• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tumbukan

N/A
N/A
Galihkj

Academic year: 2024

Membagikan " Tumbukan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TUMBUKAN

(Laporan Praktikum Fisika Dasar Pertanian)

Oleh:

Kelompok 5

1. Daffa Chairunissa Aldama (2014071046) 2. Dimas Ardi Kurnia (2054071006) 3. Galih Kuncoro Jati (2014071036)

4. Jeny Safitri (2014071048)

5. Pamagara Tegar Anugrah (2014071042) 6. A Refaldi Fayza Alamsyah (2054071014)

LABORATORIUM FISIKA DASAR PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa tumbukan merupakan peristiwa yang menjadi ciri utama sifat-sifat partikel suatu benda.Tumbukan dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep momentum.Dalam mekanika, besaran momentum merupakan salah satu besaran gerak yang paling mendasar. Momentum merupakan besaranbesaran vektor dengan arah momentum sama dengan arah kecepatan benda ( Halliday.dkk , 1997).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan, tanpa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada.

Peristiwa tumbukan dua bola yang berada pada suatu lintasan merupakan salah satu fenomena fisika yang terjadi dalam waktu yang singkat, sehingga untuk mendapatkan data kecepatan bola sebelum dan sesudah terjadi tumbukan diperlukan ketelitian yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisiensi restitusi ( e ) yang terjadi dari peristiwa tumbukan biasa ( Anjani, 2018).

Peristiwa tumbukan antara dua buah bola dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Perbedaan tumbukan – tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai koefisensi elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah benda yang bertumbukan.

Jika gaya antara benda-benda lebih besar dari setiap gaya luar. Seperti pada kebanyakan kasus tumbukan. Kita dapat mengabaikan gaya luar dan

memperlakukan bola sebagai sistem yang terisolasi. Maka momentum itu kekal dan momentum total dan sistem mempunyai harga yang sama baik sebelum dan sesudah tumbukan (Young,2010).

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:

1. Menentukan koefisien restitusi antara

(3)

a. Kelereng dengan lantai.

b. Bola Tenis dengan lantai.

c. Bola Pingpong dengan lantai.

2. Menyebutkan jenis tumbukan pada percobaan ini

3. Memberikan alasan mengapa nilai koefisien = 1 pada percobaan ini

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tumbukan adalah suatu peristiwa terisolasi dimana dua atau lebih benda saling mendesakkan gaya-gaya yang relatif kuat selama waktu yang relatif singkat.

Tumbukan merupakan kejadian yang umum Kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. ketika tumbukan terjadi, interaksi diantara benda-benda tersebut yang terlibat didalam tumbukan itu biasanya jauh lebih kuat daripada Gaya eksternal. oleh karna itu, Kita dapat mengabaikan pengaruh Gaya eksternal dalam interval waktu berlangsungnya tumbukan yang sangat singkat (giancolli 2014)

Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai koefisien elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah benda yang bertumbukan.

Koefisien restitusi dari dua benda yang bertumbukan sama dengan perbandingan negatif antara beda kecepatan sesudah tumbukan dengan beda kecepatan sebelum tumbukan. Dengan e adalah koefisien restitusi (Putranto, Singgih, dkk 2015).

Koefisien restitusi merupakan konstanta yang menyertai dua benda ketika

mengalami tumbukan. Koefisien restitusi dalam peristiwa tumbukan menunjukkan jenis tumbukan dua benda. Tumbukan itu dapat berupa tumbukan lenting

sempurna dengan nilai koefisien restitusi sama dengan satu (e = 1), tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien restitusi lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0 < e < 1), dan tumbukan tidak lenting sama sekali dengan nilai koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0). Besar nilai koefisien suatu benda sangat bergantung pada kecepatan dua benda sebelum dan sesudah tumbukan.

(5)

Untuk benda jatuh bebas, koefisien tergantung pada ketinggian benda ketika dijatuhkan. Hal tersebut dikarenakan kecepatan benda yang jatuh bebas sangat ditentukan oleh ketinggian benda dan percepatan gravitasi bumi (Wildan, 2016).

(6)

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 di Laboratorium Fisika Dasar Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran, kelereng, bola Tenis,bola Pingpong, dan mistar.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah:

Disiapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

Ditempelkan meteran pada dinding

Diambil salah satu contoh bola, kemudiaan diangkat bola tersebut pada ketinggian tertentu di depan mistar, kemudian dijatuhkan sambil

diamati tinggi pantulan bola yang pertama kalinya

Ditandai tinggi pantulan bola yang pertama kalinya dengan mistar

(7)

Dilakukan hal yang sama dengan bola yang lain

Dilakukan percobaan sampai didapat data sebanyak 5 kali.

Dicatat data yang diperoleh.

Hasil

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Kelereng

No. h1 h2 E

1. 1 0,54 0,734

2. 0,9 0,52 0,760

3. 0,8 0,50 0,790

4. 0,7 0,48 0,828

5. 0,6 0,46 0,875

Rata-rata 0,797

Standart deviasi 0,055 Kesalahan relative 0,203

Bola Tenis

No. h1 h2 E

1. 1 0,70 0,836

2. 0,9 0,68 0,868

3. 0,8 0,66 0,908

4. 0,7 0,64 0,956

5. 0,6 0,62 1,016

Rata-rata 0,916

Standart deviasi 0,071 Kesalahan relative 0,084

(9)

Bola Pingpong

No. h1 h2 E

1. 1 0,68 0,824

2. 0,9 0,66 0,856

3. 0,8 0,64 0,894

4. 0,7 0,62 0,941

5. 0,6 0,60 1

Rata-rata 0,903

Standart deviasi 0,069 Kesalahan relative 0,097

4.2 PEMBAHASAN

Dalam praktikum tumbukan ini kami menggunakan 3 bola untuk percobaan,yaitu kelereng, bola teni, bola pingpong. bola pertama yaitu kelereng, didapat pada ketinggian h1 = 1, h2 = 0,54, e = 0,734 selanjutnya pada ketinggian h1 = 0,9, h2 = 0,52, e = 0,760, ketiga pada ketinggian bola kelereng h1 = 0,8, h2 = 0,50, e = 0,790, selanjutnya keempat pada ketinggian h1 = 0,7, h2 = 0,48, e = 0,828, dan yang pada ketinggian terakhir yaitu h1 = 0,6, h2 = 0,46, e = 0,875, dari semua kelima tumbukan di dapat rata-rata 0,797,standar diviasi = 0,055 dan kesalahan relative = 0,203.

Bola yang kedua yaitu bola tenis, didapat pada ketinggian h1 = 1, h2 = 0,70 , e = 0,836, selanjutnya pada ketinggian h1 = 0,9, h2 = 0,68, e = 0,836, ketiga pada ketiinggian bola tenis h1= 0,8, h2 = 0,66, e = 0,908, selanjutnya keempat pada ketinggian h1= 0,7, h2 = 0,64, e = 0,956, dan yang pada ketinggian terakhir yaitu h1= 0,6, h2 = 0,62, e = 1,016, dari semua kelima tumbukan di dapat rata-rata 0,916, standar diviasi=0,071 dan kesalahan relative = 0,084.

Bola yang ketiga bola plastik pingpong, didapat pada ketinggian h1 = 1m, h2 = 0,68, e = 0,824, selanjutnya pada ketinggian h1 = 0,9 ,h2 = 0,66 , e = 0 ,856, ketiga pada ketiinggian bola pingpong h1= 0,8, h2 = 0,64, e = 0,894, selanjutnya keempat pada ketinggian h1 = 0,7, h2 = 0,62, e = 0,941, dan yang pada

ketinggian terakhir yaitu h1 = 0,6, h2 = 0,60, e = 1,0, dari semua kelima tumbukan di dapat rata-rata 0,903,standar diviasi=0,069 dan kesalahan relative = 0,097 Dari percobaan yang kita lakukan memungkinkan terjadi lenting sempurna dengan nilai koefisien restitusi sama dengan satu (e = 1).

(10)

1 Tumbukan Lenting Sempurna

Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama, baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama

tumbukan tidak ada energi yang hilang. Untuk memahami konsep ini, coba jawab pertanyaan gurumuda berikut ini. Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu

? atau ketika mobil atau sepeda motor bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi

juga panas yang muncul akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama proses tumbukan tersebut.

Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi.

Dengan kata lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total energi kinetik setelah tumbukan.

Nah, benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan.

Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari- hari ? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna

merupakan sesuatu yang sulit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna ? contoh jenis tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena terjadi pada tingkat atom, yakni tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul.

(11)

Sekarang mari tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna.

Untuk memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan gambar di bawah

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.

Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut

Keterangan :

m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2

v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan

v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan

Jika dinyatakan dalam momentum,

m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan

m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 etelah tumbukan

(12)

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu hal yang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatan setelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua

persamaan di atas. Persamaan apakah itu ? nah, mari kita turunkan persamaan tersebut… dipahami perlahan-lahan ya

Sekarang tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

\

(13)

Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.

2 Koofisien Elastisitas Tumbukan Lenting Sempurna

Iistilah baru TENTANG koofisien elastisitas ? sebelum menjelaskan apa itu koofisien elastisitas, mari dilihat lagi rumus fisika. Kali ini giliran persamaan 3…

Kita tulis lagi persamaan 3 :

Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan selisih kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias faktor kepegasan (dalam buku Karangan Bapak Marthen Kanginan disebut koofisien restitusi). Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar koofisien

elastisitas = 1. ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan = total kecepatan benda sebelum tumbukan. Lambang koofisien elastisitas adalah e.

Secara umum, nilai koofisien elastisitas dinyatakan dengan persamaan :

e = koofisien elastisitas = koofisien restitusi, faktor kepegasan, angka kekenyalan, faktor keelastisitasan

(14)

3 Tumbukan Lenting Sebagian

Pada pembahasan sebelumnya, kita telah belajar bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekakalan Energi Kinetik. Nah, bagaimana dengan tumbukan lenting sebagian ?

Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan.

Perubahan energi kinetik bisa berarti terjadi

pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal.

Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll.

Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa ledakan.

Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Bagaimana dengan Hukum Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan

4 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Bagaimana dengan tumbukan tidak lenting sama sekali ? suatu tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan. Salah satu contoh populer dari tumbukan tidak lentin

(15)

sama sekali adalah pendulum balistik. Pendulum balistik merupakan sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur laju proyektil, seperti peluru.

Sebuah balok besar yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya digantung seperti pendulum. Setelah itu, sebutir peluru ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru tertanam dalam balok. Sebagai akibat dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama terayun ke atas sampai ketinggian tertentu (ketinggian maksimum). Lihat gambar di bawah…

Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik ? Perhatikan gambar di atas.

Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang sangat singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya luar yang bekerja. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v’

m1v1 = (m1 + m2) v’ persamaan 1

Apakah setelah balok mulai bergerak masih berlaku hukum Kekekalan Momentum ? Tidak…. Mengapa tidak ? ketika balok (dan peluru yang tertanam di dalamnya) mulai bergerak, akan ada gaya luar yang bekerja pada balok dan peluru, yakni gaya gravitasi. Gaya gravitasi cenderung menarik balok kembali ke posisi setimbang. Karena ada gaya luar total yang bekerja, maka hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku setelah balok bergerak.

Lalu bagaimana menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan ?Nah, masih ingatkah dirimu pada Hukum Kekekalan Energi Mekanik ? kita dapat menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan menggunakan hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ketika balok mulai bergerak setelah tumbukan, sedikit demi sedikit energi kinetik berubah menjadi energi potensial gravitasi.

Ketika balok dan peluru mencapai ketinggian maksimum (h), seluruh Energi Kinetik berubah menjadi Energi Potensial gravitasi. Dengan kata lain, pada ketinggian maksimum (h), Energi Potensial gravitasi bernilai maksimum, sedangkan EK = 0. turunkan persamaannya ya

Catatan :

Ketika balok dan peluru tepat mulai bergerak dengan kecepatan v’, h1

= 0. Pada saat balok dan peluru berada pada ketinggian maksimum, h2

= h dan v2 = 0.

Persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk kasus tumbukan

(16)

tidak lenting sama sekali.

EM1 = EM2

EP1 + EK1 = EP2 + EK2

0+EK1=EP2+0

½ (m1 + m2)v’2 = (m1 + m2) g h < persamaan 2 (Asnal Effendi, 2012)

Tidak mungkin. Karena setiap benda (kelereng, bola bekel, dan bola kasti) yang mengalami tumbukan pada percobaan tersebut, sebagian tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik, sehingga terdapat energi yang hilang berubah menjadi bentuk lain seperti bunyi. Selain itu, juga mendapat pengaruh dari percepatan gravitasi. Dari percobaan yang kami lakukan, nilai koefisien restitusi semua benda (kelereng, bola bekel, bola bekel, dan bola kasti) adalah lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0 < e < 1), maka termasuk jenis tumbukan lenting sebagian (Wildan, 2016).

benda yang jatuh bebas sangan ditentukan oleh ketinggian benda dan percepatan gravitasi bumi. Bila sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian h1 lalu setelah dipantulkan lantai akan mencapai ketinggian h2 maka berlaku rumus:

e = √h2ℎ1 (Apprinda, 2015).

Dibidang teknologi insutri pertanian tumbukan digunakan untuk menumbuk kopi dnegan system yan g masih tardisional. Selain itu digunakan untuk memecah kulit kemiri. Digunakan juuga untuk mengeluarkan saos atau hand sanitizer dari dalam botol (Sartika, 2019).

