiga accept.
- Pada lot ke-24 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat.
Jumlah defect nya lebih banyak dari total barang yang diterima di lot kedua puluh empat dan dinyatakan bahwa barang di ditolak pada lot kedua puluh empat.
- Pada lot ke-25 dilakukan uji sampling dengan menggunakan inspeksi ketat.
Jumlah defect nya lebih sedikit dari total barang yang diterima di lot kedua puluh lima dan dinyatakan bahwa barang yang diterima lot kedua puluh lima accept.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas praktikum kali ini yaitu kami mengambil lot size berjumlah 350 buah, sehingga code letter yang didapat yaitu H dengan n1 dan n2 sebesar 32. Pada pemeriksaan pertama dengan double sampling didapatkan hasil bahwa terdapat sembilan dari 25 lot yang diterima dan terdapat lima dari 25 lot yang ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang sesuai dengan AQL 6,5% (nilai AQL didapat dari jumlah NIM dan nilai ditentukan). 11 lot lainnya harus dilakukan pengambilan lot kedua terlebih dahulu baru kemudian didapatkan hasil bahwa terdapat lima lot yang diterima dan enam yang ditolak sehingga secara keseluruhan terdapat 14 dari 25 lot yang diterima dan 11 dari 25 lot yang ditolak.
Dengan begitu pengiriman akan lebih cepat dan lebih tepat. Lot yang diperoleh akan membuat pengiriman dari JNE akan semakin baik. Sampling berulang kali akan membuat keputusan lot akan semakin probabilitas akan semakin yakin. Dan bisa dikatakan berhasil dalam lot sampling.
Note: data tabel pada pengerjaan word akan berbeda dengan data tabel pada excel karena kesalahan kami tidak copy paste value setelah menggunakan rumus
=RANDBETWEEN
LINK VIDEO PRESENTASI:
https://youtu.be/xS9f_HsQpZE