Pengaruh Product Placement Terhadap Purchase Intention dengan Brand Awareness Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Smartphone
Lenovo dalam Film Ada Apa Dengan Cinta?2)
Muhammad Rizky Armanda
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected]
Dosen Pembimbing:
Dr. Mugiono, SE., MM ABSTRAK
Penulisan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh product placement terhadap purchase intention yang dimediasi oleh brand awareness, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel- variabelnya melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 110 responden yang telah menonton film Ada Apa Dengan Cinta?2 dengan menggunakan teknik non-probability sampling. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t dan uji Sobel test. Analisis data menggunakan Partial Least Squares (PLS) dan dibantu oleh software SmartPLS 2.0 untuk memudahkan penelitian. Dari hasil pengujian terhadap keempat hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel product placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness smartphone Lenovo sebesar 0,705. Variabel product placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pada smartphone Lenovo. Variabel brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada smartphone Lenovo.
Variabel product placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pada smartphone Lenovo yang dimediasi oleh brand awareness.
KATA KUNCI: Product Placement, Brand Awareness, Purchase Intention
The Influence of Product Placement on Purchase Intention Mediated by Brand Awareness
(A Study on Smartphone Lenovo in Ada Apa Dengan Cinta?2)
Muhammad Rizky Armanda
Faculty of Economics and Business University of Brawijaya [email protected]
Supervisor Lecturer:
Dr. Mugiono, SE., MM ABSTRACT
This research is aimed at determining and analyzing the direct and indirect effect of product placement on purchase intention mediated by brand awareness as the intervening variable. This explanatory research explains the causal relationship between variables through hypothesis testing. Through non-probability sampling carried out on people who ever watched Ada Apa Dengan Cinta?2 before, this research has selected 110 respondents as the sample. The hypothesis testing is done using t test and Sobel test. The data are analyzed using Partial Least Squares (PLS), supported by Smart PLS 2.0. Based on the four hypotheses, it can be concluded that the variable of product placement has a positive and significant effect on the variable of brand awareness of Lenovo Smartphone. The variable of product placement has a positive and significant effect on purchase intention.
The variable of brand awareness has a positive and significant effect on customer’s intention to purchase. The variable of product placement has a positive and significant impact on consumer’s intention to purchase mediated by brand awareness.
KEYWORDS: Product Placement, Brand Awareness, Purchase Intention
1. PENDAHULUAN
Komunikasi pemasaran memiliki banyak pilihan media massa untuk beriklan.
Sebagai media komunikasi pemasaran, media cetak dan media elektronik merupakan media yang banyak digunakan dalam pemasaran suatu merek. Selama sekian tahun, media elektronik khususnya televisi menjadi salah satu pilihan utama suatu perusahaan memasarkan atau mempromosikan produk mereka karena media tersebut dianggap mampu sampai ke seluruh khalayak penonton. Iklan yang ditayangkan di televisi juga dianggap lebih mudah ditangkap karena pesan yang disampaikan secara audio-visual yang memudahkan penonton mengerti dan memahami isi iklan yang ditayangkan.
Seiring berkembangnya zaman banyak media elektronik lain yang bermunculan yang lebih efektif dan efisien, iklan dalam televisi dianggap tidak lagi efektif sebagai kegiatan promosi yang utama. Penelitian yang dilakukan di Amerika oleh Forrester Research dan ANA ( Association of National Advertisers ) menyatakan bahwa 78%
pengiklan mengakui bahwa beriklan di televisi sudah semakin tidak efektif sejak tahun 2006. Strategi yang sekarang banyak digunakan oleh pemasar ialah product placement. Menurut Solomon dalam Kumalawati (2012) product placement merupakan kegiatan menyisipkan produk dengan merek tertentu dengan film, guna
memindahkan konteks dan mood pemirsa yang terkait dengan film pada merek yang disisipkan . product placement dapat dilakukan di berbagai media seperti film, program televisi, video clip, dan lain sebagainya. Film banyak dipilih karena popular di berbagai kalangan serta menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Perkembangaan film saat ini juga terbilang pesat. Tujuan dari product placement selain meningkatkan brand awareness adalah untuk membawa keinginan akan perubahan pada sikap konsumen terhadap produk dan evaluasi keseluruhan terhadap produk.
Timbulnya minat untuk membeli terijadi ketika audience sudah mengetahui suatu produk dan mengetahui kualitas suatu produk. Rasa percaya dan yakin terhadap kualitas suatu produk tersebutlah yang akan membawa perbuahan dalam perilaku dan minat pembelian konsumen (Kaylene, et al, 2010 ; Ode 2013). Dengan semakin tingginya tingkat brand awareness yang dimiliki suatu produk, maka produk tersebut telah mencapai tingkat kesadaran yang tinggi di benak konsumen dan dapat mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut. Menurut Keller (2012:113), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Menurut Ferdinand dalam Mochamad Iqbal Almanda (2015:19). Ayuni
(2006) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran merek seseorang, maka minat beli konsumen terhadap produk dengan merek tersebut meningkat karena merek itulah yang pertama di ingatnya. Hal ini telah dibuktikan oleh Thoriq Anugrah Fatra Pradana dan Eka Yuliana dalam penelitiannya ang menyimpulkan bahwa brand awareness memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen.
Tahun 2016, MILES FILM meluncurkan film Ada Apa Dengan Cinta? 2 pada tanggal 28 april. Film yang merupakan lanjutan dari Ada Apa Dengan Cinta? Yang pertama ini menjadi salah satu film terlaris sepanjang sejarah di Indonesia. Menurut data yang dilansir Kumparan, jumlah penonton sebanyak 3.655.509 orang dengan pendapatan kotor mencapai 128 milyar rupiah. Dengan animo masyarakat yang tinggi bahkan sebelum film itu diputar, AADC 2 mendapatkan banyak sponsor dalam pembuatan film. Tercatat melalui website resmi mereka terdapat Sembilan sponsor yang turut serta membantu pembuatan film tersebut diantaranya adalah Aqua, L’oreal, Lenovo, Mitsubishi, dan lain sebagainya. Tentunya salah satu yang diharapkan oleh pemasar dalam menempatkan produk mereka pada film AADC 2 ini adalah meningkatnya brand awareness serta minat beli (purchase intention) terhadap produk mereka. Produk
smartphone Lenovo mendapatkan banyak frame dalam film tersebut. Data yang dirilis Kompas, april 2016 smartphone Lenovo tidak masuk kedalam 5 besar produsen smartphone dengan penjualan terbaik dengan market share tidak lebih dari 5%
pada kuartal pertama 2016. Namun, pada Q2 2016 Lenovo mampu menembus 5 besar dengan market share sebesar 6% menurut IDC ( International Data Corporation ).
Berdasarkan uraian latar belakang penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana product placement tersebut mempengaruhi brand awareness produk dan merek tersebut, serta pada akhirnya mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk yang bersangkutan dengan judul “PENGARUH PRODUCT PLACEMENT terhadap PURCHASE INTENTION DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (studi pada smartphone Lenovo dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2”
2. LANDASAN TEORI Pemasaan
Pemasaran adalah salah satu strategi atau kegiatan dari perusahaan yang bertujuan untuk memperkenalkan produk, jasa, dan kepentingan perusahaan lainnya kepada pelanggan dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemasaran dapat membantu perusahaan
dalam mengukur sukses atau tidaknya strategi yang ditetapkan dan juga dapat menganalisis perbandingan hasil pemasaran antara yang dilakukan perusahaan dengan pesaing (Kotler dan Keller, 2012).
Advertising
Belch dan Belch dalam Ari (2014) mengatakan periklanan sebagai bentuk pengeluaran untuk komunikasi yang nonpersonal mengenai organisasi, produk, layanan atau ide lain yang dilakukan oleh suatu sponsor tertentu. Periklanan ialah segala bentuk presentasi non-personal dan gagasan promosi, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar melalui media seperti koran, majalah, radio dan televisi, billboard dan poster (Kotler dan Keller, 2012:478).
