Oleh karena itu, kurikulum agama di SMAN Darushholah Singojuruh Banyuwangi dikatakan berbasis pesantren. Selain itu SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi juga menyediakan kegiatan ekstra yaitu membaca dan menulis Alquran.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Maka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dimaknai sebagai cara untuk mencapai tujuan kurikulum agama. Jadi yang dimaksud dengan implementasi kurikulum agama dalam pembelajaran di SMAN Singojuruh Banyuwangi adalah implementasi terhadap sesuatu hal.
Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini adalah: 1) Implementasi kurikulum terpadu pada Madrasah di pondok pesantren yaitu dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu, namun hanya pada mata pelajaran agama saja. 14Huseinatul Abror, Implementasi Kurikulum Terpadu pada Madrasah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Kulliyatul Mu'allimin Wal Mu'allimat Al-Islamiyah (KMI) Putri Tempurejo.
Kajian Teori
Kurikulum ialah program pendidikan yang mengandungi pelbagai bahan pengajaran dan pengalaman pembelajaran yang diprogramkan, terancang dan terancang secara sistematik berdasarkan norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran kepada tenaga kependidikan dan pelajar untuk mencapai matlamat pendidikan 16. Aktiviti awal. adalah bertujuan untuk memberi motivasi kepada pelajar, menumpukan perhatian dan mengetahui apa yang pelajar telah kuasai berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan yang diamati terutama berkaitan dengan konsep-konsep penting penelitian, tanpa mengganggu atau merangsang aktivitas subjek.60 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti tidak dilibatkan dan hanya berperan sebagai pengamat independen. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara bebas terpimpin karena sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi masalah dan pertanyaan yang ingin diajukan, kemudian peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut agar informan memberikan tanggapan yang panjang lebar.
Analisis Data
Dalam analisis data terdapat berbagai model analisis, hendaknya sesuai dengan ketepatan masalah yang akan diteliti di lapangan, agar diperoleh hasil yang maksimal dan valid. Menurut Milles dan Huberman, reduksi data adalah proses pemilihan, pemfokusan, memperhatikan penyederhanaan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian, yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data lebih lanjut, dan mencarinya bila diperlukan.
Setelah memperoleh data kolektif, peneliti segera memilih data dari catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan, dan pemilihan data ini harus berlangsung terus menerus selama penelitian kualitatif dilakukan. Saat membuat kesimpulan awal, kesimpulan tersebut mungkin masih bersifat sementara dan dapat berubah menjadi kesimpulan yang kredibel jika ditemukan bukti yang valid dan konsisten. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa saja sesuai atau tidak sesuai dengan rumusan masalah sejak awal, karena sebagaimana telah dikatakan, permasalahan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring dengan keberadaan peneliti di lapangan.
Keabsahan data
Penyajian data dapat memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
Tahap – tahap Penelitian
- Sejarah Singkat Berdirinya SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi
- Visi dan Misi SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi a. Visi
- Struktur Organisasi SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi Tujuan dibentuknya organisasi agar menejemen dan
- Identitas SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi a. Nama Sekolah : SMAN DARUSSHOLAH
- Kondisi Obyektif SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi a. Tenaga Pendidik
Nur Fauzi selaku pengasuh Pondok Pesantren Darussholah Singojuruh pun menyarankan lokasi yang bersebelahan dengan Pondok Pesantren Darussholah, hal ini dikarenakan KH. Saat itu, Bupati Banyuwangi sangat mendukung gagasan masyarakat yang ingin berkolaborasi dengan pesantren. Pada tahun 2005, SMA Negeri Darussholah Singojuruh Banyuwangi disertifikasi sebagai salah satu dari lima sekolah menengah yang bekerjasama dengan pesantren. pesantren di seluruh Indonesia. Adapun peraturan bagaimana anak-anak pesantren dapat belajar di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi atau sebaliknya diatur oleh pihak sekolah dan pihak pondok pesantren itu sendiri.
Namun seiring berjalannya waktu, pada masa Bupati Azwar Anas, dikeluarkan peraturan resmi oleh Departemen Pendidikan Nasional tentang penerimaan santri baru bahwa pihak ponpes diberi jatah sebesar 20% dari setiap jumlah santri baru di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi. Semula pelaksanaan di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi adalah pengembangan kegiatan membaca Al-Quran dan kegiatan diniyah. Visi SMA Negeri Darussholah Singojuruh Banyuwangi adalah mewujudkan peserta didik yang unggul, kreatif dan berakhlak mulia.
Penyajian Data dan Analisis
Perencanaan Kurikulum Keagamaan Sekolah Umum Negeri Berbasis Pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Kabupaten
Mengenai perencanaan pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, berdasarkan wawancara dengan Sairun selaku guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, beliau mengatakan demikian. Maka untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran topik Al-Qur'an Hadits ini saya gunakan Ms.82. Dua jam untuk Fiqh, dua jam untuk Al-Qur'an, satu jam untuk SKI/kitab klasik, satu jam untuk Aqidah Akhlak.
Dengan demikian, media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadits adalah media audiovisual yaitu rekaman dan video yang berkaitan dengan materi tersebut. Metodenya biasa saja, seperti orang yang mengajar pada umumnya, metodenya berupa ceramah dan terkadang latihan lanjutan dalam membaca Al-Quran. Jadi, metode pengajaran yang digunakan pada topik hadis Al-Quran ini terdiri dari ceramah dan latihan membaca Al-Quran.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai implementasi kurikulum berupa observasi, wawancara dan dokumenter, terlihat bahwa implementasi kurikulum mata pelajaran Al-Qur'an Hadits telah berjalan dengan baik dan terkoordinasi. Kendalanya adalah tidak bisa membaca Al-Quran, Amtsilati harus bisa membaca Al-Quran.
Evaluasi Kurikulum Keagamaan Sekolah Umum Negeri Berbasis Pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi
Mengenai penilaian pada mata pelajaran Hadits Al-Qur'an, berdasarkan wawancara dengan Sairu selaku guru mata pelajaran Hadits Al-Qur'an, beliau mengatakan demikian. Sedangkan mengenai evaluasi mata pelajaran Aqidah Akhlak, Subakir selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak mengungkapkan dirinya dalam wawancara sebagai berikut. Lebih lanjut mengenai penilaian pengajaran Fiqih, Komari selaku guru mata pelajaran Fiqih pada wawancara berikut menunjukkan bahwa hal tersebut benar adanya.
Dari hasil wawancara di atas dengan Komari selaku guru mata pelajaran Fiqih diketahui bahwa evaluasi pembelajaran Fiqih meliputi pre test, post test, ujian tengah semester dan juga ujian semester. Berbeda dengan evaluasi mata pelajaran agama lainnya, mata pelajaran Klasik menggunakan soal tes, latihan dan juga hafalan. Oleh karena itu ada prestasi tersendiri.137 Hal ini dipertegas dengan pernyataan Sairun selaku guru mata pelajaran Hadits Al-Quran dalam wawancara sebagai berikut: “Tetapi untuk Diniyah itu sendiri juga ada rapornya.
Hasil Temuan
Materi topik keagamaan berasal dari buku LKS Madrasah Aliyah. Hasil dari evaluasi kebijakan kurikulum ini, siswa dapat meningkatkan pengetahuan agamanya secara lebih mendasar dan rinci, sehingga pengetahuan agamanya lebih luas dan terfokus pada setiap bidang mata pelajaran agama. Evaluasi pembelajaran mata pelajaran agama menggunakan beberapa bentuk evaluasi pembelajaran antara lain pre test, post test, ulangan harian, ulangan tengah semester.
Pembahasan Temuan
Perencanaan kurikulum keagamaan Sekolah Umum Negeri berbasis pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi
Yusuf Enoch dalam Zulaichah Ahmad menjelaskan bahwa perencanaan berarti suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan di masa depan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.143 Senada dengan pernyataan Yusuf Enoch, Hamzah B. Begitu pula dengan SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi, agar untuk menjaga kelangsungan pendidikan maka diperlukan suatu proses perencanaan sebagai bentuk kegiatan pengelolaan sekolah yang biasa dilakukan di lembaga pendidikan. Dalam menentukan kurikulum agama untuk sekolah negeri berbasis pesantren ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap pertama yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum agama adalah terlebih dahulu menentukan mata pelajaran apa saja yang ditentukan dalam pengumpulan agama. skor pendidikan.
Tahap kedua adalah penyusunan silabus berdasarkan acuan silabus Madrasah Aliyah, yang kemudian dianalisis dan disesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi. Agar kegiatan belajar mengajar terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, guru harus merencanakan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan secara matang. Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan pengelolaan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas pada setiap pertemuan tatap muka. dan proses pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan kurikulum keagamaan Sekolah Umum Negeri berbasis pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi
Begitu pula dengan pelaksanaan kurikulum agama di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi dilaksanakan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan yaitu 5 jam pelajaran per minggu untuk kelas X dan 6 jam pelajaran per minggu untuk kelas XI dan XII. Demikian pula dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum agama sekolah negeri berbasis pondok pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut. Materi atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai dengan kompetensi dasar guna mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan tertentu. 147 Dalam hal ini materi mata pelajaran agama yang disediakan di SMAN. Darussholah Singojuruh Banyuwangi menggunakan buku LKS. Agama Madrasah Aliyah biasanya mencakup kitab-kitab.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi masih kurang relevan karena dalam proses pembelajaran jarang menggunakan proyektor, hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Dalam hal ini penggunaan metode pembelajaran di SMAN Darushholah Singojuruh Banyuwangi khususnya pada mata pelajaran agama dapat dikatakan efektif. Strategi pembelajaran pada kurikulum agama di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi adalah dengan menggunakan strategi yang sudah ada secara umum.
Evaluasi kurikulum keagamaan Sekolah Umum Negeri berbasis pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi
Hal ini terjadi karena intensitas waktu belajar agama lebih besar dan bahan ajar mata pelajaran pendidikan agama lebih detail dan rinci sehingga peserta didik dapat memperdalam ilmu pendidikan agama Islam. Mengenai evaluasi pembelajaran mata pelajaran agama, rata-rata guru menggunakan bentuk umum evaluasi pembelajaran yaitu pre-test, post-test, ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa evaluasi pembelajaran pada evaluasi kurikulum agama sekolah negeri berbasis pesantren di SMAN Darushholah Singojuruh Banyuwangi sangat relevan dengan teori berikut.
Setelah melakukan penilaian pembelajaran, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan skor pada empat mata pelajaran agama yaitu Al-Qur'an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh, SKI atau Buku Klasik. Skor tersebut kemudian digabungkan untuk diagregasi menjadi skor Topik Pendidikan Agama Islam (PAI). Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, skor keempat topik keagamaan yang dikumpulkan menjadi skor PAI akan dimasukkan ke dalam rapor keseluruhan. Sedangkan hasil evaluasi empat mata pelajaran agama antara lain Al-Qur'an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh, SKI atau kitab klasik akan dirinci lebih lanjut pada laporan Diniyah.
PENUTUP
SARAN
- RPE 2. Prota
- WAWANCARA
- DOKUMENTASI
Sebagai akhir dari penyusunan skripsi ini, perlu kiranya peneliti menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan bagi SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi khususnya dalam kurikulum agama di sekolah negeri berbasis pesantren. Sebagai Kepala Sekolah SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi hendaknya selalu mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kurikulum serta selalu melakukan evaluasi untuk terus meningkatkan pengembangan kurikulum ini agar lebih baik lagi. Mencari data mengenai kurikulum agama sekolah negeri berbasis pesantren di SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi.
Carilah informasi dari beberapa informan (Kepala Sekolah, Pemimpin Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Keagamaan) mengenai perencanaan kurikulum agama sekolah umum di pondok pesantren SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi. Carilah informasi dari beberapa informan (Kepala Sekolah, Pemimpin Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Keagamaan) mengenai Implementasi Kurikulum Keagamaan Sekolah Negeri Negeri di Pondok Pesantren SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi. Carilah informasi dari beberapa informan (Kepala Sekolah, Pemimpin Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Keagamaan, Siswa) mengenai evaluasi kurikulum agama sekolah negeri di lingkungan pesantren SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi.