• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan fungsi Model Pembelajaran Role Playing

N/A
N/A
Reynold Sitanggang

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan dan fungsi Model Pembelajaran Role Playing"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Menurut Trianto (2011:29), model pembelajaran adalah salah satu pendekatan yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang tersetruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Ngalimun (2012:27) mendefinisikan model pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian tersebut, model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan guru untuk melakukan pengajaran di kelas.

Djamarah (dalam Tarigan,2016:104) mengatakan bahwa model pembelajaran Role Playing diartikan sebagai sosiodrama yang pada dasarnya membuat sebuah keadaan serupa dengan drama dan disajikan didepan kelas.

Menurut Santoso (2011:54) yang mengatakan bahwa model Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang di dalamnya terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses belajar mengajar.

Model Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Role Playing merupakan model pembelajaran atau cara guru dalam pembelajaran yang mengarahkan atau melibatkan siswa untuk berintraksi aktif untuk berimajinasi dalam memerankan suatu peranan sebagai orang lain dengan pengetahuan yang telah didapatkan peserta didik.

Model bermain peran, Pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik kedalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan

perasaannya dan bahkan melepaskannya. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan

(2)

sikap, nilai, dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang di sertai analisis.

2.1.2 Tujuan dan fungsi Model Pembelajaran Role Playing

Model Role Playing merupakan dimana siswa bisa berperan langsung dalam suatu drama baik itu masalah sosial/psikologis, model Role Playing ialah suatu model pembelajaran sebagai dari bagian simulasi yang ditunjukan untuk mengkreasikan suatu peristiwa sejarah, peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin akan muncul pada masa yang akan datang. Setiap model pembelajaran memiliki tujuannya dan fungsinya masing-masingdengan kesamaan untuk mencapai tujuan kompetensi yangdiinginkan. Fungsi model role playing guna mengetahui kehidupan yang nyata terhadap seseorang. Fungsi model pembelajaran role playing itu sendiri sebagai berikut:

1. Bisa mempelajari emosi peserta didik

2. Memperlihatkan pengetahuan tentang perbuatan dan pengenalan kepada peserta didik.

3. Menumbuhkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah dan tingkah laku.

4. Mengeksplorasi obyek pembelajaran dengan cara yang berbeda.

Adapun tujuan role playing menurut Kurniasih dan Sani adalah “untuk melatih siswa agar mereka mampumenyelesaikan masalah-masalah sosial psikologis serta melatih peserta didik agar mereka dapat bergaul dan memberi pemahaman peserta didik karena akan lebih jelas dan dihayati oleh peserta didik . Tujuan penggunaan dari model role playing yaitu:

1. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

2. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

3. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.

4. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

2.1.2 Kelebihan dan kelemahan Model Role Playing

(3)

Kelebihan Role Playing

Djamarah (dalam Tarigan, 2016:104) menyebutkan bahwa Role Playing memiiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Peserta didik dapat mengembangkan fikirannya dalam hal memahami, mengingat dan mensimulasikan isi cerita yang nantinya akan tampilkan.

2. Peserta didik diajak untuk berlatih kreatif dan berinisiatif.

3. Peserta didik akan berlatih percaya diri ketika melakukan bermain peran.

4. Bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan sehingga nantinya akan tumbuh jiwa seni drama dalam dirinya.

5. Peserta didik dapat berlatih untuk membagi tugas dengan kelompoknya.

6. Seluruh peserta didik yang didalam kelas dapat berbartisipasi saat pembelajaran.

7. Model pembelajaran role playing dapat mewujudkan kelas yang aktif, kreatif, disenangi banyak siswa dan tidak membosankan.

8. Peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.

9. Model pembelajaran role playing akan membuat pesera didik berkesan dan melekat diingatan.

10. Melatih kerja sama dengan sesama teman untuk dapat menampilkan yang terbaik. Berdasarkan kelebihan dari model pembelajaran role playing yang telah dipaparkan, diharapkan dapat membantu guru dalam mempermudah mencapai tujuan pembelajaran.

Kelemahan Role Playing

Role Playing juga memiliki beberapa kelemahan. Kurniasih dan Sani (dalam Afifi, 2017:33) mengatakan bahwa ada beberapa kekurangan atau kelemahan Role Playing :

1. Membutuhkan durasi waktu yang tidak sedikit.

2. Membutuhkan kerjasama dari pendidik maupun peserta didik.

3. Banyak peserta didik memiliki perasaan malu saat memperagakan peran dalam peristiwa atau cerita.

4. Hanya beberapa materi yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran ini 5. Memerlukan ruang kelas yang cukup luas.

(4)

Cara Mengatasi Kelemahan Role Playing berikut cara mengatasi kelemahan role playing antara lain:

1. Guru menjelasan kepada peserta didik dengan memperkenalkan model pembelajaran role playing.

2. Memberikan naskah sederhana untuk bermain peran agar siswa mudah memahami cerita.

3. Memberikan penjelasan bagaimana proses pelaksaan bermain peran.

4. Memberikan contoh sebelum melaksanakan bermain peran.

5. Menata kelas agar siswa dapat bermain peran dengan leluasa meskipun tidak maksima.

6. Memberikan batasan waktu setiap kelompok yang akan tampil.

7. Memberikan reward setelah siswa bermain peran agar siswa bersemangat untuk menyelesaikannya.

Langkah-langkah Model Role Playing

Suyatno (dalam Ariwitari dkk, 2014:105) mengatakan terdapat tahapan atau langkah role playing :

1) Guru menerangkan kepada siswa mengenai materi jenis-jenis cerita fiksi dan unsur-unsurnya;

2) Guru memberikan satu cerita yang dikemas dalam bentuk scenario atau teks dialog yang digunakan untuk role playing;

3) Guru melakukan pembagian kelompok atau anggota;

4) Guru menugaskan siswa untuk membagi peran yang ada didalam teks dialog tersebut;

5) Guru menjelaskan peraturan role playing;

6) Guru memberikan contoh bermain peran berdasarkan skenario yang ada;

7) Guru mempersilahkan siswa untuk berlatih dan memahami isi cerita yang diperankan;

8) Guru memanggil perkelompok secara acak untuk bermain peran berdasarkan cerita yang telah ditentukan;

9) Guru memberikan pujian dan reward untuk kelompok yang telah menunjukkan penampilannya.

(5)

Makmun (dalam Husamah dkk, 2016:9) menjelaskan hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru, lima jenis hasil belajar yang nantinya akan diperoleh siswa yaitu 1) informasi verbal atau lisan; 2) keterampilan Intelektual atau berfikir; 3) strategi kognitif atau pengetahuan; dan 4) sikap.

Nuryasana (2019:75) mengatakan hasil belajar yaitu gambaran mengenai apa yang semestinya dikembangkan, dikerjakan, dan dipahami siswa yang dapat diukur dengan menggunakan beberapa model penilaian

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH BUKTI ARTIKEL C-6 JudulJurnal Ilmiah Artikel : Multi-Restricted Area Avoidance Scenario

Therefore, this study aimed to capture the general distribution of total Fe, Cu, and Zn in peat at the oil palm plantation and assess their relationship with several environmental