Product Placement
Product placement adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah – olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi (Belch and Belch dalam kristanto, 2016).
Product placement digunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan merek (brand knowlodge) di antara konsumen dalam setiap media beriklan yang digunakan (Panda dalam ambarsari , 2014). Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat
dilihat dari proses penampilan dan mengharmoniskan atau menyesuaikan keberadaan merek atau produk didalam suatu cerita atau media yang digunakan Brand Awareness
Menurut Durianto et al. dalam Marisa (2012) merek mreupakan nama, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut American Marketing Association (AMA) pada Kotler dan Keller (2007:332) merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual untuk membedakan dari barang atau pesaing.
Menurut Aaker dalam Wasil (2017) brand awareness adalah sebagai kemampuan dari seorang pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahw merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsu- men yakin bahwa produk tersebut merupakan satu- satunya merek dalam suatu kelompok produk.
Purchase Intention
Pembelian adalah keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, di mana membeli dan bagaimana cara pembayarannya (Sumarwan dalam Sujani, 2017). Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh berbagai macam pertimbangan (Andriastika Sukmawati &
Joko Suyono dalam ichsan (2017)
Menurut Kotler (2003), kebanyakan perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
HIPOTESIS PENELITIAAN Gambar 1. Hipotesis Penelitian
H1: Product placement dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2 akan mempengaruhi purchase intention konsumen.
H2: Product placement dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2 akan mempengaruhi brand awareness konsumen
H3 : Brand awareness dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2 akan mempengaruhi purchase intention konsumen
H4: Product Placement dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2 akan mempengaruhi purchase intention yang dimediasi oleh brand awareness.
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah explanatory research.
Penelitian explanatory adalah penelitian yang menjelaskan kedudukan variabel- variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2014). Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).
Jumlah variabel pada penelitian ini adalah
Brand Awareness
(Z)
Product Placement
(X)
H Purchase
Intention (Y)
3 variabel yang terdiri dari satu variabel bebas, satu variabel terikat, dan satu variabel mediasi yang kemudian memiliki total 11 indikator. Berdasarkan pendapat Roscoe diatas, dapat disimpulkan perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 110 responden (11x10). Jumlah tersebut ditentukan dengan pertimbangan tingkat akurasi dari jawaban responden atas pernyataan yang diberikan oleh peneliti.
Dengan demikian terdapat pertimbangan atau kriteria untuk pengambilan sampel pada penelitian ini, antara lain :
1) Berusia diatas 17 tahun
2) Pernah menonton film Ada Apa Dengan Cinta?2
3) Mengetahui adegan produk smartphone Lenovo dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2
Dalam pengukuran data penelitian, skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2014), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang mengenai fenomena sosial. Software statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smart PLS 2.0, PLS sendiri merupakan sebuah metode baru yang banyak diminati karena tidak membutuhkan data yang berdistribusi
normal. Untuk melihat sejauh mana instrumen penelitian dapat dipercaya maka perlu dilakukan evaluasi outer model (model pengukuran) dan inner model (model struktural) (Hussein,2015).
Outer model dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument penelitian, sedangan inner model digunakan untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel dengan menghitung r2, goodness of fit, dan koefisien path. Penelitian ini menggunakan software Smart PLS 3.0, dan untuk menguji pengaruh tidak langsung menggunakan Sobel Test (Hussein,2015).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil tabulasi dari 110 responden pada penelitian ini menunjukkan 110 responden bahwa mayoritas repsonden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53%, dan mayoritas responden berusia 22 - 26 tahun sebesar 50%, dan responden mayoritas sebagai mahasiswa sebanyak 86%, dan penghasilan sebesar Rp2.000.000 – Rp.4.000.000 sebanyak 43%..
