• Tidak ada hasil yang ditemukan

uji daya hambat ekstrak bawang dayak

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "uji daya hambat ekstrak bawang dayak"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L. (Merr.)
  • Salmonella paratyphi
  • Antibiotik
  • Ekstraksi
  • Uji Anti Mikroba
  • Analisis Data

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan larut sehingga merusak membran sel bakteri yang diikuti dengan pelepasan senyawa intraseluler (Amalia et al., 2017). Alkaloid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengganggu komponen peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk utuh dan menyebabkan kematian sel (Amalia et al., 2017). Tanin juga dapat mengecilkan dinding sel bakteri sehingga mengganggu permeabilitas membran sel dan selanjutnya menyebabkan sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup.

Senyawa fenolik seperti tanin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat aktivitas enzim protease dalam proses transpor protein pada sel bakteri. Sedangkan senyawa kimia glikosidik berpotensi bersifat antibakteri dengan cara menembus dinding sel dan menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri (Jannah et al., 2017). Dinding sel tersusun atas polipeptida glikan, bila sintesis polipeptida glikan dihambat dapat menyebabkan lisis dinding sel karena tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada tekanan di luar sel.

Dengan prinsip perbedaan kelarutan yang biasanya menggunakan pelarut tertentu, sehingga senyawa aktif tersebut dapat dipisahkan dari tumbuhan melalui proses ekstraksi dengan cara memisahkan senyawa dari campurannya (Safratilofa dan Muhammad, 2018). Untuk menghasilkan ekstrak yang optimal, harus diperhatikan derajat kehalusan (ukuran partikel) simplisia selama proses ekstraksi, ukuran partikel simplisia penting untuk menjamin ekstraksi senyawa dapat berlangsung sebanyak mungkin. kemungkinan karena berkaitan dengan permukaan yang akan bersentuhan dengan pelarut ekstraksi (Sapri et al., 2014). Cairan yang dihasilkan kemudian diklarifikasi dengan penyaringan atau dekantasi setelah dibiarkan beberapa saat.

Uji antimikroba dapat dilakukan dengan menggunakan 2 macam metode yaitu metode difusi dan metode pengenceran (Putri et al., 2017). Metode difusi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara cakram kertas dan dengan cara sumuran. Cakram kertas yang berisi senyawa antibiotik ditempatkan pada permukaan media agar yang ditanami mikroba uji.

Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh antibiotik terlihat adanya zona bening di sekitar pertumbuhan mikroba (Putri et al., 2017). Sedangkan metode difusi sumuran dilakukan dengan membuat sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang ditanami mikroba uji. Walaupun kelemahannya adalah penggunaan metode ini tidak efisien karena membutuhkan banyak alat dan bahan serta memerlukan ketelitian dalam pengerjaannya, termasuk pembuatan konsentrasi antimikroba yang berbeda (Sennang et al., 2010 dalam Soleha, 2015).

Gambar 2.1 Morfologi Tumbuhan E. palmifolia (a) Daun (b) Bunga                  (c) Umbi (d) Akar  (Dokumentasi Pribadi, 2020)
Gambar 2.1 Morfologi Tumbuhan E. palmifolia (a) Daun (b) Bunga (c) Umbi (d) Akar (Dokumentasi Pribadi, 2020)

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

  • Penjelasan Kerangka Konseptual

Kemudian dilakukan identifikasi zona bening yang terbentuk di sekitar paper disc dan dianalisis hasilnya dengan metode SPSS Anova.

Hipotesis (Tentatif)

Rendam kertas cakram pada masing-masing larutan (larutan uji dan kontrol) dengan masing-masing konsentrasi 20 mg/ml (konsentrasi 1); 30 mg/ml (konsentrasi 2); 40 mg/ml (konsentrasi 3);. Pada Gambar 5.3 terlihat bahwa diameter zona hambat yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi memiliki diameter rata-rata yang berbeda sehingga memiliki kriteria respon penghambatan yang berbeda pula. Berdasarkan klasifikasi reaksi penghambatan pertumbuhan bakteri, pada konsentrasi 20 mg/ml yang menunjukkan daya hambat sebesar 6,6 mm termasuk dalam kategori tidak efektif karena diameter zona bening kurang dari 10 mm.

Sedangkan pada konsentrasi 60mg/ml menghasilkan zona bening paling tinggi ditunjukkan dengan zona bening 11mm yang bila diklasifikasi memiliki kategori inhibisi sedang. Karena H0 ditolak maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji post hoc dimana nilai signifikansi (kepatuhan) yang dihasilkan > 0,05 artinya perbedaan hambatan yang terbentuk tidak signifikan. Pengaruh ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L), Merr) terhadap rasio limfosit neutrofil (NLR) pada mencit BALB/C yang diinfeksi Salmonella typhi.

Perbandingan pengaruh ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan metode cakram dan difusi sumuran terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bawang dayak (Eletherine americana Merr) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Salmonella typhi. Pengaruh metode ekstraksi terhadap kandungan flavanoid umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) menggunakan metode spektrofotometri.

Uji daya hambat kucai (Eleutherine palmifolia) dengan metode ekstraksi berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydroghila. Pengaruh ukuran serbuk simplisia terhadap rendemen ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dengan metode maserasi. Karakterisasi fitokimia dan penapisan serta uji antioksidan ekstrak etanol bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.).

Uji aktivitas antibakteri fraksi N-heksana umbi Eleutherine palmifolia (L.) terhadap bakteri Salmonella typhi menggunakan metode difusi cakram. Pengaruh Isolat Alkaloid Berdaya Hambat Antimikroba Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Terhadap Pertumbuhan Escherchia coli, Staphylococcus Epidemidis dan Candida albicans ATCC 10231 In-Vitro. Ekstraksi antioksidan bawang dayak (Eleutherine palmifolia) menggunakan metode ultrasonic bath (Studi jenis pelarut dan waktu ekstraksi).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Desain Penelitian

Variabel Penelitian

  • Variabel Bebas
  • Variabel Terikat

Kerangka Kerja (Frame Work)

Instrumen Penelitian (Tentatif : Penelitian eksperiment)

  • Alat
  • Bahan

Prosedur Kerja

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode maserasi yang hanya menggunakan satu pelarut yaitu pelarut etanol 70% dan ekstrak yang digunakan adalah simplisia umbi tumbuhan E. Pelarut etanol 70% ditambahkan dengan perbandingan volume pelarut etanol 70% 10 kali berat simplisia dan sesekali dilakukan pencampuran. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak kental yang bebas pelarut.

Media yang telah disterilkan kemudian didinginkan kemudian dituang ke dalam cawan petri steril ± 20 ml dalam laminator dan ditutup dengan wrap untuk mencegah kontaminasi. Sebanyak 1,3 gram media NB dilarutkan dalam labu Erlenmeyer dalam 100 ml akuades, kemudian dididihkan sambil dihomogenkan. Peremajaan bakteri dilakukan dengan cara mengambil jarum loop biakan murni kemudian diinokulasikan ke dalam media biakan dengan nutrisi broth (NB), kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam dalam inkubator.

Kemudian kertas cakram yang telah diberi ekstrak, kontrol negatif, dan kontrol positif ditempelkan pada media yang telah diinokulasi dengan S murni.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisa Data

Menurut Putra et al. (2016), jika H0 ditolak maka dilakukan uji post hoc yang merupakan analisis lanjutan dari analisis variansi. Hasil pengukuran diameter zona hambat disajikan pada Gambar 5.1, dimana masing-masing konsentrasi menunjukkan diameter rata-rata 6,6 mm pada konsentrasi 20 mg/ml, 7,4 mg/ml pada konsentrasi 30 mg/ml, 8,8 mm pada konsentrasi 40 mg/ml ml, 9,9 mm pada konsentrasi 50 mg/ml dan 11 mm pada konsentrasi 60 mg/ml. Senyawa bioaktif yang teradsorpsi akan menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuh mikroba yang ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat di sekitar paper disc setelah inkubasi.

Pada konsentrasi 30 mg/ml, 40 mg/ml, 50 mg/ml, menunjukkan zona hambat yang terbentuk masing-masing 7,4 mm, 8,8 mm, 9,9 mm juga tergolong tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan. bakteri S. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat Sembung (Blumea balsamifera) (L.) DC.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten methicillin. Efek ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl. Merr.) terhadap kadar kreatinin dan urea tikus yang diinduksi meloxicam.

Pengaruh Pemberian Lotion Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Terhadap Zona Hambat Bakteri Propionibacterium acnes Sebagai Sumber Belajar Biologi. Uji Khasiat Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.), Mangrove Avicennia marina dan Mangrove Sonneratia alba Terhadap Salmonella typhimurium In Vitro.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Data Hasil penelitian

Pembahasan

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafii’ah (2015) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol E. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya zona hambat rendah yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. belajar sebagai pemanasan. selama proses pengeringan dan pemekatan ekstrak, penggunaan rotary evaporator berpengaruh terhadap penurunan kandungan flavonoid. Skrining aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun jambu biji, daun mint, daun jeruk, batang pisang ambon dan rimpang jahe terhadap Salmonella parathypi A .

Produksi dan identifikasi senyawa antimikroba dari mikroalga Tereaselmis chuii menggunakan metode UEA (studi jenis pelarut dan jumlah siklus ekstraksi). Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Ilalang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) Di Ekstraksi Menggunakan Gelombang Ultrasonik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

  • Bagi Peneliti Selanjutnya
  • Bagi Institusi (Dosen dan Mahasiswa)

Pengaruh ekstrak kulit rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit pada tikus putih yang dipapar asap rokok. Karakterisasi Simplisia dan ekstrak daun kencur (Lawsonia inermis Linn) dan penetapan kadar fenol total dan uji aktivitas antioksidan. Kadar Hambat Minimum (KHM) Sampel Alang-alang (Imperata cylindrica) dalam Etanol Menggunakan Metode Difusi Cakram.

Kajian aktivitas antibakteri ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap pertumbuhan Bacillus cereus dan Salmonella enteritidis. Uji kekuatan perbandingan uji normalitas Bayesian, uji Shapiro-Wilk, uji Cramer-Von Mises, dan uji Anderson-Darling. Pengaruh konsentrasi ekstrak alga hijau (Caulerpa racemose) dan ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr) terhadap kemampuan sekresi nitric oxide pada makrofag mencit (Ratus norvegicus) secara in vitro.

Uji khasiat antibakteri ekstrak kasar saponin jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherchia coli.

Gambar

Gambar 2.1 Morfologi Tumbuhan E. palmifolia (a) Daun (b) Bunga                  (c) Umbi (d) Akar  (Dokumentasi Pribadi, 2020)
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 5.1 Zona hambat ekstrak E. palmifolia terhadap bakteri S. paratyphi.

Referensi

Dokumen terkait

2.10 Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri Umumnya metode yang digunakan dalam uji antibakteri adalah metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan