• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN TENGAH SEMESTER MEDIA MASSA LOKAL 21B1

N/A
N/A
Raudatus Syifa

Academic year: 2023

Membagikan "UJIAN TENGAH SEMESTER MEDIA MASSA LOKAL 21B1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Raudatus Syifa Salsabila Lokal : 21B1

NIM : 210104010036 Mata Kuliah : Media Massa

MEDIA CETAK DI ERA DISRUPSI DIGITAL: SEBUAH TANTANGAN JUGA KESEMPATAN

Saat ini kita berada di era disrupsi digital, yang mana pada era ini banyak perubahan yang terjadi akibat dari perkembangan teknologi digital. Era Disrupsi sendiri ialah era di mana perubahan-perubahan terjadi disebabkan karena adanya inovasi besar sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara luas. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga mengubah ke eluruh aspek kehidupan, seperti pendidikan, budaya sosial dan komunikasi. Siapapun dan entitas apapun dipaksa beradaptasi dengan era disrupsi digital, tidak terkecuali bagi media konvensional, seperti media cetak. Sebelum kita membahas bagaimana kondisi dan posisi media cetak di era disrupsi digital, kita lebih dulu akan membahas apa itu media cetak dan sejarah singkatnya.

Media cetak adalah sumber informasi atau berita yang ditujukan untuk khalayak umum dengan bentuk dicetak. Media cetak sendiri lebih mengutamakan pesan visual. Pesan visual merupakan informasi yang tidak bisa dilihat dari sisi manapun kecuali dari sisi indra penglihatan. Sifatnya umum dan juga tidak membatasi ruang lingkup dan keompok manapun dan juga tidak terbatas pada usia berapa saja. Menurut dari seorang ahli, dikuti dari buku

‘Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran’ yang telah diterjemahkan oleh Yusufhardi Miaso; bahwa Ronald H Anderson mengemukakan bahwa media cetak merupakan segala bahan bacaan yang diproduksi secara professional, misalnya buku dan majalah.

Media cetak merupakan salah satu bentuk dari media komunikasi massa. Johannes Gutenberg adalah orang pertama yang menemukan media cetak pada tahun 1455. Pada awalnya ia menggunakan media cetak untuk mencetak bible melalui teknologi yang ditemukannya.

Dengan hasil dari teknologi itulah yang juga membuat peningkatan produksi oleh media cetak pada saat itu.

Pada pertengahan abad ke 18 orang-orang belanda mulai memperkenalkan media massa cetak di Indonesia. Kemudian pada pertengahan abad ke 19, media pers akhirnya berhasil membuat cendekiawan Indonesia untuk mempelajari budaya pers yang kemudian dimanfaatkan untuk membangkitkan dan menggerakkan kesadaran bangsa. Wartawan kemudian menjadi tokoh pergerakan yang menerbitkan pers. Pada awal abad ke 20, sebagai komoditas industry, pers mengalami perkembangan yang cukup baik. Kehidupan pers semakin berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan politik dan ekonomi di Indonesia.

Teknologi informasi mulai semakin berkembang dan dunia jurnalistik mengalami kemajuan, terjadi sebuah pergeseran paradugma pada tahun 1980-an, hal itu menunjukkan hubungan erat teknologi informasi dengan dunia pers di Indonesia, contoh nya ialah para wartawan telah banyak yang memanfaatkan teknologi komputer dan tidak lagi menggunakan tinta untuk menulis. Hal ini juga menunjukkan bahwa dari masa ke masa akan selalu ada perubahan dan perkembangan pada dunia teknologi dan informasi yang tidak bisa dihentikan oleh siapapun.

Perubahan serta berkembangnya dunia komunikasi massa disebabkan oleh besarnya perkembangan teknologi internet. Seperti saat ini, kita tengah berada di era disrupsi digital, yang mana banyak sekali perubahan yang terjadi pada media digital dan media lainnya. Karena internet, muculah media baru. Hal itu membuat berubahnya cara orang-orang dalam mendapatkan informasi dan berita melalui media.

(2)

Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang pesat, hal itu membuat media cetak mengalami kemunduran dan mulai ditinggalkan. Dulu dianggap sebagai informasi utama, media cetak sekarang harus bersaing dengan dunia digital yang terus berkembang.

Media cetak dianggap jadul, tidak menarik dan membosankan. Orang-orang mulai beralih ke platform digital yang lebih cepat, lebih interaktif dan lebih mudah diakses. Hal itu membuat situs berita, media sosial dan aplikasi berita sekarang menjadi wadah untuk mendapatkan dan mencari informasi.

Dunia informasi dan komunikasi yang dulu didominasi oleh media cetak sekarang harus berhadapan dengan disrupsi digital. Pada era disrupsi ini, media cetak menghadapi tantangan besar dan juga peluang untuk berevolusi. Puncak mulai meredupnya media cetak dikarenakan disrupsi digital ini ialah sekitar 3 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2020, dimana saat itu terjadinya pandemi di Indonesia.