Evaluasi Outter Model Uji Validitas
Seluruh nilai loading factor telah melebihi batas 0,70. Sehingga seluruh indikator dalam variabel product placement, brand awareness dan purchase
intention mampu dijelaskan dengan baik oleh masing-masing indikatornya atau dapat dikatakan valid secara konvergen.
Nilai loading factor konstruk yang dituju lebih tinggi dibanding, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap indikator pada valid secara diskriminan, yaitu setiap indikator konstruk tidak berkorelasi tinggi dengan konstruk lain (brand awareness dan purchase intention) yang dipakai dalam mengukur pada penelitian ini.
Uji Realibilitas
Seluruh variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel laten tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan Cronbach Alpha
> 0,6 untuk semua konstruk mengetahui
keandalan suatu konstruk dapat dikatakan bahwa ketiga variabel dalam penelitian ini memiliki keandalan yang tergolong baik Evaluasi Inner Model
Koefisien determiniasi (R²) digunakan untuk melihat tingkat variasi perubahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Brand awareness memiliki koefisien determiniasi (R²) sebesar 0,518, yang bermakna bahwa variabel brand awareness dipengaruhi oleh variabel product place,emt sebesar 51,8% dan sisanya sebesar 48,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian. Sedangkan
purchase intention menunjukkan nilai sebesar 0,625, yang bermakna bahwa variabel purchase intention dapat dipengaruhi oleh variabel product placement dan variabel brand awareness yaitu sebesar 62,5% dan sisanya sebesar 37,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian
Hasil perhitungan Goodness of Fit Index (GoF) menghasilkan nilai sebesar 0,819 atau 81,9%, hal ini mengindikasikan bahwa keragaman data yang mampu dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 81,9% dan sisanya sebesar 18,1%
dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan eror.
Uji Hipotesis
H1: Hasil pengujian hipotesis variabel Product Placement terhadap Purchase Intention didapatkan koefisien jalur sebesar 0,443 dan t hitung sebesar 4,047. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (1,960) atau p (0,000) ≤ 0,05. Maka didapatkan hasil H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga Product Placement mempunyai pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Purchase Intention. hal ini berarti hipotesis kedua diterima.
H2: Hasil pengujian hipotesis variabel Product Placement terhadap Brand Awareness didapatkan koefisien jalur sebesar 0,720 dan t hitung sebesar 13,576.
Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (1,960) atau p (0,000) ≤ 0,05. Maka
didapatkan hasil H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga Product Placement mempunyai pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Brand Awareness. hal ini berarti hipotesis pertama diterima.
H3: Hasil pengujian hipotesis variabel Product Placement terhadap Purchase Intention didapatkan koefisien jalur sebesar 0,410 dan t hitung sebesar 3,805. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (1,960) atau p (0,000) ≤ 0,05. Maka didapatkan hasil H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga Product Placement mempunyai pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Purchase Intention. hal ini berarti hipotesis kedua diterima.
H4: Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa hubungan variabel Product Placement dengan Purchase Intention (Y) melalui Brand Awareness menunjukkan nilai koefisien jalur tidak langsung sebesar 0,2951 dengan nilai t statistik sebesar 3,654. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (1,960) atau p (0,000) <
0,05. Hasil ini berarti bahwa Brand Awareness memiliki pengaruh yang signifikan dalam menjembatani Product Placement terhadap Purchase Intention.
Hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak hal ini berarti Hipotesis diterima.
Berdasarkan pada penjelasan mengenai pengaruh tidak langsung terhadap Purchase Intention, di dapatkan bahwa Product Placement memberikan pengaruh secara
langsung terhadap Purchase Intention.
Disamping itu Product Placement juga memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap Purchase Intention yang melalui Brand Awareness.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1) Product Placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pada smartphone Lenovo dalam film Ada Apa Dengan Cinta?2.
Hal ini berarti sisipan produk dalam film tersebut seperti tayangan visual, audio, dan keterkaitan dengan alur cerita berdampak positif terhadap purchase intention smartphone Lenovo.
2) Product Placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness smartphone Lenovo. Hal ini berarti bahwa iklan atau penyisipan produk dalam film berbanding lurus dengan terbentuknya awareness atau kesadaran merk yang positif di mata konsumen
3) Brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pada smartphone Lenovo. Hal ini berarti kesadaran merek akan menimbulkan minat beli pada konsumen terhadap smartphone Lenovo dan nantinya mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan tindakan pembelian
4) Product Placement berpengaruh positif
dan signifikan terhadap purchase intention yang dimediasi oleh brand awareness. Hal ini berarti bahwa brand awareness dapat memegang kendali sebagai mediasi atas product placement dengan purchase intention. Konsumen yang memiliki kesadaran merek yang baik baik terhadap smartphone Lenovo dapat memberikan referensi, ulasan, dan membagikan pengalaman positifnya, sehingga membentuk purchase intention bagi pihak lain.
Saran
1) Jika perusahaan Lenovo ingin meningkaykan brand awareness, salah satu caranya adalah diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta ikut ambil bagian iklan pada film lainnya dengan cara Product Placement, yaitu menempatkan produk sesuai dengan alur cerita film tersebut karena variabel Product Placement mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Brand Awareness.
2) Untuk meningkatkan purchase intention pada smartphone Lenovo, perusahaan Lenovo sebaiknya menciptakan stimulasi pemasaran yang dapat menggugah hati konsumen untuk langsung mencari informasi mengenai produk smartphone Lenovo. Disarankan agar perusahaan Lenovo aktif di berbagai sosial media agar dapat mudah dikunjungi oleh konsumen. Dengan aktif
di sosial media, konsumen tidak perlu lagi mencari informasi mengenai smartphone Lenovo, karena dengan sendirinya mereka akan mendapatkan informasi tersebut ketika sedang mengakses sosial medianya. Informasi yang mudah ditemui ini akan mendorong purchase intention.
3) Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Purchase Intention diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini. Terakhir, diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbaiki keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almanda, M. I. (2015). Pengaruh Brand Personality Sepatu Nike terhadap Minat Beli (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom). Skripsi pada Universitas Telkom. Bandung.
Ambarsari, Kartika. 2014. Pengaruh Product Placement Chevrolet dalam Trilogi film Transformers terhadap Brand Awareness (Survey pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Angkatan 2012). Skripsi
pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Ari, Titis Bimo Kandhogo. 2014. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Brand Equity Yamaha Pada Produk Mio.
Tesis pada Universitas Diponegoro.
Semarang
Kumalawati, Jessica & Julivan, Leonid.
2012. Analisa Sikap Audience Terhadap Product / Brand Placement Apple pada Film Misson Impossible 4 (Ghost Protocol) : Universitas Kristen Petra Surabaya ; Vol.1 No.1
Hussein, Ananda Sabil, 2015. Modul Ajar Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least Squares (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Kotler, Philip.,dan Keller, Kevin Lane.
(2012). Marketing Management (14e).
Boston : Person Education.
Kristanto,Harris & Karina, Ritzky. 2016.
Pengaruh Product Placement Pada Film Indonesia Terhadap Brand Awareness dan Purchase Intention Masyarakat Surabaya : Universitas Kristen Petra Surabaya ; Vol.10 No.1
Marisa, Dewi Sitompul, Srikandi Kumaji, Kadarisman Hidayat. 2012. Pengaruh International Brand Image dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Terhadap Pengguna Produk Kosmetik Maybeline di Mahasiswi Universitas Brawijaya) : Universitas Brawijaya Malang ; Vol.1 No.1
Pramoedya, Ode. 2013. Pengaruh Product Placement (Penempatan Produk) Samsung Galaxy S III Pada Drama
Korea BIG (2012) Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi pada Universitas Indonesia. Depok.
Wasil, Mohammad. 2017. Pengaruh Brand Loyalty dan Perceived Quality terhadap Kepuasan Pembelian : Universitas Mulawarman Samarinda ; Vol.19 No.1