• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umi Murtini

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Umi Murtini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Penqaruh Ownership StructureTerhadap Nilai Perusahaan Dengan ..., Hendrik Wijaya dan Umi Murtini

Pengaruh Ownership Structure Terhadap

Nilai

Perusahaan Dengan

Firm

Size Sebagai Pemoderasi

Hendrik Wijaya

Universitas Kristen Duta Wacana

Umi Murtini

Universitas Kristen Duta Wacana

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect of ownership sttacture on

firm

value.

It

is also aimed to examine the moderating

effict

of

firm

size on the relationship between ownership structure and

firm

value. Using all

public

listed companies on Indonesia Stock Exchange in 2000-2006 as the sample, the result shows that

firm

size

fail

to demonstrate its moderating effect on the relationship between ownership structure

andfirm

value.

Keywords: Ownership structure,

firm

value,

firm

size,

PENDAHULUAN

Corporate governance

timbul

dikarenakan perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dengan pemegang saham. Penunjukkan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataawrya seringkali menghadapi masalah dikarenakan

tujuan

perusahaan berbenturan dengan

tujuan pribadi

manajer.

Manajer bertindak

menguntungkan

dirinya sendiri dan

mengorbankan kepentingan pemegang saham.

Hal ini terjadi karena

adanya perbedaan

informasi

(asymmetric information) yang

dimiliki

oleh keduanya. Pemegang saham dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada manajer dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost yang sering disebut dengan agency cost (biaya keagenan).

Menurut Jensen dan Meckling(1976) dalam Karina 2007, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme Corporate Governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (agency

conflict).

Crutchley

dan

Hansen (1989), Bathala

et al.

(1994) dalam

Karina 2007,

menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial

yang tinggi dapat

digunakan

untuk

mengurangi masalah keagenan.

Nilai

perusahaan akan meningkat

jika,

pemlllWowner dapat mengontrol perilaku manqgement untuk

tidak

melakukan konsumsi yang berlebihan

dari

sumber daya perusahaan, dalam investasi yang buruk atau kelalaian investasi.

Peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan

menurunkan

kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan mengkonsumsi

perquisites (keuntungan) yang berlebihan. Dengan demikian akan menyatukan kepentingan antara

(2)

Jumal Riset Manajenen & Bisnis. Volume 4, No l, Juni 2009

manajer dengan pemegang saham sehingga akan membuat

nilai

perusahaan menjadi lebih besar.

Hal

tersebut berdampak pada

total

asset yang

juga

semakin banyak dikarenakan keputusan perusahaan

untuk

melakukan ekspansi

yang

akan berdampak pada ukuran perusahan (firm size) yang semakin besar.

Penyatuan kepentingan

di

dalam menentukan tujuan perusahaan

ini

berkaitan dengan keputusan-keputusan

yang akan diambil di dalam upaya

optimalisasi

nilai

perusahaan.

optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan

perusahaan

mempengaruhi pertumbuhat

asset

perusahaan dan berdampak pada

nilai

perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Wahyudi dan Pawestri 2006).

Nilai

perusahaan secara langsung mempengaruhi

total

asset dan secara

tidak

langsung mempengaruhi

firm

size

suatu perusahaan. Berdasar latar belakang

di

atas maka penelitian

ini

bertujuan menguji pengaruh Ownership Structure terhadap nilai perusahaan dengan

firm

size sebagai variabel pemoderasi.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori

Keagenan (Agency Theory)

Struktur kepemilikan merupakan prosentase yang

dimiliki

oleh insider shareholder dan prosentase saham

yang dimiliki

oleh outside shareholder. Menurut Richardson, 1998:

DuCharme

et al.,

2000 bahwa masalah keagenan muncul

jika

antar plhak

principal

dan

agent memlliki kepentingan yang berbeda.

Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan

konflik

keagenan muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Masalah keagenan potensial

terjadi bila

proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan

kurang dan rco

% sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan

dirinya

sendiri, dan

bukan

memaksimumkan

nilai

perusahaan

dalam

pengambilan keputusan pendanaan.

Kondisi

ini

terjadi karena adanya pemisahan antara fungsi pengambil keputusan dan fungsi penanggung risiko.

Corporate Governance (CG)

Corporate Governance

timbul

karena kepentingan perusahaan

untuk

memastikan kepada

pihak

penyandang dana Qtrincipallinvestor) bahwa dana

yang di

tanamkan di gunakan secara tepat dan efisien. Selain

itu

dengan Corporate Governance, perusahaan memberikan kepastian bahwa manajemen (agent) bertindak yang terbaik demi kepentingan perusahaan.

Forum for Corporate

Governance

in Indonesia/Fccl (2001b)

dalam Setyapurnama

dan Norpratiwi 2003,

mendefinisikan

Corporate

Governance sebagai seperangkat peraturan

yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

pihak kreditur,

pemerintah,

karyawan serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, sehingga menciptakan

nilai

tambah

bagi

semua

pihak yang

berkepentingan (stakeholder).

Nilai tambah yang dimaksud adalah Corporate

Governance memberikan perlindungan

efektif

terhadap investor dalam memperoleh kembali investasinya dengan

(3)

Penqaruh Ownership Structure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan ..., Hendrik Wiiaya dan Umi Murtini

wajar dan

bemilai tinggi.

Penerapan Corporale Govemance memberikan empat manfaat (FCGI, 2001) dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2003, yaitu:

(l)

meningkatkan kinerja perusahaan

melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih

baik,

meningkatkan efisiensi

perusahaan,

serta lebih meningkatkan pelayanan

kepada stakeholders,

(2)

mempermudah

di

perolehnya dana pembiayaan yang

lebih

murah dan tidak

rigit

(karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate

value, (3)

mengembalikan kepercayaan

investor untuk

menanamkan

modalnya

di lndonesia, dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders's values dan dividen.

Masalah keagenan secara langsung berhubungan dengan struktur kepemilikan.

Menurut Jensen dan

Meckling

(1976) dalam

Karina

2007, kepemilikan manajerial dan

kepemilikan

institusional adalah

dua

mekanisme

Corporate

Governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (agency conflict). Strukur kepemilikan yang tersebar

tidak

akan memberikan insentif kepada

pemilik untuk

memonitor pengelolaan manajemen.

Hal ini

disebabkan

pemilik

akan menanggung

sendiri biaya

pengawasan

(monitoring cost),

sehingga semua

pemilik akan menikmati manfaat.

Institutionql ownerships mempunyai peranan dalam menyediakan mekanisme

yang

dapat dipercaya terhadap penyajian

informasi

kepada investor. Peranan

itu terjadi

disebabkan karena investor institusi merupakan investor yang sophisticated, dan mempunyai daya pengendali yang lebih baik di banding insider ownerships.

Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)

Masalah dan biaya

keagenan

dapat diminimalisir

dengan meningkatkan monitoring terhadap perusahaan. Monitoring tersebut tidak hanya terbatas dilakukan oleh pihak dari dalam perusahaan, namun juga dapat dilakukan dari pihak eksternal perusahaan (terutama institutional ownership). Kepemilikan institusional adalah kepimilikan saham perusahaan oleh lembaga, organisasi, institusi, dan yang lain-lain.

Kepemilikan institusional

umumnya

bertindak

sebagai

pihak yang

memonitor

perusahaan. Holderness dan Sheeman (1985), Barclay dan Holderness (1991) dalam Faizal (2004), memberikan

bukti

empiris bahwa terdapat peningkatan turnover manajemen dan

gains

akibat pembelian saham oleh

pihak luar.

Beberapa metode yang digunakan oleh institutional ownership dalam mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, mulai

dari

diskusi

informal

dengan manajemen sampai dengan pengendalian seluruh kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan yang bertujuan mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan.

Kepemilikan Manajerial

(Managerial Ownership)

Untuk

mengatasi masalah keagenan

dan

mengurangi

biaya

keagenan adalah melalui struktur kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan prosentase saham yang

dimiliki

oleh manajerial

ownersh" (MO).

Menurut Jensen dan

Meckling

Q976) dalam Masdupi (2005), istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting dalam struktur modal perusahaan

tidak

hanya ditentukan oleh jumlah hutang dan ekuitas, tetapi juga prosentase kepemilikan saham oleh manajerial ownership dan institutional ownership. Jensen dan

Meckling

(1916) dalam Fuad (2005)

(4)

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No 1, Juni 2009

menyimpulkan bahwa proporsi kepemilikan saham

yang dikontrol oleh

manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaan.

Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan

benar dan akan

merasakan

kerugian

sebagai konsekuensi

dari

pengambilan keputusan yang salah. Demset dan Lehn ( I 985) dalam F aizal (2004) menyimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan digunakan perusahaan untuk menghilangkan masalah keagenan.

Crutchley

dan

Hansen

(1989),

bathala,

Moon dan Rao (1994)

dalam

Faizal

(2004), menyimpulkan bahwa level kepemilikan manajerial yang

lebih tinggi

dapat

di

gunakan untuk mengurangi masalah keagenan.

Corporate Governance,

Firm

Size dan

Nilai

Perusahaan

(Firm

Value)

Nilai

perusahaan yang

di

bentuk melalui indikator

nilai

pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal

positif

tentang pertumbuhan perusahaan

di

masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator

nilai

perusahaan (signaling theory). Kepentingan antara manajer dan

pemilik akan saling

melengkapi

jika manajer memiliki bagian

saham (managerial ownership)

dari

perusahaan sehingga

di dalam

mengambil keputusan, manajer akan bertindak hati-hati agar matajer

juga

tidak mengalami kerugian dan mendapatkan return yang besar sehingga dapat membuat nilai perusahaan semakin meningkat.

Ukuran (sZe) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal

dari

perusahaan tersebut. Ukuran (slze) perusahaan dapat digunakan untuk

mewakiili

karakteristik keuangan perusahaan

(Indriani :

2005 dalam

Diniati

dan Suhairi 2006). Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang

memiliki

total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap

ini

arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang

relatif

lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan

relatif

lebih stabil dan

lebih

mampu menghasilkan

laba

dibanding perusahaan dengan

total

asset

yang

kecil (Indriani, 2005 dalam Daniati dan Suhairi, 2006).

Ukuran

perusahaan

merupakan variabel penting yang menjelaskan

luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk

jenis

industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan di bandingkan dengan

jenis industri lain. Miswanto

(1999)

Daniati dan

Suhairi, 2006, bahwa dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya di peroleh bukti empiris bahwa perusahaan

kecil memiliki risiko

dan return yang lebih

tinggi di

banding perusahaan besar.

Ekspansi yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan

nilai

perusahaan tetapi apakah dengan peningkatan

itu Firm Size melalui proksi total

aset perusahaan akan meningkat juga? Peningkatan total asset

di

artikan oleh pihak luar tentang nilai perusahaan akan semakin meningkat

di

masa yang akan datang

hal

tersebut akan

di

respon secara

positif oleh pasar

khususnya

investor. Tetapi

peningkatan

nilai

perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional selalu akan meningkatkan total asset

(5)

Pengaruh Ownership StructureTerhadap Nilai Perusahaan Dengan ..., Hendrik Wijaya dan Umi Murtini

suatu perusahaan. Jika perusahaan melakukan ekspansi maka dapat di nyatakan akan terjadi peningkatan total asset, tetapi sebaliknya

jika

tidak melakukan ekspansi maka total asset perusahaan akan sama seperti sebelumnya tetapi terdapat peningkatan dari segi keuntungan (return).

Penelitian

Terdahulu

Ang et al (1999)

dalam

Faizal (2004)

mengarahkan penelitiannya pada perusahaan- perusahaan kecil dengan ukuran absolut dan

relatifdari

biaya keagenan. Memberikan bukti terhadap hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan yang diukur dari pemanfaatan aktiva dan beban operasi.

Faizal (2004) menganalisis pengaruh struktur kepemilikan dengan biaya keagenan yang

diukur

dengan asset

utilization

dan operating expense. Hasilnya, bahwa terdapat pengaruh

struktur

kepemilikan dengan qgency

theory

@sset

utilization

dan operating expenses). Penelitian Husnan (2000) dalam Hastuti (2005) menyatakan, bahwa perusahaan

yang

kepemilikannya

lebih

menyebar memberikan

imbalan yang lebih

besar kepada manajemen

dibanding

dengan perusahaan

yang

kepemilikannya

lebih

terkonsentrasi.

Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Hastuti (2005)

tidak

terdapat hubungan antara struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan sebuah perusahaan.

Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan, bahwa kepemilikan manajerial secara langsung dan secara

tidak

langsung mempengaruhi

nilai

perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh di dalam keputusan keuangan

dan nilai

perusahaan. Penelitian

ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan

oleh

Crutchley (1999) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), memberikan bukti bahwa ada keterkaitan antara keputusan leverage, dividend payout ratio, insider ownership, dan institutional ownership yang ditentukan secara simultan meskipun

tidak

menyeluruh.

Kim (2008)

menyatakan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial (insider ownership) akan semakin mempengaruhi

nilai

perusahaan setelah di tambahkan variabel

kontrol

kepemilikan saham

publik

dan ukuran perusahaan

di

regresi secara terpisah.

Desain Penelitian dan Hipotesis

Desain penelitian untuk penelitian

ini

dibuat seperti berikut

ini

:

WA I ownership

I

I txtr

I

Wrr"rrr*

I

I ownership

I

I rxzl

I

Gambar 2.1

(6)

Jurnal Riset Manajenen & Bisnis. Volume 4, No l, Juni 2009

Berdasar landasan

teori

yang telah diuraikan

di

atas dan beberapa penelitian terdahulu, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

H,

z Struktur kepemilikan (Managerial Ownership dan Institutional Ownership) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan Firm Size sebagai variabel pemoderasi.

METODA PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian

ini

adalah data sekunder

yang di

peroleh dari Indones ian Capital Market Directory, berupa :

a. Data

prosentase

saham kepemilikan managerial (Managerial

Ownership) perusahaan yang listing di BEI tahun 2000-2006.

b. Data

prosentase

saham kepemilikan institusional (Institutional

Ownership) perusahaan yang listing di BEI tahun 2000-2006.

c. Firm

Size di ukur dengan logaritma natural total aset

d.

Jumlah saham yang beredar

e.

Closing Price

f. Nilai

buku

g.

Total ekuitas Metoda Pemilihan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah judgement sampling. Mengacu Jensen dan Meckling (1916) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), bahwa industri-industri dengan regulasi yang

tinggi

seperti

public utilities

atau bank akan mempunyai debt equity ratio

yang tinggi yang

ekuivalen dengan tingginya

risiko yang

melekat pada

industri

yang bersangkutan

dari

pada non regulated

firms. Kriteria

lainnya adalah laporan keuangan

perusahaan sampel

tidak

menunjukkan adanya saldo

total

ekuitas yang negatif dan atau mengalami kerugian selama tahun 2006. Karena saldo ekuitas dan laba yang negatif sebagai penyebut menjadi tidak bermakna

(lmam

Subekti, 2000). Berdasarkan kriteria pemilihan sampel

di

atas, jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian

ini

sebanyak 23 perusahaan.

Definisi Operasional

Variabel

a.

Variabel dependen dari penelitian ini menggunakan Market to Book Value Of Equity Ratio

(MYE/BVE)

sebagai

Nilai

Perusahaan. Nilai perusahaan di ukur dengan rasio

MVE/BVE

dengan rumus Sebagai

berikut:

Rasio

MVE/BVE :

Jumlahi_a.f1T leredar_x

9losing Price ...(r)

Nilai buku total

ekuitas

(7)

Pengaruh Ownership StructureTerhadap Nilai Perusahaan Dengan ..., HendrikltVljqyq

lq! urn[4lrtlt

b.

Variabel lndependen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini

sebagai berikut :

1

Struktur Kepemilikan Manajerial

2.

Kepemilikan manajerial

di

ukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki

oleh manajerial (Iturriaga dan Sanz, 1998).

3.

StrukturKepemilikan lnstitusional

4.

Kepemilikan institusional

di

ukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki

oleh pemilik institusi.

5.

Ukuran Perusahaan (Firm Size)

6. Ukuran

perusahaan merupakan

variabel

pemoderasi

dan

datanya berupa logaritma natural dari total aset.