Masa pandemi ini juga mempengaruhi meredupnya media cetak saat itu, dikarenkan masa pandemi merubah total semua mobilitas kehidupan manusia, salah satunya ialah cara orang mendapatkan dan mencari informasi. Perubahan manusia dalam memencari sumber informasi cukup memberikan dampak yang signifikan, terlebih untuk media lama, termasuk media cetak.

Survei yang dilakukan oleh Nielsen Consumer & Media View (CMV) di 11 kota pada kuartal III tahun 2017 mendapatkan hasil bahwa 83% adalah pembaca koran dari 8% atau sekitar 4,5 juta penduduk pada 11 kota tersebut. Akan tetapi pada akhir triwulan IV tahun 2018, minat pembaca semakin berturun sampai mencapai angka di bawah 400 ribu. Pada tahun 2020 media cetak mulai mempunyai harapan pada perolehan iklan. Survei dari Nielsen menyebutkan pada tahun 2019 perolehan iklan pada media cetak mengalami pertumbuhan pada angka 2,1 juta dan kian meningkat menjadi 2,6 juta pada tahun 2020. Hal tersebut membuktikan media cetak juga mengalami hal yang sama, yaitu mengalami pasang surut dari segi perolehan pembacanya.

Para pengelola industri cetak menyadari era disrupsi digital bisa menjadi ancaman bagi media cetak. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh media cetak di era disrupsi digital, yaitu:

1. Persaingan dengan platform digital, yang mana media cetak bersaing dengan platform digital yang tentu saja memiliki konten lebih cepat, beragam, dan interaktif.

2. Berubahnya preferensi pembaca, dimana sekarang untuk mendapatkan berita dan informasi mereka lebih memilih untuk menggunakan perangkat digital, seperti smartphone dan tablet.

3. Menurunnya pendapatan dari iklan cetak menyebabkan ketidakpastian keuangan.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang beralih ke iklan digital karena dinilai lebih terukur dan efesien.

Hal tersebut membuat sebuah pertanyaan muncul, apakah di era disrupsi digital ini media cetak akan bertahan atau sebaliknya?. Menanggapi hal ini, media cetak harus berinovasi untuk bisa berkompetisi mempertahankan industrinya sebagai sumber informasi masyarakat.

Inovasi yang bisa dilakukan ialah salah satunya dengan cara berkonvergensi.

Konvergensi merupakan penggabungan dari beberapa jenis media dan hadir dalam bentuk digital. Mengutip dari buku Cyber Society: Teknologi, Media Baru, dan Disrupsi Informasi (2020) karya Catur Nugroho, konvergensi media adalah integrasi media lewat digitalisasi yang dilakukan oleh industry media. Untuk menghasilkan dan menerbitkan berbagai konten media melalui alat dan infrastruktur teknologi, maka dilakukanlah konvergensi media, hal tersebut untuk dimanfaatkan oleh audiens yang beragam.

Apakah konvergensi akan menyebabkan media lama akan redup dan tergantikan oleh media baru? Jawabannya adalah tidak. Media lama akan mengikuti dan menyesuaikan pada perkembangan teknologi, begitu juga halnya pada media cetak. Karena setiap media lama

(3)

pastinya akan dipaksa hidup berdampingan dengan media-media baru yang muncul. Maka dari itu konvergensi adalah inovasi yang tepat untuk dilakukan oleh media lama.

Media cetak mulai melakukan tranformasi digital. Untuk menjangkau audiens yang lebih luas, kini banyak penerbit yang mulai mengembangkan situs web dan aplikasi yang menyajikan berita serta konten yang mudah diakses oleh pembaca. Sosial media juga mereka gunakan untuk memperluas jangkaun para audiens. Hal tersebut juga dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan platform digital untuk mendistribusikan konten mereka.

Untuk mempertahankan dan membantu finansial mereka, media cetak melakukan diversifikasi pendapatan. Diversifikasi pendapatan adalah usaha untuk menghasilkan pendapatan lain yang berasal dari beberapa sumber selain pendapatan utamanya. Disini para penerbit menawarkan berbagai layanan lain seperti penyediaan jasa periklanan, pelatihan atau acara khusus.

Dalam mengahadapi era disrupsi digital, media cetak juga mempunyai peluang dan kesempatan untuk melakukan inovasi baru pada konten-konten mereka. Inovasi tersebut berupa penggabungan dua media, yaitu menggabungkan berita cetak dan digital dengan memanfaatkan teknologi seperti augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) agar terciptanya konten yang mendalam, menarik dan interaktif, juga untuk meningkatkan pengalaman membaca. Memahami bagaimana perilaku pembaca juga perlu dilakukan oleh media cetak agar konten mereka tercipta dengan baik, relevan dan menarik.

Kejurnalistikan tentu tidak pernah lepas dari media cetak. Dari mencari, mengolah sampai dengan menyampaikan informasi. Dengan mempertahankan etika jurnalisme yang mereka miliki dan mempertegas peran mereka dalam menyampaikan berita atau informasi yang akurat, media cetak membuktikan dalam hal kredibilitas mereka jelas unggul dan masih dianggap sebagai sumber informasi yang lebih akurat dan terpecaya. Hal ini yang juga membuat mereka bertahan pada gempuran persaingan di era disrupsi digital.

Meskipun mempunyai banyak sekali kendala dan tantangan pada era disrupsi digital, media cetak yang asli sebenarnya tidak sepenuhnya redup. Hal itu dikarenakan masih adanya minat para pembaca untuk mendapatkan informasi dari media cetak yang belum berinovasi.

Masih banyak yang menyukai pengalaman membaca media cetak secara fisik seperti buku cetak dan juga majalah. Buku cetak masih sendiri masih memiliki pangsa pasar yang kuat, contohnya ialah toko buku Gramedia, dimana toko buku tersebut selalu menerbitkan buku- buku dan juga majalah-majalah edisi terbaru. Namun tetap saja di era disrupsi digital ini media cetak harus tetap berinovasi, berkembang dan beradaptasi.

Di era disrupsi digital, media cetak harus beradaptasi jika tidak mau ketinggalan atau bahkan hilang oleh waktu. Tantangan-tantangan yang dihadapi membuat mereka harus mempertahankan audiens mereka dengan mencari cara dan ide. Dengan tranformasi digital, berkolaborasi dengan platform digital, diversifikasi pendapatan, inovasi konten interaktif dan menjaga kode etik jurnalistik serta kredibilitas, media cetak tetap dapat menjadi sumber informasi dan juga dapat terus berkembang di era disrupsi digital ini.

Inovasi yang dilakukan oleh media cetak untuk tetap mengikuti perkembangan digital adalah inovasi yang cerdas, dimana media cetak memiliki wadah di dunia digital akan tetapi tidak menghilangkan keunikan dan ciri khas dari media cetak tradisional, yang mana minat para pembaca akhirnya tetap terpenuhi meskipun berbeda-beda dan dalam segala kebutuhan yang ada. Dengan kreativitas dan ketekunan yang mereka miliki, media cetak akan tetap menjadi sebuah hal penting bagi masyarakat dalam penyebaran informasi.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alisty, D. N. (2022, JANUARI SELASA). Konvergensi Media: Pengertian dan Dampaknya.

Diambil dari perpustakaan.bsn.go.id:

https://perpustakaan.bsn.go.id/index.php?p=news&id=1672#:~:text=Apa%20itu%20konverg ensi%20media%3F&text=Mengutip%20dari%20buku%20Cyber%20Society,yang%20dilakuka n%20oleh%20industri%20media.

Dewi, D. K. (2022). SINERGI DAN KOLABORASI SEBAGAI STRATEGI MEDIA CETAK BERTAHAN DALAM ERA DISRUPSI. Jurnal Ilmu Komunikasi.

Ivony. (2017, November). 15 Pengertian Media Cetak Menurut Para Ahli. Diambil dari pakarkomunikasi.com: https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-cetak-menurut- para-ahli

Kusuma, S. (2016). Posisi Media Cetak di Tengah Perkembangan Media Online di Indonesia.

Jurnal InterAct, 5(1), 56-71.

Nidhomi, N. R. (2023, Juni). Nasib Media Cetak Indonesia di Era Disrupsi Digital. Diambil dari pojoknulis.com: https://pojoknulis.com/nasib-media-cetak-indonesia-di-era-disrupsi- digital-550

Putri, V. K. (2021, Desember). Media Cetak: Pengertian dan Jenisnya. Diambil dari Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/06/103349769/media-cetak- pengertian-dan-jenisnya?page=all

Referensi

Dokumen terkait

karena masa remaja merupakan masa dimana sesorang mencari jati diri, dan dalam usia mereka mulai tertarik dalam mengikuti perkembangan trend. Selain itu pengenalan

Radar Banyumas dan Satelit Post merupakan media cetak lokal Banyumas yang aktif memberitakan isu – isu politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak

Sumber: The Digital Economy, Don Tapscott "Technopreneur" Kurikulum ilmu komunikasi harus mengikuti tren industri media yang berkembang di seluruh dunia.. Ini sebagai harga mati

Dengan berbagai kolaborasi platform serta multitasking dari wartawan, Kompas telah menerapkan salah satu konvergensi media Gordon 2003:69 yaitu konvergensi peliputan informasi.. 3.2.5

Banyaknya saingan dalam media berita saat ini membuat media tersebut harus tetap bertahan dan mengikuti perkembangan isu dan tren yang sedang terjadi, bentuk berita juga harus dikemas