• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi Indonesia dalam dunia perkembangan dan budidaya tanaman hias memiliki peluang yang sangat besar. Hal ini didukung oleh regulasi, ketersedian lahan pertanian, keanekaragaman yang hayati, iklim dan cuaca yang cukup mendukung setiap musimnya. Ketersedian SDA dan teknologi yang cukup memadai dapat menciptakan peluang besar dalam pembangunan bisnis tanaman hias hingga kancah International.

Produk hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Peluang pasar baik ekspor maupun domestik sangat luas. Tumbuhnya berbagai jenis pasar modern menjadikan kebutuhan terhadap produk ini terus meningkat. Kategori tanaman hortikultura telah berkontribusi secara nyata dalam mendukung perekonomian nasional, baik dalam penyediaan produk pangan, kesehatan dan kosmetik, perdagangan, penciptaan produk domestik bruto maupun penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Komoditas hortikultura memberikan kontribusi pada pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 36,2 persen jika dibandingkan tahun 2014 (Dirjen Hortikultura, 2019). Khusus tanaman hias, data Badan Pusat Statistik (BPS, 2019) menunjukkan adanya peningkatan ekspor tanaman hias mulai Januari hingga Mei 2019 yang mencapai 1.903 ton. Angka ini meningkat sekitar 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tanaman hias adalah salah satu komoditas hortikultura yang dapat menjadi koleksi masyarakat karena bentuk dan warnanya yang bervariasi, lalu tanaman yang mudah maupun yang sulit untuk ditemui, hingga tanaman yang kecil maupun yang besar. Selain itu, penggunaan pot sebagai media tanam dikarenakan bentuk dan warna pot juga bervariasi dan terlihat menarik.

Tanaman kaktus sangat menarik perhatian masyarakat, dengan terdiri dari berbagai macam jenis dan bentuk yang unik. Menurut Wulandari (2020), Tanaman kaktus sudah mulai populer di berbagai macam daerah di Indonesia khususnya daerah

(2)

Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai sentra produksi dan budidaya tanaman hias jenis kaktus di Indonesia. Tanaman kaktus tidak hanya dapat digunakan sebagai tanaman hias, melainkan juga dapat digunakan sebagai souvenir untuk berbagai acara seperti acara pernikahan, wisuda dan ulang tahun. Contohnya tanaman kaktus yang berukuran kecil, dengan adanya souvenir yang hidup seperti tanaman kaktus ini masyarakat dapat menikmatinya bertahun-tahun dan menambah suasana baru dengan cara merawatnya (Wulandari, 2020). Jenis kaktus yang paling populer dan paling laris di Indonesia adalah genus Gymnocalycium yang memiliki banyak jenis spesies dengan bentuk dan warna kaktus yang sangat menarik untuk ditanam di pot mini.

Kawasan dataran tinggi Desa Kopeng yang terletak di lereng Gunung Merbabu memiliki potensi yang menonjol untuk produksi tanaman hias jenis kaktus. Desa Kopeng yang menyajikan panorama yang memikat dalam nuansa alam pedesaan dipadu dengan keindahan alam dan dipenuhi oleh hamparan sayuran serta tanaman hias membentuk suasana asri dan menyejukkan. Kawasan desa wisata kopeng merupakan salah satu kawasan desa wisata yang ada di Kabupaten Semarang. Desa Kopeng ditetapkan sebagai desa wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, yang tercantum pada Surat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang No.556/01 tanggal 18 Februari 2005, dengan status potensi yang dapat kembangkan khususnya penjualan tanaman hias. Suhu di Kopeng cukup dingin dimana tanaman kaktus yang dikenal sebagai tumbuhan di daerah kering atau gurun. Kaktus dapat tumbuh dengan baik di suhu yang dingin dengan intensitas penyinaran matahari yang cukup dan penyiramannya yang minim yaitu penyiraman seminggu sekali.

Gambar 1.1 Kaktus Gymnocalycium di dalam pot Sumber: Dokumentasi Pribadi

(3)

Banyak penjual tanaman hias yang berkembang setiap tahunnya di Desa Kopeng dapat mengakibatkan persaingan bisnis tanaman hias akan semakin ketat untuk merebutkan persaingan pasar dan konsumenya sendiri. Tentunya dalam dunia bisnis perusahaan akan mengharapkan hasil pejualan yang meningkat untuk mendapatkan laba yang diinginkan. Selain itu dalam dunia bisnis perusahaan akan memasarkan produknya dengan baik dan berkualitas untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang membeli produk. Jika konsumen tidak puas akan produk yang diberikan, maka kosumen akan beralih membeli produk ke perusahaan lain sehingga akan menyebabkan tingkat penjualan perusahaan menjadi menurun selain itu juga akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Maka dari itu penjual maupun perusahaan tanaman hias harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan penjualannya hingga cakupan pasarnya semakin melebar. Bentuk strategi pemasaran seperti bauran pemasaran atau marketing mix 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence) sangat tepat dalam perencanaan pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan (Arifka, 2021).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana hubungan dari tujuh variabel marketing mix 7P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat/saluran distribusi), promotion (promosi), people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik) sehingga dapat menerapkan strategi pemasaran dalam penjualan tanaman hias jenis kaktus dalam pot di Desa Agrowisata Dukuh Kopeng dalam sebuah penelitian tugas akhir skripsi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah unsur Marketing Mix 7P dari bisnis tanaman hias kaktus dalam pot berhubungan dengan penjualan tanaman hias di kawasan Agrowisata Desa Dukuh Kopeng Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana kondisi Marketing Mix 7P di Kawasan Agrowisata Desa Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terdapat di latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis hubungan (korelasi) antara variabel Marketing mix 7P dengan penjualan tanaman hias di Kawasan Agrowisata Desa Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

2. Menganalisis bagaimana kondisi Marketing Mix 7P di Kawasan Agrowisata Desa Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

1.4 Batasan Penelitian

Pembatasan masalah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Subjek pada penelitian ini adalah penjual tanaman hias yang sudah berjualan minimal 3 tahun dan menjual jenis tanaman hias kaktus di Desa Agrowisata Dukuh Kopeng Kabupaten Semarang.

2. Penelitian ini hanya difokuskan untuk melihat apakah unsur produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik berkorelasi dengan penjualan tanaman hias kaktus dalam pot di Desa Agrowisata Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Petani Tanaman hias Di Kopeng.

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui unsur marketing yang tepat untuk penjualan tanaman hias kaktus.

2. Bagi Universitas Kristen Satya Wacana

Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan mengenai hubungan Marketing Mix 7P dengan penjualan tanaman hias kaktus di Desa Agrowisata Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

(5)

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai keterkaitan unsur Marketing Mix 7P dengan penjualan bisnis kaktus di Desa Agrowisata Dukuh Kopeng, Kabupaten Semarang.

1.6 Model Hipotesis

Gambar 1.2 Model Hipotetis Keterangan :

Y : Penjualan Tanaman Hias Kaktus X1 : Produk

X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi X5 : SDM X6 : Proses X7 : Bukti Fisik

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

Y

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Saya merasa belajar matematika adalah sia-sia karena merupakan pelajaran yang abstrak dan tidak berkaitan dengan kehidupan

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI