KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI TENGGARA
KEJAKSAAN NEGERI KENDARI
Jl. Drs. Abdulllah Silondae No. 153 Kendari Telp. (0401) 3122222 www.kejari-kendari.go.id
“UNTUK KEADILAN” P-42
SURAT TUNTUTAN
Nomor Reg. Perkara : PDM-184/KDI/Euh.2/07./2024
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang kami muliakan
Penasehat Hukum Terdakwa yang kami hormati, dan
Pengunjung Sidang Pengadilan Negeri Kendari yang kami hormati,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan karunianya kita semua dapat hadir pada persidangan hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa ada halangan apapun sehingga persidangan pada hari ini dapat berlangsung sebagaimana adanya.
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Majelis Hakim, yang telah melakukan pemeriksaan terhadap perkara ini sejak awal sampai dengan pembacaan Surat Tuntutan ini dengan terbuka, adil dan tidak berpihak dan begitu pula ucapan terima kasih kami sampaikan hal serupa kepada Penasehat Hukum yang telah menjalankan tugasnya mendampingi terdakwa selama persidangan berlangsung, sehingga persidangan ini berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kendari dengan memperhatikan hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama terdakwa:
Nama : WAODE SITI NAISILA ALS SILA
Tempat lahir : Kendari
Umur/tanggal lahir : 37 Tahun / 21 April 1986;
Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Tunggala, Blok C1 No. 3, Kel. Anawai, Kec Wua Wua Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak ada
PENAHANAN
1. Terdakwa ditahan oleh Penyidik jenis Penahanan Rutan sejak tanggal 20 Desember 2023 s/d tanggal 8 Januari 2024.
2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 9 Januari 2024 s/d tanggal 17 Februari 2024.
3. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Negeri Kendari sejak tanggal 18 Februari 2024 s/d tanggal 18 Maret 2024.
4. Perpanjangan penahanan kedua oleh Ketua Pengadilan Negeri Kendari sejak tanggal 19 Maret 2024 s/d tanggal 17 April 2024.
5. Penuntut Umum sejak tanggal 17 April 2024 s/d tanggal 6 Mei 2024.
6. Majelis Hakim sejak tanggal 2 Mei 2024 s/d tanggal 31 Mei 2024.
7. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Kendari sejak tanggal 1 Juni 2024 s/d tanggal 30 Juli 2024.
8. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara sejak tanggal 31 Juli 2024 s/d tanggal 29 Agustus 2024.
II. DAKWAAN
Pertama :
--- Bahwa ia terdakwa Waode Siti Naisila alias Sila binti JONI SUYONO, pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2023 sekira pukul 05.00 WITA hingga pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA atau pada waktu lain dalam bulan Desember tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2023, bertempat di Wisma Regina 1, Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kendari, Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia, Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
1. Bahwa awalnya pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi pada bulan Desember 2023 sekira pukul 21.00 WITA terdakwa menghubungi saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu melalui WhatsApp dengan tujuan untuk mengajak bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 milik terdakwa dengan mengatakan di Wisma Regina 1 Eks miliknya tersebut ramai, kemudian terdakwa mengatakan pada saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu supaya mencari teman, selanjutnya saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu mengajak saksi korban Hirarahma Yutika untuk bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan bersedia, kemudian pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2023 sekira pukul 22.00 WITA terdakwa dan suaminya yang bernama Muh. Suryan Landuma menjemput saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi korban Hirarahma Yutika di Grand Hotel Kab Tuban untuk dibawa ke Wisma Regina 1 Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari dan
biaya penjemputan tersebut oleh terdakwa dibebankan kepada saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi korban Hirarahma Yutika sebagai hutang masing-masing sebesar Rp. 400. 000, 00,- (empat ratus ribu rupiah);
2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2023 sekira pukul 05.00 WITA sesampainya di Kab Kendari saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi korban Hirarahma Yutika oleh terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma diantar ke Wisma Regina 1 Eks dan ditempat tersebut bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK), untuk melayani tamu melakukan hubungan seksual dilakukan dalam kamar masing-masing, kemudian pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2023 sekira pukul 17.17 WITA ketika saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu bersama dengan terdakwa di Wisma Regina 1, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu menghubungi saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin melalui telepon WhatsApp lalu saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin juga menghubungi anak saksi Nur Magfira alias Pia, setelah terhubung kemudian terdakwa menawarkan pekerjaan pada saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak saksi Nur Magfira alias Pia sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 dan terdakwa mengatakan tidak mewajibkan melayani tamu melakukan hubungan seksual, selanjutnya saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrinmengatakan kepada terdakwa apabila memiliki hutang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dicafe tempat saksi korban bekerja dan anak saksi Nur Magfira alias Pia juga mengatakan memiliki hutang sebesar Rp.
1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) dicafe tempat anak saksi bekerja, lalu terdakwa mengatakan bersedia membayar hutang tersebut dan untuk membayar hutang tersebut saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak saksi Nur Magfira alias Pia bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan uang hasil sebagai LC tersebut disetorkan pada terdakwa dan disepakati.
3. Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA, terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma dan saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu menuju ke Bali dan sekira pukul 15.00 WITA sesampainya Konawe Selatan menuju cafe tempat saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin bekerja, setelah bertemu terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) pada saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin untuk melunasi hutang pada pemilik cafe, kemudian terdakwa, saksi Muh.
Suryan Landuma , saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu menuju ke Kab Denpasar untuk menjemput anak saksi Nur Magfira alias Pia dan sekira pukul 16.00 WITA setelah bertemu dengan anak saksi Nur Magfira alias Pia, terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) untuk melunasi hutang anak saksi Nur Magfira alias Pia pada manager café Diamond,
selanjutnya sekira pukul 17.00 WITA terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma , saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan anak saksi Nur Magfira alias Pia menuju ke Kab Kendari dan pada Hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA sesampainya di Kendari terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma mengantar saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan anak saksi Nur Magfira alias Pia ke Wisma Regina 1.
4. Bahwa setelah saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 berhutang lagi pada terdakwa sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sehingga hutang saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin pada terdakwa sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) dan ketika anak saksi Nur Magfira alias Pia akan berhutang lagi kepada terdakwa sebesar Rp. 720.000,- (tujuh ratus dua puluh ribu rupiah) tidak diberi, terdakwa mengatakan supaya anak saksi Nur Magfira alias Pia bekerja selama 3 hari terlebih dahulu lalu anak saksi Nur Magfira alias Pia dipaksa oleh terdakwa untuk disuntik filler dengan alasan supaya lebih cantik dan mudah laku, sehingga anak saksi Nur Magfira alias Pia bersedia untuk disuntik filler, diantar oleh terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma untuk disuntik filler dengan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan biaya suntik filler tersebut dibebankan pada anak saksi Nur Magfira alias Pia sehingga hutang anak saksi Nur Magfira alias Pia pada terdakwa menjadi Rp. 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah).
5. Bahwa terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 telah menentukan tarif harga, untuk tamu sewa ruang karaoke sebesar Rp. 150.000,-, sewa kamar tamu melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif para saksi korban menemani tamu sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) yang menentukan adalah masing-masing saksi korban, bahwa ketika saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 merasa tertekan sebagai pekerja seks komersial, namun saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu serta saksi korban Hirarahma Yutika berada di Wisma Regina 1 tersebut telah bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai pekerja seks komersial (PSK), uang yang diperoleh dari tamu baik uang sewa ruang karaoke, uang sewa kamar maupun sebagai pemandu karaoke (LC) oleh tamu diserahkan pada saksi Raihan Albani alias Raihan bin Sabidin (terdakwa dalam berkas terpisah) yang kemudian disetorkan pada terdakwa untuk dimasukkan sebagai cicilan hutang karena para saksi korban sebelumnya memiliki hutang pada terdakwa sedangkan uang hasil pekerja seks komersial (PSK) oleh tamu diserahkan langsung pada masing-masing saksi korban yang telah
menggunakan jasanya, terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang berperan sebagai operator ruang karaoke (room), menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke (room), menerima uang sewa kamar, mengantarkan makanan kepada para saksi korban dan anak saksi 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1, Wisma Regina 1 dibuka setiap hari untuk melayani tamu sekira pukul 12.00 WITA hingga pukul 04.00 WITA, setelah selesai beroperasi pada pukul 04.00 WITA dikunci kembali sehingga selama dikunci para saksi korban dan anak saksi berada didalam wisma regina 1.
6. Bahwa selama anak saksi Nur Magfira alias Pia berada di Wisma Regina tersebut tidak pernah melakukan pekerjaannya baik sebagai pemandu karaoke (LC) maupun sebagai pekerja seks komersial (PSK) karena sakit dan datang bulan, karena selama berada di wisma tersebut tidak bekerja kemudian terdakwa dan saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu menanyakan pada anak saksi Nur Magfira alias Pia kapan mulai bekerja dan ketika mengatakan masih datang bulan, terdakwa dan saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu menyarankan supaya dikasih penyumbat supaya berhenti tidak datang bulan lagi dan setelah anak saksi Nur Magfira alias Pia merasa dipaksa oleh terdakwa untuk bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) kemudian pada hari Senin tanggal 18 Desember 2023 sekira pukul 20.06 WITA anak saksi Nur Magfira alias Pia mengiriman pesan ke akun media sosial Instagram milik Polres Kendari dengan meminta bantuan Polres Kendari untuk mengeluarkan anak saksi Nur Magfira alias Pia dari Wisma Regina 1 tersebut, selanjutnya pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resor Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, anak saksi Nur Magfira alias Pia, saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi korban Hirarahma Yutika ke Polres Kendari dan selanjutnya terdakwa berhasil ditangkap.
Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat (1) UU RI No .21 tahun 2007 tentang pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
DAN
KEDUA :
Primair : Bahwa ia terdakwa Waode Siti Naisila alias Sila binti JONI SUYONO, pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA hingga pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA atau pada waktu lain dalam bulan Desember tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2023 bertempat di Wisma Regina 1, Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Kendari, Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia, yang dilakukan terhadap Anak, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri, Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
1. Bahwa awalnya pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi pada bulan Desember 2023 sekira pukul 21.00 WITA terdakwa menghubungi saksi Nurul Srimeirina als Nunu melalui WhatsApp dengan tujuan untuk mengajak bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 milik terdakwa dengan mengatakan di Wisma Regina 1 Eks miliknya tersebut ramai, kemudian terdakwa mengatakan pada saksi Nurul Srimeirina als Nunu supaya mencari teman, selanjutnya saksi Nurul Srimeirina als Nunu mengajak saksi Hirarahma Yutika untuk bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan bersedia, kemudian pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2023 sekira pukul 22.00 WITA terdakwa dan suaminya yang bernama Muh. Suryan Landuma menjemput saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika di Grand Hotel Kab Tuban untuk dibawa ke Wisma Regina 1 Lokaliasi Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec.
Mandonga, Kota Kendari dan biaya penjemputan tersebut oleh terdakwa dibebankan kepada saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika sebagai hutang masingmasing sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);
2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2023 sekira pukul 05.00 WITA sesampainya di Kab Kendari saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika oleh terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma diantar ke Wisma Regina 1 Eks dan ditempat tersebut bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK), untuk melayani tamu melakukan hubungan seksual didalam kamar masing-masing, kemudian pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2023 sekira pukul 17.17 WITA ketika saksi Nurul Srimeirina als Nunu bersama dengan terdakwa di Wisma Regina 1, saksi Nurul Srimeirina als Nunumenghubungi saksi Aldrin Brilly alias Aldrin melalui telepon WhatsApp lalu saksi Aldrin Brilly alias Aldrin juga menghubungi anak korban Nur Magfira alias Pia (masih berusia 17 tahun 2 bulan, berdasarkan Akta Kelahiran No. 3507.AL.2006.005982 yang dikeluarkan oleh Badan administrasi Kependudukan catatan sipil dan keluarga berencana Kab Malang), setelah terhubung kemudian terdakwa menawarkan pekerjaan pada saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 dan terdakwa mengatakan tidak mewajibkan melayani tamu melakukan hubungan seksual, selanjutnya saksi Aldrin Brilly alias Aldrin
mengatakan kepada terdakwa apabila memiliki hutang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) di cafe tempat saksi bekerja dan anak korban Nur Magfira alias Pia juga mengatakan memiliki hutang sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) dicafe tempat anak korban bekerja, lalu terdakwa mengatakan bersedia membayar hutang tersebut dan untuk membayar hutang tersebut saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan uang hasil sebagai LC tersebut disetorkan pada terdakwa dan disepakati;
3. Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA, terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menuju ke Bali dan sekira pukul 15.00 WITA sesampainya Bali menuju Kab Gianyar café tempat saksi Aldrin Brilly alias Aldrin bekerja, setelah bertemu terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) pada saksi Aldrin Brilly alias Aldrin untuk melunasi hutang pada pemilik café, kemudian terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma , saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu menuju ke Kab Denpasar untuk menjemput anak korban Nur Magfira alias Pia dan sekira pukul 16.00 WITA setelah bertemu dengan anak korban Nur Magfira alias Pia, terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) untuk melunasi hutang anak korban Nur Magfira alias Pia pada manager café Diamond, selanjutnya sekira pukul 17.00 WITA terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma , saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan anak korban Nur Magfira alias Pia menuju ke Kab Kendari dan pada Hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA sesampainya di Kendari terdakwa dan saksi Muh.
Suryan Landuma mengantar saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan anak korban Nur Magfira alias Pia ke Wisma Regina 1;
4. Bahwa setelah saksi Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 berhutang lagi pada terdakwa sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sehingga hutang saksi Aldrin Brilly alias Aldrin pada terdakwa sebesar Rp. 3.500.000,- tiga juta lima ratus ribu rupiah) dan ketika anak korban Nur Magfira alias Pia akan berhutang lagi kepada terdakwa sebesar Rp. 720.000,- (tujuh ratus dua puluh ribu rupiah) tidak diberi, terdakwa mengatakan supaya anak korban Nur Magfira alias Pia bekerja selama 3 hari terlebih dahulu lalu anak korban Nur Magfira alias Pia dipaksa oleh terdakwa untuk disuntik filler dengan alasan supaya lebih cantik dan mudah laku, sehingga anak korban Nur Magfira alias Pia bersedia untuk disuntik filler, diantar oleh terdakwa dan saksi Muh.
Suryan Landuma untuk disuntik filler dengan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan biaya suntik filler tersebut dibebankan pada anak korban Nur Magfira alias Pia sehingga hutang anak korban Nur Magfira alias Pia pada terdakwa menjadi Rp. 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah);
5. Bahwa terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 telah menentukan tarif harga untuk tamu sewa ruang karaoke sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu),
sewa kamar tamu melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif para saksi korban menemani tamu sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) yang menentukan adalah masing-masing saksi, ketika saksi Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 merasa tertekan sebagai pekerja seks komersial, namun saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu serta saksi Hirarahma Yutika berada di Wisma Regina 1 tersebut telah bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai pekerja seks komersial (PSK), uang yang diperoleh dari tamu baik uang sewa ruang karaoke, uang sewa kamar maupun sebagai pemandu karaoke (LC) oleh tamu diserahkan pada saksi Raihan Albani alias Raihan bin Sabidin (terdakwa dalam berkas terpisah) yang kemudian disetorkan pada terdakwa untuk dimasukkan sebagai cicilan hutang karena para saksi korban sebelumnya memiliki hutang pada terdakwa sedangkan uang hasil pekerja sex komersial (PSK) oleh tamu diserahkan langsung pada masing-masing saksi yang telah menggunakan jasanya, terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang berperan sebagai operator ruang karaoke, menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke, menerima uang sewa kamar dari tamu yang untuk berhubungan seksual, mengantarkan makanan kepada para saksi dan anak korban 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1, Wisma Regina 1 dibuka setiap hari untuk melayani tamu sekira pukul 12.00 WITA hingga pukul 04.00 WITA, setelah selesai beroperasi pada pukul 04.00 WITA dikunci kembali sehingga selama dikunci para saksi dan anak korban berada didalam wisma regina 1;
6. Bahwa selama anak korban Nur Magfira alias Pia berada di Wisma Regina tersebut tidak pernah melakukan pekerjaannya baik sebagai pemandu karaoke (LC) maupun sebagai pekerja seks komersial (PSK) karena sakit dan datang bulan, karena selama berada di wisma tersebut tidak bekerja kemudian terdakwa dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menanyakan pada anak korban Nur Magfira alias Pia kapan mulai bekerja dan ketika mengatakan masih datang bulan, terdakwa dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menyarankan supaya dikasih penyumbat supaya berhenti tidak datang bulan lagi dan setelah anak korban Nur Magfira alias Pia merasa dipaksa oleh terdakwa untuk bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) kemudian pada hari Senin tanggal 18 Desember 2023 sekira pukul 20.06 WITA anak korban Nur Magfira alias Pia mengiriman pesan ke akun media sosial Instagram milik Polres Kendari dengan meminta bantuan Polres Kendari untuk mengeluarkan anak korban Nur Magfira alias Pia dari Wisma Regina 1 tersebut, selanjutnya pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resor Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, anak
korban Nur Magfira alias Pia, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika ke Polres Kendari dan selanjutnya terdakwa berhasil ditangkap.
Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat (1) UU RI No.21 tahun 2007 tentang pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang jo pasal 17 UU RI No.21 tahun 2007 tentang pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang jo pasal 53 ayat (1) ke 1 KUHP.
Subsidair:
Bahwa ia terdakwa Waode Siti Naisila alias Sila binti JONI SUYONO, pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA hingga pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA atau pada waktu lain dalam bulan Desember tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2023 bertempat di Wisma Regina 1, Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari atau setidak- tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kendari, Menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan ekspoitasi secara ekonomi dan / atau seksual terhadap Anak, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri, Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
1. Bahwa awalnya pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi pada bulan Desember 2023 sekira pukul 21.00 WITA terdakwa menghubungi saksi Nurul Srimeirina als Nunu melalui WhatsApp dengan tujuan untuk mengajak bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 milik terdakwa dengan mengatakan di Wisma Regina 1 Eks miliknya tersebut ramai, kemudian terdakwa mengatakan pada saksi Nurul Srimeirina als Nunu supaya mencari teman, selanjutnya saksi Nurul Srimeirina als Nunu mengajak saksi Hirarahma Yutika untuk bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan bersedia, kemudian pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2023 sekira pukul 22.00 WITA terdakwa dan suaminya yang bernama Muh. Suryan Landuma menjemput saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika di Grand Hotel Kab Tuban untuk dibawa ke Wisma Regina 1 Lokaliasi Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec.
Mandonga, Kota Kendari dan biaya penjemputan tersebut oleh terdakwa dibebankan kepada saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika sebagai hutang masingmasing sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);
2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2023 sekira pukul 05.00 WITA sesampainya di Kab Kendari saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika oleh terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma diantar ke Wisma Regina 1 Eks dan ditempat tersebut sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) dan untuk melayani tamu melakukan hubungan seksual didalam kamar masing-masing, kemudian pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2023 sekira pukul 17.17 WITA ketika saksi Nurul
Srimeirina als Nunu bersama dengan terdakwa di Wisma Regina 1, saksi Nurul Srimeirina als Nunu menghubungi saksi Aldrin Brilly alias Aldrin melalui telepon WhatsApp lalu saksi Aldrin Brilly alias Aldrin juga menghubungi anak korban Nur Magfira alias Pia (masih berusia 17 tahun 2 bulan, berdasarkan Akta Kelahiran No. 3507.AL.2006.005982 yang dikeluarkan oleh Badan dministrasi Kependudukan catatan sipil dan keluarga berencana Kab Malang), setelah terhubung kemudian terdakwa menawarkan pekerjaan pada saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 dan terdakwa mengatakan tidak mewajibkan melayani tamu melakukan hubungan seksual, selanjutnya saksi Aldrin Brilly alias Aldrin mengatakan kepada terdakwa apabila memiliki hutang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dicafe tempat saksi korban bekerja dan anak korban Nur Magfira alias Pia juga mengatakan memiliki hutang sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) dicafe tempat anak saksi bekerja, lalu terdakwa mengatakan bersedia membayar hutang tersebut dan untuk membayar hutang tersebut saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan uang hasil sebagai LC tersebut disetorkan pada terdakwa dan disepakati;
3. Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA, terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menuju ke Bali dan sekira pukul 15.00 WITA sesampainya Bali menuju Kab Gianyar café tempat saksi Aldrin Brilly alias Aldrin bekerja, setelah bertemu terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) pada saksi Aldrin Brilly alias Aldrin untuk melunasi hutang pada pemilik café, kemudian terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma , saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu ke Kab Denpasar untuk menjemput anak korban Nur Magfira alias Pia dan sekira pukul 16.00 WITA setelah bertemu dengan anak korban Nur Magfira alias Pia, terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp.
1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) untuk melunasi hutang anak korban Nur Magfira alias Pia pada manager café Diamond, selanjutnya sekira pukul 17.00 WITA terdakwa, saksi Muh. Suryan Landuma , saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan anak korban Nur Magfira alias Pia menuju ke Kab Kendari dan pada Hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA sesampainya di Kendari terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma mengantar saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan anak korban Nur Magfira alias Pia ke Wisma Regina 1;
4. Bahwa setelah saksi Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 berhutang lagi pada terdakwa sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus rupiah) sehingga hutang saksi Aldrin Brilly alias Aldrin pada terdakwa sebesar Rp.
3.500.000,- (tiga juta lima ratus rupiah) dan ketika anak korban Nur Magfira alias Pia akan berhutang lagi kepada terdakwa sebesar Rp. 720.000,- (tujuh ratus dua puluh ribu rupiah) tidak diberi, terdakwa mengatakan supaya anak korban Nur
Magfira alias Pia bekerja selama 3 hari terlebih dahulu lalu anak korban Nur Magfira alias Pia dipaksa oleh terdakwa untuk disuntik filler dengan alasan supaya lebih cantik dan mudah laku, sehingga anak korban Nur Magfira alias Pia bersedia untuk disuntik filler, diantar oleh terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma untuk disuntik filler dengan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan biaya suntik filler tersebut dibebankan pada anak korban Nur Magfira alias Pia sehingga hutang anak korban Nur Magfira alias Pia pada terdakwa menjadi Rp. 2.600.000,- (dua juta enam ratus rupiah);
5. Bahwa terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 telah menentukan tarif harga untuk tamu sewa ruang karaoke sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah), sewa kamar tamu melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif para saksi korban menemani tamu sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) yang menentukan adalah masing-masing saksi, bahwa saksi Aldrin Brilly alias Aldrin berada di Wisma Regina 1 merasa tertekan sebagai pekerja seks komersial, namun saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu serta saksi Hirarahma Yutika berada di Wisma Regina 1 tersebut telah bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai pekerja seks komersial (PSK), uang yang diperoleh dari tamu baik uang sewa ruang karaoke, uang sewa kamar maupun sebagai pemandu karaoke (LC) oleh tamu diserahkan pada saksi Raihan Albani alias Raihan bin Sabidin (terdakwa dalam berkas terpisah) yang kemudian disetorkan pada terdakwa untuk dimasukkan sebagai cicilan hutang karena para saksi korban sebelumnya memiliki hutang pada terdakwa sedangkan uang hasil pekerja seks komersial (PSK) oleh tamu diserahkan langsung pada masing-masing saksi yang telah menggunakan jasanya, terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang berperan sebagai operator ruang karaoke, menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke, menerima uang sewa kamar dari tamu yang untuk berhubungan seksual, mengantarkan makanan kepada para saksi korban dan anak korban 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1 karena Wisma Regina 1 tersebut selalu dalam keadaan dikunci, dibuka setiap hari untuk melayani tamu sekira pukul 12.00 WITA hingga pukul 04.00 WITA setelah selesai beroperasi pada pukul 04.00 WITA dikunci kembali sehingga selama dikunci para saksi dan anak korban berada didalam wisma regina 1.
6. Bahwa selama anak korban Nur Magfira alias Pia berada di Wisma Regina tersebut tidak pernah melakukan pekerjaannya baik sebagai pemandu karaoke (LC) maupun sebagai pekerja seks komersial (PSK) karena sakit dan datang bulan, karena selama berada di wisma tersebut tidak bekerja kemudian terdakwa dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menanyakan pada anak korban Nur Magfira alias Pia kapan mulai bekerja dan ketika mengatakan masih datang bulan,
terdakwa dan saksi Nurul Srimeirina als Nunu menyarankan supaya dikasih penyumbat supaya berhenti tidak datang bulan lagi dan setelah anak korban Nur Magfira alias Pia merasa dipaksa oleh terdakwa untuk bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) kemudian pada hari Senin tanggal 18 Desember 2023 sekira pukul 20.06 WITA anak korban Nur Magfira alias Pia mengiriman pesan ke akun media sosial Instagram milik Polres Kendari dengan meminta bantuan Polres Kendari untuk mengeluarkan anak korban Nur Magfira alias Pia dari Wisma Regina 1 tersebut, selanjutnya pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resort Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, anak korban Nur Magfira alias Pia, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika ke Polres Kendari dan selanjutnya terdakwa berhasil ditangkap.
Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 88 Jo Pasal 76 I Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi UndangUndang jo pasal 53 ayat (1) ke 1 KUHP.
---
III. FAKTA PERSIDANGAN
Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli keterangan terdakwa, alat bukti surat serta barang bukti secara berturut-turut sebagai berikut :
A. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Anak korban Nur Magfira alias Pia binti SUTRISNO bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak korban membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa anak korban telah melaporkan terdakwa ke Polres Kendari melalui akun Istagram anak korban sehingga terdakwa di tangkap oleh petugas Kepolisian Resor Kendari pada hari rabu tanggal 20 Desember 2023 sekitar pukul 13.00 WITA;
- Bahwa anak korban telah diajak oleh saksi Aldrin Brilly alias Aldrin untuk bekerja di Kendari tepatnya di Wisma Regina 1 Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari milik terdakwa ;
- Bahwa anak korban kenal dengan saksi Aldrin Brilly alias Aldrin karena sebelumya pernah kerja bareng menjadi pemandu nyanyi di Café Diamond di Bali dan sebelum anak korban bekerja di ajak oleh saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, anak korban bekerja menjual nasi Kuning di warung milik BU SILA ;
- Bahwa sebelum anak korban bekerja di wisma regina I, saksi Nunu dan terdakwa menelepon saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban kemudian terdakwa menawarkan pekerjaan kepada anak korban melalui Telefon tersebut sebagai Pemandu nyanyi (LC) di di Wisma Regina 1 dengan mengatakan “ kerja disini enak dapat makan 2 (dua) Kali Sehari , dan disini bisa Saja dalam sehari bisa pegang uang Rp 500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) , gampang kok Cari Uang disini “;
- Bahwa Terdakwa juga mengatakan “ Kerja disini bebas mau kemana mana dan tidak ada namanya digembok-digembok”;
- Bahwa anak korban mengatakan pada terdakwa telah memiliki hutang sebesar Rp. 1.600.000,- dicafe tempat anak korban bekerja, lalu terdakwa mengatakan bersedia membayar hutang tersebut dan untuk membayar hutang tersebut anak korban bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan uang hasil sebagai LC tersebut disetorkan pada terdakwa dan kemudian disepakati;
- Bahwa selanjutnya anak korban dijemput oleh terdakwa, saksi Nunu, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan saksi Muh. Suryan Landuma yang merupakan suami terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 16.00 Wita di Mess Café Diamond untuk pergi Ke kabupaten Kendari;
- Bahwa pada saat anak korban didatangi oleh Terdakwa, kemudian anak korban dibeHirarahma Yutikan uang sebesar Rp 1.600.000,- (Satu juta enam ratus ribu rupiah) untuk membayar hutang di cafe tempat anak korban bekerja dan untuk membayar uang sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) kepada Terdakwa tersebut anak korban membayarnya dengan sistem hutang ;
- Bahwa anak korban bersama dengan saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, Saksi Nunu, terdakwa dan Suami Terdakwa kemudian berangkat dari bali menuju Kabupaten Kendari dan sampai pada hari minggu tanggal 17 Desember 2023 Sekira pukul 04.00 WITA; - Bahwa anak korban berada di wisma regina 1 sejak pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA hingga pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA saksi korban telah menetap di Wisma Regina 1, Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari; - Bahwa ketika saksi Nunu, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan saksi Hirarahma Yutika berada di wisma regina 1 telah bekerja sebagai LC dan PSK (pekerja seks komersial) sedangkan ketika anak korban berada di wisma regina 1 dan tinggal di Wisma Regina 1 namun anak korban tidak bekerja baik sebagai LC (Lady Campanion) atau Sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) dengan alasan anak korban pada saat itu sedang tidak enak badan dan sedang datang bulan;
- Bahwa Terdakwa pernah memaksa anak korban untuk suntik Filler dengan alasan agar terlihat lebih cantik dan mudah laku sehingga anak korban kemudian suntik filler dengan biaya sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang di bebankan kepada anak korban dengan sistem hutang sehingga total hutang anak korban menjadi Rp. 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah);
- Bahwa akibat suntik Filler tersebut anak korban merasakan hidungnya merasa sakit dan nyeri hingga saat ini.
- Bahwa ketika anak korban tidak bekerja dengan alasan datang bulan dan sakit, Nunu dan terdakwa menyuruh anak korban untuk menyumpal Mens anak korban supaya segera berhenti;
- Bahwa di wisma regina 1 terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dengan sewa ruang karaoke sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu), sewa kamar melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) ditentukan oleh masing-masing yang menggunakan jasanya;
- Bahwa pada saat menetap di Wisma Regina 1 milik terdakwa, anak korban hanya di beri makan 1 (satu) Kali dalam 1 hari dan ketika anak korban berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa, wisma regina 1 tersebut di Kunci dari luar dan di buka pada saat jam kerja yaitu siang hari sekira pukul 12.00 WITA sampai dengan pagi pukul 04.00 WITA;
- Bahwa anak korban merasa di sekap di Wisma Regina 1 milik terdakwa karena tidak boleh keluar dan jika akan kemana-mana harus di dampingi oleh orang kepercayaan terdakwa dan yang mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1 adalah saksi Raihan Albani alias Raihan;
- Bahwa Terdakwa sebagai pemilik wisma regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang berperan sebagai operator ruang karaoke, menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke, menerima uang sewa kamar dari tamu yang untuk berhubungan seksual, mengantarkan makanan kepada para saksi dan anak korban 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1.
- Bahwa selama anak korban selama berada di Wisma Regina 1 merasa tertekan sehingga pada hari Senin tanggal 18 Desember 2023 sekira pukul 20.00 WITA anak korban mengirimkan pesan ke akun media sosial Instagram milik Polres Kendari untuk meminta bantuan Polres Kendari untuk mengeluarkan anak korban dari Wisma Regina 1 tersebut, selanjutnya pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resor Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa anak korban, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika ke Polres Kendari;
- Bahwa pada saat kejadian Anak Korban masih berusia 17 tahun 2 bulan, berdasarkan Akta Kelahiran No. 3507.AL.2006.005982 yang dikeluarkan oleh Badan dministrasi Kependudukan catatan sipil dan keluarga berencana Kab Malang;
- Bahwa selanjutnya petugas kepolisian menangkap terdakwa dan saksi Raihan dan selanjutnya diproses sesuai dengan hukum yang berlaku;
- Terhadap keterangan Anak Korban tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
2. Saksi Korban ALDRIN BRILLY ALIAS ALDRIN ANGGRAENI alias RERE binti OCIM bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi korban membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik dari Polres Kendari; - Bahwa saksi korban telah diajak oleh saksi NUNU untuk bekerja di Cafe Regina 1 Sampan milik terdakwa di Kendari;
- Bahwa saksi korban kenal dengan NUNU karena sebelumnya kerja sebagai LC (Lady Campanion) di Wilayah Gianyar Provinsi Bali dan saksi korban telah mengajak Nur Magfira alias Pia untuk bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa di Kabupaten Kendari dan anak korban langsung menerima ajakan saksi;
- Bahwa pada awalnya saksi Nunu dan terdakwa menghubungi saksi melalui telefon yang kemudian di gabung antara saksi, anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA dan NUNU, kemudian terdakwa menawarkan pekerjaan kepada saksi dan anak korban Nur Magfira alias Pia hanya sebagai Pemandu nyanyi (LC) di Wisma Regina 1 dan terdakwa menjelaskan apabila tidak mewajibkan saksi dan anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA untuk melayani tamu untuk hubungan badan, kemudian saksi mengatakan pada terdakwa apabila saksi memiliki tanggungan hutang di cafe Wilayah Konawe Selatan tempat saksi bekerja sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah), kemudian terdakwa mengatakan akan membayar hutang tersebut asalkan dengan sistem hutang ;
- Bahwa saksi korban mempunyai hutang dan tanggungan di cafe wilayah Konawe Selatan sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah) dan terdakwa mengatakan bersedia membayar hutang tersebut dan untuk membayar hutang tersebut saksi bekerja di Wisma Regina 1 sebagai pemandu karaoke (LC) dan uang hasil sebagai LC tersebut disetorkan pada terdakwa dan kemudian disepakati;
- Bahwa terdakwa, Nunu dan Muh. Suryan Landuma (suami terdakwa) kemudian menjemput saksi korban pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 15.00 Wita di cafe Konawe Selatan dan terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- untuk membayar hutang di café tempat saksi korban bekerja, selanjutnya menjemput Anak korban Nur Magfira alias Pia di tempat kerjanya;
- Bahwa selanjutnya saksi korban bersama dengan anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA, NUNU, terdakwa dan Raihan berangkat dari bali menuju Kabupaten Kendari dan sampai pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 Sekira pukul 04.00 WITA;
- Bahwa saksi korban berada di wisma regina 1 sejak hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA hingga pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA dan selama saksi berada di wisma regina 1, saksi korban telah bekerja sebagai LC dan melakukan hubungan badan layaknya suami istri di Wisma Regina 1milik terdakwa;
- Bahwa saksi bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa dengan menemani tamu berkaraoke, menemani tamu minum minuman keras dan menjadi Joki minuman keras dan menerima tamu melakukan berhubungan layaknya suami istri;
- Bahwa Terdakwa sebagai pemilik wisma regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang merupakan Operator ruang Karaoke, menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke, menerima uang sewa kamar dari tamu yang untuk berhubungan seksual, mengantarkan makanan kepada para saksi dan anak korban 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1;
- Bahwa di wisma regina 1 saksi tidak mengetahui siapa yang menentukan tarif baik sebagai LC maupun melayani tamu berhubungan badan dan di wisma regina 1 tidak ada batas waktu yang dibeHirarahma Yutikan kepada tamu untuk menemani karaoke;
- Bahwa selama saksi kerja sebagai pemandu karaoke saksi tidak menerima uang sebagai pemandu karaoke, uang tersebut di terima saksi Raihan Albani alias Raihan untuk mencicil hutang saksi kepada terdakwa;
- Bahwa pada saat saksi melayani tamu hubungan badan, saksi merasa tertekan karena sebelumnya saksi tidak pernah melayani tamu dengan hubungan badan dan pada saat bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa, terdakwa telah memberi makan saksi 1 (satu) kali dalam 1 hari;
- Bahwa Terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dengan sewa ruang karaoke sebesar Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu), sewa kamar melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) ditentukan oleh masing-masing yang menggunakan jasanya;
- Bahwa saksi korban mempunyai tanggungan hutang pada terdakwa karena telah melunasi hutang di cafe Konawe Selatan tempat saksi sebelumnya bekerja sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah) dan terdakwa yang telah membayarnya dengan sistem hutang;
- Bahwa selain itu saksi juga berhutang kepada terdakwa sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk saksi kirimkan ke keluarga saksi di subang jadi total hutang saksi kepada terdakwa sebesar Rp 3.500.000,-;
- Bahwa keseluruhan uang yang saksi dapat dari melayani 2 orang tamu BO dan menemani karaoke sebesar Rp 800.000,- (Delapan ratus ribu rupiah) dan terdakwa hanya memberi saksi uang sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) karena terdakwa gunakan untuk mencicil hutang saksi kepada terdakwa;
- Bahwa ketika saksi berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa, wisma regina 1 tersebut di Kunci dari luar dan di buka pada saat jam kerja yaitu siang hari sekira pukul 12.00 WITA sampai dengan pagi pukul 04.00 WITA dan jika akan kemana mana harus di dampingi ;
- Terhadap keterangan saksi korban tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
3. Saksi korban NURUL SRIMEIRINA alias NUNU bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak korban membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa benar sekira bulan Desember 2023 terdakwa menghubungi saksi dan mengajak bekerja kembali di Wisma Regina 1 milik terdakwa dan sebelumnya tahun 2019 saksi pernah bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa selama kurang lebih 2 tahun;
- Bahwa Terdakwa kemudian meminta saksi untuk mencaHirarahma Yutikan teman untuk bekerja kepada terdakwa di Wisma Regina 1 karena di Wisma Regina 1 ramai tamu dan dalam mencari teman untuk bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa, saksi tidak pernah di beri upah atau imbalan ;
- Bahwa saksi kemudian mengajak saksi HIRARAHMA YUTIKA untuk bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa dan saksi kenal dengan HIRARAHMA YUTIKA karena sebelumnya saksi pernah bekerja bersama sebagai Pemandu Karaoke (LC) di Cafe WAWATU Konawe Selatan;
- Bahwa saksi ketika berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa, wisma regina 1 tersebut di Kunci dari luar dan di buka pada saat jam kerja yaitu siang hari sekira pukul 12.00 WITA sampai dengan pagi pukul 04.00 WITA dan saksi tidak bisa keluar karena dikunci dan jika akan kemana mana harus di dampingi ;
- Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resor Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa Nur Magfira alias Pia, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi dan saksi Hirarahma Yutika ke Polres Kendari;
- Terhadap keterangan saksi korban tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
4. Saksi korban Hirarahma Yutika binti BUGUM LESMANA bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak korban membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa saksi korban diajak oleh saksi NUNU untuk bekerja di Wisma Regina 1 Sampan milik terdakwa di Kendari ;
- Bahwa saksi korban kenal dengan NUNU karena sebelumnya saksi pernah bekerja bersama sebagai Pemandu Karaoke (LC) di Cafe WAWATU Konawe Selatan;
- Bahwa awalnya saksi tidak mau diajak bekerja oleh NUNU DI Wisma Regina 1 milik Terdakwa karena tidak srek dan jaraknya jauh namun Sila berkata di coba aja dulu siapa tau Srek atau betah ; - Bahwa alasan saksi mau bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa karena ingin lebih mudah untuk mendapatkan uangnya;
- Bahwa pada hari selasa tanggal 12 Desember 2023 sekira pukul 22.00 WITA, terdakwa bersama dengan saksi Muh. Suryan Landuma (suami terdakwa) menjemput saksi dan saksi NUNU di hotel di Tuban untuk bekerja kepada terdakwa ;
- Bahwa dalam penjemputan saksi dan saksi NUNU dibebani biaya transport oleh terdakwa sebesar masing-masing sebesar Rp 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) dengan system hutang;
- Bahwa sejak tanggal 13 Desember 2023 sampai dengan tanggal 18 Desember 2023 saksi bekerja sebagai Pemandu Karaoke (LC) dan melayani tamu berhubungan badan (PSK) di Wisma Regina 1 milik terdakwa;
- Bahwa di wisma regina 1 terdakwa menyediakan Wisma Regina 1 dengan sewa ruang karaoke sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu), sewa kamar melakukan hubungan seksual sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) ditentukan oleh masing-masing yang menggunakan jasanya;
- Bahwa para saksi korban menerima tamu melayani melakukan hubungan seksual dikamar masing-masing di wisma regina 1 yang telah disediakan oleh terdakwa;
- Bahwa Terdakwa sebagai pemilik wisma regina 1 dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan yang berperan sebagai operator ruang karaoke, menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke, menerima uang sewa kamar dari tamu yang untuk berhubungan seksual, mengantarkan makanan kepada para saksi dan anak korban 1 kali sehari serta mengunci dan membuka pintu Wisma Regina 1;
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menentukan tarif di wisma regina 1 tersebut dan tidak ada batas waktu yang dibeHirarahma Yutikan kepada tamu karaoke;
- Bahwa di tuban sebagai LC bayarannya perjam kalau di Wisma Rengganis milik terdakwa sepuasnya Rp.100.000,- sehingga saksi merasa rugi;
- Bahwa saksi bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa sebegai pemandu Karaoke (LC) Sekaligus Menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial)
- Bahwa tugas saksi di Wisma Rengina 1 yaitu, menemani tamu berkaraoke, menemani tamu minum-minuman sekaligus menjadi joki minuman keras dan melayani tamu melakukan hubungan Badan (BO)
- Bahwa selama berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa saksi melayani tamu BO sebanyak 8 orang dan tarif saksi dalam melakukan hubungan badan (BO) sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan sebesar Rp 600.000,-
- Bahwa dalam melayani Tamu melakukan hubungan bdan (BO) terdapat biaya sewa kamar sebesar Rp 50.000,- dan uang tersebut diserahkan ke terdakwa melalui saksi Raihan Albani alias Raihan;
- Bahwa uang yang di dapatkan saksi selama bekerja di Wisma Rengganis milik terdakwa sebesar Rp 2.500.000,-, dan dari uang yang saksi dapat, uang sebesar Rp. 1.000.000,- saksi serahkan ke terdakwa untuk di transfer kepada keluarga saksi, uang sebesar Rp 400.000,- saksi serahkan kepada terdakwa buat membayar hutang Transport kepada terdakwa, sedangkan uang sebesar Rp.
800.000,- saksi gunakan buat kebutuhan sehari-hari saksi;
- Bahwa ketika saksi berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa, wisma regina 1 tersebut di Kunci dari luar dan di buka pada saat jam kerja yaitu siang hari sekira pukul 12.00 WITA sampai dengan pagi pukul 04.00 WITA dan selama saksi berada di Wisma Regina 1 milik terdakwa, saksi tidak bisa keluar karena dikunci dan jika akan kemana mana harus di dampingi;
- Terhadap keterangan saksi korban tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
5. Saksi MUH. SURYAN LANDUMA bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa saksi membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa saksi merupakan suami dari Terdakwa; - Bahwa saksi pernah diajak terdakwa untuk menjemput saksi korban NUNU dan saksi korbna HIRARAHMA YUTIKA di Tuban;
- Bahwa pada hari selasa tanggal 12 Desember 2023 saksi menjemput saksi korban NUNU dan saksi korban HIRARAHMA YUTIKA di depan Hotel di Kabupaten Tuban dan diantar ke Lokalisasi Wisma Regina 1 yang di kelola terdakwa menggunakan mobil Sigra Milik Pak JON;
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 sekira pukul 13.00 WITA saksi bersama dengan Terdakwa telah menjemput saksi korban ALDRIN BRILLY ALIAS ALDRIN dan anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA di BALI untuk bekerja di Wisma Regina 1;
- Bahwa setahu saksi, Anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA, saksi korban RERE, saksi korban NUNU dan saksi korban HIRARAHMA YUTIKA bekerja di Wisma Regina 1 Milik terdakwa sebagai Pemandu Karaoke (LC);
- Bahwa saksi sudah pernah mengingatkan Terdakwa untuk tidak lagi mengelola tempat karaoke dan saksi tidak mengetahui bagaimana terdakwa mengelolah Wisma Regina 1, terdakwa mengatakan pada saksi bahwa wisma regina 1 dikontrakkan kepada DIRGO MAULANA;
- Bahwa saksi RAIHAN bekerja sebagai Operator Rumah Karaoke milik terdakwa namun saksi tidak pernah bertemu dengan RAIHAN;
- Bahwa saksi pernah mengantar anak korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA untuk Filler namun saksi tidak mengetahui Proses Filler dan Biaya yang dikeluarkan untuk Filler ;
- Bahwa setahu saksi rumah karaoke yang di kelolah terdakwa sudah mendapatkan Izin dari Dinas Perizinan Kabupaten Kendari;
- Bahwa saksi tidak tahu masalah cara kerja dan keuntungan yang di dapat terdakwa dalam mengelolah Tempat Karaoke Wisma Regina 1 dan saksi tidak pernah kontrol rumah Karaoke / Wisma Regina 1 yang terdakwa kelola karena saksi sibuk bekerja sebagai kepala Dusun; - Bahwa
saksi tidak pernah tahu masalah Kwitansi yang tertera harga Rp. 3.000.000,- dan hubungan kerjasama antara DIRGO MAULANA dan terdakwa ;
- Terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
6. Saksi ALAMSYAH, S.H. bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa pada hari senin tanggal 18 Desember 2023 anak korban Nur Magfira alias Pia meminta bantuan Polres Kendari dengan cara mengirim pesan singkat ke akun Instagram Polres Kendari dan di balas oleh Bagian Humas Kendari;
- Bahwa selain meminta bantuan dengan cara DM ke Akun Instagram Polres Kendari anak korban Nur Magfira alias Pia juga meminta bantuan dengan cara menghubungi melalui Aplikasi WA kepada Piket SPKT Polres Kendari;
- Bahwa selanjutnya pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 10.30 WITA pihak Kepolisian Resor Kendari mendatangi Wisma Regina 1 tersebut lalu membawa saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, anak korban Nur Magfira alias Pia, saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika ke Polres Kendari;
- Bahwa anak korban Nur Magfira alias Pia meminta bantuan Petugas Kepolisian Resor Kendari untuk mengeluarkan anak korban Nur Magfira alias Pia dari Wisma Regina 1 tempat saksi korban bekerja karena merasa takut dan terkurung selama bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa;
- Bahwa pada saat mencari Informasi yang telah memegang kunci Wisma Regina 1 adalah Raihan Albani alias Raihan selanjutnya saksi meminta bantuan warga sekitar untuk memanggil Raihan Albani alias Raihan dan meminta untuk membuka Pintu Depan Wisma Regina 1 yang terdakwa kelola;
- Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan di tempat Karaoke Wisma Regina 1 milik terdakwa saksi mendapati 4 diduga PSK , 1 korban di bawah umur dan 3 orang lainnya dewasa yang sedang berada di kamar masing-masing ;
- Bahwa pintu setiap kamar PSK tidak dalam keadaan terkunci hanya Pintu depan rumah saja yang dalam keadaan terkunci ;
- Bahwa orang yang berada di tempat Karaoke Wisma Regina 1 milik terdakwa yaitu anak korban Nur Magfira alias Pia, Aldrin Brilly alias Aldrin Anggraeni, Nurul Srimeirina dan Hirarahma Yutika;
- Bahwa pada saat diintrogasi oleh petugas kepolisian, anak korban Nur Magfira alias Pia merasa takut dan dipaksa oleh terdakwa untuk menjadi PSK bukan hanya sebagai pemandu karaoke saja;
- Bahwa pada saat dilakukan Introgasi didapat keterangan anak korban Nur Magfira alias Pia, Aldrin Brilly alias Aldrin Anggraeni, Nurul Srimeirina dan Hirarahma Yutika berada di Wisma
Regina 1 milik terdakwa untuk bekerja sebagai LC (pemandu Karaoke) dan Melayani BO atau melayani persetubuhan;
- Bahwa dalam melayani hubungan badan para tamu membayar uang kamar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dalam setiap kali melayani tamu hubungan badan;
- Bahwa Terdakwa selaku pemilik dan yang mengelola tempat Karaoke serta melayani Open BO di Wisma Regina 1 sedangkan AAR sebagai Operator Karaoke dan Penjaga rumah;
- Bahwa sebagai Operator Karaoke Raihan Albani alias Raihan di beHirarahma Yutikan upah sebesar Rp 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah) ada tamu yang ingin berkaraoke;
- Bahwa berdasarkan keterangan para saksi korban, terdakwa memiliki Wisma Regina 1 tersebut dibantu oleh saksi Raihan Albani alias Raihan telah bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) dan sebagai pekerja seks komersial (PSK), uang yang diperoleh dari tamu baik uang sewa ruang karaoke, uang sewa kamar maupun sebagai pemandu karaoke (LC) oleh tamu diserahkan pada saksi Raihan Albani alias Raihan bin Sabidin yang kemudian disetorkan pada terdakwa untuk dimasukkan sebagai cicilan hutang karena para saksi korban sebelumnya memiliki hutang pada terdakwa sedangkan uang hasil pekerja sex komersial (PSK) oleh tamu diserahkan langsung pada masing-masing saksi yang telah menggunakan jasanya.
- Bahwa para saksi korban selesai beroperasi pada pukul 04.00 WITA wisma regina 1 dikunci kembali sehingga selama dikunci para saksi dan anak korban berada didalam;
- Terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya 7. Saksi FELIKS GIDIONI PALILING, S.P. bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saksi secara umum pada kantor dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab Kendari adalah membantu tugas Kepala Dinas dalam Proses penerbitan Ijin;
- Bahwa Semenjak Tahun 2019, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintuk Kab Kendari tidak menerbitkan segala maca Perizinan karena permohonan perizinan dapat dilakukan secara mandiri oleh pemohon melalui Aplikasi (OSS);
- Bahwa Bidang Usaha Karaoke dalam Kategori Tingkat resiko menengah Rendah , maka dalam penerbitan Ijin melalui Aplikasi “OSS” terbit secara otomatis tanpa melalui survey terlebih dahulu;
- Bahwa penerbitan Ijin Bidang Usaha Karaoke melalui Aplikasi “OSS” tidak dikenai biaya ; - Bahwa dalam kasus ini terdakwa tidak di benarkan karena Ijin Karaoke lalu digunakan untuk Prostitusi, jangankan Prostitusi untuk minuman keras saja tidak boleh karena basisnya berbeda yaitu berbasis resiko tinggi ;
- Bahwa Perijinan Karaoke hanya berlaku untuk Karaoke saja dan tidak dapat digunakan untuk usaha Lainya dan permohonan Perijinan Berusaha yang diajukan Wisma Regina 1 milik terdakwa menggunakan atas nama Dirgo Maulana ;
- Bahwa Untuk Perijinan Berusaha tidak ada ketentuan namun apabila seseorang akan memiliki Usaha maka harus dengan ijin;
- Bahwa untuk kewajiban Survei dilakukan oleh pengawasan dan pembinaan pada orang;
- Bahwa Wisma Regina 1 milik terdakwa ada ijin namun hanya untuk tempat karaoke saja sedangkan lainnya tidak ada ijin seperti menyediakan miras dan Prostitusi;
- Terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya 8. Saksi Dirgo Maulana Alias Dirgo Maulana dibacakan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa saksi sudah lama Ikut kerja kepada orang tua terdakwa yang bernama SLAMET (Alm) DI Eks Lokalisasi Gudung sampan sekitar 10 Tahun;
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 11.30 WITA saksi Muh. Suryan Landuma dan terdakwa datang menemui saksi dan meminta saksi hadir ke Polres Kendari untuk dimintai keterangan terkait masalah para pemandu karaoke (Lady Campanion (LC)) sekaligus yang bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) yang diperkerjakan oleh terdakwa; - Bahwa terdakwa menunjukkan 1 (satu) lembar kwitansi kepada Dirgo Maulana alias Dirgo Maulana yang isinya adalah DIRGO MAULANA Alias DIRGO MAULANA telah menyewa Wisma Regina 1 Eks milik terdakwa selama 1 (satu) bulan sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah);
- Bahwa terdakwa meminta saksi untuk mengaku bahwa yang mengelola Wisma Regina 1 Eks adalah saksi sesuai Kwitansi yang di tunjukan saksi Muh. Suryan Landuma dan menunjukkan surat ijin tempat karaoke Atas nama saksi;
- Terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
9. Saksi Raihan Albani alias Raihan Bin Sabidin bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Kendari;
- Bahwa saksi bekerja di wisma Regina I milik Terdakwa sebagai operator karaoke sejak pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2023 sekira pukul 14.00 WITA sampai dengan Terdakwa ditangkap oleh petugas kepolisian pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2023 sekira pukul 02.00 WITA;
- Bahwa anak korban Nur Magfira alias Pia,saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin,Saksi korban Nunu dan Saksi korban Hirarahma Yutika bekerja sebagai pemandu karaoke (Lady Campanion (LC)) sekaligus melayani BO (boking order) di Wisma Regina 1 Eks milik terdakwa;
- Bahwa saksi Nunu dan saksi Hirarahma Yutika telah bekerja sebagai pemandu Karaoke dan PSK di Wisma Regina 1 milik terdakwa sejak tanggal 13 Desember 2023 dan saksi Aldrin Brilly alias Aldrin bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa sejak tanggal 17 Desember 2023 sedangkan anak korban Nur Magfira alias Pia als Putu belum sempat bekerja karena datang bulan;
- Bahwa tugas saksi di Wisma Regina 1 Eks milik terdakwa menjadi Operator karaoke (room), menyiapkan minuman keras untuk tamu, menerima uang sewa ruang karaoke (room) sebesar Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dari tamu, Menerima uang sewa kamar sebesar Rp.
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) apabila Anak Korban Nur Magfira alias Pia, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nunu dan saksi Hirarahma Yutika melayani tamu melakukan hubungan badan layaknya suami istri (OPEN B.O.), menyetorkan uang sewa ruang karaoke (room) sebesar Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan uang sewa kamar sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa, Membersihkan Wisma REGINA 1, Mengunci pintu Wisma REGINA 1 setelah Wisma REGINA 1 selesai beroperasi dan membuka pintu Wisma REGINA 1 dan Mengantarkan makanan yang disiapkan oleh terdakwa untuk Anak Korban Nur Magfira alias Pia, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin, saksi Nunu, dan saksi Hirarahma Yutika;
- Bahwa saksi bekerja kepada terdakwa karena sebelumnya terdakwa datang kerumah dan menawarkan kepada saksi untuk bekerja sebagai operator Karaoke Wisma Regina 1 milik terdakwa;
- Bahwa terdakwa memberi upah sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap kali ada tamu yang menggunakan (sewa) ruang karaoke (room) Wisma Regina 1 Eks milik terdakwa;
- Bahwa terdakwa yang menentukan tarif harga untuk tamu sewa ruang karaoke sebesar Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu), sewa kamar tamu melakukan hubungan seksual sebesar Rp.