Firm Size: Ln Total Asset

Metoda Analisis Data

Regresi dengan variabel pemoderasi yang digunakan dalam analisis:

Y,

= a+b,Io, +bzMot +b3FZt +b4(Iot.FZt)+br(IuK),-FZ,) +9...ot Di

mana:

Yt :

Nilai perusahaan Intercept

lO, :

Institutional Ownership tahun

t

MO, :

Managerial OwnershiP tahun

t

FZ, :

Firm Size

b1,b2,b3 --

SlopelParameter

IOt..FZt :

Perkalian antara nilai kepemilikan institusional, danfirm Size.

MOt.FZt :

perkalian antara nilai kepemilkan manajerial, dan Firm Size

9; : Error

Term Pemilihan Model

Dalam panel data terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk menganalisis data yait;u Pooled Least Square, Fixed Effect, dan Random Effect. Model Pooled Least Square adalah model yang memberikan

nilai

intersep untuk setiap perusahaan. Model Fixed Effect adalah model

yang

memberikan

nilai

intersep

untuk

setiap perusahaan sehingga dapat dilihat karakteristik dari setiap perusahaan, sedangkan model Random Effect adalah model yang digunakan apabila data yang akan

di

analisis

di

ambil secara acak (random).

Untuk memilih

model yang terbaik maka dapat dilakukan

Formal

Test dengan menggunakan restricted

F

Test.

(R2un

-

R2

n)l m

- l_(R2ua)l(n-k) ' """\'/

Keterangan:

m :

Jumlah retriksi

n :

Jumlah observasi

..(2')

(8)

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No I, Juni 2009

k :

Jumlah parameter dalam unrestricted regression R2

un :

R square dalam unrestricted regression

R2n

:

R square dalamrestricted regression Kriteria pengujian:

H0

: Model restricted tidak berbeda dengan model unrestricted

Ha

: Model restricted berbeda dengan model unrestricted.

Modelfixed effecl lebih baik digunakan dalam penelitian ini, apabila:

a.

F hitung

> F

tabel maka keputusannya

Ho

ditolak. Berarti model unrestricted (fixed effect) lebih baik dari model restricted (pooled least square).

b.

F hitung

< F

tabel maka keputusannya

Ho

diterima. Berarti model restricted (pooled least square) lebih baik dari model unrestricted (fixed

ffict)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Data

Gambaran data yang digunakan dalam penelitian

ini

dapat

dilihat

dalam tabel

I

di bawah ini:

Tabel

I

Hasil Analisis Statistik

Deskriptif

IO MO FZ

M\'E

Mean 0.62083 r 0.078727 2.97973 12.10810

Maximum 0.930200 0.77s300 6.91239 17.16525 Minimum 0.000200 0.000100 0.31765 6.939802

Jaroue-Bera 7.263479 1955.466 8.26432 33.07142

Hasil Tidak Normal

Iidak

Normal Iidak Normal Iidak Normal

Dari 23

perusahaan

yang diteliti

dengan periode pengamatan

dari

tahun

2000

sampai dengan tahun 2006, maka

jumlah

observasi keseluruhan ada

16l

observasi.

Dari

tabel di atas terlihat bahwa rata-rata sebagian besar saham

dimiliki

oleh institusi, yaitu 62,0830 .

Institusi memiliki saham paling sedrkit

0,2%o.

Manajer

rata-rata

memiliki

saham sebesar7,87oh.

MVE (Market to Book Value Of Equity ratio)

sebagai

proksi

nilai perusahaan rerata sebesar 12,1081.

Dilihat

dari hasil jerque bera, maka semus data tidak trdistribusi normal.

Pemilihan Model Penelitian

Pemilihan

model

penelitian bertujuan

untuk memilih model terbaik yang

akan digunakan untuk menganalisis data penelitian

ini.

Model yang akan

di

bandingkan adalah model Pooled Least Square dengan model

Fixed Effect. Model

Random

Effect

secara otomatis tidak dapat digunakan, karena datayang akan digunakan

di

dalam penelitian

ini

tidak diambil secara acak (random). Untuk membandingkan kedua model tersebut, maka

(9)

Pengaruh Ownership StructureTerhadap Nilai Perusahaan Denqan ..., Hendrik Wiiava dan Umi Murtini

data

akan di

regresikan dengan menggunakan kedua

model

tersebut, kemudian akan dilakukan

Formal

Test.

