• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Para Tokoh Dalam Menyampaikan Sejarah Situs Di Kampung Adat Mahmud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Para Tokoh Dalam Menyampaikan Sejarah Situs Di Kampung Adat Mahmud"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGGUNAAN TRADISI LISAN TOKOH ADAT DALAM MENUTURKAN SEJARAH KAMPUNG ADAT MAHMUD

Den Rizal Gunawan

Universitas Bina Sarana Informatika, Bandung Uniteddrg1@gmail.com

ABSTRAK

Konteks masalah dalam penelitian ini yaitu Sejarah yang diturunkan secara turun temurun melalui lisan rentan akan tergores modernisasi, Kampung Adat Mahmud salah satu daerah yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Bandung menjadi situs mahmud ini, sebagian warganya masih memegang teguh tradisi yang ada dan pengetahuan sejarah masyarakat terhadap kampungnya masih menempel pada pemikiran mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Para Tokoh Dalam Menyampaikan Sejarah Situs Di Kampung Adat Mahmud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam dan literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukan nilai-nilai budaya yang terkandung yaitu nilai pendidikan, norma-norma agama, aturan adat, lebih menghargai hidup dan perjuangan leluhur, ketahanan identitas masyarakat dan pengetahuan sejarah.

disamping hal tersebut terdapat Perilaku Komunikasi Tokoh adat didalam Kampung Adat Mahmud dalam menyampaikan sejarahnya mempunyai gaya yang santai dengan bahasa sunda maupun menyesuaikan dengan melalui kegiatan pengajian harian maupun saat hari raya besar dengan topic pembicaraan mengenai hal keagamaan (fiqih, amal ibadah) dan sejarah. Dengan tokoh asli keturunan Mahmud.

Kata Kunci: Tradisi Lisan, Tokoh Adat. Kampung Adat Mahmud ABSTRACT

The context of the problem in this study is that history is passed down through the generations through oral prone to be scratched by modernization, Mahmud Traditional Village, one of the areas determined by the Bandung Regency government to be the site of this mahmud, some of its citizens still uphold existing traditions and historical knowledge of the community towards their village still clinging to their thinking. The purpose of this study was to find out how the Communication Patterns of Characters in Communicating Site History in Mahmud Traditional Village. The method used in this research is a qualitative method with the study of communication ethnography. Data collection techniques used were observation, in-depth interviews and literature. The results of this study indicate the cultural values contained, namely educational values, religious norms, customary rules, more respect for life and ancestral struggle, resilience of community identity and historical knowledge. besides that there is Communication Behavior Customary leaders in the Mahmud Traditional Village

(2)

2

in conveying their history have a relaxed style with Sundanese language and adjust to it through daily recitation activities or during major holidays with the topic of discussion on religious matters (fiqh, religious deeds) and history. With original figures of Mahmud descent.

Keywords: Oral Tradition, Traditional Figure. Mahmud Traditional Village PENDAHULUAN

Tradisi tulis dan tradisi lisan adalah salah satu tradisi yang ada di Indonesia.

Dalam konteks tersebut budaya yang berkembang perlu menjaga dan mempertahankan eksistensinya, tradisi lisan yang menjadi sumber ciri khas kebudayaan indenesia akan memiliki nilai lebih budaya itu sendiri. Arus modernisasi yang tidak bisa dibendung membuat nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada menjadi terancam, tradisi tulis atau naskah-naskah kuno yang keberadaannya jarang ditemukan, membuat tradisi lisan yang lahir dari sebuah gagasan, ide dan pertukaran pesan antar individu menjadi tembok sebuah keutuhan budaya yang terjadi disebuah daerah. Tradisi lisan yang mempunyai berbagai model dan cara tertentu dijadikan sebuah tolak ukur untuk sejarah, agar tradisi dan budaya yang ada terus tetap utuh dari generasi ke generasi.

Pemahaman pengetahuan sejarah masyarakat internal Kampung Adat Mahmud yang dilakukan secara turun temurun melalui lisan cenderung rawan akan tergesernya sebuah makna atau dari segi cerita, karena berbagai versi pada smber yang berbeda menjadi sebuah masalah kreativitas komunikasi para tokoh dalam penyampaiannya. Dengan tidak adanya sebuah peninggalan berupa simbol-simbol seperti prasarti, naskah kuno dan lain-lain, membuat Kampung Adat Mahmud semakin rentan akan berubah dalam hal sejarah, tradisi dan budaya. Kreativitas komunikasi tokoh dan pemaknaan yang dibuat oleh masyarakat yang menciptakan versi tersendiri akan menjadikan sebuah masalah yang ada.

Penyampaian tradisi yang dilakukan berbentuk lisan merupakan suatu cara kelompok masyarakat untuk menyampaikan suatu tujuan sejarah, pengetahuan, dan peraturan yang turun dari generasi ke generasi, karena hakikatnya tradisi lisan adalah sebuah bentuk warisan dari kelompok masyarakat. Di sebuah daerah terentu pasti akan memiliki tradisi yang berbeda dari segi bahasa maupun makna- makna simbolis. Seperti sejarah suatu daerah yang bekembang diturukan secara turun temurun, mulut ke mulut, menjadi nilai dan ciri daerah tertentu dalam hal menyampaikan pesan atau cerita ke generasi selanjutnya. Yang bisa dikatakan adalah tradisi lisan dlam bentuk cerita frosa rakyat(legenda, dongeng dan mitos.

Nilai kearifan lokal sebagai warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki norma-norma, nilai-nilai yang menggambarkan kekayaan budaya indonesia dan peradaban yang terbina merupakan pentingnya pelestarian tradisi lisan yang ada. Tradisi lisan dimiliki setiap daerah dan menjadi suatu ciri yang ada

(3)

3

di setiap daerah, gagasan, ide dan pertukaran pesan sebuah lahirnya tradisi yang ada, namun ketidakseimbangan antara kedua konteks tersebut, membuat budaya kita semakin mengkhawatirkan, fungsi untuk melestarikan tradisi lisan yaitu memelihara keutuhan sastra dan kebudayaan tersebut, dengan lengkapnya tradisi tulis dan tradisi lisan akan bisa memenuhi kebutuhan sebuah masyarakat internal maupun eksternal masayarakat suatu daerah yang mengembangakn pengetahuan dan keyakinan diri untuk menjalankan tradisi yang ada.

Perkembangan peradaban manusia tidak akan terhindarkan, eksistensi suatu daerah yang masih terjaga dan berkembang dengan tradisi lisan yang ada tanpa tradisi tertulis adalah Kampung Adat Mahmud yang merupakan pusat penyebaran islam di Kota Bandung. Lokasinya ada di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Sesuai namanya, kampung ini memang hanya kampung kecil, namun memiliki peranan yang besar untuk masyarakat Bandung masa lalu. Nilai historis yang utuh dari kampung ini adalah sejarah perkembangan dan persebaran agama islam, kesederhanaan segera terasa begitu masuk ke kampung ini. Tidak seperti lokasi lain yang selalu ramai pada siang hari, karena disini lebih ramai pada malam hari tertentu. Namun wisatawan yang datang bisa mempelajari sejarah islam, yaitu tentang Eyang Dalem Abdul Manaf yang merupakan tokoh utama penyebar agama islam di Kampung Adat Mahmud.

Pada zaman sekarang sudah Kampung Adat Mahmud dijadikan situs Mahmud oleh pihak pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun 2010. Dengan hal ini masyarakat Kampung Adat Mahmud bisa menjaga sejarah dan tradisi yang ada di kampung tersebut sebagai cagar budaya islam. Tradisi lisan yang masih dilakukan dan diperbincangkan membuat tradisi lisan yang berada di Kampung Adat Mahmud bertahan, faktor internal masyarakat yang menjadi daya tampung pikiran dan komunikasi verbal pemimpin yang bisa meceritakan kembali sebuah peristiwa atau legenda yang ada dikampung tersebut.

Arus komunikasi verbal dan tidak adanya undang-undang adat yang dilakukan oleh para tokoh adat mengenai nilai-nilai kearifan lokal yang ada, membuat masyarakat sendiri mengabaikan atau juga melanggar sebuah nilai khas dari suatu kampung tersebut. Keutuhan dari segi aspek hisotris yang hanya dijaga saat melalui komunikasi yang dilakukan setiap pengajian maupun saat berkomunikasi antar anggota keluarga, hal ini menjadi sebuah ketidakseimbangnya sebuah tradisi atau budaya dan historis dari kampung tersebut. Nilai historis bisa hilang apabila komunikasi verbal yang dilakukan penduduknya tidak banyak diperbincangakan, baik melalui media formal maupun informal, dan mengabaikan tradisi yang ada juga adalah sebuah kekhawatiran akan ikut punahnya sebuah tradisi lisan yang ada, walaupun tidak ada hukum adat yang tertulis, namun hal ini penting karena ciri dan model budaya harus dipertahankan sebuah kelompok untuk menunjukan

(4)

4

eksistensinya di mata masyarakat luar sebagai kelompok masyarakat yang mempunyai sebuah kultur yang khas.

Maka melihat keadaan sosial budaya yang rentan tergeser akan arus globalisasi dan perbedaan pola pikir manusia atas hal budaya, membuat peneliti semakin prihatin dengan keadaan yang ada, dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, penyampaian sejarah kepada masyarakat internal maupun eksternal akan lebih efektif dengan resiko yang sebenarnya tinggi juga, karena akan ada masuknya tradisi dan budaya luar yang asing dan berbeda dengan masyarakat internal, namun hal itu bisa diatasi dengan peran para tokoh kampung yang bisa menyaring budaya yang bisa merubah identitas dan keyakinan sebuah daerah.

Penelitian ini membahas bagaimana tradisi lisan yang ada untuk menjabarkan sejarah dan tradisi secara utuh yang ada di kampung adat Mahmud sebagai cagar budaya islam tanpa mengabaikan suatu tradisi yang ada. dimana penelitian ini memaparkan sosial budaya yang ada di sebuah kampung adat Mahmud cagar budaya islam yang eksistensinya masih utuh dan semakin berkembang,penelitian ini ditujukan untuk, mengumpulkan infomasi actual secara rinci dengan perisitiwa yang ada, mengidentifikasi masalah yang ada

KAJIAN LITERATUR Komunikasi Antar Budaya

Didalam penelitian ini, peneliti mengkaji kelompok masyarakat budaya yakni kampung adat Mahmud, dimana pasti mereka mempunyai suatu tradisi dan budaya yang membedakan dengan kelompok masyarakat lainnya, budaya yang terkandung tentu akan mempunyai sebuah makna pesan verbal maupun non verbal yang disampaikan melalui komunikasi dalam kelompok tersebut, salah satunya penyampaian sejarah dan tradisi akan berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.

Komunikasi budaya yang terjadi disini adalah para tokoh adat kampung mahmud yang berkomunikasi dengan masyarakat internal maupn eksternal.

Maletzke dalam (Syaiful, 2009) komunikasi antar budaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang yang berbeda budaya.. komunikasi antar budaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu buday yang lain.(Sihabudin, 2011)

Komunikasi antar budaya mempunyai beberapa pendekatan yang menjealaskan mengenai fenomena yang ada,diantaranya:

1. Pendekatan psikologi sosial 2. Pendekatan interpretative 3. Pendekatan kritis

4. Pendekatan dialetika 5. Pendekatan dialog kultural 6. Pendekatan krtikal budaya Folklor

Menurut Dundes dalam (Muhammad, 2012) folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan

(5)

5

dari kelompok-kelompok lainnya. Sedangkan lore adalah bagian dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang diwariskan secara turun temurun melali bentuk lisan.

Jadi folklor adalah kebudayaan kolektif suatu kelompok masyakarakat yang diturunkan secara turun temurun melalui lisan.Menurut Brunvand dalam (Muhammad, 2012) folklor dibagi dalam tiga berdasrakn tipenya yaitu:

Yang pertama Folklor lisan adalah yang bentuknya lisan, bentuk-bentuk dalam bagian ini adalah, bahasa rakyat (logat, julukan, pangkat, tradisional dan kebangsawanan) ungkapan tradisional(peribahasa, pepatah, pemeo), pertanyaan tradisional(teka-teki), puisi rakyat(pantun, gurindam, dan syair), cerita prosa(mitos, legenda, dan dongeng) dan nyanyian rakyat

Yang kedua adalah folkor sebagian lisan adalah brntuk campuran lisan dan unsur bukan lisan. Bentuk-bentuk folklor yang tergolong dalam kelompok ini adalah kepercayaan rakyat, permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat istiadat, upacara, pesta rakyat dan lain-lain.

Folklor bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, tetapi penyampaiannya melalui lisan, bentuk folkor ini menjadi dua bagian yaitu material dan bukan material, bentuk folklor material yaitu arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obat tan tradisional, sedangkan non material yaitu gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat dan music rakyat.

Dalam penelitian ini, folklore yang difokus kan adalah folklor lisan yang berbentuk cerita rakyat(mtios dan legenda).

Tradisi Lisan

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada penggunaan tradisi lisan dalam menuturkan sejarah kampung yang ada, dengan focus tersebut, peneliti mengklasifikasikan nya radisi lisan sebagai acuan referensi

Neonbasu dalam (Nesi, 2018) Kata tradisi berasal dari kata Latin traditio (nomina) yang artinya mentransmisi, menyampaikan, dan mengamankan. Traditio dapat dipahami sebagai suatu kebiasaan yang disampaikan dari satu generasi ke generasi lain dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga kebiasaan itu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lokal. Maka dari itu tradisi lisan adalah suatu kebiasaan yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi untuk menyampaikan sejarah maupun tradisi budaya yang ada.

Tradisi lisan merupakan bagian dari folklore, dan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

Bahan bercorak cerita seperti cerita-ceritaa biasa, mitos, legenda, epic, cerita tutur dan memori, bahan bukan bercorak cerita seperti ungkapan, nyanyian, peribahasa, taka-teki, puisi lisan, undang-undang atau peraturan adat, dan yang terakhir adalah bahan yang bercorak tingkah laku seperti drama panggung dan drama arena (Muhammad, 2012)

Fungsi Tradisi Lisan

Danandjaja dalam (Wati, 2013) mengungkapn beberapa fungsi tradisi lisan yang berhubungan dengan masyarakat yaitu:

1. Tradisi lisan berfungsi sebagai cerminan harapan bersama. Seperti masyarakat Indonesia mempercayai akan datangnya seorang pemimpin negeri yang bijaksana dan adil seperti ramalan jayabaya tapi pada sisi lain bisa menggambarkan sebuah kewaspadaan diri terhadap pemimpin yang tidak adil.

(6)

6

2. Tradisi lisan berfungsi sebagai alat pendidikan. sebagai tradisi lisan akan memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi yang hidup dan berkembang di masyarakat yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak.

Tradisi lisan berfungsi sebagai alat pemaksa atau pengontrol norma-norma.

Suatu kelompok masyarakat khususnya akan mempunyai suatu peraturan yang ada baik itu ditetapkan sebagai peraturan tulis maupun hanya lisan, tetapi hal itu untuk menjaga sebuah kebiasaan yang baik untuk masyarakat kolektif yang ada agar dalam kehidupan berkelompok menjadi keteraturan.

Perilaku Komunikasi

Pada penelitian ini peneliti memaparkan tentang perilaku komunikasi karena dalam penelitian ini akan membahas perilaku komunikasi Tokoh adat dalam menuturkan sejarah Kampung Adat Mahmud.

Perilaku adalah pengalaman seseorang secara sadar dalam memberikan sebuah makna dengan suatu tindakan dan dapat disimpulkan bahwa perilaku tercipta atas dasar pengalaman. Sedangkan perilaku komunikasi itu sendiri yaitu suatu tindakan atau perilaku komunikasi baik itu verbal maupun non verbal yang ada pada tingkah laku seseorang, Dalam hal ini perilaku komunikasi tokoh adat memberikan sebuah makna atau tujuan tertentu melalui tindakan, ataupun kegiatan yang diadakan oleh tokoh adat kepada masyarakat.

Perilaku komunikasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor personal dan faktor situasional atau yang disebut juga suasana perilaku, pada setiap suasana erdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-orang didalamnya.

Menurut Moefad dalam (Andriani, 2018) perilaku yang terjadi itu karena adanya dorongan-dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang itu sendiri.perilaku komunikasi itu sendiri adalah suatu tindakan baik itu verbal maupun non verbal pada tingkalh laku seseorang yang disesuaikan dengan tujuan tertentu dari sebuah keadaan yang ada.

Bentuk perilaku komunikasi ada dua bagian yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka, perilaku tertutup yaitu respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup, respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas, sedangkan perilaku terbuka yaitu, respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, respon terhadap stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan.

Nilai-Nilai Budaya

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang menjadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan, Theodorson dalam (Bagit, 2017). Nilai- nilai budaya yaitu nilai-nilai di masyarakat yang sudah disepakati dan tertanam dalam kelompok masyarakat yang didasarkan pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol tertentu yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, dan digunakan sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi.(Harum, 2013). Tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini antara lain:

a. Simbol-simbol, atau yang kelihatan kasat mata b. Sikap, perilaku, yang muncul akibat symbol tersebut

(7)

7

c. Kepercayaan yang tertanam yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak atau berperilaku.

Merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, sebab nilai-nilai budaya merupakan wujud dari lingkungan sosialnya, karena secara fungsional nilai budaya ini mendorong seseorang untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan, di Kampung Adat Mahmud tentunya banyak tradisi dan budaya yang sudah ditetapkan secara turun temurun dengan berbagai makna yang terkandung didalamnya, kepercayaan masyarakat akan sebuah mitos terhadap sebuah budaya akan membawa pengaruh dalam kehidupan sehar-harinya, baik dari segi kehidupan sosial, interaksi antar masyarakat dan lainnya, namun disamping itu, nilai-nilai budaya yang tercipta pasti akan mempunyai sebuah fungsi untuk menunjang masyarakat

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan pendekatan etnografi. Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dikarenakan peneliti dapat gambaran yang natural mengenai sosial budaya suatu masyarakat dan dapat memperoleh data yang pasti dengan mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap.dalam bab ini peneliti akan menjelaskan sebuah paradigma, metode yang dipakai dan pendekatan penelitian.

Menurut Nelson dkk;1992 dalam (Denzin and Lincoln, 2009) :

Penelitian kualitatif merupakan bidang antar-disiplin, lintas disiplin dan kadang-kadang kontra disiplin, penelitian kualitatif menyentuh humaiora, ilmu- ilmu sosial, dan ilmu-ilmu fisik. Penelitian kualitatif bermakna banyak hal pada saat yang sama, ia memiliki fokus perhatian dengan beragam paradigm, para praktisinya peka dengan nilai pendekatan aneka-metode.

Mereka teguh dengan sudut pandang naturalistic sekaligus kukuh dengan pemahaman interpretif mengenai pengalaman manusia. Pada saat yang sama, bidang ini khas berciri politis dan dibentuk oleh beragam posisi etis dan politis.”

Metode kualitatif digunakan untuk menemukan dan mengembangkan teori yang dibangun malalui data yang diperoleh dari lapangan. Didalam penelitian peneliti memposisikan diri dengan passive participation yaitu tidak ikut terlibat dalam kegiatan. Hal tersebut beralasan karena di lapangan hanya hari-hari raya besar saja kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konteks penelitian, adapun kegiatan sehari-hari rutin yang dilakukan kita tidak bisa mengikutinya langsung, namun hal ini diatasi dengan interaksi-interaksi dengan masyarakat sekitar dengan berbaur.

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang strategis dalam penelitan untuk mendapatkan sebuah data dilapangan. Peneliti perlu memahami teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang valid dan memenuhi standar.(Sugiyono, 2017).

Pengumpulan data yang dilakukan ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhakn untuk menghasilkan penelitian, dalam penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, secara umum terdapat emapt teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi, maka dalam penelitian ini digunakan observasi, wawancara dan studi literatur dalam pengumpulan data.(1) Observasi adalah pengambilan data dengan cara

(8)

8

merekam atau mencatat yang dilakukan oleh peneliti yang turun langsung kelapangan untuk mengamati dan perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan atau partisipan utuh.(Creswell, 2013)

Salah satu bentuk observasi dalam penelitian kualitiatif ini adalah onbservasi partisipatif, dalam observasi ini peneliti mendengarkan apa yang diucpakan oleh mereka dan mengamati apa yang mereka lakukan dalam kegiatannya, observasi partsiipatif ini dibagi menjadi emapt macam yaitu partisifasi pasif, moderat, aktif dan lengkap. dalam observasi ini peneliti mendatangi lokasi penelitian masyarakat yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut, observasi jenis ini dinamakan partisipasi pasif.(2)Wawancara, Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari sumber data untuk permasalahan yang ada, wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya dan mendengar dalam perangkat untuk memproduksi pemahaman situasional yang bersumber dari aktivitas-aktivitas interaksi manusia.Menurut Esterbeg dalam (Sugiyono, 2017) wawancara yaitu pertemuan antara komunikator dan komunikan untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab, sehingga dapat digambarkan makna dalam suatu topik tertentu.

Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara ini setiap responden akan diberi pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya, namun diluar hal itu peneliti juga mengajukan pertanyaan diluar pedoman wawancara sebagai tambahan informas apabila responden merahasiakan sebuah permaslahan yang ada, dengan metode tersebut, peneliti akan lebih mengetahu informasi yang lebih mendalam, jelas dan akurat. Agar hasil wawancara terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara maka dibutuhkan recorder yang sudah tersemat dalam handphone untuk merekam percakapan yang memudahkan untuk di tahap analisis, wawancara ini dilakukan kepada empat orang dengan waktu yang berbeda disetiap wawancaranya.

3) literatur, Bagian ini termasuk data sekunder yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, sehingga data penelitian bisa ditemukan dengan cepat. Studi literaur ini bertujuan mengungkapkan beberapa teori yang relevan dengan masalah penelitian dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan tradisi lisan. Dalam hal ini peneliti menggunakan literatur non-teknis yang berupa buku, dokumen, catatan, dan materi lainnya yang digunakan sebagai data sekunder dalam penelitianini, literatur juga bisa menjadikan sebagai pedoman dan masukan dalam menjelaskan masalah-masalah yang diteliti. Didalam penelitian ini terdapat materi-materi yang didapat dari jurnal-jurnal, buku-buku dan skripsi yang menunjang untuk kebutuhan peneliti karena materi tradisi lisan yang jarang dilingkungan Jawa Barat.

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menganalisa dan menyusun data yang diperoleh secara terstruktur yang diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi, maupun literatur dengan cara mengelompokan data ke dalam kategori-kategori,unit-unit, menyusun kedalam tabel-tabel, memilih mana yang penting dan tidak penting, yang akan dipelajari, dan diakhir membuat sebuah

(9)

9

penarikan kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2017).

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan model Miles dan Huberman. Menurut mereka bahwa kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya benar-benar valid (Sugiyono, 2017).. kegiatan dalam sebuah analisis data diantaranya: data reduction, data display, dan conclusion drawing

.(1)Data Reduksi adalah merangkum, memilih-memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data-data yang telah direduksi akan lebih mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencarinya.(2) Data Display Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Setalah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Melaui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah dipahami.selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa chart, grafik, matrik dan jejring kerja.(Sugiyono, 2017).(3)Conclusion Drawing, Langkah terakhir analisis data dalam kualitatif yaitu conclusion drawing atau penarikan kesimpulan, kesimpulan ini bisa menjawab rumusalah masalah ataupun tidak, karena dalam kualitatif kesimpulan adalah temuan baru oleh peneliti terhadap masalah dilapangan, Karena masih bersifat sementara dan berkembang setelah penelitian berada dilapangan, dan didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah penelitian

Uji Kredibiltas Data

Uji kredibiltas ini dilakukan untuk melihat temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Mengenai uji kredibilitas data ada bermacam-macam cara yang bisa dilakukan oleh peneliti diantaranya perpanjangan penelitian dan pengamatan, meningkatkan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman maupun pembimbing, analisis kasus negatif dan member check (Sugiyono, 2017). Untuk uji kredibilitas data peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian data adalah pengecekan data dari berbagai sumber, cara dan waktu.

Kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi , terdapat tiga macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, teknik dan waktu.(Sugiyono, 2017).

penjelasn ketiga teknik triangulasi sebagai berikut: (1)Triangulasi Sumber adalah teknik untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya diminta kesepakatan dengan sumber data. (2) Triangulasi teknik adalah teknik untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber sama yang sama dengan berbagai teknik.

Contohnya adalah. Selain wawancara lalu di cek dengan observasi maupun dokumentasi. (3) Trangulasi waktu adalah teknik untuk menguji kredibiltas data dengan cara melakukan wawancara observasi dan dokumentasi dengan yang berbeda waktu pada sumber yang sama.

(10)

10

Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu mewawancarai berbagai sumber data dengan pertanyaan yang sama. Karena hanya itulah yang memungkinkan dalam situasi dan kondisi yang ada.

Paradigma Kontruksivisme

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigm kontruksivis, paradigma kontruksivis digunakan untuk mengkonstruksi pola komunikasi para tokoh kampung Mahmud dalam menuturkan sejarah kampung.Etnografi menyatakan bahwa realitas sosial diciptakan dan dilestarikan melalui pengalaman subjektif dan intersubjektif dari para pelaku sosial.sehingga paradigma yang tepat digunakan dalam penelitian adalah paradigm kontruksivis. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (1999) dalam (Atnan, 2015)menyatakan bahwa paradigma adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk mengevaluasi informasi dan menyatukannya ke dalam hidupnya. Setiap orang memiliki paradigma sendiri berdasarkan pada pengalaman hidupnya.

Kontruksivis meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja., makna-makna dikonstruksi oleh manusia agar mereka bisa terlibat dengan dunia yang mereka tafsirkan.dan berusaha memahaminya berdasarkan perspektif historis dan sosial mereka sendiri dan yang menciptakan makna pada dasarnya adalah lingkungan sosial yang muncul didalam dan diluar interaksi dengan komunitas manusia(Creswell, 2013) Studi Etnografi Komunikasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan etnografi komunikasi karena memandang perilaku komunikasi sebagai perilaku yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial. Ketiga keterampilan ini terdiri dari keterampilan linguistic, keterampilan interaksi dan keterampilan budaya. Oleh sebab itu peneliti ingin mengkonstruksi pola dan fungsi komunikasi, cara-cara berkomunikasi para tokoh kampung Mahmud dalam menuturkan sejarah kampungnya.

Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan), jadi etnografi yang dimaksud adalah usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan. Etnografi merupakan kegiatan peneliti untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena yang diamati melalui aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain, peneliti terlibat langsung dengan objek penulisan dalam melakukan pemaknaan atau interpretasi terhadap penulisan yang dilakukan.(Darmawan, 2008).

Etnografi komunikasi adalah pola-pola kelakuan suatu suku bangsa yang merupakan pendekatan terhadap sosiolinguistik bahasa, yaitu melihat penggunaan bahasa secara umum dihubungkan dengan nilai-nilai sosial dan kultural, sehingga bertujuan untuk memberikan pemahaman global mengenai pandangan dan nilai- nilai suatu masyarakat sebagai cara untuk menjelaskan sikap dan perilaku anggota-anggotanya.

Hymes menjelaskan ruang lingkup kajian etnografi komunikasi sebagai berikut:

1. Pola dan fungsi komunikasi

2. Hakikat dan definisi masyarakat tutur

(11)

11 3. Cara-cara berkomunikasi

4. Komponen-komponen kompetensi komunikatif

5. Hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan organisasi sosial 6. Semesta dan ketidaksamaan linguistik dan sosial.

Sehingga yang menjadi tujuan utama etnografi komunikasi adalah menghimpun data deskriptif dan analisis terhadapnya tentang bagaimana makna- makna sosial dipergunakan. Yang pada akhirnya menghasilkan deskripsi etnografis tentang bagaimana cara-cara berbicara dan saluran komunikasinya.(Kuswarno, 2011)

Untuk mengkaji penelitian menggunakan studi etnografi komunikasi, Dell Hymes menjelaskan kata “speaking”sebagai model yang diterapkan. yang terdiri dari:setting, participants, ends, act sequence, keys, nstrumentalities, norm of interaction, genre, dan berikut uraian penjelasannya:

Setting, merupakan lokasi, waktu, musim dan aspek situasi tersebut.

Partisipants adalah pembicara, pendengar, atau yang lainnya.

Ends adalah tujuan mengenai peristiwa secara umum dalam bentuk tujuan interaksi partisipan secara individual.atau lebih dikenal sebagai fungsi dan hasil dari peristiwa tersebut.

Act sequence adalah urutan tindak komunikatif atau isi pesan.

Keys, mengacu pada cara pelaksanaan tindak tutur.

Instrumentalities adalah bentuk pesan yang dipakai.

Norm of interaction adalah norma-norma interaksi, termasuk pengetahuan umum, atau pemahaman yang sama

Genre, adalah tipe peristiwa mengacu pada kategori seperti puisi, mitologi, peribahasa, ceramah dan pesan-pesan komersial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai-Nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Tradisi Lisan

Kampung Adat Mahmud yang mempunyai Nilai historis yang tinggi mempunyai juga tradisi masih dilakukan oleh masyarakat. Sebuah tradisi memiliki sebuah berbagai tujuan tertentu didalamnya yang ditujukan kepada masyarakat, tradisi tentunya tak lepas dari legenda-legenda jaman dahulu ataupun melihat situasi keadaan lingkungan sosial yang ada, tradisi yang masih dilakukan di Kampung Adat Mahmud yaitu Hari Raya Besar Maulid Nabi, Hari Rajaban, Haul (berziarah bersama) Eyang sebelum dan sesudah dalam rentan waktu satu minggu, hari tahun baru islam muharam dan kesenian seperti silat mahmud dan terbangan.

Tradisi-tradisi islam tersebut memberikan sebuah identitas yang berbeda dengan kampung lainnya. Tradisi yang bernuansa islam tersebut tidak semua golongan organisasi islam menjalankannya, Fungsi tradisi yang ada di Kampung

(12)

12

Adat Mahmud akan memberikan sebuah pengetahuan yang baru terhadap generasi bagiamana mereka bisa mengetahui silsilah keturunan mereka, bagaimana cara mereka beribadah menurut agama islam, dalam setiap tradisi tersebut mempunyai salah satu tujuan yaitu kefektifan penyampaian sejarah dan ajaran agama islam terhadap masyarakat internal terlebih masyarakat ekstenral yang tidak mengetahui sejarah Kampung Adat Mahmud dan fungsi lainnya sebagai media umpan yang menyukai kekerasan agar masuk silat Mahmud dan daiajarkan bagaimana filosofi agama islam dalam kesenian tersebut, agar masyarakat bisa mengetahui sejarah dan pengetahuan islam lebih dalam, dan bisa menjadi sebuah nilai pendidikan bagi masyarakat itu sendiri. Tentu hal kebiasaan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan budaya masyarakat yang mengandung sebuah nilai-nilai budaya yang dapat dipetik dalam kehidupan sosial.

Nilai-nilai budaya yaitu nilai-nilai di masyarakat yang sudah disepakati dan tertanam dalam kelompok masyarakat yang didasarkan pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol tertentu yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, dan digunakan sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi.

Dalam tradisi tersebut selain berfungsi sebagai nilai pendidikan bagi masyarakat tentunya mempunyai pesan-pesan yang terkandung dalam tradisi yaitu lebih memaknai kehidupan dahulu menjadi sebuah pelajaran hidup lewat kisah- kisah maupun cerita oleh para tokoh saat berdakwah mengenai perkembangan agama islam dan perkembangan sejarah kampung itu sendiri. Dalam setiap tradisi, pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat oleh para tokoh akan memiliki sebuah makna pesan yang disampaikan dalam setiap dakwahnya, baik bagi masyarakat internal maupun eksternal.

Makna dalam setiap pesan tersebut memunculkan berbagai makna, penyampaian sejarah dan ajaran-ajaran agama oleh para tokoh akan berbeda dalam penyampaiannya, namun dalam hal penyampaian makna pesan akan memiliki suatu tujuan yang sama dengan tokoh lainnya. Makna pesan yang terkandung agar masyarakat tetap bisa menjaga identitas Kampung Adat Mahmud, dengan aturan-aturan, maupun tadisinya yang ada. Dan dalam setiap penyampaian pesan para tokoh menyelipkan pengetahuan sejarah agar masyarakat sendiri bisa mengrtahui keturunan keluarganya

Di penelitian ini, peneliti mengkaji nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi lisan, nilai-nilai budaya yang terbentuk dari tradisi masyarakat adalah hasil dari proses komunikasi yang berlangsung di masyarakat, baik melalui komunikasi interpersonal maupun kelompok yang dilakukan oleh para tokoh, peneliti menggunakan Teori Speech Code ini karena dalam kajian nilai budaya ini terdapat dua elemen Speech Code yaitu Persepsi dan proses verbal, persepsi sendiri yaitu proses seseorang dalam menyeleksi, mengevaluasi, dan merangkai stimuli dari luar individu, yang dipengaruhi oleh kepercayaan dan nilai sistem yang mengatur sikap individu. Dalam hal ini tokoh adat/agama mempunyai persepsi bahwa Kampung Adar Mahmud harus dijaga eksistensi dan identitas nya, dan cara berkomunikasi para tokoh terpengaruh akan hal keadaan lingkungan sosial yang ada. Yaitu dengan cara berkomunikasi dengan masyarakat melalui komunikasi

(13)

13

kelompok dan komunikasi interpersonal, dengan harapan pesan yang berisi mengenai aturan-aturan adat, norma-norma agama, dan pengetahuan sejarah tersampaikan dengan baik.

Perilaku Komunikasi Tokoh adat dalam menuturkan sejarah Kampung Adat Mahmud.

Kampung Adat Mahmud adalah kampung budaya islam yang masih memegang teguh aturan-aturan adat yang ada, daerah yang mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu latar dari sejarah pendiri yang merupakan keturunan wali songo yaitu Sunan Syarif Hidayatullah dan pendiri Kampung Adat Mahmud merupakan keturunan kedelapan yakni Eyang Abdul Manaf, dan sekarang Kampung Adat Mahmud menjadi Situs mahmud oleh pihak pemerintah, sungguh menjadikan hal itu tidaklah mudah, masyarakat yang masih menjaga tradisi dan identitas kampung tersebut menjadi salah satu faktornya, namun dibalik hal tersebut peran tokoh adat sangat berpengaruh terhadap perkembangan tradisi dan budaya yang ada di daerah tersebut. Maka akan ada tindak komunikasi para tokoh diantara masyarakat ataupun antar tokoh yang menjadi sebuah kebiasaan atau pola sebagai sebuah strategi dan tradisi yang ada.

Perilaku adalah pengalaman seseorang secara sadar dalam memberikan sebuah makna dengan suatu tindakan dan dapat disimpulkan bahwa perilaku tercipta atas dasar pengalaman. Sedangkan perilaku komunikasi itu sendiri yaitu suatu tindakan atau perilaku komunikasi baik itu verbal maupun non verbal yang ada pada tingkah laku seseorang, Dalam hal ini perilaku komunikasi tokoh adat memberikan sebuah makna atau tujuan tertentu melalui tindakan, ataupun kegiatan yang diadakan oleh tokoh adat kepada masyarakat.

Dalam menyampaikan suatu sejarah tentu adanya berbagai cara yang bisa dilakukan bak melalui tulisan maupun lisan, dengan kedua hal tersebut nilai historis yang ada bisa tetap utuh, berbeda hal dengan Kampung Adat Mahmud yang tidak memiliki sebuah tulisan-tulisan maupun simbol-simbol peninggalan sejarah yang ada, menjadikan Cara-cara disetiap dalam menuturkan sejarah Kampung Adat Mahmud yaitu dengan dalam bentuk lisan secara turun temurun baik komunikasi interpersonal maupun dengan komunikasi massa melalui dakwah, para informan mengungkapkan sejarah melalui lisan adalah hal dasar yang efektif dan merupakan sebuah salah satu metode dalam menyebarkan sejarah kepada generasi penerus agar diterima dengan utuh sejarah yang ditangkap oleh masyarakat sekitar.

Dalam penyebaran sejarah tersebut tentu adanya bahasa yang digunakan oleh tokoh kepada masyarakat, baik dalam kegiatan hari raya besar maupun saat pengajian dengan berstatus kampung adat tentu adanya bahasa yang digunakan oleh masyarakat mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. setiap menyampaikan tradisi lisan, para tokoh Kampung Adat Mahmud menggunakan bahasa sunda lemes yang terbukti dari wawancara dengan peneliti terdapat bahasa-bahasa yang cukup asing bagi peneliti sendiri, seperti”sakedik ageung na”, Tirtah”, Poek Obor”, selain menggunakan bahasa sunda lemes, para tokoh juga menyesuaikan bahasa dengan masyarakat yang tidak mengerti bahasa sunda.

Tentu dalam hal menuturkan sejarah kampung perlunya keutuhan sejarah yang akan disampaikan oleh para tokoh kepada masyarakat tanpa ada yang dilebihkan

(14)

14

atau dikurangi dalam inti sejarah-sejarah tersebut. Maka dalam setiap acara kegiatan maupun hari raya besar tokoh yang ada Kedekatan secara darah dari leluhur dan paling dekat silsilah nya adalah salah satu karakter yang dipilih dalam menuturkan sejarah kepada masyarakat, karena hal tersebut menurut informan adalah orang yang paling tahu mengenai seluk beluk yang ada, dan kualitas personal setiap orang yang berdakwah dalam menuturkan sejarah.

Sejarah akan terbentuk dan diketahui oleh masyarakat tentu tidak dalan waktu yang tidak sebentar, memembutuhkan metode-metode, peran tokoh adat dan karakter tokoh tertentu, disamping ketiga hal tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat turut membantu dalam penambahan pengetahuan sejarahnya yang diatur oleh tokoh adat. kegiatan- kegiatan keagamaan yang mendukung disetiap waktunya yang dilakukan oleh masyarakat akan membentuk sebuah keyakinan diri pada masing-masing masyarakat terhadap hal dan tradisi dan budaya yang diungkapkan oleh para tokoh, dan kegaiatan ini juga akan mempertahankan norma-norma yang ada dimasyarakat.

Dalam pembawaan saat berkomunikasi dengan publik, tentu para tokoh mempunyai gaya masing-masing untuk menyampaikan pesannya. Ke masyarakat yang berbeda sifat dan karakter. Maka dari itu gaya bahasa yang dibawakan oleh tokoh bersifat santai dengan adanya lelucon disetiap menyampaikan sejarah, untuk masyarakat yang berbeda sifat dan karakter diperlukan pendekatan bahasa yang berbeda, seperti ke anak-anak, untuk menarik minat pembahasan agama, anak-anak diberi hadiah untuk yang bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh tokoh kampung

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan etnografi komunikasi model Dell Hymes. Dari hasil penelitian diatas yang bersumber dari beberapa informan, berikut penjelasan model speaking:

Setting dalam penelitian ini .menemukan bahwa kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Kampung Adat Mahmud terjadi pada sore maupun malam hari yang dilakukan dibeberapa masjid yang ada dan disekitar Makom Karomah Mahmud.

Partisipants adalah pembicara, pendengar, setelah uraian beberapa diatas partisipan yang ada disini adalah tokoh agama asli keturunan Mahmud yang menyampaikan dakwah atau informasi mengenai sejarah Kampung Adat Mahmud, dan dari pendengar selain hari raya besar, maka masyarakat internal sendiri mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua yang berkegiatan dengan latar agama islam dan di hari raya besar banyak pendatang dari luar Kampung Adat Mahmud yang beragama islam.

Ends adalah tujuan mengenai peristiwa secara umum dalam bentuk tujuan interaksi partisipan secara individual.atau lebih dikenal sebagai fungsi dan hasil dari peristiwa tersebut.didalam Kampung Adat Mahmud sejarah yang dituturkan melalui lisan ke lisan, maka dari itu komunikasi dakwah terus dilakukan baik diluar Kampung Adat Mahmud, maupun di internal Kampung Adat Mahmud dengan tujuan sebagai nilai pendidikan dalam mengetahui sejarah maupun tradisi yang ada dan setiap tradisi bertujuan sebagai media komunikasi antara masyarakat yang berinteraksi agar bisa lebih meyakini tradisi leluhur.

(15)

15

Act sequence adalah urutan tindak komunikatif atau isi pesan.dalam setiap kegiatan maupun tradisi Kampung Adat Mahmud mempunyai percakapan menggunakan bahasa yang berbeda, dengan masyarakat internal mereka menggunakan bahasa sunda, apabila dengan masyarakat luar mereka menyesuaika n bahasa yang dipakai oleh pendatang.

Keys, mengacu pada cara pelaksanaan tindak tutur. Kampung Adat Mahmud yang berlatar agama islam membuat para masyarakatnya menjadi tokoh agama didalam maupun luar kampung, dan adanya beberapa masjid maka para tokoh agama maupun tokoh adat menyampaikan sebuah pesannya melalui dua bentuk format yaitu kelompok dan interpersonal, bahasa yang digunakan dalam kelompok berbentuk Indonesia yang menunjukan kedekatan antar partisipan yang ditunjukan dengan berbagai lelucon, dan penggunaan bahasa sunda lemes dalam interpersonal yang mempunyai nilai kedekatan lebih dengan anggota keluarga.

Instrumentalities adalah bentuk pesan yang dipakai. Tidak adanya bentuk tertulis ataupun simbol-simbol peninggalan kuno memaksa para tokoh untuk membuat strategi agar sejarah tradisi yang ada tidak hilang dengan cara tradisi lisan yaitu diturunkan secara lisan ke lisan dari generasi ke generasi melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan para tokoh yang berdakwah diluar Kampung Adat Mahmud maupun didalam kampung. Melalui sarana masjid ataupun dilapangan terbuka.

Norm of interaction adalah norma-norma interaksi. Anggota kelompok masyarakat mempunyai waktu dan tempat yang berbeda dalam kegiatan pengajian yang dilakukan, hal tersebut dipisahkannya dengan jenis kelamin, tempat dan waktu yang berbeda-beda,

Genre, adalah tipe peristiwa mengacu pada kategori seperti puisi, mitologi, peribahasa, ceramah dan pesan-pesan komersial. Banyaknya kegiatan keagamaan di hari-hari biasa maupun hari raya besar islam ceramah atau dakwah adalah yang sering dilakukan oleh para tokoh untuk mengefektifkan pengetahuan islam kepada masyarakat dan tentunya generasi penerus yang ada.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Speech Code, yaitu teori yang berfokus pada meneliti seseorang asing dalam menyesuaikan suasana melalui gaya bahasa ketika bersama atau dilingkungan orang asing. Setiap budaya masyarakat akan memiliki sebuah speech code yang asing bagi orang luar.setiap kebudayaan seperti simbol, makna, tempat dan aturan perilaku disebuah daerah pasti akan memiliki kode-kode yang berbeda di setiap unsurnya. Ciri khas ini dapat dibedakan melalui logat, intonasi, dan imbuhan partikel yang peneliti temukan dilapangan, logat itu sendiri artinya cara pengucapan kata yang dimiliki seseorang atau tempat yang bisa mengklasifikasikan asal daerah tersebut. Seperti di Kampung Adat Mahmud, memiliki logat yang khas sunda bercampur Arab, hal ini wajar karena di daerah ini adalah semua penduduk beragama islam dan kental dengan kegiatan keagaaman, dan daerah ini terletak di Jawa Barat dengan suku sunda.

Dalam intonasi berbicara para tokoh adat maupun agama, di saat peneliti temukan dilapangan saat wawancara terdapat kata”Mahmud” yang memiliki

(16)

16

penekanan lebih tinggi dan panjang saat berbicara. Intonasi sendiri berarti memberikan penekanan pada kata-kata tertentu. kemudian dari segi partikel bahasa yang ditemukan oleh peneliti, dalam setiap wawancara akan terdapat kata- kata yang khas yaitu sunda lemes yang dicampur dengan bahasa arab seperti”

supados ulah pareum tirkah mahmud, hiji pan mahmud teh ahli qunut. Ahli tahlil, ahli marhaba, di mahmud ahli silaturahmi”.

Kode berbicara ini dipengaruhi oleh perbedaan psikologis, sosiologis maupun gaya bicara dalam budaya. Didalam penelitian ini peneliti menemukan faktor sosiologi mempengaruhi speech code yang ada, berbagai masyarakat banyak yang berkunjung kedaerah tersebut, dan mayoritas agama islam mengharuskan tokoh adat dalam berkomunikasi baik dalam membawa materi keagamaan ataupun sejarah, bahasa sunda dan arab saling mempengaruhi satu sama lain dan menjadi suatu kebiasaan, disamping sosial yang bernuansa islam dan sunda, latar belakang tempat yang merupakan penyebaran dan tanah suci islam Jawa Barat membuat keadaan wilayah menjadi sebuah daerah islami yang terbentuk dan masyarakat beradaptasi dengan hal tersebut.

PENUTUP

Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi lisan yang ada di Kampung Adat Mahmud, memberikan dampak positif bagi masyarakat internal maupun eksternal kebiasaan masyarakat yang melakukan pengajian setiap hari maupun di hari raya besar membuat pengetahuan masyarakat terhadap agama islamnya maupun sejarah kampung mengalami pengetahuan yang cukup kuat, ,dengan mengetahui silsilah, asal-usul, dan ilmu agama membuat keyakinan masyarakat pada tradisi dan sejarah leluhur akan tetap dipertahankan karena mereka meyakini sebagai warisan budaya. Dan itu menjadi nilai pendidikan bagi masyarakat dengan berbagai profesi pekerjaan, apalagi nanti yang akan turun kedunia perdakwahan, penguasaan materi agama islam dan sejarah harus berimbang agar masyarakat tetap bisa menjaga budaya yang ada, adapaun isi pesan yang ingin disampaikan oleh para tokoh yaitu mengenai aturan-aturan adat, norma-norma keagaaman untuk masyarakat lebih memaknai identitas masyarakat yang harus dipertahankan.

Perilaku komunikasi tokoh adat menuturkan sejarah Kampung Adat Mahmud.

sejarah yang masih kental dalam lingkungan masyarakat tak lepas dari peran pemerintah maupun para tokoh internal Kampung Adat Mahmud, Tokoh adat yang mengajar pengetahuan agama islam dalam setiap kegiatan pengajian yang dilakukan setiap hari kepada orang tua, dan keturunannya pun mengajar juga di masyarakat eksternal Kampung Adat Mahmud, hal itu dilakukan untuk lebih menyebarkan agama islam dan sejarah Kampung Adat Mahmud, dengan tokoh tertentu yang tidak dipilih namun harus keturunan asli mahmud dan mempunyai kualitas komunikasi yang baik, karena penuturan sejarah melalui lisan setidaknya rentan akan berbeda makna diantara masyarakat, maka dari itu pembawaan dakwah harus bisa menyesuaikan dengan situasi masyarakat yang ada.

Komunikasi dilakukan dengan cara dakwah kepada masyarakat internal maupun eksternal yang sudah dilakukan sejak berdirinya Kampung Adat Mahmud melalui masjid ataupun dilapangan Banyaknya tokoh agama dan ulama yang lahur dari daerah tersebut. Membuat keadaan mengikuti perkembangan yang ada. Para tokoh

(17)

17

agama yang sudah layak akan mendirikan sebuah Pondok Pesantren disebuah daerah, untuk mengembangkan pengetahuan para masyarakat. Melalui kegiatan pengajian internal Kampung Adat Mahmud ataupun hari raya besar islam yang diselenggerakan, dengan intens kegiatan-kegiatan yang dilakukan, pengetahuan dan identitas masyarakat akan tetap terjaga terhadap tradisi dan kebudayaa,.

Komunikasi tidak hanya dilingkungan masyarakat, namun komunikasi dilakukan juga di komunikasi keluarga, komunikasi yang sebenarnya akan lebih efektif karena kedekatan emosianal dan keterbukaan sejarah yang ada diberikan oleh orang tua kepada anaknya.dengan menggunakan bahasa yang disesuaikan menurut masyarakat yang ada. Sejarah akan tersampaikan dengan baik melalui gaya yang santai yang diisi juga dengan teka-teki maupun lelucon saat berdakwah

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. (2018) Perilaku Komunikasi Pelajar SMP NON SUKU SUNDA DALAM MENERAPKAN REBO NYUNDA. Universitas Bsi Bandung.

Atnan, N. (2015) „Paradigma Penelitian Kualitatif‟, Penelitian Uniiversitas Indonesia, 2(1), p. 34.

Bagit, V. F. (2017) „Orientasi Nilai Budaya Di Kalangan Perempuan Terhadap Model Pakaian Di Kota Manado‟, Holistik, 10.

Creswell, J. W. (2013) RESEARCH DESIGN :Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan Mixed. 3rd edn. Edited by A. Fawaid et al. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR.

Darmawan, K. Z. (2008) „Penelitian Etnografi Komunikasi: Tipe dan Metode‟, Mediator: Jurnal Komunikasi, 9(1), pp. 181–188. doi:

10.29313/MEDIATOR.V9I1.1142.

Denzin, N. k and Lincoln, Y. S. (2009) HANDBOOK OF QUALITATIVE RESEARCH. 1st edn. Edited by Dariyatno et al. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. Available at: pustakapelajar@yahoo.com.

Harum, A. (2013) Analisis Materi Pendidikan dan Nilai-nilai Budaya.

Kuswarno, E. (2011) ETNOGRAFI KOMUNIKASI : Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. 2nd edn. Edited by M. Az and D. Sarumapet. Bandung: Widya Padjajaran.

Muhammad, R. (2012) Teori Sastra : Kajian Teori dan Praktik. 2nd edn. Edited by A. N. Falah. Bandung: PT Refika Aditama.

Nesi, A. (2018) Tradisi Lisan Takanab Sebagai Wujud Identitas Masyarakat Dawan : Kajian Ekolinguistik Metaforis. UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. Available at: file:///D:/Data/S2/Semester 3/Proposal/Anton Nesi.pdf.

Sihabudin, A. (2011) KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA :Satu Perspektif Multidimensi. 1st edn. Edited by D. Ispurwanti. jakarta: PT Bumi Aksara.

(18)

18

Sugiyono (2017) METODE PENELITIAN KUALITATIF : untuk penelitian yang bersifat eksploratif, enterpretif, interatif dan konstruktif. 3rd edn. Edited by S. Y.

Suryandari. Bandung: CV ALFABETA. Available at: www.alfabeta.com.

Syaiful, R. (2009) Teori Komunikasi(perspekif, ragam dan aplikasi). 1st edn.

jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Wati, D. K. (2013) Cerita dewi rengganis dalam tradisi lisan masyarakat probolinggo. UNIVERSITAS JEMBER.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba ini, diharapkan peran serta masyarakat, terutama para tokoh masyarakat yang harus tampil sebagai aktor