• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : 453/PID/2011/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl lahir : 30 Tahun / 05 April 1980

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : 453/PID/2011/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl lahir : 30 Tahun / 05 April 1980"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor :

453/PID/2011/PT-MDN.-“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang mengadili perkara-perkara Pidana dalam peradilan tingkat banding bersidang dengan Hakim Majelis berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, tanggal 24 Agustus 2011, Nomor : 453/PID/2011/PT-MDN.- telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap: : DELLI GINTING Tempat lahir : Mardingding

Umur/Tgl lahir : 30 Tahun / 05 April 1980 Jenis kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Luku V No. 25 Pondok Grompol,

Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor, Medan alamat sesuai KTP yaitu Jln. Banten Baru Gg. Sejahtera No.72, Kel. Tanjung Gusta, Kec. Sunggal, Kabupaten Deli Serdang A g a m a : Kristen

Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : D 3

Terdakwa ditahan di Rumah Tahanan Negara, berdasarkan Surat Perintah / Penetapan Penahanan oleh :

Penuntut Umum, sejak tangal 13 April 2011 s/d tanggal 02 Mei 2011 ; 1.

Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 27 April 2011 s/d tanggal 26 Mei 2011 ; 2.

Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 27 Mei 2011 s/d tanggal 3.

25 Juli 2011 ;

Hakim Pengadilan Tinggi, sejak tanggal 18 Juli 2011 s/d tanggal 16 Agustus 2011 ; 4.

Perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi, sejak tanggal 17 Agustus 2011 5.

s/d tanggal 15 Oktober 2011 ;

PENGADILAN ………..

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(2)

Telah membaca

:

Surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, yang mengajukan terdakwa kedepan 1.

persidangan, dengan dakwaan sebagai berikut : KESATU :

Bahwa Terdakwa DELLI GINTING , pada hari Senin tanggal 27 September 2010 sekitar pukul 20.00 Wib, dan hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2010 sekitar pukul 20.00 Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2010, bertempat dirumah saksi korban Herlina Silalahi, alamat Jalan Pabrik Tenun No. 21-A, Kel. Sei Putih Timur, Kec. Medan Petisah, atau setidak - setidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, “dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri, atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan akal dan tipu

muslihat, maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang, membuat utang, atau menghapuskan piutang”, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Berawal ketika diawal bulan September 2010, Terdakwa menemui saksi korban

Herlina Br. Silalahi dikediamannya di Jalan Pabrik Tenun No. 21-A, Kel. Sei Putih Timur, Kec. Medan Petisah, Medan. Pada pertemuan tersebut Terdakwa mengatakan kepada saksi Herlina Silalahi : “Kak, aku kan mau ngambil barang-barang pakaian butik dari Jakarta,jadi aku perlu modal tambahan, nanti keuntungan penjualannya kita bagi dua” Kemudian saksi korban menjawab : “berapa rupanya kau perlu modal, terus bagaimana pembayarannya”, Terdakwa mengatakan : “aku perlu modal Rp.45.000.000.- (empat puluh lima juta rupiah), ini kalau kakak enggak percaya, biar ku telepon Ibu yang punya barang di Jakarta”. Tidak berapa lama terdakwa menghubungi seseorang melalui

handphone miliknya dan setelah terdakwa berbicara sebentar dengan seseorang melalui handphone tersebut, Terdakwa memberikan handphone miliknya kepada saksi korban dan setelah menerima handphone dari Terdakwa, saksi korban menanyakan kepada seorang perempuan yang terhubung di handphone tersebut dengan mengatakan “Kek mana

rupanya bu ?” dan dijawab : “iya, ini si DELLI (maksudnya Terdakwa) mau ambil barang dari saya, barangnya dari Pabrik, tapi melalui distributor, jadi harus ada panjar empat puluh lima juta dan besok harus dibayar”. Kemudian saksi korban mengatakan : “iya sudah, nanti saya bicarakan dengan si Delli dulu lah”, sembari mengakhiri pembicaraan dan mengembalikan handphone kepada Terdakwa, kemudian saksi korban mengatakan kepada terdakwa : “DEL, kalau empat puluh lima juta aku nggak ada, karena danaku yang

ada ………... 2

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(3)

ada sekarang cuma tiga puluh sembilan juta”. Lalu Terdakwa mengatakan “”Ah kakak kan konglomerat, masak tak ada empat puluh lima juta”. Atas perkataan Terdakwa, saksi korban mengatakan : “nggak ada jadi kek mana”, lalu Terdakwa mengatakan : “Enggak apa-apa lah kak, tapi nanti kakak usahakan, biar empat puluh lima juta kupinjam ya”, dan dijawab oleh saksi korban : “Iya sudah, nanti kuusahakan pun”. Setelah pertemuan tersebut, Terdakwa terus menerus menelepon saksi korban menanyakan tentang pinjaman tersebut, agar saksi korban mau meminjamkannya uang yang diinginkannya. Karena terus menerus ditanyakan oleh Terdakwa, saksi korban mengenal Terdakwa sebagai teman baik dan mempunyai usaha jual pakaian di Pasar Petisah Medan, berpikir untuk memberikan pinjaman kepada Terdakwa seperti yang diinginkannya. Sehingga pada tanggal 27

September 2010 sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa yang saat itu telah tiba didepan rumah saksi korban, kembali menghubungi korban dan menanyakan tentang pinjaman tersebut, kemudian korban menyuruh Terdakwa untuk masuk kedalam rumah dengan diantar oleh Sabam Pandiangan yang bekerja sebagai jaga malam dirumah saksi korban. Terdakwa saat itu bersama dengan seorang laki-laki yang mengantar dan menemaninya. Setelah berada didalam rumah, saksi korban saat itu sedang berbincang-bincang dengan saksi Lesteria Ritonga (istri dari saksi Sabam Pandiangan), sehingga saksi Sabam Pandiangan dan saksi Lesteria Ritonga mengetahui kedatangan Terdakwa kerumah saksi korban. Pada saat itu Terdakwa mengatakan kepada saksi korban : “kek mana uangnya kak, nanti

keuntungannya kita bagi dua”. Lalu saksi korban mengatakan : “Iya udah ada, tapi yang ada tiga puluh sembilan juta aja ya” dan dijawab Terdakwa : “Iya kak, tapi tiga hari ini usahakan biar genap empat puluh lima juta ya” dan kembali saksi korban mengatakan : “Iya kek mana lagi kalau cuma itu yang ada, masak kau paksa aku merampok”. Akhirnya Terdakwa menyetujuinya. Kemudian saksi korban mengambil uang sebesar

Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah) dan menyerahkan kepada Terdakwa, tetapi pada saat penyerahan uang tersebut, saksi korban meminta Terdakwa untuk membuat kwitansi tanda terima. Lalu Terdakwa menyanggupinya dengan menulis sendiri.Kwitansi tanda terima uang tersebut sejumlah Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah) tertanggal 27 September 2010 yang ditempel meterai 6000 dan ditandatangani oleh Terdakwa kemudian Terdakwa pergi. Beberapa hari kemudian saksi korban menghubungi Terdakwa dan menanyakan apakah barang pakaian yang dipesan dari Jakarta sudah jadi dibeli. Tetapi pada saat itu Terdakwa mengatakan sedang berada di Jakarta. Beberapa hari kemudian setelah itu saksi korban bertemu Terdakwa ditokonya, lalu saksi korban mengatakan : 'Iya, udah pulang kau dari Jakarta, kek mana barang kita itu” ………..

3

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(4)

itu”. Kemudian dijawab Terdakwa : “Itulah kak, karena kakak nggak memenuhi

pinjamanku yang empat puluh lima juta, jadi uang yang tiga puluh sembilan juta itu jadi hanguslah”. Mendengar hal tersebut saksi korban mengatakan “kalau memang kau

serahkan uang itu, manalah buktinya”, pasti ada kwitansi, biar kita tuntut Ibu itu”, dijawab Terdakwa : "Kwitansi memang ada kak, kutaruh dirumah, nantilah kuambil”. namun setelah beberapa hari kemudian saksi korban menanyakan tentang kwitansi yang dijanjikan tersebut, terdakwa malah mengatakan :”iya, entah dimana pun kwitansi itu kusimpan kak, gini ajalah, aku tanggung jawab pun, uang kakak itu aku bayar pun seminggu sekali tujuh ratus ribu”. karena merasa kasihan, saksi korban menyetujuinya. Namun setelah lebih dari satu minggu kemudian saksi korban menunggu, Terdakwa tidak juga melunasinya, seperti yang dijanjikannya dan setiap kali ditagih, Terdakwa selalu beralasan belum punya uang. Bahkan Terdakwa berdalih bahwa sewa tokonya untuk berjualan pakaian belum dibayar dan kalau tidak dibayar, Terdakwa tidak bisa berjualan, sehingga tidak bisa melunasi uang pinjamannya dari saksi korban. Dengan alasan tersebut, Terdakwa kembali meminta kepada saksi korban untuk memberi pinjaman kembali yang diperuntukkan untuk membayar sewa tokonya, sehingga usahanya jalan terus dan bisa menyelesaikan pinjaman yang tiga puluh sembilan juta sebelumnya sekalian membayar sewa tokonya. Untuk keperluan tersebut, Terdakwa membutuhkan uang sejumlah Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) dan meminta saksi korban meminjamkannya uang sejumlah tersebut. Karena alasan yang dikemukakan oleh Terdakwa sangat masuk akal menurut saksi korban, sebab jika Terdakwa menerima pinjaman dan usahanya dapat berjalan terus, maka Terdakwa dapat melunasi hutangnya. Sehingga kembali Terdakwa mendatangi saksi korban dirumahnya pada tanggal 30 Oktober 2010 sekira pukul 20.00 Wib dan meminta kepada saksi korban

meminjamkannya uang untuk membayar sewa tokonya. Saksi korban menyanggupi, tetapi sebelum uang diberikan, untuk meyakinkan saksi korban kalau apa yang dikatakan

Terdakwa benar dan akan melunasi semua hutangnya, saksi korban mengatakan kepada Terdakwa : “kalau kau memang betul-betul mau baik, berani kau sumpah diatas Alkitab kalau nanti kau pulangkan uangku semua ?” dan Terdakwa menyanggupinya. Kemudian saksi korban mengambil Alkitab dan Terdakwa meletakkan tangannya diatas Alkitab tersebut, untuk seterusnya saksi korban memimpinnya berdoa. Setelah selesai berdoa, saksi korban berkata kepada Terdakwa : “Kau udah jani diatas Alkitab ini ya DEL”, dan dijawab oleh Terdakwa :”Iya kak, pasti aku pulangkan pun semua”. Melihat sikapnya tersebut dan berani berjanji diatas Alkitab, saksi korban memberikan uang tunai sejumlah Rp.78.000.000.- ………

4

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(5)

Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) kepada Terdakwa dengan disaksikan oleh saksi Sabam Pandiangan dan saksi Lesteria Ritonga, dan Terdakwa menuliskan sendiri tanda terimanya saat itu juga pada kwitansi yang ditempel materai 6000. Beberapa waktu setelah itu, saksi korban menagih pinjaman tersebut kepada Terdakwa, tetapi Terdakwa terus menghindar dan tidak mempunyai niat baik sekalipun untuk melunasinya dengan berbagai alasan belum mempunyai uang dan terus menerus saksi korban menagih Terdakwa, tetapi hingga saat ini Terdakwa tidak mau melunasi hutangnya kepada saksi korban, sehingga korban telah dirugikan akibat perbuatan Terdakwa tersebut ;

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP ;

A t a u : KEDUA :

Bahwa Terdakwa DELLI GINTING, pada hari Senin tanggal 27 September 2010 sekitar pukul 20.00 Wib, dan hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2010 sekitar pukul 20.00 Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2010, bertempat dirumah saksi korban Herlina Silalahi, alamat Jalan Pabrik Tenun No. 21-A, Kel. Sei Putih Timur, Kec. Medan Petisah, atau setidak - setidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, “dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang seluruhnya atau sebahagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan ”, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Berawal ketika diawal bulan September 2010, Terdakwa menemui saksi korban

Herlina Br. Silalahi dikediamannya di Jalan Pabrik Tenun No. 21-A, Kel. Sei Putih Timur, Kec. Medan Petisah, Medan. Pada pertemuan tersebut Terdakwa mengatakan kepada saksi Herlina Silalahi : “Kak, aku kan mau ngambil barang-barang pakaian butik dari Jakarta,jadi aku perlu modal tambahan, nanti keuntungan penjualannya kita bagi dua” Kemudian saksi korban menjawab : “berapa rupanya kau perlu modal, terus bagaimana pembayarannya”, Terdakwa mengatakan : “aku perlu modal Rp.45.000.000.- (empat puluh lima juta rupiah), ini kalau kakak enggak percaya, biar ku telepon Ibu yang punya barang di Jakarta”. Tidak berapa lama terdakwa menghubungi seseorang melalui

handphone miliknya dan setelah terdakwa berbicara sebentar dengan seseorang melalui handphone tersebut, Terdakwa memberikan handphone miliknya kepada saksi korban dan setelah menerima handphone dari Terdakwa, saksi korban menanyakan kepada seorang perempuan yang terhubung di handphone tersebut dengan mengatakan : “Kek mana

rupanya ………... 5

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(6)

rupanya bu ?” dan dijawab : “iya, ini si DELLI (maksudnya Terdakwa) mau ambil barang dari saya, barangnya dari Pabrik, tapi melalui distributor, jadi harus ada panjar empat puluh lima juta dan besok harus dibayar”. Kemudian saksi korban mengatakan : “iya sudah, nanti saya bicara dengan si Delli dulu lah”, sembari mengakhiri pembicaraan dan mengembalikan handphone kepada Terdakwa, kemudian saksi korban mengatakan kepada terdakwa : “DEL, kalau empat puluh lima juta aku nggak ada, karena danaku yang ada sekarang cuma tiga puluh sembilan juta”. Lalu Terdakwa mengatakan “”Ah kakak kan konglomerat, masak tak ada empat puluh lima juta”. Atas perkataan Terdakwa, saksi korban mengatakan : “nggak ada jadi kek mana”, lalu Terdakwa mengatakan : “Enggak apa-apa lah kak, tapi nanti kakak usahakan, biar empat puluh lima juta kupinjam ya”, dan dijawab oleh saksi korban : “Iya sudah, nanti kuusahakan pun”. Setelah pertemuan tersebut, Terdakwa terus menerus menelepon saksi korban menanyakan tentang pinjaman tersebut, agar saksi korban mau meminjamkannya uang yang diinginkannya. Karena terus menerus ditanyakan oleh Terdakwa, saksi korban mengenal Terdakwa sebagai teman baik dan mempunyai usaha jual pakaian di pasar Petisah Medan, berpikir untuk memberikan pinjaman kepada Terdakwa seperti yang diinginkannya. Sehingga pada tanggal 27

September 2010 sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa yang saat itu telah tiba didepan rumah saksi korban, kembali menghubungi korban dan menanyakan tentang pinjaman tersebut, kemudian korban menyuruh Terdakwa untuk masuk kedalam rumah dengan diantar oleh Sabam Pandiangan yang bekerja sebagai jaga malam dirumah saksi korban. Terdakwa saat itu bersama dengan seorang laki-laki yang mengantar dan menemaninya. Setelah berada didalam rumah, saksi korban saat itu sedang berbincang-bincang dengan saksi Lesteria Ritonga (istri dari saksi Sabam Pandiangan), sehingga saksi Sabam Pandiangan dan saksi Lesteria Ritonga mengetahui kedatangan Terdakwa kerumah saksi korban. Pada saat itu Terdakwa mengatakan kepada saksi korban : “kek mana uangnya kak, nanti

keuntungannya kita bagi dua”. Lalu saksi korban mengatakan : “Iya udah ada, tapi yang ada tiga puluh sembilan juta aja ya” dan dijawab Terdakwa : “Iya kak, tapi tiga hari ini usahakan biar genap empat puluh lima juta ya” dan kembali saksi korban mengatakan : “Iya kek mana lagi kalau cuma itu yang ada, masak kau paksa aku merampok”. Akhirnya Terdakwa menyetujuinya. Kemudian saksi korban mengambil uang sebesar

Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah) dan menyerahkan kepada Terdakwa, tetapi pada saat penyerahan uang tersebut, saksi korban meminta Terdakwa untuk

membuat kwitansi tanda terima. Lalu Terdakwa menyanggupinya dengan menulis sendiri Kwitansi tanda terima uang tersebut sejumlah Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah) ……….

6

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(7)

rupiah) tertanggal 27 September 2010 yang ditempel meterai 6000 dan ditandatangani oleh Terdakwa kemudian Terdakwa pergi. Beberapa hari kemudian saksi korban menghubungi Terdakwa dan menanyakan apakah barang pakaian yang dipesan dari Jakarta sudah jadi dibeli. Tetapi pada saat itu Terdakwa mengatakan sedang berada di Jakarta. Beberapa hari kemudian setelah itu saksi korban bertemu Terdakwa ditokonya, lalu saksi korban mengatakan :'Iya, udah pulang kau dari Jakarta, kek mana barang kita itu”. Kemudian dijawab Terdakwa : “Itulah kak, karena kakak nggak memenuhi

pinjamanku yang empat puluh lima juta, jadi uang yang tiga puluh sembilan juta itu jadi hanguslah”. Mendengar hal tersebut saksi korban mengatakan “kalau memang kau

serahkan uang itu, manalah buktinya”, pasti ada kwitansi, biar kita tuntut Ibu itu”, dijawab Terdakwa : "Kwitansi memang ada kak, kutaruh dirumah, nantilah kuambil”. namun setelah beberapa hari kemudian saksi korban menanyakan tentang kwitansi yang dijanjikan tersebut, terdakwa malah mengatakan :”iya, entah dimana pun kwitansi itu kusimpan kak, gini ajalah, aku tanggung jawab pun, uang kakak itu aku bayar pun seminggu sekali tujuh ratus ribu”. karena merasa kasihan, saksi korban menyetujuinya. Namun setelah lebih dari satu minggu kemudian saksi korban menunggu, Terdakwa tidak juga melunasinya, seperti yang dijanjikannya dan setiap kali ditagih, Terdakwa selalu beralasan belum punya uang. Bahkan Terdakwa berdalih bahwa sewa tokonya untuk berjualan pakaian belum dibayar dan kalau tidak dibayar, Terdakwa tidak bisa berjualan, sehingga tidak bisa melunasi uang pinjamannya dari saksi korban. Dengan alasan tersebut, Terdakwa kembali meminta kepada saksi korban untuk memberi pinjaman kembali yang diperuntukkan untuk membayar sewa tokonya, sehingga usahanya jalan terus dan bisa menyelesaikan pinjaman yang tiga puluh sembilan juta sebelumnya sekalian membayar sewa tokonya. Untuk keperluan tersebut, Terdakwa membutuhkan uang sejumlah Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) dan meminta saksi korban meminjamkannya uang sejumlah tersebut. Karena alasan yang dikemukakan oleh Terdakwa sangat masuk akal menurut saksi korban, sebab jika Terdakwa menerima pinjaman dan usahanya dapat berjalan terus, maka Terdakwa dapat melunasi hutangnya. Sehingga kembali Terdakwa mendatangi saksi korban dirumahnya pada tanggal 30 Oktober 2010 sekira pukul 20.00 Wib dan meminta kepada saksi korban

meminjamkannya uang untuk membayar sewa tokonya. Saksi korban menyanggupi, tetapi sebelum uang diberikan, untuk myakinkan saksi korban kalau apa yang dikatakan

Terdakwa benar dan akan melunasi semua hutangnya, saksi korban mengatakan kepada Terdakwa : “kalau kau memang betul-betul mau baik, berani kau sumpah diatas Alkitab kalau ………..

7

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(8)

kalau nanti kau pulangkan uangku semua ?” dan Terdakwa menyanggupinya. Kemudian saksi korban mengambil Alkitab dan Terdakwa meletakkan tangannya diatas Alkitab tersebut, untuk seterusnya saksi korban memimpinnya berdoa. Setelah selesai berdoa, saksi korban berkata kepada Terdakwa : “Kau udah jani diatas Alkitab ini ya DEL”, dan dijawab oleh Terdakwa :”Iya kak, pasti aku pulangkan pun semua”. Melihat sikapnya tersebut dan berani berjanji diatas Alkitab, saksi korban memberikan uang tunai sejumlah Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) kepada Terdakwa dengan disaksikan oleh saksi Sabam Pandiangan dan saksi Lesteria Ritonga, dan Terdakwa menuliskan sendiri tanda terimanya saat itu juga pada kwitansi yang ditempel materai 6000. Beberapa waktu setelah itu, saksi korban menagih pinjaman tersebut kepada Terdakwa, tetapi Terdakwa terus menghindar dan tidak mempunyai niat baik sekalipun untuk melunasinya dengan berbagai alasan belum mempunyai uang dan terus menerus saksi korban menagih Terdakwa, tetapi hingga saat ini Terdakwa tidak mau melunasi hutangnya kepada saksi korban, sehingga korban telah dirugikan akibat perbuatan Terdakwa tersebut ;

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP ;

2. Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, yang menuntut agar terdakwa dijatuhi hukuman sebagai berikut :

Menyatakan terdakwa DELLI GINTING, terbukti bersalah melakukan tindak pidana 1.

”Penipuan” sebagaimana dalam dakwaan kesatu ;

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Delli Ginting dengan pidana penjara selama 2.

2(dua) tahun dan 6 (enam) bulan, dikurangkan selama terdakwa menjalani masa penahanan ;

Menetapkan barang bukti berupa : 3.

1(satu) lembar Kwitansi Asli tanda terima uang sejumlah Rp.39.000.000,- (tiga 

puluh sembilan juta rupiah) tertanggal 27 Se ptember 2010 yang ditempel materai 6000 dikembalikan kepada yang berhak ;

1(satu) lembar Kwitansi Asli tanda terima uang sejumlah Rp.78.000.000,-(tujuh 

puluh delapan juta rupiah) tertanggal 30 Oktober 2010 yang ditempel materai 6000 dikembalikan kepada yang berhak ;

4.Menetapkan ...

Menetapkan agar terdakwa yaitu Delli Ginting dibebani membayar biaya perkara 4.

sebesar Rp.1.000.-(seribu rupiah) ; 8

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(9)

3. Putusan Pengadilan Negeri Medan, bertanggal 18 Juli 2011, Nomor : 1.140/Pid.B/2011/

PN-Mdn.- yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Menyatakan Tedakwa DELLI GINTING terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

-melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan kedua , yaitu : “PENGGELAPAN ;

Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama: 10(sepuluh)

-bulan ;

Menetapkan tahanan yang telah dijalani agar dikurangkan segenapnya dari pidana

-yang dijatuhkan ;

Menyatakan barang bukti berupa :

-1(satu) lembar Kwitansi Asli tanda terima uang sejumlah Rp.39.000.000 .- (tiga puluh 

sembilan juta rupiah), tertanggal 27 September 2010 yang ditempel materai 6000 dan, 1 (satu) lembar Kwitansi Asli tanda terima uang sejumlah Rp.78.000.000.-(tujuh puluh delapan juta rupiah) tertanggal 30 Oktober 2010 yang ditempel materai 6000,

masing-masing dikembalikan kepada saksi korban Herlina Silalahi ; - Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan di Rumah Tahanan Negara ;

Membebankan lagi Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.1.000 .- (seribu

-rupiah) ;

4. Akta Permintaan Banding, Nomor : 145/Akta.Pid/2011/PN-Mdn.- yang diperbuat dan ditanda tangani oleh : H. EDY NASUTION, SH.MH.- , Panitera pada Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa pada tanggal 18 Juli 20 11, Terdakwa telah mengajukan permintaan banding terhadap putusan tersebut diatas, permintaan banding mana telah diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum, pada tanggal 25 Juli 2011 ;

5. Akta Permintaan Banding, Nomor : 149/Akta.Pid/2011/PN-Mdn.- yang diperbuat dan ditanda tangani oleh : H. EDY NASUTION, SH.MH.- , Panitera pada Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa pada tanggal 20 Juli 2011, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan ... mengajukan permintaan banding terhadap putusan tersebut diatas, permintaan banding mana telah diberitahukan kepada Terdakwa, pada tanggal 28 Juli 2011 ;

6. Surat Mempelajari Berkas Perkara, bertanggal 26 Juli 2011, No. W2.U1/10.518/Pid.B. 01.10/ VII/2011.- yang menerangkan bahwa kepada Jaksa Penuntut Umum dan

9

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(10)

Terdakwa telah diberitahukan akan haknya untuk mempelajari berkas perkara dikepaniteraan Pengadilan Negeri Medan dalam tenggang waktu sejak tanggal 26 Juli

2011 s/d tanggal 01 Agustus 2011 selama 7 (tujuh) hari kerja ;

Menimbang, bahwa permintaan banding dari Terdakwa Jaksa Penuntut Umum keduanya diajukan dalam tenggang waktu dan dilakukan dengan cara serta telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan oleh Undang Undang, oleh karena nya, permintaan banding tersebut secara yuridis formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Pengadilan tingkat Banding telah mempelajari dan mencermati Memori Banding yang diajukan oleh Terdakwa, Memori Banding mana, sejauh ada

relevansinya, dianggap telah termasuk dalam pertimbangan hukum dibawah ini ;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan mempelajari dengan seksama keseluruhan berkas perkara , meliputi surat dakwaan, berita acara persidangan, keterangan saksi-saksi, surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum, termasuk salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan, tanggal 18 Juli 2011, Nomor : 1.140/Pid.B/2011/ PN-Mdn.- berikut dengan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, Majelis Hakim Pengadilan tingkat Banding tidak sependapat dengan pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama yang dalam putusannya menyatakan Terdakwa terbukti dengan sah dan meyakinkan bers alah melakukan tindak pidana Penggelapan, dengan pertimbangan sebagaimana terurai dibawah ini ;

Menimbang, bahwa setelah dicermati hubungan hukum antara Terdakwa Delli Ginting dengan saksi korban Herlina Silalahi adalah hubungan hutang piutang ;

Terdakwa berusaha hutang pada saksi korban sejumlah Rp.45.000.000.- (empat puluh lima juta rupiah), akan tetapi saksi korban hanya dapat memberikan sejumlah Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah), hal ini dikuatkan dengan kwitansi tanggal 27 September 2010 ; Selain itu Terdakwa juga hutang / pinjam uang kepada saksi korban Herlina Silalahi

sejumlah ... sejumlah Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) dengan alasan untuk pembayaran sewa kios / toko tempat Terdakwa berjualan, dengan kwitansi tanggal 30 Oktober 2010 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi korban Herlina Silalahi dibawah sumpah, yaitu “Terdakwa ada meminjam uang kepada saksi sebanyak dua kali, yaitu pada

10

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(11)

tanggal 27 September 2010 sebanyak Rp.39.000.000.- (tiga puluh sembilan juta rupiah) untuk menambah modal usaha Terdakwa, lalu pada tanggal 30 Oktober 2010 Terdakwa ada meminjam uang lagi sebanyak Rp.78.000.000.- (tujuh puluh delapan juta rupiah) untuk biaya penyambung kontrak (sewa) toko Terdakwa ; Selain itu Terdakwa dan saksi korban sepakat untuk membagi keuntungan” ;

Menimbang, bahwa hutang Terdakwa tersebut belum dibayar / dikembalikan kepada saksi korban Herlina Silalahi ;

Menimbang, bahwa keterangan saksi korban Herlina Silalahi juga dikuatkan oleh saksi-saksi Sabam Pandiangan, Listeria Ritonga dan 2 (dua) orang saksi a de charge yaitu : 1. Johari Ani dan 2. Dewi Sartika bahwa Terdakwa ada meminjam uang kepada saksi korban;

Menimbang, bahwa ternyata dari hubungan hutang piutang tersebut, Terdakwa belum dapat melunasi seluruh hutangnya (wanprestasi), maka hubungan hukum antara

Terdakwa dengan saksi korban Herlina Silalahi yang demikian, masuk dalam bidang Hukum Perdata ; sehingga perbuatan Terdakwa bukan merupakan tindak pidana ;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan hukum tersebut diatas, Terdakwa harus dilepaskan dari segala tuntutan hukum ; dengan demikian Pengadilan tingkat Banding tidak sependapat dengan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 Juli 2011, Nomor : 1.140/Pid.B/2011/PN-Mdn.- yang dimintakan banding tersebut dan harus dibatalkan, untuk selanjutnya Pengadilan tingkat Banding akan mengadili sendiri perkara ini, sesuai dengan rasa keadilan, dengan amar putusan sebagaimana tersebut dibawah ini ;

Menimbang, bahwa putusan ini hendaknya dipandang sebagai tanggapan terhadap Memori Banding tersebut ;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dilepas dari segala tuntutan hukum, maka kepada ...

kepada Jaksa Penuntut Umum agar segera memerdekakan Terdakwa dari dalam tahanan Rutan ;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dilepas dari segala tuntutan hukum, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Negara ;

11

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(12)

Mengingat terutama pasal 199 KUH AP, maupun ketentuan- ketentuan hukum lain yang berkenaan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I :

- Menerima permintaan banding dari Pembanding Terdakwa dan Penuntut Umum tersebut ;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 Juli 2011, Nomor : 1.140/Pid.B/2011/PN-Mdn.- yang dimintakan banding tersebut ;

MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan perbuatan terdakwa Delli Ginting termasuk bidang Hukum Perdata, yaitu Hutang Piutang ;

- Melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum ;

- Memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk segera memerdekakan Terdakwa dari Tahanan Rutan ;

- Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

DEMIKIANLAH diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari : SELASA , tanggal : 27 SEPTEMBER 2011 , oleh Kami : DJOKO SEDIONO, SH.MH.- , Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan, selaku Hakim Ketua Majelis, ELANG P. WIBOWO , SH.MH.- dan H. KRESNA MENON, SH.M.Hum.- masing-masing selaku Hakim Hakim Anggota, putusan mana pada

hari itu juga diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis ... Majelis, dengan dihadiri oleh Hakim Hakim Anggota tersebut diatas, serta : SAIFUL AKHYAR, SH. , Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, akan tetapi tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa maupun kuasanya.-

HAKIM HAKIM ANGGOTA ; HAKIM KETUA MAJELIS, 12

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(13)

ttd. ttd.

ELANG P. WIBOWO, DJOKO SEDIONO,

ttd.

H. KRESNA MENON,

PANITERA PENGGANTI,

ttd.

SAIFUL AKHYAR, SH.-

Untuk salinan sesuai dengan aslinya. PANITERA,

TJATUR WAHJOE B. SP, NIP. 19630517 1991031

003.-13

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Referensi

Dokumen terkait

- Bahwa mendengar teriakan terdakwa tersebut maka saksi korban pun keluar dari rumah saksi I bersama saksi II Petrus Ndruru dan menemui terdakwa serta pada

- Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 09 Pebruari 2013 sekitar pukul 01.30 wib, terdakwa kembali menemui saksi korban di rumahnya di Kisaran Kabupaten Asahan,

Terdakwa berkata kembali kepada saksi korban “ Mobil Bus Ini Harus Kami Bawa “ lalu saksi korban bertanya kepada Terdakwa : “ KENAPA KAM BAWA MOBIL BUS INI,

50.000.-(lima puluh ribu rupiah) dan tidak ada saksi yang menyatakan bahwa terdakwa melakukan jual beli Narkotika; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka

EMBOT datang keperladangan milik saksi korban lalu mengambil buah jagung milik saksi korban sebanyak 120 (seratus dua puluh) goni merek ubemi (Dalam Pencarian

Bahwa benar awalnya Saksi Muhammad Hutbah tidak mau memberikan Truk tersebut kepada Terdakwa karena uang muka sebesar Rp 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) belum

Kemudian Terdakwa datang ketempat duduk saksi korban Mirna Eliza, saksi Fatimah, saksi Dedek Afriani dan saksi Dedi Maulana dimana sebelumnya Terdakwa minum minuman

Bahwa setelah Saksi mengetahui dari pemotongan gaji pada bulan Januari 2010 Terdakwa telah meminjam uang di BRI sebesar Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) tersebut,