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk tarif para saksi korban menemani tamu sebagai pemandu karaoke (LC) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan untuk tarif sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) antara Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp.
350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
- Terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
KETERANGAN TERDAKWA
bahwa Terdakwa dipersidangan telah membeHirarahma Yutikan keterangan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa membenarkan seluruh keterangannya dalam BAP yang dibuat oleh penyidik Polres Kendari;
- Bahwa Terdakwa pada hari Rabu tanggal 20 Desember 2023 sekitar pukul 13.00 WITA telah di tangkap oleh petugas kepolisian Polres Kendari karena telah merekrut atau menerima
penampungan Anak Korban Nur Magfira alias Pia, saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin, Saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu dan Saksi korban Hirarahma Yutika untuk dipekerjakan sebagai PSK (pekerja seks komersial) di Wisma Regina 1 milik terdakwa;
- Bahwa sebelumnya Terdakwa telah meminta saksi korban Nurul Srimeirina als Nunu supaya mencari teman untuk bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa dengan mengatakan di tempat usaha milik terdakwa sedang ramai dan terdakwa menyuruh saksi korban Nunu untuk mengajak teman;
- Bahwa Terdakwa dan suami terdakwa (saksi Muh. Suryan Landuma ) kemudian menjemput saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika di Hotel di Tuban dengan biaya penjemputan tersebut oleh terdakwa yang dibebankan kepada saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika sebagai hutang masingmasing sebesar Rp. 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah).
- Bahwa saksi Nurul Srimeirina als Nunu dan saksi Hirarahma Yutika telah bekerja sebagai pemandu Karaoke dan PSK di Wisma Regina 1 milik terdakwa sejak tanggal 13 Desember 2023 ; - Bahwa terdakwa mengajak saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia sebagai pemandu karaoke (LC) di Wisma Regina 1 dan melayani tamu berhubungan layaknya suami istri (PSK);
- Bahwa Terdakwa menyuruh saksi korban Nunu untuk mengajak teman dan kemudian saksi korban Nunu menghubungi Aldrin Brilly alias Aldrin dan Nur Magfira alias Pia melalui telepon Terdakwa menawarkan pekerjaan kepada Aldrin Brilly alias Aldrin dan Nur Magfira alias Pia sebagai Pemandu nyanyi (LC) di di Wisma Regina 1 dengan mengatakan “kerja disini enak dapat makan 2 (dua) Kali Sehari , dan disini bisa Saja dalam sehari bisa pegang uang Rp 500.000,00 (Lima ratus ribu rupiah) , Gampang kok Cari Uang disini “;
- Bahwa Terdakwa juga mengatakan “Kerja disini bebas mau kemana mana dan tidak ada namanya digembok-digembok”;
- Bahwa Aldrin Brilly alias Aldrin kemudian mengatakan pada terdakwa apabila memiliki tanggungan hutang di cafe Wilayah Konawe Selatan tempat saksi bekerja sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah), kemudian terdakwa menyanggupi akan membayar hutang tersebut dan Anak Korban Nur Magfira alias Pia mengatakan pada terdakwa memiliki hutang sebesar Rp. 1.600.000,- dicafe tempat anak korban bekerja, lalu terdakwa menyanggupi membayar hutang tersebut;
- Bahwa hutang yang telah dibayarkan oleh terdakwa, Aldrin Brilly alias Aldrin dan Anak Korban Nur Magfira alias Pia membayarnya dengan cara bekerja di Wisma Regina 1 milik terdakwa;
- Bahwa saksi Nunu, terdakwa dan saksi Muh. Suryan Landuma (suami terdakwa) menjemput saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia di Bali dan terdakwa menyerahkan uang pada saksi Aldrin Brilly alias Aldrin untuk membayar hutang saksi Aldrin Brilly alias Aldrin di tempat saksi Rere bekerja sebesar Rp 2.000.000,- dan menyerahkan uang pada Anak Korban Nur Magfira alias Pia Sebesar Rp 1.600.000,- untuk membayar hutang ditempat anak korban bekerja ;
- Bahwa sesampainya di Kendari pada Hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 sekira pukul 04.00 WITA terdakwa, Muh. Suryan Landuma , saksi korban Nunu, Aldrin Brilly alias Aldrin, Nur Magfira alias Pia menuju ke ke wisma regina 1, Jl. By Pass No.77, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari milik terdakwa untuk mengantar saksi korban Nunu, saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin dan anak korban Nur Magfira alias Pia. - Bahwa saat berada di Wisma Regina 1 saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin berhutang pada terdakwa sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sehingga hutang saksi Aldrin Brilly alias Aldrin pada terdakwa sebesar Rp.
3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) dan ketika anak korban Nur Magfira alias Pia akan berhutang lagi kepada terdakwa sebesar Rp. 720.000,- (tujuh ratus dua puluh ribu rupiah) tidak diberi, terdakwa mengatakan supaya anak korban Nur Magfira alias Pia bekerja selama 3 hari terlebih dahulu;
- Bahwa seluruh uang yang terdakwa pinjamkan kepada anak korban Nur Magfira alias Pia dan saksi korban Aldrin Brilly alias Aldrin Anggraeni merupakan milik terdakwa sendiri;
- Bahwa sampai dengan saat ini anak Nur Magfira alias Pia belum melunasi hutangnya kepada Terdakwa sebesar Rp. 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah); - Bahwa saksi Aldrin Brilly alias Aldrin Anggraeni baru membayar hutang sebesar Rp. 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa sehingga sisa hutang Aldrin Brilly alias Aldrin Angraeni kepada terdakwa adalah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah); - Bahwa Terdakwa telah membeHirarahma Yutikan fasilitas berupa kamar sebagai tempat tinggal saksi NUNU, saksi HIRARAHMA YUTIKA, saksi ALDRIN BRILLY ALIAS ALDRIN dan Anak Korban NUR MAGFIRA ALIAS PIA di Wisma Regina 1 Eks milik terdakwa secara gratis tanpa dibebani biaya apapun;
- Bahwa terdakwa tidak memperbolehkan saksi Nunu, saksi Hirarahma Yutika, saksi Aldrin Brilly alias Aldrin dan Anak Korban Nur Magfira alias Pia bertempat tinggal diluar Wisma Regina 1 Eks ; - Bahwa setahu terdakwa bahwa ketika para anak korban datang ke lokalisasi tidak membawa identitas dan masih muda;
- Bahwa pada akhirnya Terdakwa ditangkap oleh petugas kepolisian dan diproses sesuai hukum yang berlaku;
bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang menguntungkan bagi diri Terdakwa (a de charge) sebagai berikut:
1. Saksi Muh. Rizal Badawi. S bersumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi adalah ketua RT di tempat tinggal Anak Korban Nur Magfira alias Pia;
- Bahwa saksi sebelumnya tidak mengetahui Anak Korban Nur Magfira alias Pia telah bekerja di wisma regina 1, saksi mengetahui setelah saksi di minta bantuan Oleh Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Malang untuk Mengawasi Anak Korban Nur Magfira alias Pia;
- Bahwa keluarga Anak Korban Nur Magfira alias Pia tidak ada yang mau mengawasi Anak Korban Nur Magfira alias Pia sehingga keluarga Anak Korban Nur Magfira alias Pia malah menyerahkan kepada saksi untuk mengawasi Anak Korban;