Dari

hasrl

Formal

Tesr diketahui bahwa model Fixed Effect

(FE)

yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Hasil Olah Data dan Analisis

Setelah dilakukan

uji

asumsi klasik, maka diketahui bahwa dalam regresi tersebut terdapat autokorelasi, maka regresi yang akan digunakan adalah Weighted Leas Square (WLS).

Hasil pengolaha regresi dengan WLS dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini:

Tabel2

Pengaruh

Kepemilikan Institusi

terhadap

Nilai

Perusahaan

MVE :

s +

plIO +

F2FZ+ p3IOFZ + e

Variable

Coefficient t-Statistic

to

-4.892136 -1.217515

FZ -0.039248 -0.207986

IOFZ 0.433087

l.34t5l

I

Berdasarkan

tabel 2 di atas,

menunjukkan

bahwa tidak

terdapat variabel independent

yang

signif,rkan.

Berarti

kepemilikan institusai

tidak

berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan dan ukuran perusahaan memperlemah hubungan kepemilikan institusi dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Ang

et

al

(1999) dalamFaizal (2004) yang memberikan

bukti

terhadap hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan yang

di ukur

dari pemanfaatan aktiva dan beban operasi.

Jika tingkat kepemilikan

institusional

tinggi

maka, dana

yang

tersedia pada perusahaan

cukup tinggi untuk

operasional perusahaan didalam meningkatkan kinerja perusahaan, sebaliknya

jika tingkat

kepemilikan institusional rendah maka, dana yang tersedia

juga

terbatas,

hal ini yang banyak

menyebabkan

pihak

perusahaan akan menggunakan kebijakan hutang untuk mendanai operasional perusahaan yang dilakukan oleh para manajerial. Dalam hal penggunaan hutang oleh perusahaan

di

dalam pendanaan sejalan dengan teori Jensen (1986) dalam Karina 2007,menyatakan bahwa dengan adanya hutang akan mengendalikan penggtnaanfree cashflow secara berlebihan oleh manajemen, dan dengan demikian akan dapat menghindari investasi yang sia-sia. Pengawasan yang rendah terhadap manajer oleh pemegang saham mengakibatkan aset perusahaan digunakan oleh manajer untuk kepentingan dirinya sendiri.

Hasil penelitian

ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh

Hastuti (2005)

tidak

terdapat hubungan antara struktur kepemilikan dengan

kinerja

keuangan sebuah perusahaan. Penelitian

Wahyudi

dan Pawestri, (2006) menyatakan, bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh di dalam keputusan keuangan dan nilai perusahaan.

Penelitian

ini

dilakukan pada tahun 2000-2006, bahwa pada periode tahun tersebut

kondisi

perekonomian

Indonesia sendiri

sedang mengalami ketidakstabilan kondisi ekonomi setelah krisis moneter. Sehingga banyak perusahaan yang sebelum krisis masih

baik kondisi

keuangannya menjadi terpuruk setelah terkena

krisis

keuangan dan pada

(10)

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No l, Juni 2009

periode tahun penelitian ini baru akan mengalami

peningkatan

kondisi

ekonomi perusahaan. Selain

itu juga

dipengaruhi oleh kejadian ekonomi makro seperti keanikan

BBM, PEMILU 2004, maupun isu-isu

mengenai serangan

teroris

sehingga dapat mengurangi kepercayaan

invetor atau institusi

asing

yang

menanamkan modalnya di perusahaan Indonesia.

Selain

itu

sampel penelitian

ini

kebanyakan merupakan perusahaan menengah ke bawah,

hal ini

menyebabkan banyak institusi yang kurang berminat untuk menanamkan saham

institusi di

perusahaan tersebut. Pembahasan

ini di

dukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Miswanto (1999)

menemukan

bahwa besar kecilnya

perusahaan mempengaruhi

risiko

bisnis. Penelitiannya menemukan

bukti

empiris bahwa perusahaan kecil memiliki

risiko

dan return yang lebih tinggi di banding perusahaan besar.

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

nilai

perusahaan dapat

dilihat

dalam tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3

Pengaruh Kepemilikan

Manajerial

terhadap

Nilai

Perusahaan

MVE :

a +

plMO

+ F2FZ+ p3MOFZ + e

Denendent

Variable: MVE?

Variable Coefficient t-Statistic MO?

ll.t7

622

t.t87209

FZ? 0.112576

**

2.011304

IIJ4OFZ? 0.901984 t.231121

Ket :

*x a:5

Yo, df

: l6l,

t-tabel

:

1,65

Berdasarkan tabel

3 di

atas,

terlihat

ukuran perusahaan berpengaruh langsung terhadap

nilai

perusahaan, tetapi ukuran perusahaan

ini

tidak menjadi variabel pemoderasi (karena

tidak

signifikan). Kepemilikan Manajerial

(MO), dan

variabel moderasi

MOFZ tidak

berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan

(MVE).

Tetapi variabel independen ukuran perusahaan

(FZ)

berpengaruh dan signifikan.terhadap

nilai

perusahaan

(MVE). Hal ini

menjelaskan

bahwa kepemilikan manajerial (MO) tidak

berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan setelah ditambah variabel moderasi lOFZ,berarti variabel moderasi IOFZ tidak

terbukti

berpengaruh meningkatkan

nilai

perusahaan,

justru

membuat hubungan antara kepemilikan manajerial dan

nilai

perusahaan menjadi lemah. Sedangkan

nilai

perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian

ini tidak

mendukung penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) bahwa

kepemilikan manajerial secara langsung dan atau melalui keputusan

pendanaan berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan. Serta penelitian Iturriaga dan Sanz (1998) yang menyatakan

bahwa

hubungan

struktur kepemilikan manajerial dan nilai

perusahaan merupakan hubungan non-monotonlk. Hubungan non-monotonift

timbul

karena adanya

insentif yang di miliki

manajer

dan

mereka berusaha

untuk

melakukan pensejajaran kepentingan dengan outsider ownership dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka

jika nilai

perusahaan meningkat

juga

mencerminkan bahwa perusahaan

relatif

lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba di banding perusahaan dengan total asset

(11)

Penoaruh Ownership StructureTerhadao Nilai Perusahaan Denqan .... Hendrik Wiiava dan Umi Murtini

yang kecil (lndriani, 2005) dalam Daniati dan Suhairi (2006). Persamaan regresi 2

ini nilai FZ

nya terbukti signifikan sebesar

5

Yo tetapi variabel moderasi

}IOFZ di

persamaan

ini

membuktikan bahwa variabel moderasi IldOFZ memberikan pengaruh yang

lebih

lemah terhadap

nilai

perusahaan

(MVE)

pada persamaa

2.

sehinggapada persamaan

2 ini

dapat disimpulkan

bahwa nilai

moderasi

MOFZ tidak terbukti

berpengaruh terhadap nilai perusahaan justru malah memperlemah nilai perusahaan.

Dari pembahasan

di

atas dapat disimpulkan bahwa Struktur Kepemilikan

(IO

dan

MO)

dengan di tambahkannya variabel pemoderasi

Firm

Size tidak ternukti mempengaruhi

nilai

perusahaan. Berarti variabel pemoderasi

Firm

Size terbukti memperlemah pengaruh antara

IO

dan

MO

terhadap

nilai

perusahaan. Akibatnya

IO

dan

MO

bukan merupakan

faktor penentu seorang investor di dalam memilih

perusahaan

yang akan

di investasikannya.

Jika

di

lihat dari karakteristik investor di lndonesia sendiri bahwa banyak investor

di

Indonesia merupakan investor yang bersifat jangka pendek yang hanya melihat peluang investasi

di

bursa saham hanya dari capital

gain

suatu saham perusahaan tertentu untuk kepentingan jangka pendek investor

itu

sendiri untuk memperoleh keuntungan dari selisih dari harga saham suatu perusahaan.

SIMPULAN DAN

SARAN

Berdasarkan

hasil analisis maka Struktur kepemilikan (Managerial Ownership

dan

Institutional

Ownership)

tidak

berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan dengan

firm

size

sebagai variabel pemoderasinya tidak terdukung.

Untuk lebih

sempurnanya penelitian berikutnya maka disarankan kepada peneliti untuk:

a.