(17)

V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Koefisien restitusi (e) dapat ditentukan dengan rumus e = √ h'

h hasil : Kelereng dengan lantai (0,734 ; 0,760 ; 0,790 ; 0,828 ; 0,875),

Bola tenis dengan lantai (0,836 ; 0,868 ; 0,908 ; 0,956 ; 1,016), Bola pingpong dengan lantai (0,824 ; 0,856 ; 0,894 ; 0,941 ; 1,0).

2. Jenis tumbukan pada percobaan ini adalah lenting sempurna dengan nilai koefisien restitusi samadengan 1 (e = 1),dan tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien restitusi lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0 < e < 1).

3. Terdapat nilai koefisien restitusi = 1 pada percobaan bola ping pong dengan h1 h1 = 0,6, h2 = 0,6, sehingga nilai e = 1,0. Namun ada yang nilai koefisien restitusi tidak = 1 karena setiap benda (kelereng, bola tenis dan bola pingpong) yang mengalami tumbukan pada percobaan ini, sebagian tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Hasil percobaan menunjukkan hampir semua benda (kelereng,bola tenis dan bola tenis) nilai koefisien restitusi lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0 < e < 1) maka termasuk dalam lenting sebagian. Hal tersebut terjadi karena ketinggian pantulan atau ketinggian akhir (h’) tidak sama nilainya dengan ketinggian mula-mula (h), sehingga nilai koefisien restitusi yang terbentuk tidak sama dengan 1.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Riska.2018. Menentukan Momentum dan Koefisien Restitusi Benda Tumbukan Menggunakan Tracker Videa Analyse. Journal of Teaching and Learning Physics. 3(2): 21-25.

Apprinda, A. 2015. Menentukan Koefisien Restitusi Pada Benda Jatuh Bebas.

SMK Negeri 1 Ngawi. Jawa Tengah

Effendi, Asnal. (2012). Fisika 1 Bab 9 Tumbukan. 9.1- 9.18. Istitut Pertanian Bogor : Bogor

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. 1997. Fundamentals of physics (5th ed., extended.). New York: Wiley.

Giancoli.2014. Fisika Prinsip dan Aplikasi. erlangga. Jakarta

Putranto, A., Singgih M., dkk. 2015. Tumbukan. SMA Negeri 1 Ketapang.

Ketapang.

Sartika, D. 2019. Fisika Dasar. Universitas Lampung. Lampung

Wildan, M.T. 2017. Menentukan Koefisien Restitusi Tumbukan Pada Benda Jatuh Bebas. SMA Negeri 1 Batang. Batang.

Young.2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

(19)

LAMPIRAN

(20)

Gambar 1.1 Perhitungan tumbukan

Gambar 1.2 Perhitungan Tumbukan

(21)

Gambar 1.3 Daffa Chairunissa Aldama saat mengerjakan laporan

Gambar 1.4 Galih Kuncoro Jati saat mengerjakan laporan

Gambar 1.5 Dimas Ardi Kurnia saat mengerjakan laporan

(22)

Gambar 1.6 Jeny Safitri saat mengerjakan laporan

(23)

Gambar 1.7 Pamaagra Tegar Anugrah saat mengerjakan laporan

Gambar 1.8 A Refaldi Fayza Alamsyah saat mengerjakan Laporan

Referensi

Dokumen terkait

Website ini berisi informasi dan hal-hal yang berhubungan dengan praktikum fisika dasar seperti modul praktikum fisika, format laporan akhir, jadwal praktikum, tata tertib,

melakukan eksperimen fisika karena sangat tidak mungkin untu mengukur tumbukan secara langsung. Oleh karena itulah penulis terdorong untuk melakukan analisis tumbukan

Aplikasi multimedia yang dibuat menjelaskan 3 materi utama Fisika yaitu Gerak benda, Energi, dan Tumbukan benda.. Pada bagian Gerak benda materi yang akan disajikan dibagi

Praktikum 3: Percobaan 3 ini kita akan melakukan model tumbukan dengan elastis sempurna, menggunakan kutub yang berlawanan dalam magnet.. Dalam percobaan kali ini gaya tolak

Dokumen ini membahas tentang konsep usaha dan energi, serta momentum dan impuls dalam

Dokumen ini berisi laporan praktikum metode gayaberat yang membahas tentang koreksi pasang

Laporan praktikum rangkaian listrik dan elektrifikasi pertanian yang membahas pengenalan komponen listrik dan

Laporan praktikum fisika dasar tentang penerapan asas Black pada suhu dan