Menggunakan periode tahun yang lebih pendek, misal hanya 5 periode tahun, agar dapat melihat pengaruhnya lebih jelas atau menggunakan data LQ45.

b.

Dilakukan pemisahan perusahaan antara perusahaat yang besar dan yang kecil, agar pengaruhnya lebih terlihat

c.

Memasukkan

variabel

pemoderasi

atau variabel kontrol yang lain

seperti pertumbuhan (growth), utang, profitabilitas, risiko, dan pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukri, 2001, Hubungan Antara Kepemilikan Manajerial, Srtuktur Modal dan Kebijakan

Dividen:

Suatu

Analisis

Simultan,

Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, BPFE, Universitas Gadjah Mada

Aritonang,

Eko

Ronald, 2007,

Skripsi

Unpublish, Pengaruh Kepemilikan lnstitusional, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Utang, Universitas

Kristen

Duta

Wacana, Yogyakarta.

(12)

Jumal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No 1, Juni 2009

Awat, Napa. J, 1995, Metode Statistik dan Ekonometi, Liberty, Yogyakarta.

Bernhart, SW and Rosenstein S, 1998, Board composition Managerial Ownership and Firm Performance: An empirical Analisys, Financial Review.Yol33.

p.l-16

Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006, Pengaruh Kandungan lnformasi Komponen Arus Kas, Laba

Kotor,

Dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham

,

(Jniversitas Andalas.

Faizal, 2004,

Analisis

Agency Cosr, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance, Desember, Simpos ium Nasional Akuntans

i, l9l

-208.

Ghozali, lmam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Ghozali, lmam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hastuti, Theresia

Dwi,

2005, Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan

Dengan

Kinerja

Keuangan

; Studi

Kasus Pada Perusahaan Yang Listing

Di

BEJ, September, Simposium Nasional Akuntansi,238-246.

Jensen, MC and Meckling,

WH,

1976, Theory

of

The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial and Economics,

Vol

3, p. 305 - 360

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.

Karina, Ant,

2007,

Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Agency Costs.

Kim, Fui, 2008, Skripsi Unpublish, Pengaruh Institutional dan Insider Ownership Terhadap

Nilai

Perusah aan", U n iv ers it as Kr i s t en Du ta W a c an a, Y o gy akarta.

Naimah, Zahroh dan Siddharta Utama, 2006, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba dan Kefisien Respon

nilai Buku

Ekuitas

: Studi

Pada Perusahaan manufaktur

di

Bursa

Efek

Jakarta, Simpo s ium N as ional Akuntas i.

Putri,

Imanda Firmantyas

dan

Mohammad

Nasir, 2006, Analisis

Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan lnstitusional, Risiko, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan, Agustus, Simposium Nasional Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Siallagan, Hamongan dan Mas'ud Machfoedz, 2006, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba, dan

Nilai

Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setyapumama,

Yudi

Santara dan

A.M. Vianey Norpratiwi,

2003, Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi dan Yield

Obligasl

Taswan,

2003, Analisis

Pengaruh

Insider

Ownership, Kebijakan Hutang

dan

Dividen Terhadap

Nilai

Perusahaan serta Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhinya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, BPFE, Universitas Gadjah Mada

Wahidahwati, 2002, Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan Kepemilikan lnstitusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency, Jurnal Riset Akuntqnsi Indonesia,

IAI

Kompertemen Akuntasi Pendidik

(13)

pengaruh OraaersrlD SfruclureTerhadap Nilai Perusahaan Dengan ..., Hendrik Wijaya dan Umi Murtini

Wardhani, Ratna,

2006,

Mekanisme

Corporate

Governance

Dalam

Perusahaan Yang

Mengalami

Permasalahan Keuangan,

Agustus,

Simposium

Nasional

Akuntansi, Universitas Indonesia, J akarta.

weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham, 1994, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

Jllid2,

Edisi Kesemb llan, E rl angga; I akarta.

Referensi

Dokumen terkait

Atraksi wisata tersebut yaitu Monumen Bhuana Kerta yang merupakan salah satu monumen sejarah terbentuknya Kabupaten Buleleng, pura-pura yang di kelola Desa maupun